Anda di halaman 1dari 19

STRATEGI PELAKSAAN

Inisial px :Ny.U Hari/tanggal/jam: Sabtu/02 Maret 2019/08.00


NO CM : 00xxxx Interaksi ke :1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
DS :
- Pasien mengatakan bingung karna mendengar ada mengajak pasien
berkelahi.
- Pasien mengatakan pernah memukul teman sekamar.
DO :
- Pasien tampak melamun
- Pasien kooperatif
- Tatapan mata pasein tajam
- Suara pasien keras saat berbicara
2. Diagnosis
- Halusinasi
- Resiko perilaku kekerasan

3. Tujuan
- Melakukan implementasi SP 1 Halusinasi
- Melakukan implementasi SP 1 RPK

4. Tindakan keperawatan
SP 1 : Halusinasi
- Bina hubungan saling percaya dengan prinsip terapeutik
- Diskusikan tentang jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi dan respon
halusinasi.
- Menjelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-cakap,
melakukan kegiatan.
- Melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
- Memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien
SP 1 : Resiko Perilaku Kekerasan
- Mendiskusikan bersama klien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan
yang lalu
- Mendiskusikan perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan
- Mendiskusikan bersama klien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
pada saat marah
- Mendiskusikan bersama klien akibat perilakunya
- Mendiskusikan bersama klien cara mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik

B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan


1. Fase orientasi
a. Salam terapetik
“assalamalaikum, selamat pagi Ibu, nama saya L, senang di panggil L,
saya mahasiswa dari universitas muhammadiyah banjarmasih yang
berdinas disini dari jam 08.00 sampai jam 14.00, saya yang akan
merawat Ibu dirumah sakit ini, nama Ibu siapa dan senang di panggil
apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Ny.U hari ini, apakah ada keluhan?
c. Kontak
- Topik : “Ny.U hari ini kita akan membicarakan keadaan Ibu”
- Tempat : “ Ny.U maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana
kalau disini?”
- Waktu : “Ny.U mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”.

2. Fase kerja
Halusinasi :
”Apakah Ny.U mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan
suara itu?””Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan
yang paling sering Ny.U dengar suara? Berapa kali sehari Ibu alami? Pada
keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”Apa yang
Ny.U rasakan pada saat mendengar suara itu?” ”Apa yang Ny.U lakukan
saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang?
Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu
muncul? ”Ny.U , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.
Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-
cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal,
dan yang ke empat minum obat dengan teratur.” ”Bagaimana kalau kita
belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”. ”Caranya sebagai berikut:
saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi saya tidak mau
dengar,, Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba Ibu peragakan! Nah begit,,, bagus!
Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa”.

RPK :
“Apa yang menyebabkan Ny.U marah?, Apakah sebelumnya Ny.U pernah
marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? “Pada
saat penyebab marah itu ada, seperti Ny.U saat dirumah dan ayah Ibu
datang marah-marah (misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang Ibu
rasakan?” “Apakah Ibu merasakan kesal kemudian dada Ibu berdebar-
debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang Ibu lakukan?. Apa kerugian cara yang Ibu lakukan?

Maukah Ibu belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa


menimbulkan kerugian?” ”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan,
pak. Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik
disalurkan rasa marah.” ”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar
satu cara dulu?” ”Begini Ny.U, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Ny.U
rasakan maka Ny.U berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui
mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, Ny.U sudah bisa melakukannya.
Bagaimana perasaannya?” “Nah, sebaiknya latihan ini Ibu lakukan secara
rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul Ibu sudah terbiasa
melakukannya”.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Ibu A, bagaimana perasaan Ny.U setelah kita membicarakan tentang
keadaan Ibu?”
b. Evaluasi objektif
“Ibu, apakah Ibu Masih ingat apa yang kita bicarakan tadi, coba sekarang
Ibu mengulanginya”
c. Rencana tindak lanjut
“Nah saya sudah mengajarkan cara mengenali halusinasi, cara
mengontrol marah jadi kalau suara-suara tertentu atau Ibu melihat
sesuatu Ibu sudah dapat mengetahuinya, atau Ibu ada mau marah dapat
melakukan teknik nafas dalam. Nah sekarang kita mengisi di buku harian
Ibu tentang yang saya ajari, ingat-ingat pak ya”
d. Kontak yang akan datang
- Topik : “Ibu bagaimana kalau besok kita berbicara lagi, kita akan
belajar lagi cara mengontrol halusiansi dan mengontrol marah?”
- Tempat :“ Ibu maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana kalau
disini?”
- Waktu : “Ibu mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”
STRATEGI PELAKSAAN

