Ustek Pengawasan Pembangunan Pelabuhan
Ustek Pengawasan Pembangunan Pelabuhan
………
BAGIAN I - PENDAHULUAN
1.1 U M U M
Sebagai acuan dalam penyusunan dokumen usulan teknis ini yaitu Kerangka Acuan Kerja
(KAK) Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut ............,
penjelasan pekerjaan/Aanwijzing kantor yang telah dilaksanakan bertempat di kantor
Pelabuhan ............, serta data tambahan yang dihasilkan dari penjelasan pekerjaan
lapangan yang diselenggarakan di hari selanjutnya.
Bagian ini menampilkan jadual pelaksanaan kegiatan dan penerapan pendekatan yang
dilakukan oleh Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan yang dituangkan ke dalam bentuk
tabel dan garis rencana dalam skala waktu. Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Fasilitas
Pelabuha Laut ............ ini direncanakan selesai dalam waktu 210 (dua ratus sepuluh) hari
kalender atau 7 (tujuh) bulan.
B U L A N
No. Uraian Pekerjaan I II III IV V VI VII VIII Ket
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I KEGIATAN PERSIAPAN
1 Pers iapan Admi nis tras i
2 Penyus unan Program Kerja Lapanga n
2 Pers iapan Tim Pelaks ana Pekerjaan
2 Pers iapan Peral atan Pelaks anaan Pekerjaan
3 Mobili sas i Pera latan Pekerjaan dan Pers onil
II PELAKSANAAN KONSTRUKSI
1 Penga was an Pera latan Pelaks anaa n Kegia tan
2 Penga was an / Check Lis t Pers onil
3 Pekerjaan Bawah Permukaan Tanah
4 Pekerjaan Pembetona n
5 Pekerjaan As phalt
6 Pekerjaan Mekanikal dan Elekti kal
IV LAPORAN / DISKUSI
1 Laporan Harian & Mingguan
2 Laporan Bulana n
3 Laporan Pendahuluan
4 Laporan Pertengaha n
5 Konsep Laporan Akhir
6 Laporan Akhir
7 Laporan Ringkas an (Executive Summary )
8 Laporan Review Des ain
Metodologi dan pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan oleh Konsultan dalam
melaksanakan kegiatan Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut ............ ini,
mengacu pada uraian yang di Kerangka Acuan Kerja (KAK). Lingkup kegiatan pengawasan
dapat terlihat pada kegiatan berikut ini, sesuai dengan kegiatan di lapangan maupun dalam
penyusunan laporan.
PASAL ST 1
PEKERJAAN GALIAN
PASAL ST-2
PEKERJAAN TANAH
ST-2.1 UMUM
Semua pekerjaan tanah harus dilaksanakan menurut ukuran dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar, dan harus sesuai dengan syarat-syarat yang diberikan di
sini, kecuali ukuran dan syarat-syarat tersebut ditentukan lain oleh Direksi.
Adapun pekerjaan tanah yang harus dilakukan seperti tersebut di bawah ini:
1). Pengupasan dan pembersihan lahan
2). Pembongkaran bangunan-bangunan lama
3). Penggalian
4). Pengerukan
5). Timbunan dipadatkan
6). Urugan kembali dipadatkan
7). Gebalan
ST-2.3 KUPASAN
1. Sesudah pembersihan, permukaan tanah di bawah rencana tanggul, tanjakan
pengantar (oprit) dan jalan harus dikupas untuk membuang, tonggak-tonggak, akar-
akar, rumput-rumput dan bahan-bahan organik lain yang dapat mengganggu
kestabilan bangunan.
2. Pada lokasi tanah yang normal, "kupasan" harus dikerjakan sekurang-kurangnya
sedalam 20 cm dan meliputi minimal 0.5 meter di luar tapak kaki timbunan rencana,
atau apabila dalam gambar ditentukan lain.
3. Jika di lapangan dijumpai kondisi tanah yang bersifat khusus, kedalaman kupasan
ditentukan oleh Direksi secara tertulis.
