Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN JIWA 1

ASUHAN KEPERERAWATAN SEHAT JIWA ANAK

USIA SEKOLAH

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5

DIANA NURLIN RENE

ADHE CRESYA

JULIA ELEEUW

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES GRAHA EDUKASI
MAKASSAR
2019
PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yanh Maha Esa, kami panjatkan puja dan puji

syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Berkatnya pada kami, sehingga

kami dapat menyelesaikan askeb yang berjudul “ASUHAN KEPERERAWATAN SEHAT

JIWA ANAK USIA SEKOLAH’’

Kami menyadari penuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun

bahasanya maupun segilainnya. Oleh karenaitu dengan lapang dada dan tangan

terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan

kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki TUGAS kami di kemudian hari.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR .................................................................................ii

DARTAR ISI...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................1

C. Tujuan Penulisan...........................................................................1

D. Manfaat Penulisan........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian ANAK USIA SEKOLAH..............................................3

B. MANIFESTASI KELINIS ..............................................................3

C. Asuhan keperawatan ………………………….……………………..4

D. Intervensi keperawatan ...............................................................7

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ......................................................................................16

B. Saran ...........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang

secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Menurut UU

No. 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, yang dimaksud anak adalah

seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah menikah.

Saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun, tetapi berumur

18 tahun, seperti yang ditulis Hurlock (1980) masa dewasa dini dimulai umur

18 tahun.

Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga

sesuai dengan kelompok usia, yaitu: usia 2-5 tahun disebut usia prasekolah;

usia 6-12 tahun sisebut usia sekolah; dan usia 13-18 tahun disebut usia

remaja. Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-

kanak sejak usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh

kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian

sosial anak.

Selama pertengahan tahun masa kanak-kanak ini, dasar-dasar untuk

peran dewasa dalam pekerjaan, rekreasi, dan interaksi sosial terbentuk.

Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam


ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi

lebih baiak dalam berbagai hal; misalnya, mereka dapat berlari lebih cepat

dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

Sekolah dan rumah mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

membutuhkan penyesuaian dengan orang tua dan anak, anak harus belajar

menghadapi peraturan dan harapan yang dituntut oleh sekolah dan teman

sebaya. Orang tua harus membiarkan anak-anak membuat keputusan

menerima tanggung jawab dan belajar dari pengalaman kehidupan.

Saat anak melalui penyesuaian ini, perawat membantu meningkatkan

kesehatannya. Hal ini dilakukan dengan membantu orang tua dan anak

mengidentifikasi stresor potensial dan merancang intervensi untuk

meminimalkan stres dan respons stres anak. Intervensi melibatkan orang tua,

anak dan guru untuk mencapai keberhasilan yang maksimal.

B.     Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :

a.  Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan keluarga.

b.  Untuk mengetahui tentang konsep tugas perkembangan keluarga dengan

anak usia sekolah

c.  Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan yang diberikan pada

keluarga dengan anak usia sekolah.


C.    Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini diharapkan Mahasiswa di Jurusan

Keperawatan mendapat informasi tentang landasan teori asuhan

keperawatan pada keluarga dengan anak usia sekolah.


BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.  Definisi

Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak

masuk sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir

masa kanak-kanak yaitu 12 tahun. Langkah perkembangan selama anak

mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan

psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai hal,

misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai

perkembangan kecakapan dan daya tahannya.

B.  Perkembangan Usia Sekolah

1.    Perkembangan Biologis

Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk

tinggi badan dan meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia

tersebut, anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh.

Anak laki-laki cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak

lebih cepat perkembangannya daripada otot.

2.    Perkembangan Psikososial

Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase

laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa

prasekolah dan mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung


membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman sebaya, juga banyak

bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui

media. Menurut Erikson, perkembangan psikososialnya berada dalam tahap

industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau menguasai

keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial, memiliki keinginan untuk

mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang merupakan tahap

industri. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.

3.    Temperamen

Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor

terpenting dalam perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan

anak mudah bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat

temperamental sering muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat

besar untuk mengendalikannya.

4.    Perkembangan Kognitif

Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu

anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol.

Selama periode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat

dengan pesat dan memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi, dan

pengalaman yang dijumpainya.

5.    Perkembangan Moral

Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh

Kohlberg berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai
belajar tentang peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan

merasa bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah diterimanya

6.    Perkembangan Spiritual

Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau

nyata daripada belajar tentang “God”. Mereka mulai tertarik terhadap surga

dan neraka sehingga cenderung melakukan atau mematuhi peraturan,

karena takut bila masuk neraka.

7.    Perkembangan Bahasa

Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari

berbagai pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan

pengucapan mengalami penurunan karena selama mencari pengalaman

anak telah mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu

mengucapkannya dengan benar.

8.    Perkembangan Sosial

Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai

dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya

keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.

9.    Perkembangan Seksual

Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman

terlebih guru dan pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan

penampilan, pakaian, dan bahkan gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya.

