MAKALAH Askeb Adaptasi Kehamilan
MAKALAH Askeb Adaptasi Kehamilan
OLEH:
NAMA: GLORIA AKANFANI
KELAS: A KEBIDANAN
MATA KULIA: ASKEB KEHAMILAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas hikmat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ PROSES
ADAPTASI PADA IBU HAMIL”dengan baik.
Makalah ini membahas tentang proses adaptasi fisiologi dan psikologi pada ibu
hamil secara lengkap. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kritik
saran serta masukan dari pembaca sangat dibutuhkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Adaptasi fisiologi
2.2 Adaptasi psikologi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
REFRENSI
BAB II
PEMBAHASAN
1.3 Tujuan
Tujuannya ialah untuk mengetahui proses adaptasi fisiologi dan psikologi pada
ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
Adaptasi fisiologis yang terajadi pada wanita pada masa kehamilan yang pendek
begitu besar. Perubahan-perubahan tersebut segera terjadi setelah fertilisasi dan
berlanjut sepanjang kehamilan. Kebanyakan adaptasi yang besar sekali ini terjadi
sebagai respon terhadap stimulasi fisiologis yang diberikan oleh janin atau jaringan
janin, system komunikasi ibu dan janin.
Perubahan adaptasi fisiologis: adalah suatu akivitas yang dilakukan tubuh untuk
mengimbangi perubahan yang terjadi selama kehamilan agar tetap berjalan dengan
normal. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil trimester I, II,
dan III: adalah perubahan yang akan dialami oleh seorang wanita hamil pada usia
kandungan 0-9 bulan (aterm) mencakup perubahan bentuk tubuh dan fungsinya.
Perubahan akibat kehamilan dialami oleh seluruh tubuh wanita, salah satunya
adalah system reproduksi khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna.
Dalam hal ini hormone estrogen dan progesterone mempunyai peranan penting.
`
PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN/HORMON
Pada kehamilan plasenta membentuk sejumlah besar gonadotropin korion
manusia, progesteron, somamotropin korion manusia. Pada bumil ovum tidak
terbentuk tetapi estrogen & progesteron yang terbentuk. Sekresi hormon dapat
diukur dalam darah, menjelang 16 – 20 mgg setelah ovulasi akan terjadi
peningkatan sampai kadar relatif rendah.
1. Adenohypophysis (membesar sebesar 50% dan produksi hormon pertumbuhan
meningkat)
2. Neurohypophysis (oksitosin)
3. Hormon ovarium (estrogen, progesteron dan relaksin)
4. Hormon-hormon sel trofoblast (HCG untuk mencegah degenerasi corpus
luteum)
5. Hormon plasenta
6. HCG
7. Estrogen (menstimulasi pertumbuhan otot-otot uterus dan membuat sensitif
terhadap oksitosin, menstimulasi pertumbuhan duktus-duktus payudara,
pertumbuhan puting susu, hiperpigmentasi)
8. Progesteron (mempengaruhi jaringan-jaringan yang dipengaruhi estrogen,
proliferasi dan meningkatkan vaskularisasi desidua, relaksasi miometrium)
9. Human placental lactogen/HPL (meningkatkan metabolisme untuk nutrisi fetus
terutama metabolisme glukosa dan lemak
10. Pengaruh umum estrogen adalah menyebabkan pertumbuhan baik ukuran
maupun jumlah sel. Sedangkan pengaruh khususnya :
o Menyebabkan penebalan dari nedometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi
dapat berimplantasi
o Menyebabkan hipertrofi (pelebaran pada otot) dari dinding uterus dan hiperplasia
(peningkatan ukuran pembuluh darah) serta lymphatic yang meningkatkan
vaskularisasi, kongesti (penimbunan jumlah darah atau lendir yang berlebih dalam
organ tubuh) dan edema (pembengkakan). Perubahan-perubahan ini
mengakibatkan : tanda chadwick (perubahan warna serviks menjadi biru lipid,
tanda goodel (vagina melunak), tanda hegar (istmus tidak teraba).