Inisial px :Ny.U Hari/tanggal/jam : Sabtu/02 Maret/14.00


NO CM : 00xxxx Interaksi ke :2

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
DS :
- Pasien mengatakan hari ini tidak ada mendengar suara yang
mengajaknya berkelahi
- Pasien mengatakan perasaannya baik-baik saja tidak ada rasa ingin
marah.
DO :
- Pasien tampak melamun
- Pasien kooperatif
- Tatapan mata pasein tajam
- Suara pasien keras saat berbicara
- Emosi pasien stabil
2. Diagnosis
- Halusinasi
- Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
- Melakukan implementasi SP 1.3 Halusinasi
- Melakukan implementasi SP 1.3 RPK
4. Tindakan keperawatan
SP 1.3 : Halusinasi
- Bina hubungan saling percaya dengan prinsip terapeutik
- Melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
- Memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien
SP 1.3 : Resiko Perilaku Kekerasan
- Mengontrol pk dengan cara latihan fisik : tarik nafas dalam dan pukul
kasur dan bantal.
- Memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien
B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapetik
“assalamalaikum, selamat siang Ibu, bagaimana perasaannya hari ini,
apakah suara dan bayangan masih muncul? Apakah sudah pakai cara
yang saya latih? Apakah suara atau bayangan berkurang?
d. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaanNy.U hari ini, apakah ada keluhan? Apakah Ibu
Masih ingat dengan saya? “
e. Kontak
- Topik : “Ny.U seperti janji kita kemaren kita akan membicarakan
keadaan
Ibu”.
- Tempat : “ Ny.U maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana
kalau disini?”
- Waktu : “Ny.U mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”.
2. Fase kerja
Halusinasi :
”Apakah Ny.U mendengar suara tanpa ada wujudnya hari ini? Bagaimana
kalau hari ini kita mengulang cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik”. saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi saya
tidak mau dengar,, Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba Ibu peragakan! Nah
begitu,,, bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa”.
RPK :
“ apakah hari ini ada yang membuat Ny.U, bagaimana kalau hari ini kita
mengulang cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik : tarik
nafas dalam, memukul kasur dan bantal” ”Begini Tn. A, kalau tanda-tanda
marah Ny.U rasakan maka Tn.M berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan,
dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, Ny.U sudah bisa
melakukannya. Kemudian jika rasa marah itu masih ada maka pukul kasur
atau bantal. Iya Bagus Ibu. Bagaimana perasaannya?” “Nah, sebaiknya
latihan ini Ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah
itu muncul Ibu sudah terbiasa melakukannya”.
3. Fase terminasi
b. Evaluasi subjektif
“Ibu A, bagaimana perasaan Ny.U setelah kita latihan menghardik dan
latihan fisik?”
c. Evaluasi objektif
“Ibu, apakah Ibu Masih ingat apa yang kita bicarakan tadi, coba sekarang
Ibu mengulanginya”
d. Rencana tindak lanjut
“Nah saya sudah mengajarkan cara mengenali halusinasi, cara
mengontrol marah jadi kalau suara-suara tertentu atau Ibu melihat
sesuatu Ibu sudah dapat mengetahuinya, atau Ibu ada mau marah dapat
melakukan teknik nafas dalam. Nah sekarang kita mengisi di buku harian
Ibu tentang yang saya ajari, ingat-ingat pak ya”
e. Kontak yang akan datang
- Topik : “Ibu bagaimana kalau besok kita berbicara lagi, kita akan
belajar lagi cara mengontrol halusiansi dan mengontrol marah?”
- Tempat :“ Ibu maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana kalau
disini?”
- Waktu : “Ibu mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”
STRATEGI PELAKSAAN