Kecenderungan pada usia ini, anak mengembangkan minat-minat yang


sesuai dengan dirinya. Disini, peran orang tua sangat penting untuk

mempersiapkan anak menjelang pubertas.

10.     Perkembangan Konsep Diri

Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan

dengan orang tua, saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak

membentuk konsep diri ideal, seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita

khayal, sandiwara, film, tokoh nasional atau dunia yang dikagumi, untuk

membangun ego ideal yang menurut Van den Daele berfungsi sebagai

standar perilaku umum yang diinternalisasi.

C.  Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah

Tahap Siklus Kehidupan Tugas-Tugas Perkembangan

Keluarga Keluarga
1.      Mensosialisasikan anak-anak,

termasuk meningkatkan prestasi

sekolah dan mengembangkan

hubungan dengan teman sebaya

Keluarga dengan anak usia sekolah yang sehat.

2.      Mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan.

3.      Memenuhi kebutuhan kesehatan

fisik anggota keluarga


Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988), Duvall dan Miller (1985)
D.  Masalah Anak Usia Sekolah

1. Bahaya Fisik

a.    Penyakit

1) Penyakit palsu/khayal untuk menghindari tugas-tugas yang menjadi

tanggung jawabnya

2) Penyakit yang sering dialami adalah yang berhubungan dengan

kebersihan diri

b.    Kegemukan

Bahaya kegemukan yang dapat terjadi :

1) Anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan

kesempatan untuk keberhasilan social

2) Teman-temannya sering mengganggu dan mengejek sehingga anak

menjadi rendah diri

c.  Kecelakaan

Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan sering dianggap

sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan bahayanya bagi

psikologisnya sehingga anak merasa takut dan hal ini dapat berkembang

menjadi rasa malu yang akan mempengaruhi hubungan sosial

d. Kecanggungan

Anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya bila

muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri

e. Kesederhanaan
Hal ini sering dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa memandangnya

sebagai perilaku kurang menarik sehingga anak menafsirkannya sebagai

penolakan yang dapat mempengaruhi konsep diri anak

2.  Bahaya Psikologis

a.    Bahaya dalam berbicara

Ada 4 (empat) bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak-

anak usia sekolah yaitu :Kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat

tugas-tugas di sekolah dan menghambat komunikasi dengan orang lain.

1) Kesalahan dalam berbicara, cacat dalam berbicara (gagap) akan

membuat anak jadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu

saja

2) Anak yang kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan

dilingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk

berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbed

3) Pembicaraan yang bersifat egosentris, mengkritik dan merendahkan

orang lain, membual akan ditentang oleh temannya

b.    Bahaya emosi

Anak akan dianggap tidak matang bila menunjukan pola-pola emosi yang

kurang menyenangkan seperti marah yang berlebihan, cemburu masih

sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain

c. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan

kesempatan untuk mempelajari permainandan olah raga untuk menjadi

anggota kelompok, anak dilarang berkhayal, dilarang melakukan kegiatan

kreatif dan bermain akan menjadi anak penurut yang kaku.

d.   Bahaya dalam konsep diri

Anak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak

puas terhadap diri sendiri dan tidak puas terhadap perlakuan orang lainbila

konsep sosialnya didasarkan pada pelbagai stereotip, anak cenderung

berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.

Karena konsepnya berbobot emosi dan cenderung menetap serta terus

menerus akan memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak

e.    Bahaya moral

Bahaya umum diakitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku

anak-anak :

1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau

berdasarkan konsep-konsep media massa tentang benar dan salah

yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa

2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas

perilaku

3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang

sebaiknya dilakukan

4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak


5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu

memuaskan sehingga menjadi perilaku kebiasaan

6) Tidak sabar terhadap perilaku orang lain yang salah

f.     Bahaya yang menyangkut minat

Bahaya yang dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak :

1) Tidak berminat terhadap hal-hal yang dianggap penting oleh teman-

teman sebaya

2) Mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat

bernilai bagi dirinya, misal kesehatan dan sekolah

g.   Bahaya hubungan keluarga

Kondisi-kondisi yang menyebabkan merosotnya hubungan keluarga :

1) Sikap terhadap peran orang tua, orang tua yang kurang

menyukai peran orang tua dan merasa bahwa waktu, usaha dan

uang dihabiskan oleh anak cenderung mempunyai hubungan

yang buruk dengan anak-anaknya

2) Harapan orang tua, kritikan orang tua pada saat anak gagal

dalam melaksanakan tugas sekolah dan harapan-harapan

orang tua maka orang tua sering mengkritik, memarahi dan

bahkan menghukum anak

3) Metode pelatihan anak, disiplin yang otoriter pada keluarga

besar dan disiplin lunak pada keluarga kecil yang keduanya

menimbulkan pertentangan dirumah dan meyebabkan


kebencian pada anak. Disiplin yang demokratis biasanya

menghasilkan hubungan keluarga yang baik.