o Hipertrofi dan hiperplasia otot-otot uterus
o Hipertrofi dan hiperplasia jaringan payudara termasuk sistem pembuluh darah
o leucorrhea, mimisan, hidung tersumbat, ginggivitis, mual pada awal kehamilan
11. Pengaruh progesteron secara umum adalah peningkatan sekresi dan
mengendurkan otot-otot polos. Sedangkan pengaruh khusus diantaranya adalah :
o Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi
dapat berinflantasi
o Mengendurkan otot-otot halus yang berakibat : meningkatnya waktu
pengosongan lambung dan peristaltik, meningkatkan gastric reflux karena relaksasi
cardiac spinchter yang menyebabkan rasa panas pada perut, penurunan motilitas
(gerakan usus melambat) gastro intestinal yang menyababkan terjadinya konstipasi
(susah BAB), pembuluh arteri dan dinding vena relaksasi dan dilatasi yang
meningkatkan kapasitas vena dan menambah resiko terjadinya hemoroids/wasir.
o Menjaga peningkatan suhu basal ibu
o Merangsang perkembangan sistem alveolar payudara
o Dengan hormon relaksin dapat melembutkan /mengendurkan jaringan ikat,
ligamen-ligamen dan otot-otot yang mengakibatkan sakit punggung dan nyeri
lingkar.
Pada trimester pertama seorang ibu akan mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada
tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama. Karena perutnya masih kecil,
kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada
orang lain atau dirahasiakannya.
Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada wanita hamil trimester pertama ini
berbeda-beda. Walaupun beberapa wanita mengalami kegairahan seks yang lebih
tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini.
Keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur
dengan suami. Banyak wanita merasa kebutuhan untuk dicinta dan merasakan kuat
untuk mencintai namun tanpa seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa
mual, pembesaran payudara, keprihatinan dan kekhawatiran. Semua ini merupakan
bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui dirinya akan menjadi ayah
adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapannya untuk menjadi seorang ayah dan
pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat
memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan
seks karena takut akan mencederai bayinya. Ada pula pria yang hasrat seksnya
terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang diperhatikannya,
seorang ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya.Perubahan
psikologis pada trimester I disebabkan karena adaptasi tubuh terhadap peningkatan
hormon progesteron dan estrogen.
Perubahan Psikologis pada Trimester Pertama, Segera setelah konsepsi kadar
hormone progesterone dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini
menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan
membesarnya payudara. Kondisi ini membuat para ibu hamil merasa tidak sehat
dan sering membenci kehamilan sehingga mempengaruhi kehidupan psikologis
ibu.
2. Ambivalen
Ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang bersifat simultan, seperti
cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau keadaan. Setiap wanita hamil
memiliki sedikit rasa ambivalen dalam dirinya selama masa kehamilan. Ambivalen
merupakan respon normal individu ketika akan memasuki suatu peran baru.
Beberapa wanita merasa kondisi ini tidak nyata dan bukanlah saat tepat untuk
hamil, walaupun hal ini telah direncanakan atau diidamkan sebelumnya.
Beberapa factor yang menyebabkan perasaan ambivalensi pada ibu-ibu hamil ialah
menyangkut pada perubahan kondisi dirinya sendiri, berusaha untuk menghadapi
pengalaman kehamilan yang buruk, terutama bagi ibu-ibu yang pernah mengalami
sebelumnya, dampak dari kehamilan terhadap kehidupannya kelak (terutama bagi
ibu-ibu yang bekerja atau memiliki karir), perubahan terhadap tanggung jawab
yang baru atau tambahan yang akan ditanggungnya dan kecemasan yang
berhubungan dengan kemampuannya menjadi ibu, masalah keuangan dan sikap
penerimaan dari orang-orang terdekat selama kehamilanya.
3. Perubahan Seksual
Selama trimester pertama seringkali keinginan seksual wanita menurun. Factor
penyebabnya berasal dari rasa takut terjadi keguguran sehingga mendorong kedua
pasangan untuk menghindari aktivitas seks. Apalagi jika wanita tersebut
sebelumnya pernah mengalami keguguran. Hasrat seksual pada trimester pertama
sangat bervariasi antara wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita
mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester pertama
merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan jika pun terjadi diantara mereka
harus terlebih dahulu berkomunikasi sebelum melakukannya. Kondisi ini
terkadang digunakan suami untuk memberikan kebutuhan kasih saying yang besar
dan cinta kasih tanpa seks.
5. Perubahan Emosional
Perubahan emosional pada trimester I ditandai dengan adanya penurunan kemauan
seksual karena letih dan mual, perubahan suasana hati, seperti depresi atau
khawatir, ibu mulai berpikir mengenai bayi dan kesejahteraannya dan
kekhawatiran pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik.
