BAB I
PENDAHULUAN
bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya
selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk melahirkan
dini adanya komplikasi, di sampin itu bersama keluarga memberikan bantuan dan
Partus lama merupakan persalinan yang berlangsung >24 jam pada primi
dan >18 jam pada multi. Partus lama merupakan partus yang disertai dengan
memiliki peranan penting dalam upaya untuk membuat seluruh komponen dan
Tenggara pada tahun 2012 tercatat berjumlah 1187 persalinan dengan 32 kasus
Partus Lama (2,6%). Pada tahun 2013 tercatat berjumlah 968 persalinan dengan
2
23 kasus Partus Lama (2,3%). Dan pada tahun 2014 tercatat 1010 jumlah
pada tahun 2012 sebanyak 81 kasus partus lama (6,8%) dari 1184 persalinan, Pada
tahun 2013 sebanyak 22 kasus Partus Lama (1,7%) dari 1234 persalinan, pada
tahun 2014 dari kejadian partus lama sebanyak 55 (8,6%) dari 633 persalinan.
persalinan dengan 60 kasus partus lama (18,8%). Pada tahun 2013 tercatat
berjumlah 299 persalinan dengan 53 kasus partus lama (17,7%). Dan pada tahun
2014 tercatat kasus 38 partus lama (12,7%) dari 297 persalinan. (Data Puskesmas
Lainea,2012-2014)
Dari uraian diatas, penulis tertarik meneliti dengan judul Identifikasi Ibu
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Saifuddin, 2013:180).
hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi, perubahan progresif
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses
ini di mulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang di tandai dengan
perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Ari
Sulistyawati, 2010:4).
kekuatan sendiri
2. Persalinan buatan, bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
2. Teori Oksitosin
3. Keregangan Otot–otot
2. Passanger (keadaan janin) : letak janin, posisi janin, presentase janin dan
letak plasenta
6
1. Kala I
bercampur darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai
Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase yaitu :
terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi
2. Kala II
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira – kira 2 sampai 3
menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk dalam
perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia
mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak
masuk lagi diluar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala
janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis dan dahi, muka, dan dagu
berlangsung rata – rata 1,5 jam dan pada multipara 0,5 jam.
3. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas
bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
4. Kala IV
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
plasenta yaitu pantau tanda – tanda vital ibu, tinggi fundus uteri, kandung
(Saifuddin, 2013:186).
a. Engagement
kepala masuk lewat PAP, umumnya dengan presentase biparietal (diameter lebar
yang paling panjang berkisar 8,5 cm–9,5 cm) atau 70 % pada panggul ginekoid.
Masuknya kepala pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan dan
synklitismus dan bila sutura sagitalis tidak ditengah-tengah jalan lahir disebut
b. Penurunan kepala
langsung dari his dari daerah fundus kearah daerah belakang, tekanan dari cairan
amnion, kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengedan), dan badan janin
c. Fleksi
selanjutnya. Keadaan fleksi dimana kepala janin fleksi, dagu menempel ditoraks,
posisi kepala berubah dari diameter oksipito - frontalis (puncak kepala) menjadi
kedepan atau kearah posterior disebabkan karena adanya his selaku tenaga/ gaya
pemutar serta dasar panggul bersama otot-otot dasar panggul selaku tahanan.
e. Ekstensi luar
menyebabkan perineum distensi. Pada saat ini puncak kepala berada di sympisis
10
dan dalam keadaan begini kontraksi perut ibu yang kuat mendorong kepala
f. Rotasi Luar
Setelah seluruh kepala sudah lahir terjadi putaran kepala ke posisi pada
saat engagement. Dengan demikian bahu depan dan belakang dilahirkan lebih
dahulu dan di ikuti dada, perut, bokong, dan seluruh tungkai (Asri, 2010 : 14)
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung > 24 jam pada primi dan
> 18 jam pada multi. Partus lama merupakan fase terakhir dari partus yang macet
Partus lama adalah persalinan yang sulit dan ditandai dengan kemajuan
persalinan yang tidak efektif. Istilah ini digunakan untuk mencakup kurangnya
484).
