Makalah Tentang Zina
Makalah Tentang Zina
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Untuk lebih meningkatkan wawasan siswa-siswi dan pendalaman terhadap ilmu agamayang
lebih luas lagi timbul rasa kecintaan terhadap ilmu agama, maka kami menganggap perlu
Timbulnya rasa kecintaan dan keingintahuan terhadap ilmu agama akan berdampak positif
Penyusunan makalah ini bertujuan supaya mengenali lebih jauh tentang ilmu agama, tetapi
tidak hanya sekedar mengenali dan diharapkan agar memahami serta menerapkannya
Zina Yaitu melakukan persetubuhan antara laki-laki dan perempuan yang bukan suami istri
Macam-macam zina :
Pengertian zina adalah persetubuhan antara pria dan wanita yang tidak memiliki ikatan
perkawinan yang sah menurut agama. Islam memandang perzinaan sebagai dosa besar yang
diibaratkan seperti memakai barang yang bukan menjadi hak miliknya. Menurut Ibnu Rusyd
dalam bukunya BIDAYATU’L MUJTAHID, Zina adalah setiap pesetubuhan yang terjadi bukan
karena pernikahan yang sah, bukan karena semu nikah, dan bukan pula karena pemilikan
( terhadap hamba).
Perbuatan zina sangat dicela oleh agama dan dilaknat oleh Allah. Pelaku perzinaan
dikenakan sanksi hukuman berat berupa rajam. Mengenai larangan berzina, Allah SWT
berfirman dalam QS. Al-Isra’ ayat 32 yang artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, itu
(zina) sungguh suatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk”.
Yang dimaksud perbuatan mendekati zina yang dilarang adalah berpacaran yang
nafsu sehingga mendorong diri kepada perbuatan zina juga termasuk perbuatan mendekati
zina.
Begitu pula dengan perbuatan yang berpotensi mendorong nafsu seperti menonton aurat
(dosa besar) yang tampak adalah zina, sedangkan dosa besar yang tersembunyi adalah
“(Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-
hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas, agar
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah
kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari
akherat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari
“Laki-laki yang berzina tidak menikahi melainkan perempuan yang berzina, atau
perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dinikahi melainkan oleh
laki-laki yang berzina, atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka
tidak mendatangkan empat orang-orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu)
delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-
lagi beriman (berbuat zina), mereka kena la’nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka
tidak baik adalah buat wanita-wanita yang tidak baik (pula), dan wanita-wanita yang baik
adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). Mereka (yang di tuduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka. Bagi
mereka ampunan dan rezki yang mulia (yaitu surga)” .(QS. An-Nur : 26)
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
C. Bentuk-bentuk Perzinaan
Apakah macam-macam perzinaan yang ada di masyarakat? Zina dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
Zina muhshan, yaitu zina yang dilakukan oleh seorang laki-laki atau perempuan yang sudah
pernah menikah. Hukuman zina muhshan adalah harus dirajam sampai mati, jika memenuhi
Zina ghairu muhshan, yaitu zina yang dilakukan seorang laki-laki atau perempuan yang
apakah seseorang telah melakukan perbuatan zina atau tidak, hukum Islam menetapkan
Membuktikan perbuatan zina dengan menghadirkan empat orang saksi. Syarat saksi-saksi
yang diperbolehkan dalam kasus perzinaan adalah laki-laki, adil, dan memberikan kesaksian
yang sama tentang waktu, tempat, dan pelaku menjalankan perbuatan zina.
Terdapat pengakuan dari pelaku sendiri bahwa dirinya telah berzina. Pelaku yang membuat
yang sangat besar. Akibat buruk yang ditimbulkan akibat perzinaan antara lain:
Menghancurkan masa depan anak. Anak yang dihasilkan dari hubungan gelap (perzinaan)
akan menghadapi masa kanak-kanaknya dengan tidak bahagia karena ia tidak memiliki
Merusak keturunan yang sah bila perzinaan menghasilkan seorang anak atau lebih.
Keturunan yang sah menurut Islam adalah anak yang dilahirkan dari pernikahan yang sah.
Bila hubungan gelap itu dilakukan dengan dua atau lebih laki-laki, maka akan mengaburkan
Mendorong perbuatan dosa besar yang lain, seperti menggugurkan kandungan, membunuh
wanita yang telah hamil karena perzinaan, atau bunuh diri karena menanggung rasa malu
telah berzina.
