45 89 1 SM
45 89 1 SM
Abstract
Background: Personal Protective Equipment (PPE) is used to protect farmers
from pesticide hazard to human health. Objectives: To analyze the relationship
between knowledge,attitude, PPE availability with PPE use in farmers. Methods:
crossectional approach conducted in Ngantru, Tulungagung District. Population
in this study are all farmers that spraying horticulture totaling 43 people. Number
of 30 samples by random sampling technique. Independent variables are
knowledge, attitude, and PPE availability and dependent variable is PPE use in
farmers.Relationship between independent and dependent variable was analyzed
using Fisher’s Exact Test (α=0,05). Results: Statistical test results using Fisher’s
Exact Test with a significance p-value=0.001 for analysis between knowledge and
PPE used, p=0,000 for analysis between attitude and PPE used and p=0,009 for
analysis between PPE availability and PPE used, p<0.05 then the hypothesis is
accepted. Conclusions and suggestions: There is a relationship between
knowledge, attitude and PPE availability with PPE use in farmers. Necessary to
inform farmers by education program about the important of PPE use and
monitoring to prevent pesticide hazard in human helath.
responden dalam penelitian ini berumur 35- Hasil analisis Fisher’s Exact Test
<45 tahun sebanyak 11 orang (36,6 %) dan (α=0,05) menunjukkan bahwa pengetahuan
mempunyai pendidikan terakhir SMP mempunyai hubungan yang signifikan
sebanyak 12 orang (40 %). terhadap penggunaan APD dengan nilai
p=0,001 (p<0,05), dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 1. Karakteristik responden
Tabel 3. Analisis hubungan pengetahuan
Kategori N %
Umur dengan penggunaan APD
<25 2 6,7 Penggunaan APD
25 - <35 5 16,7 Penge- Tidak Lengkap
35 - <45 11 36,6 Total
tahuan Lengkap
45 - <55 9 30 N % N %
>55 3 10 Kurang 8 66,7 1 5,6 9
Total 30 100 Baik 4 33,3 17 94,4 21
Pendidikan Total 12 100 18 100 30
SD 7 23,3 p-value = 0,001 (p<α)
SMP 12 40
SMA 10 33,3 Hasil analisis Fisher’s Exact Test
PT 1 3,4 (α=0,05) menunjukkan bahwa sikap
Total 30 100 mempunyai hubungan yang signifikan
Distribusi responden berdasarkan terhadap penggunaan APD dengan nilai
variabel pengetahuan, sikap, dan ketersediaan p=0,000 (p<0,05), dapat dilihat pada Tabel 4.
APD dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 4. Analisis hubungan sikap dengan
Tabel 2. Tingkat pengetahuan, sikap dan penggunaan APD
ketersediaan APD Penggunaan APD
Penge- Tidak Lengkap
Kategori N % Total
tahuan Lengkap
Pengetahuan N % N %
Kurang 9 30,0 Kurang 9 56,3 1 7,1 9
Baik 21 70,0 Baik 7 43,7 13 92,9 21
Total 30 100 Total 16 100 14 100 30
Sikap p-value = 0,000 (p<α)
Kurang 10 33,3
Baik 20 66,7 Hasil analisis Fisher’s Exact Test
Total 30 100 hubungan ketersediaan APD terhadap
Ketersediaan APD penggunaan APD dapat dilihat pada Tabel 5.
Tidak Lengkap 7 23,3
Tabel 5. Analisis hubungan ketersediaan
Lengkap 23 76,7
APD dengan penggunaan APD
Total 30 100
Penggunaan APD
Tabel 2 menunjukkan sebagian besar
Ketersediaan Tidak Lengkap
responden mempunyai pengetahuan tentang Total
APD Lengkap
APD yang baik sebanyak 21 orang (70%), N % N %
sikap yang baik sebanyak 20 orang (66,7%) Tidak
6 50 1 5,6 7
lengkap
dan ketersediaan APD yang lengkap sebanyak
Lengkap 6 50 17 94,4 23
23 orang (76,7%). Total 12 100 18 100 30
p-value = 0,009 (p<α)
Hasil analisis Fisher’s Exact Test penyemprotan2,11. Hal tersebut bisa juga
(α=0,05) menunjukkan bahwa ketersediaan disebabkan tingginya dosis pestisida yang
APD mempunyai hubungan yang signifikan digunakan.