Inisial px :Ny.u Hari/tanggal/jam : Kamis/07 Maret/10.00


NO CM : 00xxxx Interaksi ke :3

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
DS :
- Pasien mengatakan hari ini tidak ada mendengar suara yang
mengajaknya berkelahi
- Pasien mengatakan perasaannya baik-baik saja tidak ada rasa ingin
marah.
DO :
- Pasien tampak melamun
- Pasien kooperatif
- Tatapan mata pasein tajam
- Suara pasien keras saat berbicara
- Emosi pasien stabil
2. Diagnosis
- Halusinasi
- Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
- Melakukan implementasi SP 1.3 Halusinasi
- Melakukan implementasi SP 1.3 RPK
4. Tindakan keperawatan
SP 1.3 : Halusinasi
- Bina hubungan saling percaya dengan prinsip terapeutik
- Melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
- Memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien
SP 1.3 : Resiko Perilaku Kekerasan
- Mengontrol pk dengan cara latihan fisik : tarik nafas dalam dan pukul
kasur dan bantal.
- Memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien
B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapetik
“assalamalaikum, selamat siang Ibu, bagaimana perasaannya hari ini,
apakah suara dan bayangan masih muncul? Apakah sudah pakai cara
yang saya latih? Apakah suara atau bayangan berkurang?
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaanNy.U hari ini, apakah ada keluhan? Apakah Ibu
Masih ingat dengan saya? “
c. Kontak
- Topik : “Ny.U seperti janji kita kemaren kita akan membicarakan
keadaan
Ibu”.
- Tempat : “ Ny.U maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana
kalau disini?”
- Waktu : “Ny.U mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”.
2. Fase kerja
Halusinasi :
”Apakah Ny.U mendengar suara tanpa ada wujudnya hari ini? Bagaimana
kalau hari ini kita mengulang cara mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik”. saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu bilang, pergi saya
tidak mau dengar,, Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba Ibu peragakan! Nah
begitu,,, bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa”.
RPK :
“ apakah hari ini ada yang membuat Ny.u, bagaimana kalau hari ini kita
mengulang cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik : tarik
nafas dalam, memukul kasur dan bantal” ”Begini Ny.u, kalau tanda-tanda
marah Ny.U rasakan makaNy.u berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan,
dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, Ny.U sudah bisa
melakukannya. Kemudian jika rasa marah itu masih ada maka pukul kasur
atau bantal. Iya Bagus Ibu. Bagaimana perasaannya?” “Nah, sebaiknya
latihan ini Ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah
itu muncul Ibu sudah terbiasa melakukannya”.
3. Fase terminasi
1. Evaluasi subjektif
“Ibu A, bagaimana perasaan Ny.U setelah kita latihan menghardik dan
latihan fisik?”
2. Evaluasi objektif
“Ibu, apakah Ibu Masih ingat apa yang kita bicarakan tadi, coba sekarang
Ibu mengulanginya”
3. Rencana tindak lanjut
“Nah saya sudah mengajarkan cara mengenali halusinasi, cara
mengontrol marah jadi kalau suara-suara tertentu atau Ibu melihat
sesuatu Ibu sudah dapat mengetahuinya, atau Ibu ada mau marah dapat
melakukan teknik nafas dalam. Nah sekarang kita mengisi di buku harian
Ibu tentang yang saya ajari, ingat-ingat pak ya”
4. Kontak yang akan datang
- Topik : “Ibu bagaimana kalau besok kita berbicara lagi, kita akan
belajar lagi cara mengontrol halusiansi dan mengontrol marah?”
- Tempat :“ Ibu maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana kalau
disini?”
- Waktu : “Ibu mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”
STRATEGI PELAKSAAN

