KAJIAN PUSTAKA
Istilah bahasa baku dalam bahasa Indonesia atau standard language dalam
bahasa Inggris, dalam dunia ilmu bahasa atau linguistik pertama sekali
diperkenalkan oleh Vilem Mathesius pada 1926. Ia termasuk pencetus Aliran
Praha atau The Prague School. Pada 1930, B. Havranek dan Vilem Mathesius
merumuskan pengertian bahasa baku itu. Mereka berpengertian bahwa bahasa
baku sebagai bentuk bahasa yang telah dikodifikasi, diterima dan difungsikan
sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas.
Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya
telah ditentukan oleh negara. Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah
setiap saat. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan
teori, bahasa baku merupakan bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan
acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup
pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan.
Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada sistem
1
pendidikan negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks
resmi. Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang
menggunakan bahasa tidak baku dan sesuka hati.
Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar yang benar
dan digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa baku atau
standar itu harus diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa.
Bahasa nonbaku adalah ragam bahasa yang berkode berbeda dengan kode
bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi. Ragam bahasa
nonbaku dipakai pada situasi santai dengan keluarga, teman, di pasar, dan
tulisan pribadi buku harian. Ragam bahasa nonbaku sama dengan bahasa tutur,
yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari terutama dalam
percakapan.
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang bentuk
bahasanya telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai
model oleh masyarakat Indonesia secara luas. Bahasa Indonesia nonbaku
adalah salah satu ragam bahasa Indonesia yang tidak dikodifikasi, tidak
diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara
luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara khusus.
2
D. Ciri-ciri Bahasa Baku dan Tidak Baku
Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:14) ciri-ciri bahasa baku terbagi menjadi tiga,
yaitu:
a. Ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang berupa kaidah
dan aturan yang tetap. Baku atau standar tidak dapat berubah setiap saat.
b. Memiliki sifat kecendikian. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan
satuan bahasa lain yang lebih besar mengungkapkan penalaran atau pemikiran
yang teratur, logis, dan masuk akal.
c. Baku atau standar beranggapan adanya keseragaman. Proses pembakuan
sampai taraf tertentu berarti proses penyeragaman kaidah, bukan penyamaan
ragam bahasa, atau penyeragaman variasi bahasa.
3
3. Ciri Bahasa Tidak Baku
1. walaupun terkesan berbeda dengan bahasa baku, tetapi memiliki arti yang
sama.
E. Pemakaian Bahasa Indonesia Baku dan Tidak Baku dengan Baik dan
Benar
Bahasa Indonesia baku dan nonbaku mempunyai kode atau ciri bahasa dan
fungsi pemakaian yang berbeda. Kode atau ciri dan fungsi setiap ragam bahasa
itu saling berkait. Bahasa Indonesia baku berciri seragam, sedangkan ciri
bahasa Indonesia nonbaku beragam. Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah
bahasa yang dibakukan atau yang dianggap baku adalah pemakaian bahasa
Indonesia baku dengan benar. Dengan demikian, pemakaian bahasa Indonesia
baku dengan benar adalah pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah bahasa
atau gramatikal bahasa baku.
4
Konsep baik dan benar dalam pemakaian bahasa Indonesia baik baku maupun
nonbaku saling mendukung dan saling berkait. Tidaklah logis ada pemakaian
bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar. Atau tidaklah logis ada
pemakaian bahasa yang benar tetapi tidak baik. Oleh karena itu, konsep yang
benar adalah pemakaian bahasa yang baik harus juga merupakan pemakaian
bahasa yang benar atau sebaliknya.
5
15. ijazah ijasah, izajah
16. izin Ijin
17. jadwal Jadual
18. Jumat Jum’at
19. karena Karna
20. karismatik Kharismatik
Kalimat Baku
6
6. Kita memerlukan pemikiran untuk memecahkan masalah yang berkaitan
dengan pelaksanaan pengembangan kota.
Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan
sang pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau
yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performasi bahasa
orang dewasa.