4. Pekerjaan "kupasan" hanya boleh dilakukan pada profil yang segera akan ditimbun.
5. Bahan hasil kupasan harus dibuang di tempat pembuangan sesuai petunjuk Direksi.
Kupasan permukaan di bawah tempat buangan tidak diperlukan, termasuk juga
tempat yang telah dibersihkan.
ST-2.3.2 Hamparan
1. (a) Bahan-bahan yang akan dipadatkan harus dihamparkan lapis demi lapis
dengan ketebalan tertentu hingga dapat memenuhi tingkat kepadatan yang
ditentukan, sesuai perintah Direksi.
ST-2.3.3 Pemadatan
1. Urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui Proyek hingga
mencapai standar 95% Standard Proctor.
2. Urugan kedap air harus dipadatkan sampai benar-benar rapat air.
3. Bilamana diperlukan Proyek akan mengambil contoh tanah dan mengadakan
pengujian terhadap bahan yang dipadatkan sesuai syarat-syarat teknik ST.2-
6.3.9.
4. Pemadatan urugan di dekat bangunan-bangunan, alat-alat pemadatnya harus
mendapat persetujuan dahulu dari Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab
atas kerusakan-kerusakan bangunan yang terjadi akibat kelalaiannya dalam
melaksanakan pekerjaan pemadatan urugan.
ST-2.4.2 Pelaksanaan
1. Galian untuk perkerasan jalan dilakukan pada permukaan mercu tanggul
sedalam 7,5 cm dengan lebar sesuai lebar rencana jalan.
2. Pada dasar perkerasan diberi pasir urug setebal 2,5 cm dan dipadatkan/disiram
air.
Dokumen Usulan Teknik Halaman V - 14
Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut ............
PT. ………
3. Perkerasan terdiri dari batu pecah berukuran 7,5 cm diatur berdiri dengan
tangan, sedangkan sebagai pengisi dipergunakan "grosok" (granular material).
4. Bahan perkerasan tersebut harus keras, tahan lama, bersih dari lumpur atau
bahanbahan lain yang merugikan.
5. Setelah bahan perkerasan dihamparkan, maka kemudian harus dipadatkan
dengan melindaskan mesin gilas 2,5 ton paling sedikit 3 (tiga) lintasan.
6. Permukaan perkerasan di atas tanggul harus dibentuk miring, dari sumbu ketepi
tebing seperti ditunjukkan dalam gambar.
PASAL ST-3
PEKERJAAN BETON
ST-3.3 AGREGAT
ST-3.3.1. Pasir
1. Pasir buatan adalah pasir yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu. Pasir alam
adalah pasir yang didapat dari sungai atau sumber alam lainnya yang dapat
disetujui oleh Direksi. Kontraktor memberitahukan secara tertulis kepada Direksi
mengenai sumber alam/quarry, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi contoh pasir yang akan digunakan
untuk diadakan uji kualitas. Kontraktor harus memperoleh semua ijin yang
diperlukan dan membayar kewajiban atas pengambilan bahan tersebut.
2. Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari gumpalan tanah liat, karang,
bahan organik dan alkali dan bahan-bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Jumlah prosentase segala macam bahan yang dapat merusak tidak boleh lebih
dari 2%.
ST-3.4 AIR
Air yang dipakai untuk campuran beton harus bebas dari lumpur, minyak, asam,
bahan organik, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusak. Bila
diperlukan oleh Direksi, Kontraktor harus menunjukkan sumber air yang digunakan
serta uji terhadap mutu/ kualitas air. Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor
Dokumen Usulan Teknik Halaman V - 17
Pekerjaan Lanjutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut ............
PT. ………
untuk keperluan pengadaan pengetesan mutu air harus sudah dimasukkan dalam
harga penawaran volume batu tiap meter kubiknya.
σ' bk (f'c) adalah kekuatan tekan karakteristik yang ditentukan dari hasil percobaan
benda uji, σ' bm (f'c,rt)1 adalah harga kekuatan tekan rata-rata. Bilamana tidak
ditentukan lain, maka kekuatan desak dari beton adalah kekuatan tekan hancur dari
contoh kubus yang diuji pada umur 28 hari.