Inisial px :Tn. A Hari/tanggal/jam : Kamis/07 Maret 2019/14.00


NO CM : 00xxxx Interaksi ke :4

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
DS :
- Pasien mengatakan hari ini tidak ada mendengar suara yang
mengajaknya berkelahi
- Pasien mengatakan perasaannya baik-baik saja tidak ada rasa ingin
marah.
DO :
- Pasien tampak melamun
- Pasien kooperatif
- Tatapan mata pasein tajam
- Suara pasien keras saat berbicara
- Emosi pasien stabil
2. Diagnosis
- Halusinasi
- Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
- Melakukan implementasi SP 1.3 Halusinasi
- Melakukan implementasi SP 1.3 RPK
4. Tindakan keperawatan
SP 1.3 : Halusinasi
- Bina hubungan saling percaya dengan prinsip terapeutik
- Melatih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
- Memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien
SP 1.3 : Resiko Perilaku Kekerasan
- Mengontrol pk dengan cara latihan fisik : tarik nafas dalam dan pukul
kasur dan bantal.
- Memasukan dalam jadwal kegiatan harian pasien
B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapetik
“assalamalaikum, selamat siang Ibu, bagaimana perasaannya hari ini,
apakah suara dan bayangan masih muncul? Apakah sudah pakai cara
yang saya latih? Apakah suara atau bayangan berkurang?
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaanNy.U hari ini, apakah ada keluhan? Apakah Ibu
Masih ingat dengan saya? “
c. Kontak
- Topik : “Ny.U seperti janji kita kemaren kita akan membicarakan
keadaan
Ibu”.
- Tempat : “ Ny.U maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana
kalau disini?”
- Waktu : “Ny.U mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”.
2. Fase kerja
Halusinasi :
”Apakah Ny.U mendengar suara tanpa ada wujudnya dan melihat bayangan
hari ini? Bagaimana kalau hari ini kita mengulang cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik”. saat suara-suara itu muncul, langsung
Ibu bilang, pergi saya tidak mau dengar,, Saya tidak mau dengar. Kamu
suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba
Ibu peragakan! Nah begitu,,, bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa”.
RPK :
“ apakah hari ini ada yang membuat Ny.U, bagaimana kalau hari ini kita
mengulang cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik : tarik
nafas dalam, memukul kasur dan bantal” ”Begini Ny.U, kalau tanda-tanda
marah Ny.U rasakan maka Ny.U berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan,
dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, Ny.U sudah bisa
melakukannya. Kemudian jika rasa marah itu masih ada maka pukul kasur
atau bantal. Iya Bagus Ibu. Bagaimana perasaannya?” “Nah, sebaiknya
latihan ini Ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah
itu muncul Ibu sudah terbiasa melakukannya”.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Ibu A, bagaimana perasaan Ny.U setelah kita latihan menghardik dan
latihan fisik?”
b. Evaluasi objektif
“Ibu, apakah Ibu Masih ingat apa yang kita bicarakan tadi, coba sekarang
Ibu mengulanginya”
c. Rencana tindak lanjut
“Nah saya sudah mengajarkan cara mengenali halusinasi, cara
mengontrol marah jadi kalau suara-suara tertentu atau Ibu melihat
sesuatu Ibu sudah dapat mengetahuinya, atau Ibu ada mau marah dapat
melakukan teknik nafas dalam. Nah sekarang kita mengisi di buku harian
Ibu tentang yang saya ajari, ingat-ingat pak ya”
d. Kontak yang akan datang
- Topik : “Ibu bagaimana kalau besok kita berbicara lagi, kita akan
belajar lagi cara mengontrol halusiansi dan mengontrol marah?”
- Tempat :“ Ibu maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana kalau
disini?”
- Waktu : “Ibu mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”
STRATEGI PELAKSAAN