2.2.2. Etiologi
bergantung pada pengawasan selama hamil, pertolongan persalinan yang baik dan
1. Inersia uteri
Inersia uteri adalah his yang sifatnya lemah, lebih singkat dan lebih jarang
Kelemahan his timbul sejak dari permulaan persalinan. Hal ini harus
dibedakan dengan his pendahuluan yang juga lemah dan kadang – kadang menjadi
Kelemahan his yang timbul setelah adanya his yang kuat teratur dalam
Penanganan
terendah dan keadaan panggul. Kemudian buat rencana untuk menentukan sikap
dengan 12 tetes per menit, dinaikkan setiap 10–15 menit sampai 4–5 tetes
per menit.
2) Pemberian oxytocin tidak usah terus menerus, sebab bila tidak memperkuat
his setelah pemberian beberapa lama, hentikan dulu dan ibu dianjurkan
4) Bila semua his kuat tetapi kemudian terjadi inersia uteri sekunder, ibu
lemah dan partus telah berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan 18
jam pada multi, tidak ada gunanya pemberian oxyticin drips. Sebaiknya
2011:310)
CPD adalah keadaan dimana ukuran panggul yang kurang dari normal,
yaitu apabila konjugata vera kurang dari 10 cm atau diameter transversal kurang
dari 12 cm (panggul sempit) sehingga bayi tidak mampu melewati jalan lahir.
abdomen.
Penanganan
1) Partus dapat direncanakan pervaginam bila janin kecil, namun his posisi
Ketuban Pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi kurang dari 5 cm. Bila
13
periode laten terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi
yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak. Penyebab KPD masih
belum jelas, maka preventif tidak dapat di lakukan kecuali dalam menekan
infeksi.
pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan disebut periode laten atau lag
Sedangkan lamanya persalinan lebih pendek dari biasanya yaitu pada primi 10
jam dan multi 6 jam. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu IUFD, asfiksia dan
prematuritas pada janin sedangkan pada ibu yaitu partus lama dan infeksi, atonia
4. Janin Besar
Janin besar adalah bila berat badan melebihi dari 4000 gram. Frekuensi
bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang
lebih dari 4500 gram adalah 0,4%. Pada panggul normal janin dengan berat badan
akan di peroleh jika janin lebih besar dari 4500-5000 gr atau pada kepala yang
sudah keras dan pada bahu yang lebar. Apabila disproporsi sefalo atau feto-pelvis
ini di biarkan maka terjadi kesulitan baik pada ibu maupun pada janin (Mochtar,
2011: 375).
5. Letak Sungsang
kepala di fundus, dan bokong berada dibawah kavum uteri. Letak sungang juga
14
1. Letak bokong murni (frank breec) yaitu bokong yang menjadi bagian
2. Letak bokong kaki (complete breec) yaitu disamping bokong teraba kaki,
biasa disebut sebagai letak bokong kaki sempurna jika disamping bokong
teraba kedua kaki atau tidak sempurna jika disamping bokong teraba satu
kaki.
3. Letak lutut
karena bentuk rahim relative kurang lonjong, air ketuban masih banyak dan
kepala relative besar; Hidramnion karena anak mudah begerak; Plasenta previa
karena menghalagi turunnya kepala kedalam pintu atas panggul; bentuk rahim
Gejala Utama
15
a. dehidrasi
g. akhir dari persalinan lama adalah : ruptur utri imminen samapai ruptur
Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun anak.
Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya proses partus, risiko tersebut
naik dengan cepat setelah waktu 24 jam. Terdapat kenaikan pada insiden atonia
Semakin lama partus, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas janin dan
c. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit.
