Anda di halaman 1dari 9

Syallom Angelleno Hollyhe Riyadi

20.13.2.149.091

Semester 1B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES NU TUBAN

Teori Keperawatan Merle H Mishel

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi
biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas
didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori
keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan
model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.

Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range
theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari
meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori
tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti
“perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge
tentang body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika (Krippendorf 1986
dalam Sell dan Kalofissudis, 2004). Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan
dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai
kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek keperawatan.

Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini.

Rumusan masalah

1. Bagaimana pengertian dari teori Middle Range ?

2. Siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dalam teori Middle Range ?

3. Bagaimana teori keperawatan menurut Merle Helaine Mishel ?

Tujuan

Tujuan umum

Mengetahui tentang teori keperawatan menurut Merle Helaine Mishel.

Tujuan khusus

1. Mengetahu pengertian dari teori Middle Range

2. Mengetahui tokoh-tokoh yang berperan dalam teori Middle Range

3. Mengetahui teori keperawatan menurut Marle Helaine MIshel


Definisi Middle Range Theories

Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling berhubungan dan berfokus
pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).

Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat digambarkan dalam suatu model.
Middle range theories dapat dikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam
praktik dan riset/penelitian yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.

Tokoh-Tokoh Middle Range Theories

1) Ramona T. Mercer

Ramona T. Mercer mengembangkan Salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari keperawatan
meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses
pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga
menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan,
memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu
berinteraksi dengan lingkungannya.

2) Katharine Kolcaba

Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain :

1) Induksi

Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara spesifik. Di mana perawat
dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai
disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi
pendukung praktek mereka.

2) Deduksi

Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari prinsip atau pendapat
yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik. Langkah mengurangi pengembangan teori
mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari
tiga ahli teori keperawatan diperlukan untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih dulu
melihat di tempat lain untuk bekerja secara bersama untuk menyatukan kebutuhan seperti keringanan,
ketentraman dan hal yang penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka konseptual
umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang bersifat abstrak.

3) Retroduksi

Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu fenomena yang
dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit
teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini memusat pada pengumpulan database besar untuk mengukur
hasil dan berhubungan pada pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol masyarakat.
Penambahan suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian keperawatan
karena praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang sama dan selaras dengan hasil
yang diinginkan
Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama beserta definisinya, antara lain :

1. Health Care Needs

Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan akan kenyamanan, yang
dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful, yang tidak dapat dipenuhi oleh penerima support system
tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang kesemuanya
membutuhkan monitoring, laporan verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan
parameter patofisiologis, membutuhkan edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial dan
intervensi.

2. Comfort

Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam keperawatan. Comfort diartikan
sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima yang dapat didefinisikan sebagai suatu pengalaman yang
immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and
(transcedence) yang dapat terpenuhi dalam empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual,
sosial dan lingkungan.

Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:

a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki pemenuhan kebutuhan yang spesifik

b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan

c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya.

Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut :

a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh

b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga diri, konsep diri, sexualitas, makna
kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih tinggi.

c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.

d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial

3. Comfort Measures

Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan
kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual,
lingkungan, dan intervensi fisik.

4. Enhanced Comfort

Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu pada teori comfort ini.

5. Intervening variables

Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi persepsi resipien dari comfort secara
keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, support system, prognosis,
financial, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si resipien.

6. Health Seeking Behavior (HSBs)

Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan pencarian kesehatan
yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang
terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan, fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity

Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi pelayanan kesehatan pada area
local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi institusi diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum,
agensi home care, dll.

Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh Kolcaba mudah dimengerti dan dipahami, selain itu teori
ini kembali kepada keperawatan dasar dan misi/tujuan keperawatan tradisional yaitu kenyamanan

3) Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)

1. Vulnerability

Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan situasi mendekati
kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan
pengasuhan.

2. Self-Transcendence

Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak dari yang kurang baik menjadi
baik dan dari yang baik menjadi lebih baik. Menurut Pamela G Reed, Self Transcendence didefiniskan sebagai
pengembangan konsep diri dibatasi secara mulitidimensi yaitu :

§ Inwardly (batiniah) : melakukan refleksi introspeksi diri terhadap pengalaman- pengalaman yang telah dialami.

§ Outwardly (lahiriah), diartikan pentingnya berinteraksi dengan lingkungannya.

§ Temporally (duniawi) : menggunakan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran untuk mencapai tujuan masa
depan.