terhadap penggunaan APD. Hasil analisis statistik menunjukkan
ada hubungan yang signifikan antara
PEMBAHASAN pengetahuan petani dengan perilaku
Merujuk pada teori Lawrence Green penggunaan APD pada petani penyemprot di
1980, bahwa pengetahuan termasuk dalam Kecamatan Ngantru, Kabupaten
salah satu faktor peubah perilaku yaitu faktor Tulungagung. Semakin tinggi pengetahuan
predisposing. Pengetahuan merupakan hasil petani terhadap pentingnya penggunaan APD
dari tahu setelah seseorang melakukan maka semakin baik perilaku petani dalam
penginderaan pada suatu obyek tertentu9. penggunaan APD12,13. Petani yang
Yang dimaksud pengetahuan dalam penelitian mempunyai pengetahuan yang baik tentang
ini meliputi segala informasi yang diketahui APD, maka petani tersebut akan
petani tentang APD yang harus digunakan menggunakan APD setiap kali melakukan
pada saat penyemprotan pestisida. Penelitian penyemprotan tanaman. Tingkat pendidikan
terdahulu yang dilakukan di India mempengaruhi tingkat pengetahuan
10
menunjukkan bahwa sebagian petani seseorang . Dalam penelitian ini sebagian
mempunyai tingkat pengetahuan yang baik besar petani mempunyai pendidikan terakhir
tentang APD10. Hasil penelitian ini juga adalah SMP dan SMA. Seseorang yang
mendukung hal tersebut, sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi
petani penyemprot di Kecamatan Ngantru, akan berusaha mencari informasi terhadap
Kabupaten Tulungagung sudah mempunyai sesuatu yang dikerjakannya sehingga . Hasil
pengetahuan yang baik tentang pengertian penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
APD, fungsi APD, dan jenis APD apa saja dilakukan pada petani melon di Curut, Jawa
yang harus digunakan pada saat menyemprot Tengah, penelitian tersebut menunjukkan
petisida. Petani menyebutkan bahwa pada saat bahwa pengetahuan tidak mempunyai
melakukan penyemprotan, APD yang hubungan yang signifikan dengan perilaku
digunakan adalah masker, topi, dan baju penggunaan APD2.
khusus, sedangkan untuk penggunaan sarung Sikap seseorang berkaitan dengan
tangan masih banyak petani yang tidak persepsi, kepribadian, dan motivasi yang
mematuhinya karena tidak nyaman. Masker timbul sebagai reaksi dari pengalaman atau
dan baju khusus yang digunakan oleh petani pengetahuan yang dimilikinya9. Sebagian
masih sangat sederhana dan dapat dikatakan besar petani dalam penelitian ini mempunyai
belum memenuhi standar. Masker yang pengetahuan yang baik terhadap penggunaan
digunakan terbuat dari kaos bekas yang APD serta mempunyai sikap yang positif
diikatkan untuk menutup hidung, sedangkan untuk menggunakan APD. Hasil analisis
baju yang digunakan petani pada saat statistik menunjukkan ada hubungan yang
menyemprot tanaman merupakan baju signifikan antara sikap petani dengan
berlengan panjang dan biasanya berbahan penggunaan APD. Pengetahuan tentang APD
kaos. Meskipun sudah menggunakan APD yang baik disertai dengan reaksi yang positif
seperti yang disebutkan di atas, sebagian menimbulkan kesadaran dan motivasi dari
petani masih mengeluhkan gejala keracunan petani untuk melindungi dirinya dari bahaya
pestisida seperti pusing, mual, dan mata pestisida dengan cara menggunakan APD.