16
infeksi sistemik pada janin (Hary Oxorn dan William R.Forte, 2010 : 616)
Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus lama
akibat yang buruk bagi anak, bahaya tersebut lebih besar lagi apalagi kemajuan
bayi yang dilahirkan melalui proses partus yang panjang ternyata mengalami
defisiensi intelektual sehingga berbeda jelas dengan bayi-bayi yang lahir setelah
2.2.5 Penanganan
1. Perawatan Pendahuluan
c. Streptomisin 1 gr intramuscular
d. Infus cairan :
2. Pertolongan
forsep, manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, seksio
1. Partus Lama
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung > 24 jam pada primi dan
> 18 jam pada multi. Partus lama merupakan fase terakhir dari partus yang macet
2. Umur ibu
Umur ibu yang < 20 tahun yang mengalami persalinan lama, yang dikarenakan
umur muda dengan kondisi panggul sempit yang belum berkembang mencapai
dalam persalinan yang bisa mengancam jiwa ibu serta janin jika tidak segera
dengan mulainya terjadi regenerasi sel–sel tubuh terutama dalam hal ini adalah
dinding endometrium uterus akibat usia yang sudah melampaui batas reproduksi
3. Graviditas
tersebut. Tidak penting mengetahui pada usia berapa kehamilan tersebut berakhir
atau berapa jumlah bayi yang lahir dari kehamilan tersebut (Varney, 2009:523).
Jumlah total kehamilan yang telah di alami ibu tanpa memandang hasil
sehingga alat–alat reproduksi ibu belum terlalu normal. Dengan gravid >4
127).
4. Paritas
jalan lahir ke dunia luar dengan umur kehamilan lebih dari 20 minggu dan berat
janin mencapai 500 gram tanpa memperhatikan keadaan hasil konsepsi tersebut
hidup atau mati. Pada paritas yang rendah (paritas satu), ketidak stabilan ibu
mampuan ibu hamil dalam mengalami komplikasi yang terjadi selama kehamilan,
kelahiran yang dialami seorang ibu, semakin tinggi risikonya untuk mengalami
Paritas yaitu ukuran terhadap jumlah melahirkan dari seorang ibu. Telah
diketahui bahwa seringnya melahirkan atau makin banyak jumlah melahirkan dari
kehamilan maupun proses persalinan ibu dengan paritas lebih dari empast
waktu kehamilan sehat pada kehamilan 1-4, adapun lebih dari itu beresiko
5. Pendidikan
baik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Ibu hamil dengan tingkat pendidikan
ia tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukan hal yang baik bagi kehamilan
dan persalinannya.
sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya
informasi tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan
6. Pekerjaan
bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dari
pada ibu yang tidak bekerja, karena ibu yang bekerja akan lebih banyak
Umur
Graviditas
Pendidikan
Pekerjaan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1 Waktu
3.2.2 Tempat
Konawe Selatan.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin yang mengalami
partus lama terdaftar dalam buku register ruang bersalin di Puskesmas Lainea
3.3.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang pernah melahirkan
dengan partus lama yang di Puskesmas Lainea Kabuaten Konawe Selatan tahun
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang di
ambil dari buku register rawat inap ibu bersalin Di Puskesmas Lainea Kabupaten
kalkulator.
a. X= F x K (100%)
n
b.
keterangan:
k: Konstanta (100%)
1. Partus lama adalah persalinan yang berlangsung > 24 jam pada primi dan
> 18 jam pada multi. Partus lama merupakan fase terakhir dari partus yang
2. Umur adalah lamanya seorang hidup dihitung berdasarkan usia pada ulang
tahun terakhir.
Kriteria Objektif :
a. < 20 tahun
b. 20-35 tahun
Kriteria Objektif :
a. Graviditas I
b. Graviditas II
c. Graviditas III
4. Paritas adalah jumlah persalinan yang dialami oleh ibu , yang tercatat di
Kriteria Objektif :
a. Paritas I
b. Paritas II
c. Paritas III
25
5. Pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan formal yang telah di lalui oleh ibu hamil.
Kriteria obyektif:
a. SD
b. SMP
c. SMA
6. Pekerjaan
Kriteria Objektif :
a. IRT
b. PNS / SWASTA
c. Wiraswasta
26
BAB IV
pelayanan rawat inap dan rawat jalan dari beberapa puskesmas rawat inap lainnya
Karena posisi yang strategis ini maka Puskesmas Lainea menjadi jalur transit
pasien baik rawat jalan maupun rawat inap, dengan batas wilayah sebagai berikut:
luas wilayah kerja: 685,86 Km2. Kecamatan lainea 100 % Daratan dan dapat
ditempuh dengan jalur darat. Jumlah Penduduk 19.006 jiwa dari 4.536 KK Dari
Puskesmas Lainea adalah kelompok tani tradisional dengan sumber daya manusia
yang masih terbatas dengan tingkat pendapatan ekonomi yang masih rendah.