3. Well-Being

Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual yang
menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan yang baik.

4. Moderating-Mediating Factors

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi terhadap kondisi yang baik,
misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan
riwayat masa lalu.

5. Point of Intervention

Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.

§ Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal dari dalam diri seseorang
terhadap transendensi diri

§ Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang mempengaruhi hubungan antara
transendensi diri dan vulnerabel ; hubungan antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.
4) Carolyn L Wiener

KONSEP MAYOR DAN DEFINISI TRAJECTORY ILLNESS (WIENER DAN DODD)

Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik dan diformulasikan berdasarkan
kemampuan menerima untuk membentuk kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari
aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major influence) untuk membentuk suatu
konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya
merupakan bagian yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.

Identity/Identitas,temporality/hal keduniawian dan Tubuh adalah elemen kunci dalam konteks biografi sebagai
berikut:

§ Identity :Pembentukan diri sendiri yang memberikan waktu utnuk menyatukan multtipel aspek dari diri dan
situasi didalam tubuh kita.

§ Temporality :Biografi waktu yang direfleksikan didalam aliran kehidupan terhadap pembelajaran kejadian,
persepsi masa lalu,saat ini dan masa depan untuk membentuk diri

§ Body : Aktifitas kehidupan dan pembentukan persepsi berdasarkan pada tubuh.

5) Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN

Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory

Cheryl adalah seorang profesor di University of Connecticut . Beliau telah menerima berbagai penghargaan seperti
Eastern Nursing Research Society's Distinguished Researcher Award, the Distinguished Alumna Award from Yale
University and the Connecticut Nurses' Association's Diamond Jubilee Award untuk kontribusinya pada penelitian
keperawatan.

Selama 20 tahun terakhir Cheryl telah memfokuskan penelitiannya pada upaya pengembangan program penelitian
pada mood postpartum dan gangguan kecemasan. Beliau telah meneliti secara ekstensif menggunakan metode
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan temuan dari beberapa penelitian kualitatif nya, Cheryl telah
mengembangkan Skala Skrining Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Screening Scale (PDSS) yang
diterbitkan oleh Western Psychological Services.

Beliau juga salah seorang penulis produktif yang telah menerbitkan lebih dari 100 artikel jurnal tentang beberapa
topik seperti depresi postpartum, trauma lahir, PTSD/ posttraumatic stress disorder karena melahirkan,
fenomenologi, grounded theory, meta-analisis, pengembangan instrumen, meta-sintesis, dan analisis naratif. Saat ini
upaya penelitian Cheryl difokuskan pada (1) dampak trauma lahir pada menyusui, (2) efek DHA pada depresi
postpartum, dan (3) penilaian psikometri dari Postpartum Depression Screening Scale melalui administrasi telepon.

Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam perawatan kesehatan,
membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat
mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini
membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi
postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga
dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan
bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala
bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE program ini meliputi 5 aspek
perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:

§ Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)

§ Understanding (pemahaman)

§ Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)

§ Spirituality (spiritualitas)

§ Exercise (latihan)

Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu yg bersangkutan. Mereka
seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu, namun program ini harus diselesaikan
dalam setiap tahap penyembuhan mereka.

6) Merle Helaine Mishel.

Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory oleh Merle Helaine Mishel.

Mishel memiliki gelar master dalam keperawatan jiwa dan PhD dalam psikologi sosial. Dia dikenal karena
penelitiannya tentang keraguan dan manajemen dalam penyakit kronis dan mengancam jiwa. Dia memiliki keahlian
dalam respon psikososial untuk pasien kanker dan penyakit kronis serta intervensi untuk mengelola keraguan. Dia
juga mengembangkan instrumen yang digunakan di seluruh dunia tentang keraguan terhadap penyakit yaitu
Uncertainty in Illness Scale—Community Form(MUIS-C).

Penelitian Mishel di bidang pengajaran pasien kanker untuk mengadvokasi perawatan mereka sendiri telah
mendapatkan pengakuan nasional. Dia juga mempelajari apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perawatan
kesehatan yang diterima pasien kanker tanpa meningkatkan biaya pada sistem yang sudah terbebani. Dia bekerja
pada pasien kanker prostat dan kanker payudara.

Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi pada suatu
penyakit. Keraguan dalam hal ini diartikan sebagai “ketidakmampuan pasien untuk menentukan makna kejadian
suatu penyakit dan kemungkinan memprediksi secara akurat akibat yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut”.