6. Goncangan Psikologis
Kejadian goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada trimester pertama
dan lebih tertuju pada kehamilan pertama. Menurut Kumar dan Robson (1978)
diperkirakan ada sekitar 12% wanita yang mendatangi klinik menderita depresi
terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungan. Perubahan psikologis
yang terjadi pada fase kehamilan trimester pertama lebih banyak berasal pada
pencapaian peran sebagai ibu.
Kehamilan pada trimester pertama cenderung terjadi pada tahapan aktifitas yang
dilalui seorang ibu dalam mencapai perannya (taking on stage). Ibu akan selalu
mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya memang hamil, sehingga
dia lebih memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Perutnya
yang masih kecil dinilai sebagai rahasia seorang ibu yang akan diberitahukannya
kepada suaminya.
7. Stres
Kemungkinan stress yang terjadi pada kehamilan trimester pertama bias
berdampak negative dan positif, dimana kedua stress ini dapat memengaruhi
perilaku ibu. Terkadang stress tersebut bersifat intrinsic dan ekstrinsik. Stress
intrinsic berhubungan dengan tujuan pribadi ibu, dimana dia berusaha untuk
membuat sesempurna mungkin kehidupan pribadi dan kehidupan sosialnya. Stress
ekstrinsik timbul karena factor eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan
masa reproduksi.
B. Trimester 2
Trimester II sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan. Tubuh ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena
hamil pun sudah berkurang. Perut ibupun belum terlalu besar sehingga belum
dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai
menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif.
Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya. Banyak ibu yang
merasa terlepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya
pada trimester pertama dan nafsu makan ibusudah kembali seperti biasa.
Kebanyakan wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, hampir 80%
wanita hamil mengalami peningkatan dalam hubungan seks dibandingkan pada
trimester pertama dan sebelum kehamilan. Pada trimester kedua relatif lebih bebas
dari ketidaknyamanan fisik, ukuran perut belum menjadi suatu masalah, lubrikasi
vagina lebih banyak dan hal yang menyebabkan kebingungan sudah surut, dia telah
berganti dari mencari perhatian ibunya menjadi mencari perhatian pasangannya,
semua faktor ini berperan pada meningkatnya libido dan kepuasan seks.
Ibu merasa bahwa bayi yang dikandungnya sebagai individu yang merupakan
bagian dari dirinya, kesadaran yang baru ini menimbulkan perubahan dalam
memusatkan dirinya ke bayinya. Pada saat ini jenis kelamin bayi tidak begitu
penting, perhatian ditujukan pada kesehatan bayi dan kehadirannya dalam
keluarga.
Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau yang baru menjadi
ibu dan ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan
persiapan untuk peran baru. Tubuh ibu sudah beradaptasi dengan kadar hormon
yang lebih tinggi, sehingga merasa lebih sehat dibandingkan dengan trimester I.
Perubahan psikologis pada trimester kedua, secara umum periode trimester kedua
dikelompokkan menjadi dua fase, yakni prequickeckening (sebelum ada
pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah ada pergerakan
janin yang dirasakan ibu).
Perasaan menolak terhadap sikap negatif dari ibunya akan menyebabkan rasa
bersalah pada dirinya, kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal
karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya. Proses yang terjadi dalam
masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kaih
sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang
ibu). Transisi ini memberikan pengertian bagi ibu hamil untuk mempersiapkan
dirinya sebagai ibu yang penuh kasih sayang kepada anak-anak yang akan
dilahirkannya kelak.
2. Fase Post Quickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, maka identitas keibuan semakin jelas.
Ibu akan fokus pada kehamilannya dan mempersiapkan diri untuk menghadapi
peran baru sebagai seorang ibu. Terkadang perubahan ini bisa menyebabkan
kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu
yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Oleh sebab itu, ibu harus
diberikan pengertian bahwa dia tidak harus membuang segala peran yang diterima
sebelum masa hamilnya.
Pada wanita multi gravida, peran baru menggambarkan bagaimana dia bisa
menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana jika dia harus
meninggalkan rumah untuk sementara waktu disaat proses persalinan. Pergerakan
bayi membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah makhluk hidup
yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya.
1. Rasa Khawatir
Kadang kala ibu khawatir bahwa bayi akan lahir sewaktu-waktu. Hal ini
menyebabkan adanya peningkatan kewaspadaan atas timbulnya tanda-tanda
persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi
bayinya dan menghindari orang atau benda yang dianggap membahayakan bayi.
Ibu mulai merasa takut atas rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat
melahirkan.