berkunang-kunang setelah melakukan Perilaku penggunaan APD yang baik pada
petani diharapkan dapat mencegah terjadinya ketersediaan APD dengan penggunaan APD
gangguan kesehatan akibat penyemprotan dengan nilai p=0,009 (p<0,05).
pestisida seperti keracunan pestisida, iritasi,
maupun kanker2,7,10,11. SARAN
Penggunaan APD oleh petani salah Petugas dari Dinas Kesehatan dan
satunya dipengaruhi oleh ketersediaan APD7. Dinas Pertanian perlu berkoordinasi untuk
Dalam penelitian ini, ketersediaan APD memberikan program edukasi tentang
mempunyai hubungan yang signifikan dengan pentingnya penggunaan APD serta
penggunaan APD. Petani yang mempunyai pengawasan rutin kepada seluruh petani
ketersediaan APD yang lengkap ditambah penyemprot tanaman hortikultura sebagai
dengan tingkat pengetahuan tentang APD dan salah satu cara pengendalian bahaya pestisida
sikap yang positif akan mendorong petani bagi kesehatan. Penelitian ini diharapkan
untuk berperilaku menggunakan APD dengan dapat digunakan sebagai dasar untuk
baik pada saat penyemprotan pestisida. mengembangkan penelitian selanjutnya
Ketersediaan APD dalam penelitian ini mengenai cara pengendalian bahaya di tempat
meliputi jenis APD yang dimiliki oleh petani kerja.
meliputi masker, topi, sarung tangan, dan baju
khusus. Sebagian besar petani tidak memiliki REFERENSI
sarung tangan, karena mereka merasa tidak 1. Tarwaka. 2008. Kesehatan dan
nyaman dan tidak ada gunanya. Masker dan Keselamatan Kerja: Manajemen dan
baju khusus yang dimiliki petani belum sesuai Implementasi K3 di Tempat Kerja.
standar keamanan, hal tersebut disebabkan Harapan Press: Surakarta.
sebagian besar petani tidak mengetahui 2. Yuantari, M., C. Gestel., N. Straalen, B.
masker dan baju khusus standar itu seperti Widianarko, H. Sunnoko, dan M. Shobib.
apa. Selain itu, apabila petani harus memiliki 2015. Knowledge, Attitude, and Practice
APD yang sesuai standar, maka petani akan of Indonesian Farmers Regarding The
keberatan untuk mengeluarkan biaya yang Use of Personal Protective Equipment
lebih banyak. Petani lebih memilih Against Pesticide Exposure. Environment
mengeluarkan uang untuk meningkatkan nilai Monitoring Assessment 187.
ekonomis hasil panennya dibandingkan untuk 3. Fikri, E., O. Setiani, dan Nurjazuli. 2012.
melindungi kesehatannya15. Harga APD Hubungan Paparan Pestisida dengan
standar yang cukup mahal menyebabkan Kandungan Arsen (As) dalam Urin dan
personal safety belum menjadi prioritas bagi Kejadian Anemia (Studi pada Petani
petani penyemprot di Kecamatan Ngantru, Penyemprot Pestisida di Kabupaten
Kabupaten Tulungagung. Brebes). Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia 11(1).
SIMPULAN 4. Damalas, C. dan I. Eleftherohorinos.
Terdapat hubungan antara 2011. Pesticide Exposure, Safety Issues,
pengetahuan dengan penggunaan APD pada and Risk Assessment Indicators.
petani, sesuai dengan hasil uji statistik International Journal of Environmental
menggunakan Fisher’s Exact Test dengan Research and Public Health 8.
nilai p=0,001, terdapat hubungan sikap 5. Kim, J., E. Cha, Y. Ko., D. Kim, dan W.
dengan penggunaan APD dengan nilai Lee. 2013. Work-Related Risk Factors by
p=0,000 dan terdapat hubungan antara Severity for Acute Pesticide Poisoning
Among Male Farmers in South Korea.