27
1. Visi
2. Misi
Kesehatan Nasional
3. Tujuan
4. Fungsi
5. Struktur Organisasi
a. Sarana Pemerintah
Posyandu : 23 Buah
Puskel : 5 Buah
c. Sarana Transportasi
Ambulance : 2 Unit
Motor : 10 Unit
d. Ketenagaan
Status Ketenagaan
No Jenis tenaga Jumlah
PNS PTT PHTT Sukarela
1 Dokter Umum 2 2 0 0 0
2 Dokter Gigi 1 1 0 0
3 Akademi Perawat 21 12 0 0 9
4 Akademi Kebidanan 0 0 0 0 0
5 Akademi Gizi 2 2 0 0 0
6 Akademi Kesling 3 3 0 0 0
7 Bidan 36 5 10 0 21
8 Perawat 4 5 0 0 10
9 Perawat Gigi 1 1 0 0 0
10 Pekarya 0 0 0 0 0
11 Laboratorium 3 1 0 0 2
12 Tenaga Administrasi 3 2 0 0 1
13 Tata Usaha 3 2 0 0 1
Jumlah Total 79 36 10 0 44
data sekunder yaitu data yang diambil dari tempat penelitian yang dikumpulkan
dari buku laporan pasien yang bersalin dengan partus lama di Puskesmas Lainea
29
Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk
penjelasan.
Berdasarkan tabel 2 diatas menunjukan bahwa dari 297 jumlah persalinan terdapat
Berdasarkan Tabel 3 di atas dari 38 kasus ibu bersalin yang mengalami partus
lama, pada umur < 20 tahun berjumlah 7 orang (18,5%), umur 20-35 tahun
berjumlah 22 orang (57,8%), dan umur > 35 tahun berjumlah 9 orang (23,7%).
Berdasarkan Tabel 4 diatas dari 38 kasus ibu bersalin yang mengalami partus
lama, ibu dengan graviditas I berjumlah 20 orang (52,6%), ibu dengan gaviditas II
berjumlah 5 orang (13,2%), ibu dengan graviditas III berjumlah 8 orang (21%),
Berdasarkan Tabel 5 diatas dari 38 kasus ibu bersalin yang mengalami partus
Berdasarkan Tabel 6 diatas dari 38 kasus ibu bersalin yang mengalami partus
orang (18,5%).
Berdasarkan Tabel 7 diatas dari 38 kasus ibu bersalin yang mengalami partus
lama, ibu dengan pekerjaan IRT berjumlah 18 orang (47,4%), ibu dengan
4.3 Pembahasan
1. Umur ibu
partus lama, pada umur < 20 tahun berjumlah 7 orang (18,5%), umur 20-35 tahun
berjumlah 22 orang (57,8%), dan umur > 35 tahun berjumlah 9 orang (23,7%).
Kejadian partus lama banyak terjadi pada umur 20-35 tahun, hal ini tidak
sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh cunningham, dimana ibu berumur <
20 tahun dan > 35 tahun dianggap beresiko dengan terhadap kelainan his. Usia <
20 tahun respon hormonal tubuh belum berfungsi maksimal oleh karna fungsi
meningkat pada kasus nulipara < 20 tahun oleh karena uterus kurang siap untuk
persalinan sebagai contoh adalah serviks belum matang. Usia > 35 tahun
menyebabkan kelainan his oleh karna adanya kemunduran fungsi dan efisiensi
menjelaskan inersia uteri dapat di ketahui dari kontraksi paling besar di fundus
dan menurun sampai paling lemah di serviks tetapi tonus atau intensitasnya sangat
buruk. Tekanan yang di hasilkan sangat sedikit mendilatasi serviks. Hal tersebut
Hal ini menunjukan bahwa umur bukanlah faktor utama yang dapat
menyebabkan partus lama, di mana partus lama dapat di sebabkan oleh kelainan
his, kelainan janin, kelainan jalan lahir, faktor penolong, faktor psikis dan ketuban
pecah dini..