Inisial px :Tn. A Hari/tanggal/jam : Jum’at/08 Maret 2019/10.00


NO CM : 00xxxx Interaksi ke :5

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
DS :
- Pasien mengatakan hari ini tidak ada mendengar suara yang
mengajaknya berkelahi
- Pasien mengatakan perasaannya baik-baik saja tidak ada rasa ingin
marah.
DO :
- Pasien tampak melamun
- Pasien kooperatif
- Tatapan mata pasein tajam
- Suara pasien keras saat berbicara
- Emosi pasien stabil
2. Diagnosis
- Halusinasi
- Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
- Melakukan implementasi SP 1.4 Halusinasi
- Melakukan implementasi SP 1.4 RPK
4. Tindakan keperawatan
SP 1.4 : Halusinasi.
- Menganjurkan pasien Memasukan cara mengontrol halusinasi dengan
cara mengahardik dalam jadwal kegiatan harian pasien.
SP 1.4 : Resiko Perilaku Kekerasan
- Memasukan cara mengontrol pk dengan latihan fisik kedalam jadwal
kegiatan harian pasien.
B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapetik
“assalamalaikum, selamat siang Ibu, bagaimana perasaannya hari ini,
apakah suara dan bayangan masih muncul? Apakah sudah pakai cara
yang saya latih? Apakah suara atau bayangan berkurang?
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaanNy.U hari ini, apakah ada keluhan? Apakah Ibu
Masih ingat dengan saya? “
c. Kontak
- Topik : “Ny.U seperti janji kita kemaren kita akan membicarakan
keadaan
Ibu”.
- Tempat : “ Ny.U maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana
kalau disini?”
- Waktu : “Ny.U mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”.
2. Fase kerja
Halusinasi :
”Apakah Ny.U mendengar suara tanpa ada wujudnya dan melihat bayangan
hari ini? Bagaimana kalau hari ini kita mengulang cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik”. saat suara-suara itu muncul, langsung
Ibu bilang, pergi saya tidak mau dengar,, Saya tidak mau dengar. Kamu
suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba
Ibu peragakan! Nah begitu,,, bagus! Coba lagi! Ya bagus Ibu sudah bisa”,
sebaiknya latihan ini Ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul Ibu sudah terbiasa melakukannya, kita masukan
kedalam jadwal harian bapa ya pa”.

RPK :
“ apakah hari ini ada yang membuat Ny.U, bagaimana kalau hari ini kita
mengulang cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan fisik : tarik
nafas dalam, memukul kasur dan bantal” ”Begini Ny.U, kalau tanda-tanda
marah Ny.U rasakan maka Tn.M berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan,
dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, Ny.U sudah bisa
melakukannya. Kemudian jika rasa marah itu masih ada maka pukul kasur
atau bantal. Iya Bagus Ibu. Bagaimana perasaannya?” “Nah, sebaiknya
latihan ini Ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah
itu muncul Ibu sudah terbiasa melakukannya”. kita masukan kedalam
jadwal harian bapa ya pa”.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Ibu A, bagaimana perasaan Ny.U setelah kita mengulang cara
menghardik dan latihan fisik kita masukan kedalam jadwal harian bapa
ya pa.
b. Evaluasi objektif
“Ibu, apakah Ibu Masih ingat apa yang kita bicarakan tadi, coba sekarang
Ibu mengulanginya”
d. Rencana tindak lanjut
“Nah saya sudah mengajarkan cara menghardik halusinasi, cara
mengontrol marah jadi kalau suara-suara tertentu atau Ibu melihat
sesuatu Ibu sudah dapat mengetahuinya, atau Ibu ada mau marah dapat
melakukan teknik nafas dalam. Nah besok kita akan latihan mengontrol
halusinasi dan pk dengan obat ya pa. Nah sekarang kita mengisi di buku
harian Ibu tentang yang saya ajari, ingat-ingat pak ya”
e. Kontak yang akan datang
- Topik : “Ibu bagaimana kalau besok kita berbicara lagi, kita akan
belajar lagi cara mengontrol halusiansi dan mengontrol marah?”
- Tempat :“ Ibu maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana kalau
disini?”
- Waktu : “Ibu mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”
STRATEGI PELAKSAAN