Menimbulkan berbagai jenis penyakit kelamin seperti, misalnya AIDS, bila perzinaan
dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Walaupun saat ini telah ada alat pengaman
hubungan cekcual, namun hal tersebut tidak menjamin bebas tertular penyakit cekcual
menular.
Terjerat hukuman berupa rajam sebanyak seratus kali atau sampai mati. Hukuman sosial
bagi keluarga pelaku zina juga berlaku di masyarakat, dan hukuman ini akan berlaku seumur
hidup.
Perilaku zina merusak moral masyarakat dan melemahkan sendi-sendi kepribadian bangsa.
Terpelihara dari penyakit kotor yang ditimbulkan dari perzinaan seperti penyakit kelamin
dan AIDS.
seperti pengguguran janin dan pembunuhan karena ingin menghindar dari rasa malu.
Lalu, bagaimanakah cara menghindarkan diri dari perilaku zina? Beberapa cara efektif yang
bisa kita lakukan untuk menghindarkan diri dari perbuatan zina adalah sebagai berikut:
kesempatan untuk berzina. Sekali kita melangkah masuk ke tempat tersebut, akan sulit
Jangan mendekati hal-hal yang menjurus kepada perbuatan zina, seperti berpacaran,
berciuman, berpelukan dengan lawan jenis, menonton film porno, atau membaca buku-
buku yang di dalamnya terdapat konten pornografi. Mendekati hal-hal yang menjurus
kepada zina akan menyebabkan orang tersebut terobsesi untuk melakukan perzinaan.
Memilih teman bergaul yang saleh dan tidak suka mengunjungi tempat-tempat maksiat.
Sebab, teman yang saleh akan menebarkan kebaikan kepada temannya, serta selalu
Menambah ilmu pengetahuan agama dengan menghadiri majelis-majelis taklim. Selain itu,
kita juga perlu mengunjungi orang-orang saleh yang akan mengingatkan diri untuk selalu
waspada terhadap godaan nafsu dan jebakan ilusi setan dalam perzinaan.
Membaca buku-buku keislaman yang secara spesifik mengingatkan pembacanya mengenai
mendengarkan nasihat ulama tentang pentingnya menjauhi segala macam dosa, termasuk
Pergaulan bebas masyarakat modern sangat rentan terhadap perilaku perzinaan. Mari
menjaga tingkah laku diri kita sehingga terhindar dari bahaya perzinaan. Semoga artikel ini
bisa bermanfaat untuk Anda dalam usaha membentengi keluarga dari akibat buruk
perzinaan.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam agama islamAllah SWT telah menjanjikan dua hal sebagai balasan atas apapun yang
menjadi tindakan umat manusia. Pahala (balasan baik) adalah bagi mereka yang beramal
shalih. Dan dosa (balasan buruk) akan berbuah siksa bagi mereka yang melakukan tindak
kemaksiatan. Di dalam al-qur’an Allah SWT banyak berfirman dan menjelaskan tentang
larangan zina.
Zina adalah persetubuhan yang dilakukan oleh seorang lelaki dengan seorang perempuan
tanpa nikah yang sah menurut hukum islam. Zina dibagi dua yaitu zina muhsan dan bukan
muhsan.
Seseorang yang melakukan zina Muhsan, wajib dikenakan keatas mereka hukuman had
(rejam) Yaitu dilempar dengan batu yang sederhana besarnya hingga mati,sedangkan yang
Faktor utama maraknya zina adalah lemah iman di Negara kita ini, serta pengaruh kemajuan
teknologi.Cara mencegah zina yang paling utama adalah menyegrakan menikah bagi yang
http://alislamu.com/content/view/326/22/
http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/1673.pdf
http://www.icrawl.org/4319731991-pengertian-dan-hukum-zina
http://www.harian-aceh.com/fokus/1824-maraknya-zina-di-negeri-syariat.html
Prof.Dr.M.Mutawalli Asy-Sya’rawi. 2000. Dosa Dosa Besar . gema insane press. Jakarta.
USt. Drs. Moh. Saifulloh Al Aziz S. 2002. Fiqih Islam Lengkap pedoman hukum ibadah um
http://almanhaj.or.id/content/2251/slash/0 , http://id.wikipedia.org/wiki/Zina ,
http://gaulgayarasul.wordpress.com/2006/12/30/5-jurus-jurus-penangkal-zina/
Ibnu Rusyd, BIDAYATU’L MUJTAHID ( Semarang : Asy Syifa’ 1990), cet. I, hal. 613.