2. Graviditas
partus lama, ibu dengan graviditas I berjumlah 20 orang (52,6%), ibu dengan
orang (21%), ibu dengan graviditas ≥ IV berjumlah 5 orang (13,2%). Hal penting
yang perlu diperhatikan adalah berapa kali wanita tersebut hamil bukan jumlah
persalinan lama. Hal ini disebabkan oleh penurunan elastisitas otot-otot uterus
34
gravida >4 beresiko tinggi karena terlalu sering berimplementasi sehingga alat–
alat reproduksi ibu belum terlalu normal. Dengan gravid >4 mengalami
127).
3. Paritas
(13,2%).
Partus lama terjadi pada paritas I karena adanya kelainan his dan
penurunan kepala janin. Pada multipara, dominasi fundus uteri lebih besar dengan
kontraksi lebih kuat dan dasar panggul yang lebih relaks sehingga bayi lebih
progresif menjadi semakin lama. Hal ini di duga akibat dari perubahan otot-otot
uterus atau suatu kondisi yang sering di sebut keletihan pada otot uterus (Varney,
2007:305)
35
komplikasi pada kehamilan maupun proses persalinan ibu dengan paritas lebih
reproduksi kurun waktu kehamilan sehat pada kehamilan 1-4, adapun lebih dari
4. Pendidikan
partus lama, ibu dengan pendidikan SD berjumlah 7 orang (18,5%), ibu dengan
orang (18,5%).
baik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Ibu hamil dengan tingkat pendidikan
ia tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukan hal yang baik bagi kehamilan
dan persalinannya.
sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya
informasi tentang gizi yang dimiliki lebih baik sehingga bisa memenuhi asupan
hasil di atas sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Muliadi (2002)
yang menyatakan pendidikan ibu yang rendah mempunyai resiko 6 kali lebih
berpendidikan tinggi. Pada penelitian Irsal dan Hasibuan, pendidikan ibu yang
rendah memberikan resiko 9,3 kali lipat untuk mengalami kala II yang lebih lama.
menyebabkan partus lama, karna ibu dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah
kehamilan.
5. Pekerjaan
partus lama, ibu dengan pekerjaan IRT berjumlah 18 orang (47,4%), ibu dengan
ringan. Kelelahan setelah bekerja harus dapat dicegah sehingga pekerjaan yang
dikerjakan harus diselingi dengan istirahat yang cukup. Sehingga dianjurkan pada
ibu untuk mengurangi aktivitas pada saat hamil trimester terakhir karena
bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dari
pada ibu yang tidak bekerja, karena ibu yang bekerja akan lebih banyak
NO reg :-
Diagnosa : GII PI A0
Alamat : Punggaluku
B. Data Biologis
a. Keluhan utama
39
sakit perut tembus belakang dan keluar air-air dari jalan lahir sejak jam
19.00 wita, ibu mengatakan hamil yang kedua dan tidak pernah keguguran,
ibu mengatakan umur kehamilannya 9 bulan dan haid terakhir tanggal 17-
08-2014.
pinggangnya.
c. Riwayat Obstetri
a. HPHT : 17-08-2014
b. TP : 24-05-2015
selama kehamilan
f. Imunisasi TT : Pernah 2X
2. Riwayat haid
a. Menarche : 13 tahun
4. Riwayat ginekologi
5. Riwayat KB
hipertensi, maupun DM
7. Pola nutrisi
8. Pola eliminasi
- BAK
b. Warna : Kuning
c. Bau : Amoniak
- BAB
b. Konsistensi : Lunak
9. Pola tidur
Suami dan keluarga sangat mendukung atas kehamila ibu dan memberi
C. Data Objektif
Pemeriksaan fisik
1. Berat badan : 58 kg
4. TTV
TD : 100/80 mmhg
N : 80 x/menit
S : 36,5 ◦c
P : 22 x/menit
5. Kepala
Rambut panjang, hitam, lurus tampak bersih tidak ada ketobe dan rambut
rontok
6. Wajah
7. Mata
Simetris kiri dan kanan, kojungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus.