Inisial px :Tn. A Hari/tanggal/jam : Jum’at/08 Maret 2019/14.00


NO CM : 00xxxx Interaksi ke :6

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi
DS :
- Pasien mengatakan hari ini tidak ada mendengar suara yang
mengajaknya berkelahi
- Pasien mengatakan perasaannya baik-baik saja tidak ada rasa ingin
marah.
DO :
- Pasien tampak melamun
- Pasien kooperatif
- Tatapan mata pasein tajam
- Suara pasien keras saat berbicara
- Emosi pasien stabil
2. Diagnosis
- Halusinasi
- Resiko perilaku kekerasan
3. Tujuan
- Melakukan implementasi SP 2 Halusinasi
- Melakukan implementasi SP 2 RPK
4. Tindakan keperawatan
SP 2 : Halusinasi.
- Evaluasi kegiatan mengardik. Beri pujian.
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat( 6 benar obat, jenis, guna,
dosis, frekuensi, kontinuitas minum obat)
- Jelaskan pentingnya minum obat pada gangguan jiwa.
- Jelaskan akibat jika obat tidak diminum sesuai program.
- jelaskan akibat putus obat
- Jelaskan cara berobat.
- Masukan pada jadwal kegiatan untuk minum obat. Beri pujian.
SP 2 : Resiko Perilaku Kekerasan
- Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian.
- Latih cara mengontrol pk dengan obat (6 benar obat, guna, dosisi,
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat, akibat jika obat tidak diminum
sesuai program, akibat putus obat).
- Masukan kedalam jadwal kegiatan untuk latihan fisik dan minum obat
B. Strategi komunikasi dan pelaksanaan
1. Fase orientasi
a. Salam terapetik
“assalamalaikum, selamat siang Ibu, bagaimana perasaannya hari ini,
apakah suara dan bayangan masih muncul? Apakah sudah pakai cara
yang saya latih? Apakah suara atau bayangan berkurang?
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaanNy.U hari ini, apakah ada keluhan? Apakah Ibu
Masih ingat dengan saya? “
c. Kontak
- Topik : “Ny.U seperti janji kita kemaren kita akan membicarakan
keadaan
Ibu”.
- Tempat : “ Ny.U maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana
kalau disini?”
- Waktu : “Ny.U mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”.
2. Fase kerja
Halusinasi :
”Apakah Ny.U mendengar suara tanpa ada wujudnya dan melihat bayangan
hari ini? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurangkan
suara-suaranya bagus! Bagaimana kalau hari ini kita membicarakan cara
mengontrol halusinasi dengan cara yang kedua yaitu dengan cara minum
obat secara teratur” ada 5 macam obat yang harus bapa minum secara teratur
yaitu clozapine 2 x 50 mg indikasi untuk mengurangi gangguan borderline
personality, perilaku agresif dan kasar, haloperidol 3 x 5 mg indikasi untuk
mengendalikan gerakan tubuh berulang yang tidak terkontrol, resperidone
3x 2 mg digunakan untuk menangani skizofrenia perilaku agresif dan
distruptif yang membahayakan pasien maupun orang lain, THP
(Trihexypheridil) 3 x 2 mg indikasi untuk Segala jenis penyakit parkinson,
fluxefin 20 mg 1-0-0 digunakan untuk mengatasi gejala depresi. Apakah
bapa sudah mengerti apa yang saya jelaskan tentang obat. Coba bapa
sebutkan apa saja obat yang bapa minum. Bagus. kita masukan kedalam
jadwal harian bapa ya pa”.

RPK :
“Bagaimana kalau hari ini kita membicarakan cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara yang kedua yaitu dengan cara minum obat secara
teratur” ada 5 macam obat yang harus bapa minum secara teratur yaitu
clozapine 2 x 50 mg indikasi untuk mengurangi gangguan borderline
personality, perilaku agresif dan kasar, haloperidol 3 x 5 mg indikasi untuk
mengendalikan gerakan tubuh berulang yang tidak terkontrol, resperidone
3x 2 mg digunakan untuk menangani skizofrenia perilaku agresif dan
distruptif yang membahayakan pasien maupun orang lain, THP
(Trihexypheridil) 3 x 2 mg indikasi untuk Segala jenis penyakit parkinson,
fluxefin 20 mg 1-0-0 digunakan untuk mengatasi gejala depresi. Apakah
bapa sudah mengerti apa yang saya jelaskan tentang obat. Coba bapa
sebutkan apa saja obat yang bapa minum. Bagus. kita masukan kedalam
jadwal harian bapa ya pa”.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Ibu A, bagaimana perasaan Ny.U setelah tau apa saja obat yang bapa
minum.
b. Evaluasi objektif
“Ibu, apakah Ibu Masih ingat apa yang kita bicarakan tadi, coba sekarang
Ibu mengulanginya”
c. Rencana tindak lanjut
“Nah saya sudah menjelaskan dengan bapa apa saja obat dan apa saja
kegunaan obat yang bapa minum. Nah sekarang kita mengisi di buku
harian Ibu tentang yang saya ajari, ingat-ingat pak ya”
d. Kontak yang akan datang
- Topik : “Ibu bagaimana kalau besok kita berbicara lagi, kita akan
belajar lagi tentang obat yang bapa minum?”
- Tempat :“ Ibu maunya kita berbicaranya dimana? Bagaimana kalau
disini?”
- Waktu : “Ibu mau berapa lama kita berbicara ? Bagaimana kalau
15 menit saja?”

Anda mungkin juga menyukai