2. Perubahan Emosional
Perubahan emosional trimester II terjadi pada bulan kelima kehamilan terasa nyata
karena bayi sudah mulai bergerak sehingga dia mulai memperhatikan bayi dan
memikirkan apakah bayinya akan dilahirkan sehat atau cacat. Rasa kecemasan
seperti ini terus meningkat seiring bertambah usia kehamilannya.
3. Keinginan untuk Berhubungan seksual
Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimester kedua yang harus diimbangi
untuk mengatasi ketidaknyamanan ialah peningkatan libido. Kebanyakan calon
orang tua khawatir jika hubungan seks dapat memengaruhi kehamilan.
Kekhawatiran yang paling sering diajukan ialah kemungkinan bayi diciderai oleh
penis, orgasme ibu, atau ejakulasi.
Yang perlu diketahui bahwa hubungan seksual pada masa hamil tidak ada yang
perlu dikhawatirkan. Janin tidak akan terpengaruh karena berada di area belakang
serviks dan dilindungi cairan amniotik dalam uterus. Namun dalam beberapa
kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak diperbolehkan, mencakup
plasenta previa dan ibu dengan riwayat persalinan prematur.
Selain itu mekanisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan seksual akan
menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan menahan
berat badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang menyenangkan masalah
ini bisa diatasi. Walaupun sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa
meningkat, tidak semua libido wanita akan meningkat pada trimester kedua.
Perubahan tingkat libido disebabkan variasi perubahan hormonal.
Mengenai strategi pemilihan posisi saat berhubungan seks ini sangat beragam,
semua tergantung pada kesiapan fisik dan psikis dari kedua pihak. Bagi sebagian
perempuan, kehamilan justru meningkatkan dorongan seks, tetapi bagi sebagian
lain tidak berpengaruh. Sementara bagi perempuan yang lain, kehamilan justru
menekan atau menurunkan dorongan seks. Namun, perlu kita ketahui bahwa
hubungan seks saat ibu hamil pada dasarnya dipengaruhi kepercayaan yang telah
dimiliki kedua pasangan tentang perilaku seksual, kondisi fisik dan emosi
(Kusmiyati, 2010).
C. Trimester 3
Trimester ketiga seringkali disebut periode penantian/menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan
bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan
bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-
waktu, ini menyebabkan ibu mengingatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan
gejala terjadinya persalinan. Ibu juga merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak
lahir tepat waktu.
Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi yang dilahirkannya
tidak normal. Ibu bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya,
ibu lebih sering bermimpi tentang bayinya, anak-anak, persalinan, kehilangan bayi
atau terjebak di suatu tempat kecil dan tidak bisa keluar. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja
yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa
takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan dan
merasa khawatir akan keselamatannya.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan
banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek, sehingga memerlukan perhatian
lebih besar dari pasangannya. disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan
terpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil,
terdapat perasaan mudah terluka (sensitif). Hasrat seksual tidak setinggi pada
trimester kedua karena abdomen merupakan sebuah penghalang. Posisi alternatif
untuk hubungan seksual dan metode alternatif yang memberikan kepuasan seksual
mungkin membantu atau malah menimbulkan perasaan bersalah jika ada
ketidaknyamanan dalam berhubungan seksual. Bersikap terbuka dengan pasangan
atau konsultasi dengan bidan atau tenaga kesehatan lain adalah hal yang penting.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi
orang tua, bahkan mereka juga memilih sebuah nama untuk bayi yang akan
dilahirkan. Keluarga mulai menduga-duga apakah bayinya laki-laki atau
perempuan dan akan mirip siapa. Trimester III merupakan periode
penantian/menunggu dan merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan adaptasi fisiologis: adalah suatu akivitas yang dilakukan tubuh untuk
mengimbangi perubahan yang terjadi selama kehamilan agar tetap berjalan dengan
normal. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu hamil trimester I, II,
dan III: adalah perubahan yang akan dialami oleh seorang wanita hamil pada usia
kandungan 0-9 bulan (aterm) mencakup perubahan bentuk tubuh dan fungsinya.
Perubahan akibat kehamilan dialami oleh seluruh tubuh wanita, salah satunya
adalah system reproduksi khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna.
Dalam hal ini hormone estrogen dan progesterone mempunyai peranan penting
3.2 Saran
Mahasiswa harus lebih lagi mempelajari tentang proses adaptasi fisiologi dan
psikologi pada ibu hamil
REFRENSI
https://anesmg.wordpress.com/2014/05/10/perubahan-dan-adaptasi-psikologis-
dalam-masa-kehamilan/