8. Hidung
9. Mulut
10. Telinga
11. Leher
12. Payudara
43
Simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, aerola hiperpigmentasi, ada
pengeluaran asi
13. Abdomen
a. Inspeksi
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka operasi
b. Palpasi
Tonus otot tampak kendur, TFU 35 cm, lingkar perut 99 cm, leopold I
masuk PAP.
c. Auskultasi
15. Anus
Simetris kiri dan kanan tidak ada oedema, varises maupun perlekatan.
pembukaan 2 cm, ketuban (-) presentase kepala, molase tidak ada, posisi
44
punggung kiri, presentase kepala, kepala sudah masuk PAP, inpartu kala I fase
aktif, keadaan umum ibu dan janin baik, dengan masalah partus lama disertai
KPD.
1. GII PI A0
Dasar
Pada pemeriksaan fisik tonus otot tampak kendur, karena sudah pernah
Dasar
DS : HPHT : 17-08-2014
DO : - TK: 24-05-2015
-TP 24-05-2015
PX.
3. Intra uterin
Dasar
minggu
- Sejak amenore ibu tidak pernah merasakan nyeri perut hebat tekan
Selama kehamilan dari usia 16 minggu ibu merasakan pergerakan janin hingga
4. Janin tunggal
Dasar
DS : -
DO : - DJJ terdengar pada satu bagian abdomen ibu yaitu sebelah kiri dan
Pada pemeriksaan Leopold I teraba bagian lunak, tidak melenting dan susah
bagian kepala janin. DJJ hanya terdengar pada satu sisi perut ibu saja berarti
5. Janin Hidup
Dasar
terdengar kuat jelas dan teratur menandakan janin hidup (Saifuddin, 2011).
6. Punggung kiri
Dasar
DO : - Pada palpasi Leopold II teraba punggung pada bagian kiri perut ibu.
Pada Leopold II teraba keras panjang datar seperti papan pada bagian kiri perut
ibu, menandakan bagian punggung janin berada di sebelah kiri perut ibu.
7. Presentase Kepala
Dasar
DS : -
DO : - Pada palpasi Leopold III teraba kepala pada bagian terendah janin
Pada pemeriksaan Leopold III bagian terendah janin teraba bulat, keras,
melenting dan mudah digerakkan pada bagian bawah perut ibu, ini
Dasar
DS : -
Dasar
Pengeluaran cairan merupakan salah satu tanda ketuban sudah pecah sebelum
Dasar :
N : 80 x/menit P: 22 x/menit
TTV ibu dalam batas normal, ibu dapat berkomunikasi dengan baik, DJJ
dalam batas normal 150 x/menit, terdengar jelas, kuat dan teratur
Dasar
DS : - HPHT: 17-08-2014
- Ketuban (-)
tanpa memperhatikan usia gestasi. Namun dalam praktik dan penelitian pecah
ketuban ini didefinisikan sebagai jumlah jam dan waktu pecah ketuban
Potensial terjadi infeksi pada ibu dan potensial terjadi gawat janin pada janin.
1. Ibu
DS : -
Partus lama dengan KPD dapat mengancam kesejahteraan janin. Jika sudah
2010).
2. Janin
DS : -
DJJ janin yang lebih dari batas normal (takikardia) dapat menyebabkan terjadi
3. Ibu mendapat dukungan psikologis dan fisik dari petugas dan keluarga
Kriteria keberhasilan:
Rencana tindakan :
Rasional:
Rasional:
selanjutnya
Rasional:
Rasional:
membukanya jalan lahir disertai peregangan cukup kuat untuk timbulnya nyeri.
Rasional:
Dukungan yang baik dan memberikan semangat dan sikap optimis seorang ibu
Rasional:
Hal ini dapat meningkatkan suplai oksigen ke janin karena tidur miring
Rasional:
S : 37,7 0c P : 22 x/menit
3. Telah dilakukan observasi kemajuan persalinan pada pukul 06.10 wita, DJJ
dengan hasil 158 x/menit dengan irama teratur, his: 3x/10 menit durasi 25
detik.
VT kedua pukul 06.10 wita dinding vagina elastis, portio tebal, pembukaan 3
cm, ketuban (-), presentase kepala, molase tidak ada, posisi ubun-ubun kecil
lendir darah.
4. Pada pukul 10.10 wita di lakukan observasi kemajuan persalinan dengan hasil
DJJ 153 x/menit dengan irama teratur, his 4x/10 menit dengan durasi 40 detik.