Konsep keraguan terhadap penyakit yang berlaku untuk penyakit akut dan kronis telah dijelaskan dalam literatur
sebagai stressor kognitif, rasa kehilangan kontrol, dan persepsi keraguan bahwa terjadi perubahan keadaan dari
waktu ke waktu. Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai
sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan
kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan
terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi, dan penurunan
kualitas hidup. Literatur mengenai keraguan terhadap penyakit dalam kaitannya dengan nyeri agak terbatas tetapi
jelas menunjukkan potensi dampak negatif terhadap persepsi dan penyesuaian terhadap nyeri.

Mishel menyatakan keraguan pada awalnya merupakan tingkatan netral kognitif yang mewakili ketidakmampuan
pasien dengan kondisi kronis atau yang mengancam jiwa untuk mengintepretasi kejadian yang terkait dengan
penyakit dan bahwa intervensi keperawatan harus membantu pasien beradaptasi dan mengatasi keraguan ini secara
produktif, mengintegrasikannya ke dalam kehidupan mereka dan meningkatkan kualitas hidup. Keraguan masing-
masing pasien harus dipahami sebagai karakteristik masalah dari pengalaman penyakit individu terlepas dari sifat
akut atau kronis berbagai penyakit.
7) Phil Barker

Tidal Model of Mental Health Recovery Oleh Phil Barker

Tidal model adalah sebuah model pemulihan untuk promosi kesehatan mental yang dikembangkan oleh Profesor
Phil Barker, Poppy Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka. Tidal model berfokus pada proses perubahan yang ada
pada semua orang. Model ini berusaha untuk mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan
pentingnya suara mereka sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora. Ini bertujuan untuk
memberdayakan seseorang untuk memimpin pemulihannya sendiri bukannya diarahkan oleh para profesional.

Filosofi yang mendasari model ini awalnya terinspirasi oleh penelitian selama lima tahun tentang apa yang
dibutuhkan untuk perawatan kesehatan jiwa yang dilakukan oleh Prof. Dr. Chris Barker dan Stevenson di Universitas
Newcastle , Inggris. Sejak tahun 2000, model ini telah dipraktekkan di Inggris dan luar negeri.

Karena karyanya di bidang ini, Phil Barker sering disebut sebagai teoris kontemporer yang menonjol dalam
keperawatan kesehatan jiwa.

Tidal model diaplikasikan melalui enam kunci asumsi filosofis yaitu:

a. keyakinan tentang keingintahuan dalam arti positif

b. pengakuan atas kekuatan sumberdaya, daripada berfokus pada masalah, kekurangan atau kelemahan

c. menghormati keinginan seseorang, bukannya paternalistik

d. penerimaan paradoks krisis sebagai peluang

e. mengakui bahwa semua tujuan berfokus pada seseorang

f. keutamaan mengejar elegan dengan cara sederhana yang mungkin harus dicari

8) Kristen Swanson

Theory Of Caring Oleh Kristen Swanson

Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran,
orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system
untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).

Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang
sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal
paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien
seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia
menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku
"(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan
peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak
hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat
dengan tujuannya (well-being).
9) SHIRLY M. MOORE

Teori Hidup damai di akhir

Sumber Teoritis

Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal ini didasarkan terutama
pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan
dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah
dan semua orang lain yang signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan
akut.

Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang untuk mempromosikan
positif hasil dari berikut:

(1) bebas dari rasa sakit,

(2) mendapatkan penghiburan,

(3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,

(4) Berada dalam kedamaian dan

(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli.

10) Georgene Gaskill Eakes

Para NCRCS ( The Nursing Consurtium For Research on Chronic Sorrow ) berdasarkan berbagai Middle Range Theory
kesedihan Cronic pada dua sumber utama. Karya Olshansky pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar dari konsep asli
kesedihan kronis (Eakes, Burke & Hainsworth, 1998). Lazarus dan Folksmans (1984) model stres dan adaptasi
membentuk dasar bagi konseptualisasi tentang bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis.

Konsep kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke, Hainsworth, & Eakes, 1992). Para
ahli teori NCRCS mengutip pengamatan Olshanskys, orang tua mengalami kesedihan berulang dan kesedihan kronis
panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas sebagai deskripsi sederhana reaksi psikologis untuk situasi tragis
"(Lindgren et al, 1992).

Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak baik secara fisik atau cacat mental.
Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang dan sifat tidak pernah berakhir duka yang dialami oleh orang tua.
Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka dikonseptualisasikan sebagai proses yang menyelesaikan dari waktu ke waktu
dan jika belum terselesaikan, kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992).
Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan kronis adalah bahwa
kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan Hatfiled (Lindgren et al, 1992).
Burke dalam studinya anak-anak dengan spina bifida, kesedihan kronis didefinisikan sebagai kesedihan luas yang
bersifat permanen, periodik dan progresif di alam '(hainsworth, Eakes, Burke 1994).

NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha untuk memeriksa respon terhadap
duka. Mereka memasukkan Lazarus dan Folksmans 1984 bekerja pada stres dan adaptasi sebagai dasar untuk
metode manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model mereka (Eakes et al, 1998) Kesenjangan ditemui dan
respon untuk kembali kesedihan merangsang mekanisme koping individu. Ada kategori mengatasi gaya atau
manajemen. Strategi koping internal meliputi tindakan - berorientasi kognitif penilaian kembali dan perilaku
interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range Theory kesedihan kronis diperpanjang dasar teoritis
kesedihan kronis dalam situasi tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk fenomena tersebut.
Teori Keperawatan Menurut Helaine Mishel

Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory oleh Merle Helaine Mishel.

Mishel memiliki gelar master dalam keperawatan jiwa dan PhD dalam psikologi sosial. Dia dikenal karena
penelitiannya tentang keraguan dan manajemen dalam penyakit kronis dan mengancam jiwa. Dia memiliki keahlian
dalam respon psikososial untuk pasien kanker dan penyakit kronis serta intervensi untuk mengelola keraguan. Dia
juga mengembangkan instrumen yang digunakan di seluruh dunia tentang keraguan terhadap penyakit yaitu
Uncertainty in Illness Scale—Community Form(MUIS-C).

Penelitian Mishel di bidang pengajaran pasien kanker untuk mengadvokasi perawatan mereka sendiri telah
mendapatkan pengakuan nasional. Dia juga mempelajari apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perawatan
kesehatan yang diterima pasien kanker tanpa meningkatkan biaya pada sistem yang sudah terbebani. Dia bekerja
pada pasien kanker prostat dan kanker payudara.

Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi pada suatu
penyakit. Keraguan dalam hal ini diartikan sebagai “ketidakmampuan pasien untuk menentukan makna kejadian
suatu penyakit dan kemungkinan memprediksi secara akurat akibat yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut”.

Konsep keraguan terhadap penyakit yang berlaku untuk penyakit akut dan kronis telah dijelaskan dalam literatur
sebagai stressor kognitif, rasa kehilangan kontrol, dan persepsi keraguan bahwa terjadi perubahan keadaan dari
waktu ke waktu. Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai
sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan
kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan
terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi, dan penurunan
kualitas hidup. Literatur mengenai keraguan terhadap penyakit dalam kaitannya dengan nyeri agak terbatas tetapi
jelas menunjukkan potensi dampak negatif terhadap persepsi dan penyesuaian terhadap nyeri.

Mishel menyatakan keraguan pada awalnya merupakan tingkatan netral kognitif yang mewakili ketidakmampuan
pasien dengan kondisi kronis atau yang mengancam jiwa untuk mengintepretasi kejadian yang terkait dengan
penyakit dan bahwa intervensi keperawatan harus membantu pasien beradaptasi dan mengatasi keraguan ini secara
produktif, mengintegrasikannya ke dalam kehidupan mereka dan meningkatkan kualitas hidup. Keraguan masing-
masing pasien harus dipahami sebagai karakteristik masalah dari pengalaman penyakit individu terlepas dari sifat
akut atau kronis berbagai penyakit.

Kesimpulan

Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling berhubungan dan berfokus
pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith dan Liehr, 2008).

Tokoh-Tokoh Middle Range Theories: Ramona T. Mercer, Katharine Kolcaba, Pamela G.Reed (Teori Self
Transendensi), Carolyn L Wiener, Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN , Merle Helaine Mishel, Phil Barker, Kristen
Swanson, SHIRLY M. MOORE, Georgene Gaskill Eakes.

Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory oleh Merle Helaine Mishel. Teori ini menjelaskan
bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan dalam
hal ini diartikan sebagai “ketidakmampuan pasien untuk menentukan makna kejadian suatu penyakit dan
kemungkinan memprediksi secara akurat akibat yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut”.

Anda mungkin juga menyukai