Rumus untuk menghitung σ' bk (f'c) adalah sebagai berikut:
S
n 1
' bm
n
dengan :
n = jumlah benda uji (minimum 20 buah)
σ’b = kekuatan tekan tiap benda uji (kg/cm2)
σ’bm = kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)
S = deviasi standar (kg/cm2)
fc = f’c + 0.82 Sd
Sd
n 1
Kuat tekan rata-rata (f’cr)
f’cr = f’c + M ; M = k . Sd
f'c
f”c,rt =
n
dengan :
M = nilai tambah, MPa
K = 1,64
Sd = Standar Deviasi (MPa Standar)
F’cr = Kuat tekan rata-rata (MPa)
f'’c = Kuat tekan yang disyaratkan (MPa)
n = jumlah benda uji (minimum 20 buah)
f'c = Kekuatan tekan tiap benda uji (MPa)
f’c,rt = Kekuatan tekan beton rata-rata (MPa)
Sd = Deviasi standar
Untuk mencegah adukan beton yang terlalu kental atau terlalu encer, dianjurkan
untuk menggunakan nilai slump sebagai berikut:
Slump (cm)
Jenis Pekerjaan
Maximum Minimum
Untuk maksud-maksud dan alasan tertentu, maka dengan persetujuan Direksi, dapat
dipakai nilai slump yang menyimpang dari tabel di atas, asal memenuhi hal-hal
sebagai berikut :
ST-3.6.3 Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32° C dan tidak boleh
kurang dari 4,5° C.
Bila suhu beton melebihi 32° C seperti yang ditetapkan oleh Direksi, maka
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah pendinginan misal dengan
mendinginkan agregat/menyiram air.
ST-3.7 PERBAIKAN
1. Bilamana setelah pembongkaran acuan beberapa beton dijumpai tidak sesuai
bentuknya dengan gambar, atau menyimpang dari ukuran atau elevasi seperti
dalam gambar atau terdapat permukaan-permjkaan yang rusak, maka
Kontraktor harus memperbaiki sesuai petunjuk Direksi atas pembiayaan
Kontraktor.
2. Pekerjaan perbaikan beton harus dilaksanakan segera setelah acuan dibongkar
3. Tempat-tempat atau bagian-bagian yang diperbaiki, harus dikupas, sepenuhnya
dibatasi, dan di isi dengan bahan pengisi yang disetujui sampai penuh / rapat.
ST-3.13 ACUAN
1. Acuan/concrete form harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batasbatas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana tertera
pada gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi.
2. Cetakan dapat dibuat dari logam, kayu lapis ( plywood), papan kayu yang
dipasah halus atau lainnya sesuai petunjuk Direksi.
3. Cetakan harus kuat dan kokoh untuk menyangga beban beton dan penggetaran
secara mekanis selama pengecoran.
4. Sebelum dituangi beton, cetakan harus dilapisi dengan vaselin atau minyak agar
beton tidak lengket dengan cetakan.
ST-3.14.3 Pemasangan
1. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar, dan dipastikan
tidak terjadi pergeseran dengan mengikat dengan kawat.
Rangka tulangan harus diganjal dengan balok beton cakar ayam atau lainnya
sesuai dengan gambar.
2. Dalam segala hal untuk besi beton horisontal harus digunakan penunjang yang
tepat, sehingga tidak akan terjadi penurunan batang. Kontraktor harus
membuat ganjalan balok beton sesuai dengan petunjuk Direksi. -
3. Baja tulangan beton untuk plat ( slab) langsung di.atas tanah harus didukung
dengan balok beton yang dicetak lebih dulu. Permukaan dari balok beton harus
horisontal berukuran kurang lebih 7,25 cm x 10 cm.
4. Jarak terkecil antara batang paralel harus satu diameter batang tetapi jarak
terbuka tidak boleh kurang dari 1,2 kali ukuran terbesar agregat.
5. Tebal selimut beton, dalam mm, harus tidak kurang dari yang tersebut dibawah
ini.
ST-3.15.4.2 PEMASANGAN.
1. Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga listrik yang
diperlukan untuk membuat sambungan-sambungan lapangan dan pemasangan
sumbatan air.
2. Sambungan-sambungan lapangan untuk sumbat air harus dibuat dengan
memotong sumbatan air sesuai yang diperlukan, memanasi ujungnya sampai
dengan titik cair dan menghubungkannya untuk memperoleh sambungan yang
dikehendaki.
3. Pemasangan ujung sambungan dilakukan dengan menggunakan mesin
penyambung yang diakui oleh pabrik sumbat air atau dengan alat pemanas
listrik yang disetujui oleh Direksi.
4. Pemasangan sumbatan air harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan
agar titik pusat sumbatan air berimpit dengan sambungan. Pemborong harus
menjaga dan melindungi sumbatan air selama pekerjaan berlangsung.
ST-3.15.4.3 BAHAN
Sumbatan air PVC harus dibuat secara proses ektrusi dari komponen plastik elastomeric,
namar basis dari polyvinyl chloride murni. Dilarang menggunakan kembali polyvinyl
chloride bekas atau sisa pabrik. Campurannya harus mengandung damar tambahan, unsur
pembuat plastik unsur penyeimbang atau bahan-bahan lain yang diperlukan untuk
memastikan bahwa jika bahan-bahan itu dicampur, hasil akhirnya akan mempunyai sifat fisik
sebagai berikut:
Delta panjang 360% - 400% pada 73 F SNI 06- 2553- 1991 SKSNI
M - 97- 1990- 03)ASTM
D638
Suhu getas - 55 F
ASTM D746
Kekerasan 65 – 75
ASTM D2240
ST-3.15.7.3 Pelaksanaan
1. Permukaan dari beton lama (yang sudah ada) yang akan disambungkan dengan
struktur beton yang baru, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan air, tapi
tidak boleh sampai menggenanginya.
2. Bila setelah dibersihkan dengan air dan ternyata menggenang permukaan
struktur beton lama, maka hal tersebut harus dibersihkan dengan menggunakan
kain atau dengan menggunakan udara bertekanan ( air compressor).
3. Harap diperhatikan bahwa kondisi permukaan dari-struktur beton lama terseaut
harus tetap lembab tapi tidak ada genangan air.
4. Setelah permukaan beton lama tersebut dipastikan sudah bersih benar, maka
taburkan perekat beton tersebut ke permukaan struktur beton lama hingga
mencapai ketebalan, t - 2 mm.
ST-3.16.3 Pelaksanaan
1. Kontraktor harus mencampur beton sesuai dengan persyaratan pada pasal St.3-
.5.
2. Dasar dari konstruksi beton cyclop harus digali dan dipersiapkan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh Proyek.
3. (a) Semua batu untuk beton cyclop sebeium digunakan harus dicuci, dengan
disemprot air agar seluruhnya basah dan bersih.
(b) Adukan harus dicampur dalam jumlah yang cukup untuk segera dapat
digunakan dan semua adukan yang tidak digunakan lagi dalam waktu 30
menit setelah air dicampurkan harus dibuang. Memberi air pada adukan
yang telah mengeras dengan maksud untuk digunakan lagi tidak
diperbolehkan.
4. Pada waktu hujan pekerjaan beton cyclop harus ditunda. Hujan yang lebat dan
lama akan menghanyutkan adukan tersebut lepas dari batunya.
ST-3.17 PERANCAH
ST. 3.17.1 Umum
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton muda yaitu sebelum
beton mengeras mencapai kekuatan yang disyaratkan dan sebelum beton mendapat
bentuknya yang permanen.
Apabila tidak tercantum dalam gambar rencana, Kontraktor harus mengajukan
gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi.
ST.3.17.2 Pelaksanaan
1. Perancah harus dibuat di atas pondasi yang kuat dan kokoh, terhindar dari
bahaya penggerusan dan penurunan, sedang konstruksinya sendiri harus juga
kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya
pratekan dan gaya lainnya yang mungkin akan ada.
2. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan
yang perlu sehubungan dengan pelendutan perancah akibat gaya-gaya yang
bekerja kepadanya sedemikian sehingga pada akhir pekerjaan beton,
permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan dan bentuk
yang seharusnya menurut gambar rencana.
3. Perancah harus dibuat dari kayu, baja atau beton cetak yang bermutu baik dan
tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak dianjurkan.
4. Untuk perancah yang dipasang pada sungai-sungai dengan aliran air yang
deras, terutama apabila sering terjadi banjir, yang dikhawatirkan akan
menghancurkan perancah, harus direncanakan sedemikian rupa agar sesedikit
mungkin menghambat jalannya air.
5. Pada tempat-tempat dimana sungai tersebut juga digunakan untuk lalu lintas
kapal/perahu, harus diusahakan adanya ruangan yang cukup agar kapal-kapal
dapat dengan aman melewatinya, serta diusahakan mengadakan patok-patok di
PASAL ST-4
PEKERJAAN PASANGAN BATU
ST-4.1 U M U M
Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan pasangan batu seperti dinding,
pelindung tebing dan bangunan lain seperti tertera pada gambar atau ditentukan
oleh Direksi.
Pada bagian tertentu dari permukaan konstruksi pasangan batu perlu diplester atau
disiar seperti dicantumkan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi. Selain itu
pada tempat-tempat tertentu harus dipasang lubang-lubang drainase yang
pemasangannya dilakukan bersama-sama dengan saat pelaksanaan pekerjaan
pasangan.
ST-4.2.3 Pelaksanaan
1. Dasar dari konstruksi pasangan harus digali dan dipersiapkan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan lain oleh proyek.
2. Semua batu untuk pasangan sebelum digunakan harus disiram/dicuci dengan
disemprot air agar seluruhnya basah dan bersih.
3. Tebal spasi antara batu satu dengan lainnya tidak boleh lebih dari 3 cm.
4. Pada permukaan/bidang yang kelihatan ( exposed) harus dipasang batu muka.
Batu muka yang diperkenankan adaiah batu pecah atau batu asli/blondos
berbentuk oval dengan garis tengah antara 15-20 cm, tebal minimum 10 cm
dengan lebar siaran antara 2-3 cm. Pemasangan harus rapih, bersih, bebas dari
coretan adukan.
5. Pada bagian yang akan diurug tanah, harus diberaben (diberi spesi penuh).
6. Tidak diperbolehkan melebihi 1 (satu) meter tinggi pada pelaksanaan satu
harinya.
7. Pasangan yang masih akan dilanjutkan pemasangannya, permukaan akhir harus
dibuat kasar, dan sebelum dilanjutkan harus disiram air terlebih dahulu sampai
jenuh.
8. Apabila hujan maka kegiatan-kegiatan pelaksanaan harus dihentikan. Pasangan
yang belum keras harus dilindungi dari air hujan.
9. Untuk konstruksi pondasi yang tidak terendam air, dasar pasangan harus dialas
dengan pasir urug setebal 10 cm dan dipadatkan.
10. Pelaksanaan pasangan batu pada konstruksi dilatasi dan bagian konstruksi
lainnya dimana dituntut bentuk atau keadaan permukaan dan lain-lain yang
khusus, harus menggunakan acuan (cetakan) yang disetujui oleh Direksi.
11. Dilatasi dilaksanakan pada setiap jarak 10 m atau sesuai petunjuk Direksi.
ST-4.3.2 Pelaksanaan
1. Permukaan pasangan batu yang akan diplester harus disiram dengan air yang
bersih dan telah disetujui oleh direksi.
2. Tebal plesteran 1,0 cm, dan bagian permukaan luar harus diaci dengan semen
portland
3. Plesteran harus kelihatan rapih dengan permukaan yang halus dan rata
4. Pada waktu hujan pekerjaan harus ditunda, plesteran yang belum keras harus
dilindungi dari air hujan
5. Permukaan pondasi pasangan batu harus diberaben dengan tebal 1,5 cm.
ST-4.5.2 Pelaksanaan
1. Pipa PVC dipotong sesuai dengan kebutuhan.
2. Pada salah satu ujung pipa paralon harus dipasang geotextile, diikat dengan
kawat, sehingga tidak mudah lepas.
3. Pipa paralon dengan bagian ujung dilapis geotextile harus dipasang pada sisi
dalam, sedangkan bagian yang kosong dipasang pada sisi luar sesuai dengan
ketentuan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi.
4. Banyaknya lubang rembesan harus sesuai dengan-petunjuk gambar rencana
atau petunjuk Direksi.
PASAL ST-5
PEKERJAAN BATU KOSONG
SNI-1969-1990-F
Berat jenis (Saturated (SK SNI M - 09 - 1989 - Lebih besar dari 2,60
surface dry Basis) F) t/m3
/ASTM C 127
Lebih kecil dari 10%
Soundness (Garam SNI 1758 - 90 - A kehilangan berat
asam-belemethed) /ASTM C 88 sesudah 5
putaran (Cycles)
PASAL ST.6
PEKERJAAN TIANG PANCANG BETON
DAN PEMANCANGAN
ST 6 LINGKUP PEKERJAAN
Kontraktor harus melaksanakan/mendatangkan tiang pancang beton pabrikasi sesuai
dengan gambar menurut direksi pekerjaan.
Pemancangan terdiri atas tiang-tiang pancang beton bertulang dipancangkan pada
tempat-tempat yang ditunjukan dalam gambar atau menurut petunjuk Proyek.
ST 6-2 BAHAN
1. Sebagai tiang pancang yang dipakai dari pipa beton pratekan diameter 0,35 m
dengan spesifikasi :
• Tegangan karakteristik beton minimal 500 Kg /cm2 (K- 500)
• Tipe A1 sesuai dengan gambar
2. Tiang pancang beton fabrikasi, pengangkutan dan penyimpanan serta
pemancangan tiang pancang harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Proyek.
ST 7-6 PEMBAYARAN
1. (a). Perhitungan volume untuk pembayaran pekerjaan pemancangan dan tiang
pancang beton didasarkan atas panjang tiang yang tertanam sesungguhnya
atau ditunjukkan dalam gambar.
(b). Pembayaran untuk pemancangan dan tiang-tiang pancang beton didasarkan
atas harga satuan per meter panjang seperti yang ditawarkan dalam
Rencana Anggaran Biaya.
Harga satuan pekerjaan tersebut sudah termasuk biaya pengangkutan,
transport, penempatan, persiapan penempatan tiang, perlengkapan dan
pengadaan tempat kedudukan untuk mesin pancang (Oprit pasir/tanah atau
ponton) sehingga dihasilkan pemancangan yang memenuhi persyaratan.
PASAL ST 8
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
ST 8-2 PEMBAYARAN
Pembayaran untuk pekerjaan ini dilakukan sebagai berikut :
1. Pembayaran Mobilisasi dan Demobilisasi berdasarkan harga "Lump Sump"
seperti yang tertera dalam Daftar harga kwantitas Pekerjaan.
2. Pembayaran Mobilisasi dan Demobilisasi . akan dibayarkan sebesar
seratus persen apabila alat-alat tersebut sudah selesai digunakan dan
dikembalikan (tidak ada di lokasi Pekerjaan).
a. DAFTAR PERSONIL
Personil yang ditugaskan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini terdiri dari 6
(enam) tenaga ahli, termasuk Team Leader. Jumlah personil tersebut merupakan
hasil pengajuan pengusulan penambahan personil yang dilakukan oleh Konsultan
sesuai dengan kebutuhan Tenaga Ahli dan Kapasitas Masing-masing Personil dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Daftar personil yang ditugaskan sebagaimana disajikan
pada Tabel D.1. di muka adalah sebagai berikut :
D. Inspector – .........
Bulan berjalan
Bidang
No Nama Personil I II III IV V VI VII VIII Ket
Keahlian/Tugas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A. Tenaga Ahli Profesional
1 Ir. ……… Team Leader
2 Ir. ……… Site Engineer
3 Ir. ……… Civil Engineer
4 Ir. ……… Inspector
B. Tenaga Pendukung
1. ……… Tenaga Administrasi
2 ……… Drafter CAD
3 ……… Office Boy
DAFTAR ISI
Halaman i