VT ketiga pukul 10.10 wita dinding vagina elastis, portio tipis, pembukaan 8
cm, ketuban (-), presentase kepala, molase tidak ada, posisi ubun-ubun kecil
A. Riwayat Persalinan
B. Data Subjektif
C. Data Obyektif
- TTV
S : 37ºC P : 22 x/menit
- VT ke empat pukul 14.10 wita, dinding vagina elastis, portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, ketuban (-), presentase kepala, molase tidak ada, posisi
terdapat pengeluaran lendir bercampur darah. DJJ (+) 153 x/menit terdengar
Inpartu kala II
Dasar:
DO : Partus lama disertai ketuban pecah dini (KPD) dengan induksi oxytocyn
Partus lama dengan KPD dapat mengancam kesejahteraan janin. Jika sudah
harus diingat bahwa tindakan ini boleh dilakukan asal tidak ada faktor-faktor yang
Potensial terjadi infeksi pada ibu dan potensial terjadi gawat janin pada janin.
1. Ibu
DS : -
Partus lama dengan KPD dapat mengancam kesejahteraan janin. Jika sudah
(Manuaba,2010).
2. Janin
DS : -
DJJ janin yang lebih dari batas normal (takikardia) dapat menyebabkan terjadi
KOLABORASI
1. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan umum janin
bayinya baik.
Rasional : agar bayi bisa lahir dengan cepat dan ibu tidak terlalu lelah.
Rasional : agar proses persalinan berjalan normal dan bayi lahir dengan kondisi
baik.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
1. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan umum janin
bayinya baik.
1. KU ibu baik:
S : 37 º C P : 22x/ menit
B. Data subjektif
C. Data objektif
4. Terpasang infus RL
Dasar
Segera setelah bayi lahir dan air ketuban sudah tidak berada di dalam uterus,
kontraksi uterus akan terus berlangsung dan ukuran rongganya akan mengecil
Tujuan:
Kriteria keberhasilan:
Rencana tindakan:
Rasional: jika masih ada janin kedua, lahirkan janin kedua sebelum suntik
oxytocyn dilakukan.
distal lateral
5. Dorong korpus uteri ke arah dorso kranial dengan tangan kiri saat ada kontraksi
Rasional: untuk memastikan tidak adanya kotilegon dan selaput ketuban yang
perdarahan.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
5. Mendorong korpus uteri ke arah dorso kranial dengan tangan kiri saat ada
B. Pemeriksaan fisik
2. TTV:
S : 37 ºc P: 22 x/menit
7. Perdarahan ± 50 cc
Kala IV pengawasan
Dasar
S : 37 ºc P: 22 x/menit
- Perdarahan ± 50 cc
Setelah janin lahir fundus uteri kira-kira setinggi pusat, setelah plasenta lahir
fundus uteri kira-kira 2 jari dibawah pusat. Kala IV adalah masa 2 jam setelah
plasenta lahir, Pada kala IV ini, pasien masih membutuhkan pengawasan yang
intensif karna perdarahan atonia uteri masih dapat mengancam (Saifuddin, 2011)
Dasar
S : 37º c P: 22 x/menit
Perdarahan dapat terjadi apabila uterus tidak berkontraksi dengan baik ataupun
ada laserasi pada jalan lahir, sehingga meyebabkan syok karna cairan dari
KOLABORASI
obatan.
Tujuan:
Kriteria keberhasilan:
Rencana tindakan:
terbuka.
kontraksi dan proses involusio terjadi atau tidak karna perlambatan involusio
Rasional: menjaga personal hygiene ibu dari cairan dan darah pasca persalinan.
Rasional: untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dan pemulihan energi ibu
pasca persalinan.
9. Pemberian obat-obatan,
9. Memberikan obat-obatan,
S : 37ºc P: 22 x/menit
Identitas Istri/Suami
Alamat : Punggaluku
SUBJEKTIF (S)
perut tembus belakang dan keluar air-air dari jalan lahir sejak jam 19.00 wita, ibu
mengatakan hamil yang kedua dan tidak pernah keguguran, ibu mengatakan umur
OBJEKTIF (O)
x/menit, S : 36,50c, P : 22 x/menit. TFU 3 jari di bawah PX (35 cm), DJJ (+), jelas
- VT pertama pukul 02.10 wita dinding vagina elastis, portio tebal, pembukaan 2
cm, ketuban (-) presentase kepala, molase tidak ada, posisi UUK kiri depan,
bercampur darah.