4) Status sosial ekonomi, bila anak merasa benda dan rumah

miliknya lebih buruk dari temannya maka anak sering

menyalahkan orang tua dan orang tua cenderung membenci hal

itu

5) Pekerjaan orang tua, pandangan mengenai pekerjaan ayah

mempengaruhi persaan anak dan bila ibu seorang karyawan

sikap terhadap ibu diwarnai oleh pandangan teman-temannya

mengenai wanita karier dan oleh banyaknya beban yang harus

dilakukan di rumah.

6) Perubahan sikap kepada orang tua, bila orang tua tidak sesuai

dengan harapan idealnya anak, anak cenderung bersikap kritis

dan membandingkan orang tuanya dengan orang tua teman-

temannya.

7) Pertentangan antar saudara, anak-anak yang merasa orang

tuanya pilih kasih terhadap saudara-saudaranya maka anak

akan menentang orang tua dan saudara yang dianggap

kesayangan orang tua

8) Perubahan sikap terhadap sanak keluarga, anak-anak tidak

menyukai sikap sanak keluarga yang terlalu memerintah atau


terlalu tua dan orang tua akan memarahi anak serta sanak

keluarga membenci sikap sianak

9) Orang tua tiri, anak yang membenci orang tua tiri karena

teringat orang tua kandung yang tidak serumah akan

memperlihatkan sikap kritis, negativitas dan perilaku yang sulit.

E.  Konsep Asuhan Keperawatan

1.    Pengkajian

a.  Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi

askep keluarga)

b. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah

1) Identitas anak

2) Riwayat kehamilan dan persalinan

3) Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini

4) Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)

5) Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan

yang telah dicapai)

6) Pemeriksaan fisik

c.      Lengkapi dengan pengkajian fokus

1) Bagaimana karakteristik teman bermain

2) Bagaimana lingkungan bermai

3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah


4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah

sarana yang dimilikiny

5) Bagaimana temperamen anak saat in

6) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang

7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak

8) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat in

9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah

10) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekola

11) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah

saat bermai

12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa in

13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya

14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya

15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

2.    Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :

a. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat

tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai usia anak

b. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada

lima tugas keluarga yang bertujuan agar keluarga memahami dan

memfasilitasi perkembangan anak.


Masalah yang dapat digunakan dalam merumuskan diagnosa

keperawatan pada keluarga dengan anak usia sekolah yaitu :

a.    Masalah aktual/risiko

1) Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh

2) Menarik diri dari lingkungan sosial

3) Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah

4) Mudah dan Sering marah

5) Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang

dibebankan

6) Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga

7) Keengganan melakukan kewajiban agama

8) Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal

9) Gangguan komunikasi verba

10) Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang

digunakan untuk bermain

11) Nyeri (akut/kronis)

12)Trauma atai cedera pada sistem integumen dan gerak

b.    Potensial atau sejahtera

1) Meningkatnya kemandirian anak

2) Peningkatan daya tahan tubuh

3) Hubungan dalam keluarga yang harmonis

4) Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya


5) Pemeliharaan kesehatan yang optimal

3.    Perencanaan

a.    Aktual

Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga merawat anak yang sakit

Tujuan :

Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang

adekuat

Intervensi :

1) Diskusikan tentang tugas keluarga

2) Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat

anggota keluarga sa

3) Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga

4) Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap

upaya pertolongan yang telah dilakukan

5) Ajarkan cara merawat anak dirumah

6) Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga

b.    Risiko/risiko tinggi

Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya

Tujuan :

Ketidakharmonisan keluarga menurun


Intervensi :

1) Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga

2) Diskusikan tentang tugas perkembangan kelua

3) Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus

dijalani

4) Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak

5) Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau

menyelesaikan masala

6) Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah

7) Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau

mampu membaut alternatif

c.    Potensial atau sejahtera

Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga

Tujuan :

Hubungan yang harmonis.dapat dipertahankan

Intervensi :

1) Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada

keluarga

2) Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian

atas kemampuannya
3) Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak

usia sekola

4) Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa

menimbulkan masalah

4.    Evaluasi

Evaluasi didasarakan pada tujuan yang hendak dicapai mengacu pada

kriteria hasil yang telah ditetapkan. Perawat selalu memberi kesempatan

pada keluarga untuk menilai keberhasilannya kemudian arahkan sesuai

dengan tugas perkembangan keluarga dibidang kesehatan.


BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir dari masa kanak-kanak

sejak usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi

yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial

anak.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini ialah mensosialisasikan

anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan

hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan

yang memuaskan dan memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota

keluarga.

Adapun pengkajian yang dilakukan pada keluarga dengan anak usia

sekolah adalah meliputi: Identitas, riwayat dan tahap perkembangan

keluarga, lingkungan, Struktur keluarga, fungsi keluarga, penyebab masalah

keluarga dan koping yang dilakukan keluarga, identitas anak, riwayat

kehamilan sampai kelahiran, riwayat kesehatan bayi sampai saat ini,

kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari), pertumbuhan dan

perkembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai), dan

pemeriksaan fisik
B.       Saran

Bagi mahasiswa, diharapkan sebagai perawat nantinya bisa

mengaplikasikan ilmu ini atau menerapkannya dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga dengan baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai