Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PROSES ADAPTASI PADA IBU HAMIL

OLEH:
NAMA: GLORIA AKANFANI
KELAS: A KEBIDANAN
MATA KULIA: ASKEB KEHAMILAN

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas hikmat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ PROSES
ADAPTASI PADA IBU HAMIL”dengan baik.
Makalah ini membahas tentang proses adaptasi fisiologi dan psikologi pada ibu
hamil secara lengkap. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik
saran serta masukan dari pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Kupang 29 september 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Adaptasi fisiologi
2.2 Adaptasi psikologi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
REFRENSI
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Latar belakang

Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi setiap wanita.


Sepanjang daur kehidupan wanita, sudah menjadi kodratnya akan mengalami
proses kehamilan, persalinan dan masa nifas. Kehamilan merupakan fenomena
normal yang terjadi karena adanya pertemuan sel sperma dengan sel telur di tuba
fallopi, kemudian bernidasi dilapisan endometrium yang akan berkembang menjadi
janin, lamanya kehamilan normal 280 hari atau 40 minggu.

Proses kehamilan yang dialami setiap wanita akan menimbulkan perubahan–


perubahan pada fisik, maupun psikologis. Direncanakan atau tidak, calon ibu perlu
mempersiapkan diri secara psikologis sejak sebelum, selama, dan sesudah
kehamilan. Perubahan–perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan, merupakan
hal yang sangat penting untuk diketahui. Sangat disayangkan sekali, ketika wanita
mengetahui terjadi perubahan dalam dirinya, akan tetapi tidak mengetahui
bagaimana perawatan kehamilannya (Manuaba, 2008).

1.2 Rumusan masalah

1.2.1 Bagaimana proses adaptasi fisiologi pada ibu hamil

1.2.2 Bagaimana proses adaptasi psikologi pada ibu hamil

1.3 Tujuan

Tujuannya ialah untuk mengetahui proses adaptasi fisiologi dan psikologi pada
ibu hamil
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Adaptasi fisiologi

Adaptasi fisiologis yang terajadi pada wanita pada masa kehamilan yang pendek
begitu besar. Perubahan-perubahan tersebut segera terjadi setelah fertilisasi dan
berlanjut sepanjang kehamilan. Kebanyakan adaptasi yang besar sekali ini terjadi
sebagai respon terhadap stimulasi fisiologis yang diberikan oleh janin atau jaringan
janin, system komunikasi ibu dan janin.
Perubahan adaptasi fisiologis: adalah suatu akivitas yang dilakukan tubuh untuk
mengimbangi perubahan yang terjadi selama kehamilan agar tetap berjalan dengan
normal. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil trimester I, II,
dan III: adalah perubahan yang akan dialami oleh seorang wanita hamil pada usia
kandungan 0-9 bulan (aterm) mencakup perubahan bentuk tubuh dan fungsinya.
Perubahan akibat kehamilan dialami oleh seluruh tubuh wanita, salah satunya
adalah system reproduksi khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna.
Dalam hal ini hormone estrogen dan progesterone mempunyai peranan penting.

PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI


a. Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau berat 30 gram akan mengalami
hipertropi dan hiperplasia, sehingga menjadi berat 1000 gram saat akhir kehamilan,
otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak dan
dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
Pertumbuhan janin pada trimester I terjadi sebagai respon terhadap rangsangan
hormon yaitu hormon estrogen dan hormon progesteron.
Pembesaran uterus terjadi disebabkan karena :
• Meningkatnya dilatasi pembuluh darah dan vaskularisasi
• Hiperplasia serabut-serabut otot dan jaringan fibroelastik
• Perkembangan dari decidua setelah bulan ketiga pembesaran uterus karena
pertumbuhan fetus.
Untuk menentukan tuanya kehamilan berdasarkan TFU, maka dipakai patoka sbb:
• Umur kehamilan 12 minggu, TFU 3 jari diatas simfisis
• Umur kehamilan 16 minggu, TFU pertengan simfisis dengan pusat
• Umur kehamilan 20 minggu, TFU 3 jari dibawah pusat
• Umur kehamilan 24 minggu, TFU setinggi pusat
• Umur kehamilan 28 minggu, TFU 3 jari diatas pusat
• Umur kehamilan 32 minggu, TFU pertengahan pusat dengan prosesus sifoidius
• Umur kehamilan 36 minggu, TFU 3 jari di bawah prosesus sifoideus
• Umur kehamilan 40 minggu, TFU pertengahan pusat dengan prosesus sifoideus
Perubahan bentuk uterus pada trimester I seperti buah pir tebalik, trimester II
berubah seperti bola, dan trimester III berbentuk oval dan naik dari rongga pelvis
kerongga abdomen.
b. Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat dari hormon estrogen. Adanya
hipervaskularisasi menyebabkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak
kebiru-biruan (livide). Tanda ini biasa disebut tanda Chadwick.
c. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu fungsi ovarium diambil alih oleh placenta, terutama
fungsi memproduksi progesterone dan estrogen. Selama kehamilan ovarium
tenang/ beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak
terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus menstruasi.
d. Servik
Akibat peningkatan vaskular serta perubahan pada jaringan ikat dibawah pengaruh
estrogen, servik dalam kehamilan menjadi lunak. Terjadi sekresi kelenjar dan
lendir servik menjadi kental sehingga dapat berperan sebagai pelindung yang
meyumbat ostium uteri.

PERUBAHAN SISTEM PAYUDARA


Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,
estrogen dan progesterone, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Papilla
mamma akan membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola
mamma karena hiperpigmentasi.
Pada kehamilan 12 minggu ke atas keluar cairan berwarna putih agak jernih
disebut colustrum. Namun proses laktasi dihambat sampai kelahiran karena adanya
hormon estrogen dan progesterone selama hamil yang cukup tinggi karena
diproduksi oleh plasenta.
Perubahan payudara pada ibu hamil, yaitu:
1. Payudara menjadi lebih besar
2. Areola payudara makin hiperpigmentasi
3. Glandula Montgomery makin tampak
4. Puting susu makin menonjol
5. Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi
6. Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga produksi ASI dapat
berlangsung.

`
PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN/HORMON
Pada kehamilan plasenta membentuk sejumlah besar gonadotropin korion
manusia, progesteron, somamotropin korion manusia. Pada bumil ovum tidak
terbentuk tetapi estrogen & progesteron yang terbentuk. Sekresi hormon dapat
diukur dalam darah, menjelang 16 – 20 mgg setelah ovulasi akan terjadi
peningkatan sampai kadar relatif rendah.
1. Adenohypophysis (membesar sebesar 50% dan produksi hormon pertumbuhan
meningkat)
2. Neurohypophysis (oksitosin)
3. Hormon ovarium (estrogen, progesteron dan relaksin)
4. Hormon-hormon sel trofoblast (HCG untuk mencegah degenerasi corpus
luteum)
5. Hormon plasenta
6. HCG
7. Estrogen (menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus dan membuat sensitif
terhadap oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus payudara,
pertumbuhan puting susu, hiperpigmentasi)
8. Progesteron (mempengaruhi jaringan-jaringan yang dipengaruhi estrogen,
proliferasi dan meningkatkan vaskularisasi desidua, relaksasi miometrium)
9. Human placental lactogen/HPL (meningkatkan metabolisme untuk nutrisi fetus
terutama metabolisme glukosa dan lemak
10. Pengaruh umum estrogen adalah menyebabkan pertumbuhan baik ukuran
maupun jumlah sel. Sedangkan pengaruh khususnya :
o Menyebabkan penebalan dari nedometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi
dapat berimplantasi
o Menyebabkan hipertrofi (pelebaran pada otot) dari dinding uterus dan hiperplasia
(peningkatan ukuran pembuluh darah) serta lymphatic yang meningkatkan
vaskularisasi, kongesti (penimbunan jumlah darah atau lendir yang berlebih dalam
organ tubuh) dan edema (pembengkakan). Perubahan-perubahan ini
mengakibatkan : tanda chadwick (perubahan warna serviks menjadi biru lipid,
tanda goodel (vagina melunak), tanda hegar (istmus tidak teraba).
o Hipertrofi dan hiperplasia otot-otot uterus
o Hipertrofi dan hiperplasia jaringan payudara termasuk sistem pembuluh darah
o leucorrhea, mimisan, hidung tersumbat, ginggivitis, mual pada awal kehamilan
11. Pengaruh progesteron secara umum adalah peningkatan sekresi dan
mengendurkan otot-otot polos. Sedangkan pengaruh khusus diantaranya adalah :
o Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi
dapat berinflantasi
o Mengendurkan otot-otot halus yang berakibat : meningkatnya waktu
pengosongan lambung dan peristaltik, meningkatkan gastric reflux karena relaksasi
cardiac spinchter yang menyebabkan rasa panas pada perut, penurunan motilitas
(gerakan usus melambat) gastro intestinal yang menyababkan terjadinya konstipasi
(susah BAB), pembuluh arteri dan dinding vena relaksasi dan dilatasi yang
meningkatkan kapasitas vena dan menambah resiko terjadinya hemoroids/wasir.
o Menjaga peningkatan suhu basal ibu
o Merangsang perkembangan sistem alveolar payudara
o Dengan hormon relaksin dapat melembutkan /mengendurkan jaringan ikat,
ligamen-ligamen dan otot-otot yang mengakibatkan sakit punggung dan nyeri
lingkar.

PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN


Kadar serum IgA dan IgM meningkat selama kehamilan karena adanya
peningkatan resiko infeksi.

PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN


Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang
mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Pada akhir kehamilan, bila kepala
janin mulai turun ke bawah, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena
kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri
membesar karena pengaruh progesterone. Tetapi ureter kanan lebih besar dari
ureter kiri akibat berubahnya posisi uterus ke kanan oleh kolon sigmoid.
Pada trimester II kandung kemih terdorong keluar dari rongga pelvis ke abdomen
sehingga saluran uretra memanjang, juga hyperemia pada kandung kencing dan
uretra sehingga mudah terjadi trauma dan berdarah. Dalam keadaan normal ginjal
mereabsorbsi hampir seluruh glucosa dan zat nutrien lainnya sehingga
kemungkinan ditemukan glucosuria pada ibu hamil. Ibu hamil juga mengalami
protein urine disebabkan peningkatan kebutuhan asam amino meningkat kadar urin
protein + tidak menunjukkan kondisi patologis.

PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN


o Mulut, Selama hamil trimester I mengalami mual karena peningkatan HCG.
Trimester II nafsu makan mulai naik.
o Gusi, Mengalami hyperemia dan membengkak karena meningkatnya kadar
estrogen.
o Gigi, Gigi pada wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 gr kalsium dan kurang
lebih sama dengan jumlah fostor setiap hari selama kehamilan dan meningkat 0,4
gr untuk setiap elemen.
o Motilitas Gastrointestinal, Selama kehamilan motilitas gastrointestinal
mengalami penurunan akibat peningkatan hormon progesterone yang dapat
menurunkan produksi motilin yaitu suatu peptide yang dapat menstimulasi
pergerakan otot usus. Waktu transit makanan yang melewati gastrointestinal lebih
lama/ melambat dibanding pada wanita tidak hamil. Hal tersebut menyebabkan
peningkatan penyerapan air di usus besar sehingga sering sembelit dan resiko
haemmorroid meningkat. Sedangkan peningkatan oestrogen menyebabkan
menurunnya sekresi HCL lambung.
o Kandung Empedu, Fungsi kandung empedu mengalami perubahan selama
kehamilan karena hypotoni pada otot dinding kandung empedu. Waktu
pengosongan lebih lambat empedu mengalami penebalan akibat meningkatnya
kadar progesterone tidak terjadi perubahan morfologi pada hati selama kehamilan
normal, namun fungsi hati mengalami penurunan aktifitas serum alkhali fosfatase
mengalami gangguan yang mungkin disebabkan karena meningkatnya isoenzim
alkalin fosfatase placenta. Penurunan kadar albumin atau globulin terjadi selama
kehamilan merupakan suatu keadaan yang normal.

PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL


Lordosis Progresif merupakan gambaran yang karakteristik pada kehamilan
normal. Untuk mengkompensasi posisi anterior uterus yang membesar, lordosis
menggeser pusat gravitasi ke belakang pada tungkai bawah. Terdapat peningkatan
mobilitas sendi sakroiliaca, sakrocoksigeal, dan sendi pubis selama kehamilan,
kemungkinan akibat perubahan hormonal. Mobilitas tersebut mungkin
menyebabkan perubahan postur ibu, dan selanjutnya mengakibatkan rasa tidak
nyaman dipunggung bagian bawah, terutama pada akhir kehamilan. Selama
trimester akhir kehamilan, rasa pegal, mati rasa, dan lemah kadangkala dialami
pada ekstremitis atas. Hal ini kemungkinan merupakan akibat lordosis nyata yang
disertai dengan fleksi anterior leher dan merosotnya gelang bahu.

PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER


Terjadi peningkatan kebutuhan darah untuk itu dan janin sehingga terjadi
peningkatan cardial output. Perubahan posisi jantung seperti diafragma yang
terdorong ke atas, jantung mengalami elevasi ke atas dan berputar ke bagian depan
sebelah kiri. Perubahan auscultasi berhubungan dengan perubahan ukuran,
perubahan tempat, perubahan volume dan perubahan cardial output.
Tekanan darah bervariasi, tergantung dari kondisi, tempat pengukuran, kecemasan,
dan posisi maternal. Selama kehamilan trimester II terjadi penurunan sistolik dan
diastolic sekitar 5– 10 mm/ hg karena vase dilatasi perifer akibat peningkatan
hormon selama kehamilan. Wanita hamil mengalami kompresi pada vena illica dan
vena cava inferior oleh uterus dapat menyebabkan meningkatkan tekanan vena dan
menurunnya aliran darah pada kaki. Perubahan ini menimbulkan oedem dan
varises.
o Peningkatan curah jantung pada kehamilan 16 minggu sekitar 40-50% dari
biasanya
o Peningkatan volume darah 25-30%, sel darah merah bertambah 20% yang
menyebabkan hemodilusi
o Denyut nadi meningkat
o Cardiac output meningkat karena adanya peningkatan volume darah
o Terdapat sedikit peningkatan tekanan darah sampai umur kehamilan 30 minggu
o Peningkatan volume darah, bersamaan dengan distensi pada vena dan tekanan
uterus menyebabkan oedema pada kaki, vulva dan saluran anal, sehingga beresiko
terjadi varises vena dan sering hemoroid
o Posisi terlentang menyebabkan terjadinya supine hypotensi syndrome

PERUBAHAN SISTEM INTEGUMEN/KULIT


o Terjadi pigmentasi pada payudara, abdomen, vulva dan muka (chloasma)
o Linea alba menjadi linea nigra
o Muncul striae gravidarum

PERUBAHAN SISTEM METABOLISME


o Terjadi perubahan metabolisme
o Metabolisme basal meningkat
o Masukan makanan sangat berpengaruh untuk metabolisme ibu dan janin
o Ketidakseimbangan akan menyebabkan berbagai masalah seperti hiperemesis,
diabetes dan lain-lain.
o Retensi air meningkat akibat penurunan tekanan osmotik koloid interstisial

DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH


o Volume plasma, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu, mencapai
maksimum pada 30-34 minggu sampai dengan persalinan
o Massa RBC, meningkat mulai usia kehamilan 10 minggu
o WBCs, meningkat selama kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi
o Platelets meningkat selama kehamilan dalam batas normal
o Faktor-faktor pembekuan adalah meningkatnya fibrinogen (I, VII, VIII, IX, X),
menurunnya faktor XI dan XII, sedangkan protrombin (F II) dan F XII tidak
berubah
PERUBAHAN BB DAN IMT
o Suatu metode untuk mengetahui penambahan BB optimal
o Untuk rekomendasi penambahan BB
o IMT BB(Kg)/ (TB(m))2
o Kategori BMI, rendah (BMI 26-29) 7 s/d 11,5
o 20 minggu pertama mengalami penambahan BB sekitar 2,5 kg
o 20 minggu berikutnya terjadi penambahan sekitar 9 kg
o Kemungkinan penambahan BB hingga maksimal 12,5 kg adalah :
Berat badan (kg)
Janin 0,6
Plasenta 0,8
Cairan amnion 0,9
Peningkatan berat uterus 0,4
Peningkatan berat payudara 1,5
Peningkatan volume darah 1,4
Cairan ekstra seluler 3,5
Lemak 3-4
Total 12,5 kg

PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN


Frekuensi pernafasan tidak berubah dan elevasi diafragma menurunkan volume
paru saat istirahat namun terdapat peningkatan “tidal volume” sebesar 40% serta
terjadi kenaikan “minute ventilation “ dari 7.25 liter menjadi 10.5 liter.
Tekanan CO2 (pCO2) plasma fetus lebih besar dibanding plasma maternal
sehingga CO2 dengan mudah kedalam darah maternal. Selain hal ini, akibat
hiperventilasi pulmonal kadar CO2 dalam plasma maternal menurun sekitar 8%
dibandingkan pada masa sebelum kehamilan.

PERUBAHAN SISTEM PERSYARAFAN


• Gangguan pada efisiensi tidur
• Masalah pada pemusatan perhatian dan memori
2.2 Adaptasi Psikologi Pada Ibu Hamil
A. Trimester 1
Trimester pertama disebut sebagai masa penentuan dan sering merupakan masa
kekhawatiran. Segera setelah tejadi perubahan, hormon progesteron dan estrogen
dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya rasa mual-mual pada
pagi hari, lemah, lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan,
penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali pada awal kehamilannya ibu
berharap untuk tidak hamil.

Pada trimester pertama seorang ibu akan mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil,
kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada
orang lain atau dirahasiakannya.

Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada wanita hamil trimester pertama ini
berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami kegairahan seks yang lebih
tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini.
Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur
dengan suami. Banyak wanita merasa kebutuhan untuk dicinta dan merasakan kuat
untuk mencintai namun tanpa seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa
mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan
bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.

Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui dirinya akan menjadi ayah
adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan
pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat
memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan
seks karena takut akan mencederai bayinya. Ada pula pria yang hasrat seksnya
terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang diperhatikannya,
seorang ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.Perubahan
psikologis pada trimester I disebabkan karena adaptasi tubuh terhadap peningkatan
hormon progesteron dan estrogen.
Perubahan Psikologis pada Trimester Pertama, Segera setelah konsepsi kadar
hormone progesterone dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini
menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan
membesarnya payudara. Kondisi ini membuat para ibu hamil merasa tidak sehat
dan sering membenci kehamilan sehingga mempengaruhi kehidupan psikologis
ibu.

Pada trimester pertama seringkali timbul kecemasan dan rasa kebahagiaan


bercampur keraguan dengan kehamilannya antara ya atau tidak, terjadi fluktuasi
emosi sehingga beresiko tinggi untuk terjadinya pertengkaran atau rasa tidak
nyaman, adanya perubahan hormonal, dan morning sickness. Diperkirakan ada
80% ibu-ibu mengalami perubhan psikologis, seperti rasa kecewa, sikap
penolakan, cemas dan rasa sedih.

1. Ketidakyakinan atau Ketidakpastian


Awal minggu kehamilan, ibu sering merasa tidak yakin dengan kehamilannya.
Setiap wanita memiliki tingkat reaksi yang bervariasi terhadap ketidakyakinan
kehamilannya dan terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya hamil.
Kondisi ini mendorong dia semakin takut atas kehamilan yang terjadi, bahkan
sebagian dari mereka berharap tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa dirinya
tidak hamil.

2. Ambivalen
Ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat simultan, seperti
cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau keadaan. Setiap wanita hamil
memiliki sedikit rasa ambivalen dalam dirinya selama masa kehamilan. Ambivalen
merupakan respon normal individu ketika akan memasuki suatu peran baru.
Beberapa wanita merasa kondisi ini tidak nyata dan bukanlah saat tepat untuk
hamil, walaupun hal ini telah direncanakan atau diidamkan sebelumnya.

Wanita yang sudah merencanakan hamil sering berfikir bahwa dirinya


membutuhkan waktu yang lama untuk menerima kehamilan, sehingga merasa
khawatir dengan bertambahnya tanggung jawab dan perasaan akan
ketidakmampuannya untuk menjadi orangtua yang baik, serta takut jika kehamilan
ini akan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.

Beberapa factor yang menyebabkan perasaan ambivalensi pada ibu-ibu hamil ialah
menyangkut pada perubahan kondisi dirinya sendiri, berusaha untuk menghadapi
pengalaman kehamilan yang buruk, terutama bagi ibu-ibu yang pernah mengalami
sebelumnya, dampak dari kehamilan terhadap kehidupannya kelak (terutama bagi
ibu-ibu yang bekerja atau memiliki karir), perubahan terhadap tanggung jawab
yang baru atau tambahan yang akan ditanggungnya dan kecemasan yang
berhubungan dengan kemampuannya menjadi ibu, masalah keuangan dan sikap
penerimaan dari orang-orang terdekat selama kehamilanya.

3. Perubahan Seksual
Selama trimester pertama seringkali keinginan seksual wanita menurun. Factor
penyebabnya berasal dari rasa takut terjadi keguguran sehingga mendorong kedua
pasangan untuk menghindari aktivitas seks. Apalagi jika wanita tersebut
sebelumnya pernah mengalami keguguran. Hasrat seksual pada trimester pertama
sangat bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita
mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester pertama
merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan jika pun terjadi diantara mereka
harus terlebih dahulu berkomunikasi sebelum melakukannya. Kondisi ini
terkadang digunakan suami untuk memberikan kebutuhan kasih saying yang besar
dan cinta kasih tanpa seks.

4. Fokus pada Diri Sendiri


Awal kehamilan, pusat pikiran ibu berfokus pada dirinya sendiri, bukan pada janin.
Ibu merasa bahwa janin merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri ibu.
Kondisi ini mendorong ibu-ibu hamil untuk menghentikan rutinitasnya yang penuh
tuntutan social dan tekanan agar dapat menikmati waktu kosong tanpa beban
sehingga sebagian besar dari ibu banyak waktu yang dihabiskan untuk tidur.

5. Perubahan Emosional
Perubahan emosional pada trimester I ditandai dengan adanya penurunan kemauan
seksual karena letih dan mual, perubahan suasana hati, seperti depresi atau
khawatir, ibu mulai berpikir mengenai bayi dan kesejahteraannya dan
kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik.

6. Goncangan Psikologis
Kejadian goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester pertama
dan lebih tertuju pada kehamilan pertama. Menurut Kumar dan Robson (1978)
diperkirakan ada sekitar 12% wanita yang mendatangi klinik menderita depresi
terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungan. Perubahan psikologis
yang terjadi pada fase kehamilan trimester pertama lebih banyak berasal pada
pencapaian peran sebagai ibu.

Kehamilan pada trimester pertama cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang
dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya (taking on stage). Ibu akan selalu
mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil, sehingga
dia lebih memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Perutnya
yang masih kecil dinilai sebagai rahasia seorang ibu yang akan diberitahukannya
kepada suaminya.
7. Stres
Kemungkinan stress yang terjadi pada kehamilan trimester pertama bias
berdampak negative dan positif, dimana kedua stress ini dapat memengaruhi
perilaku ibu. Terkadang stress tersebut bersifat intrinsic dan ekstrinsik. Stress
intrinsic berhubungan dengan tujuan pribadi ibu, dimana dia berusaha untuk
membuat sesempurna mungkin kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya. Stress
ekstrinsik timbul karena factor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan
masa reproduksi.

Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi berkaitan dengan


kemampuan seseorang dalam mengatasi stress, stress yang bersumber dari pihak
lain, stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan social. Stress seorang
ibu hamil yang berasal dari dalam diri berkenaan dengan perasaan gelisah terhadap
kemampuannya untuk bisa beradaptasi dengan kondisi kehamilannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perubahan psikologis


yang terjadi pada trimester pertama ialah (a) merasa tidak sehat dan benci
kehamilannya, (b) selalu memperhatikan setiap perubahan pada tubuhnya, (c)
mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil, (d)
mengalami gairah seksual yang lebih tinggi tetapi energi libidonya menurun, (e)
rasa khawatir atas kehilangan penampilan bentuk tubuh, (f) membutuhkan sikap
penerimaan atas kehamilannya dari anggota keluarga besarnya dan (g) adanya
ketidakstabilan emosi dan suasana hati (Sulistyawati, 2009).

B. Trimester 2
Trimester II sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan. Tubuh ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena
hamil pun sudah berkurang. Perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum
dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.

Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya. Banyak ibu yang
merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan nafsu makan ibusudah kembali seperti biasa.
Kebanyakan wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, hampir 80%
wanita hamil mengalami peningkatan dalam hubungan seks dibandingkan pada
trimester pertama dan sebelum kehamilan. Pada trimester kedua relatif lebih bebas
dari ketidaknyamanan fisik, ukuran perut belum menjadi suatu masalah, lubrikasi
vagina lebih banyak dan hal yang menyebabkan kebingungan sudah surut, dia telah
berganti dari mencari perhatian ibunya menjadi mencari perhatian pasangannya,
semua faktor ini berperan pada meningkatnya libido dan kepuasan seks.

Ibu merasa bahwa bayi yang dikandungnya sebagai individu yang merupakan
bagian dari dirinya, kesadaran yang baru ini menimbulkan perubahan dalam
memusatkan dirinya ke bayinya. Pada saat ini jenis kelamin bayi tidak begitu
penting, perhatian ditujukan pada kesehatan bayi dan kehadirannya dalam
keluarga.

Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau yang baru menjadi
ibu dan ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan
persiapan untuk peran baru. Tubuh ibu sudah beradaptasi dengan kadar hormon
yang lebih tinggi, sehingga merasa lebih sehat dibandingkan dengan trimester I.

Perubahan psikologis pada trimester kedua, secara umum periode trimester kedua
dikelompokkan menjadi dua fase, yakni prequickeckening (sebelum ada
pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah ada pergerakan
janin yang dirasakan ibu).

1. Fase Pre Quickening


Selama akhir trimester pertama dan masa prequickening pada trimester kedua, ibu
hamil mengevaluasi segala aspek yang telah terjadi selama hamil. Disini ibu
menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang terjadi
dan menjadikannya sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan interaksi sosial
dengan bayi yang akan dilahirkannya.

Perasaan menolak terhadap sikap negatif dari ibunya akan menyebabkan rasa
bersalah pada dirinya, kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal
karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya. Proses yang terjadi dalam
masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kaih
sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang
ibu). Transisi ini memberikan pengertian bagi ibu hamil untuk mempersiapkan
dirinya sebagai ibu yang penuh kasih sayang kepada anak-anak yang akan
dilahirkannya kelak.
2. Fase Post Quickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, maka identitas keibuan semakin jelas.
Ibu akan fokus pada kehamilannya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi
peran baru sebagai seorang ibu. Terkadang perubahan ini bisa menyebabkan
kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu
yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Oleh sebab itu, ibu harus
diberikan pengertian bahwa dia tidak harus membuang segala peran yang diterima
sebelum masa hamilnya.

Pada wanita multi gravida, peran baru menggambarkan bagaimana dia bisa
menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana jika dia harus
meninggalkan rumah untuk sementara waktu disaat proses persalinan. Pergerakan
bayi membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah makhluk hidup
yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya.

Bentuk-bentuk reaksi psikologis pada trimester kedua, untuk trimester kedua


kehidupan psikologis ibu hamil tampak lebih tenang dan mulai dapat beradaptasi,
perhatian mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, kehidupan seksual, keluarga,
dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya, serta peningkatan
kebutuhan untuk dekat dengan figur ibu, melihat, dan meniru peran ibu. Selain itu,
ketergantungan ibu hamil kepada pasangan juga semakin meningkat seiring dengan
perkembangan kehamilannya.

1. Rasa Khawatir
Kadang kala ibu khawatir bahwa bayi akan lahir sewaktu-waktu. Hal ini
menyebabkan adanya peningkatan kewaspadaan atas timbulnya tanda-tanda
persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi
bayinya dan menghindari orang atau benda yang dianggap membahayakan bayi.
Ibu mulai merasa takut atas rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat
melahirkan.

2. Perubahan Emosional
Perubahan emosional trimester II terjadi pada bulan kelima kehamilan terasa nyata
karena bayi sudah mulai bergerak sehingga dia mulai memperhatikan bayi dan
memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat atau cacat. Rasa kecemasan
seperti ini terus meningkat seiring bertambah usia kehamilannya.
3. Keinginan untuk Berhubungan seksual
Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimester kedua yang harus diimbangi
untuk mengatasi ketidaknyamanan ialah peningkatan libido. Kebanyakan calon
orang tua khawatir jika hubungan seks dapat memengaruhi kehamilan.
Kekhawatiran yang paling sering diajukan ialah kemungkinan bayi diciderai oleh
penis, orgasme ibu, atau ejakulasi.

Yang perlu diketahui bahwa hubungan seksual pada masa hamil tidak ada yang
perlu dikhawatirkan. Janin tidak akan terpengaruh karena berada di area belakang
serviks dan dilindungi cairan amniotik dalam uterus. Namun dalam beberapa
kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak diperbolehkan, mencakup
plasenta previa dan ibu dengan riwayat persalinan prematur.

Selain itu mekanisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan seksual akan
menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan menahan
berat badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang menyenangkan masalah
ini bisa diatasi. Walaupun sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa
meningkat, tidak semua libido wanita akan meningkat pada trimester kedua.
Perubahan tingkat libido disebabkan variasi perubahan hormonal.

Mengenai strategi pemilihan posisi saat berhubungan seks ini sangat beragam,
semua tergantung pada kesiapan fisik dan psikis dari kedua pihak. Bagi sebagian
perempuan, kehamilan justru meningkatkan dorongan seks, tetapi bagi sebagian
lain tidak berpengaruh. Sementara bagi perempuan yang lain, kehamilan justru
menekan atau menurunkan dorongan seks. Namun, perlu kita ketahui bahwa
hubungan seks saat ibu hamil pada dasarnya dipengaruhi kepercayaan yang telah
dimiliki kedua pasangan tentang perilaku seksual, kondisi fisik dan emosi
(Kusmiyati, 2010).

C. Trimester 3
Trimester ketiga seringkali disebut periode penantian/menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan
bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-
waktu, ini menyebabkan ibu mengingatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan
gejala terjadinya persalinan. Ibu juga merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak
lahir tepat waktu.
Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang dilahirkannya
tidak normal. Ibu bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya,
ibu lebih sering bermimpi tentang bayinya, anak-anak, persalinan, kehilangan bayi
atau terjebak di suatu tempat kecil dan tidak bisa keluar. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan dan
merasa khawatir akan keselamatannya.

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan
banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek, sehingga memerlukan perhatian
lebih besar dari pasangannya. disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan
terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil,
terdapat perasaan mudah terluka (sensitif). Hasrat seksual tidak setinggi pada
trimester kedua karena abdomen merupakan sebuah penghalang. Posisi alternatif
untuk hubungan seksual dan metode alternatif yang memberikan kepuasan seksual
mungkin membantu atau malah menimbulkan perasaan bersalah jika ada
ketidaknyamanan dalam berhubungan seksual. Bersikap terbuka dengan pasangan
atau konsultasi dengan bidan atau tenaga kesehatan lain adalah hal yang penting.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi
orang tua, bahkan mereka juga memilih sebuah nama untuk bayi yang akan
dilahirkan. Keluarga mulai menduga-duga apakah bayinya laki-laki atau
perempuan dan akan mirip siapa. Trimester III merupakan periode
penantian/menunggu dan merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua.

Perubahan psikologis pada trimester ketiga, perubahan psikologis ibu hamil


periode trimester terkesan lebih kompleks dan lebih meningkat kembali dari
trimester sebelumnya. Hal ini dikarenakan kondisi kehamilan semakin membesar.
Kondisi itu tidak jarang memunculkan masalah seperti posisi tidur yang kurang
nyaman dan mudah terserang rasa lelah atau kehidupan emosi yang fluktuatif.

1. Rasa Tidak Nyaman


Rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan timbul kembali pada trimester ketiga
dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai
merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterima selama hamil sehingga ibu membutuhkan dukungan dari suami,
keluarga, dan bidan.
2. Perubahan Emosional
Perubahan emosional trimester III terutama pada bulan-bulan terakhir kehamilan
biasanya gembira bercampur takut karena kehamilan telah mendekati persalinan.
Rasa kekhawatirannya terlihat menjelang melahirkan, apakah bayi lahir sehat dan
tugas-tugas apa yang dilakukan setelah kelahiran (Sulistyawati, 2009).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perubahan adaptasi fisiologis: adalah suatu akivitas yang dilakukan tubuh untuk
mengimbangi perubahan yang terjadi selama kehamilan agar tetap berjalan dengan
normal. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil trimester I, II,
dan III: adalah perubahan yang akan dialami oleh seorang wanita hamil pada usia
kandungan 0-9 bulan (aterm) mencakup perubahan bentuk tubuh dan fungsinya.
Perubahan akibat kehamilan dialami oleh seluruh tubuh wanita, salah satunya
adalah system reproduksi khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna.
Dalam hal ini hormone estrogen dan progesterone mempunyai peranan penting

3.2 Saran

Mahasiswa harus lebih lagi mempelajari tentang proses adaptasi fisiologi dan
psikologi pada ibu hamil
REFRENSI

http://zulfam90.wordpress.com/2014/05/04/adaptasi fisiologis kehamilan

https://anesmg.wordpress.com/2014/05/10/perubahan-dan-adaptasi-psikologis-
dalam-masa-kehamilan/

Anda mungkin juga menyukai