- VT kedua pukul 06.10 wita dinding vagina elastis, portio tebal, pembukaan 3
cm, ketuban (-), presentase kepala, molase tidak ada, posisi ubun-ubun kecil
lendir darah. DJJ 158 x/menit, his 3x/10 menit dengan durasi 25 detik
- VT ketiga pukul 10.10 wita dinding vagina elastis, portio tipis, pembukaan 8
cm, ketuban (-), presentase kepala, molase tidak ada, posisi ubun-ubun kecil
pengeluaran lendir bercampu darah. DJJ 153 x/menit, his 4x/10 menit dengan
durasi 40 detik.
ASSESMENT (A)
GIIPIA0, umur kehamilan 40 minggu, inpartu kala I fase aktif dengan masalah
PLANNING (P)
Evaluasi : ibu dan keluarga mengerti tentang penjelasan yang di berikan dan mau
KALA II
SUBJEKTIF (S)
OBJEKTIF (O)
3. VT ke empat pukul 14.10 wita, dinding vagina elastis, portio tidak teraba,
pembukaan 10 cm, ketuban (-), presentase kepala, molase tidak ada, posisi
69
terdapat pengeluaran lendir bercampur darah. DJJ (+) 153 x/menit terdengar
ASSESMENT (A)
PLANNING (P)
1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu sudah boleh
4. Memimpin persalinan, pada jam 14.40 wita bayi lahir spontan, LBK, menangis
kuat setelah rangsang taktil, A/S 7/9, jenis kelamin laki-laki, keringkan bayi
jepit potong ikat tali pusat, ganti sarung. Letakkan bayi diantara dada ibu dan
lakukan IMD. Cek fudus pastikan janin tunggal, beritahu ibu akan di suntik
oxytosin 10 IU dan lakukan PTT. Pukul 14.50 wita plasenta lahir lengkap.
Laserasi derajat I, kontraksi uterus baik, bayi sedang menyusu pada ibunya,
KALA IV
SUBJEKTIF (S)
Ibu mengatakan nyeri pada jalan lahir dan masih merasa lelah.
OBJEKTIF (O)
70
22 x/menit. Kontraksi uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat, terdapat robekan
ASSESMENT (A)
Kala IV
PLANNING (P)
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan dan tindakan yang akan di
lakukan
4. Melakukan kateterisasi
tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.
6. Menganjurkan pada keluarga untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan ibu
9. Melengkapi partograf
Evaluasi : telah di lakukan hecting secara jelujur L/D 3/3, keadaan umum ibu dan
uterus baik, TFU 2 jari di bawah pusat, kandung kemih kosong, perdarahan ± 50
cc. BBL : 3600 gram, PBL : 49 cm. Bayi telah di beri salep mata dan di suntikan
71
Vit K pada paha kiri anterolateral dilanjutkan dengan pemberian Hep. B setelah 1
BAB V
5.1 Kesimpulan
konawe selatan tahun 2014 sebanyak 38 orang (12,7%) dari 297 persalinan.
2. Ibu bersalin yang mengalami partus lama, pada umur < 20 tahun berjumlah 7
orang (18,5%), umur 20-35 tahun berjumlah 22 orang (57,8%), dan umur > 35
3. Ibu bersalin yang mengalami partus lama, ibu dengan graviditas I berjumlah 20
orang (52,6%), ibu dengan gaviditas II berjumlah 5 orang (13,2%), ibu dengan
orang (13,2%).
(23,6%), ibu dengan pendidikan SMA berjumlah 15 orang (39,4%), ibu dengan
6. Ibu bersalin yang mengalami partus lama, ibu dengan pekerjaan IRT berjumlah
5.2 Saran
mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan yang teratur kepada ibu hamil untuk
menekan angka mortalitas dan morbiditas yang dapat terjadi kepada ibu maupun
janin.