21 282 1 PB
21 282 1 PB
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
R. Panji Hermoyo
Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Surabaya
ABSTRAK
Komunikasi dilakukan oleh manusia dalam berbagai kegiatannya untuk
mempermudah kehidupannya. Komunikasi sering dilakukan manusia yang sudah dewasa
yang dianggap sudah mampu, pintar, dan cerdas. Komunikasi menitikberatkan pada
komunikator dan komunikan dalam menyampaikan suatu pesan. Komunikasi untuk anak
usia dini tentu berbeda dengan orang dewasa. Pada anak usia dini, komunikasi harus
selalu didampingi oleh orang tua ataupun orang dewasa. Hakikat Komunikasi adalah
proses pernyatan antarmanusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalurnya. Pada
anak usia dini, anak menjadi komunikator ketika sedang bertanya kepada orang tua,
teman bahkan guru, isi pesan yang disampaikan anak didominasi oleh pikiran anak. Anak
yang sering bertanya cenderung aktif dalam melihat atau mendengar sesuatu. Pada masa
usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa di
mana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada
masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak
secara individual. Kata-kata pertama adalah ucapan seorang anak setelah mampu
bicara dengan orang lain. Kata-kata pertama merupakan cara seorang anak untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain, biasanya dianggap sebagai proses perkem-
bangan bahasa yang dipengaruhi oleh kematangan kecerdasan. Kematangan kecer-
dasan tersebut biasanya ditandai dengan kemampuan anak usia dini untuk menyusun
kata dalam berbicara. Kemampuan ini akan terus berkembang jika anak usia dini sering
berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. Pada masa usia dini
anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa di mana anak
mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Pada usia 0-2 tahun masa ini
kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak refleks, bahasa awal, waktu sekarang dan
ruang yang dekat saja. Komunikasi yang efektif pada anak usia dini syaratnya antara lain;
orang tua perlu memilih waktu yang tepat untuk berkomunikasi pada anak, bahasa yang
digunakan harus bisa dimengerti oleh anak, sikap ketika berkomunikasi, jenis kelompok di
mana komunikasi akan dilaksanakan.
1
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
Abstract
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
mudah untuk mengasuh anak usia dini. pesan itu adalah pikiran atau perasaan,
Yang menjadi kendala yakni pengasuh yang lambang adalah bahasa.
tidak bisa mengajak anak untuk Pikiran dan perasaan sebagai isi pesan yag
berkomunikasi, tentunya komunikasi yang disampiakan komunikator kepada
berhubungan dengan perkembangan anak komunikan selalu menyatu secara terpadu;
sendiri. Pada anak usia dini, perhatian lebih secara teoritis tidak mungkin hanya pikiran
memang sangat diperlukan karena dalam saja atau perasaan saja, masalahnya mana
usia dini akan terbentuk karakter yang di antara pikiran dan perasaa itu yang
unggul sehingga ketika dewasa akan lebih dominan. Yang paling sering adalah pikiran
terarah dan terbentuk jiwa yang tangguh yang dominan; jika perasaan yang
dan jiwa yang mulia. Komunikasi sendiri mendominasi pikiran hanyalah dalam
sebenarnya tidak hanya bercakap-cakap situasi tertentu, misalnya suami sebagai
saja, tetapi lebih mengedepankan ke arah komunikator ketika sedang marah
penyampai pesan dan penerima yang bisa mengucapkan kata-kata menyakitkan.
meresponnya. Untuk anak usia dini yang (Onong, 2003:28).
mengalami perkembangan pesat, bahasa Pada anak usia dini, anak menjadi
verbal dan non verbal sangat diperlukan. komunikator ketika sedang bertanya
Anak yang belum bisa berbicara akan kepada orang tua, teman bahkan guru, isi
berkomunikasi dengan bahasa isyarat, pesan yang disampaikan anak didominasi
berupa teriakan, tangisan dan gerakan oleh pikiran anak. Anak yang sering
badannya. Dalam tulisan ini akan dibahas bertanya cenderung aktif dalam melihat
mengenai komunikasi pada anak di usia atau mendengar sesuatu.
dini yang mengalami masa perkembangan
dan memerlukan perhatian lebih. Proses Komunikasi
1. Proses komunikasi secara primer
PEMBAHASAN Proses komunikasi secara primer adalah
Komunikasi proses penyampaian pikiran oleh
Hakikat Komunikasi adalah proses komunikator kepada komunikan
pernyatan antarmanusia. Yang dinyatakan dengan mengunakan suatu lambang
itu adalah pikiran atau perasaan seseorang (symbol) sebagai media atau saluran.
kepada orang lain dengan menggunakan Lambang ini umumnya bahasa, tetapi
bahasa sebagai penyalurnya. Dalam dalam situasi-situasi komunikasi
“bahasa” komunikasi pernyataan tertentu lambang-lambang yang
dinamakan pesan (message), orang yang dipergunakan dapat berupa kial
menyampaikan pesan disebut komunikator (gesture), yakni gerak anggota tubuh,
(communicator) sedangkan orang yang gambar, warna dan lain sebagainya.
menerima pernyataan diberi nama Dalam komunikasi bahasa disebut
komunikan (communicatee). Untuk lambang verbal (verbal symbol)
tegasnya, komunikasi berarti proses sedangkan lambang-lambang lainnya
penyampaian pesan oleh komunikator yang bukan bahasa dinamakan lambang
kepada komunikan. Jika dianalis pesan nirverbal (non verbal symbol).
komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama 2. Proses komunikasi secara sekunder
isi pesan (the content of the message), Proses Komunikasi secara sekunder
kedua lambang (symbol). Konkretnya isi adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator dengan menggunakan alat
13
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
14
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verval (atau NVC-non- 5. Anggukan Kepala
verbal communication) dilakukan dengan Kode ini terutama digunakan di dlam
kode-kode presentasional seperti gerak manajemen interaksi, terutama pada
tubuh, gerkan mata, ataupun kualitas percakapan yang saling bergantian.
suara. Kode-kode tersebut hanya dapat 6. Ekspresi Wajah
memberikan pesan pasa saat terjadi (saat Kode ini mungkin harus dijabarkan di
ini dan sekarang). Tubuh manusia adalah dalam beberapa sub-kode dari alis,
transmisi utama dari kode-kode bentuk mata, bentuk mulut dan ukuran
presentasional. Argyle (1972) dalam fiske : lubang hidung. Hal-hal tersebut, di
2012, mendaftar sepuluh kode-kode dalam berbagai kombinasi, meentukan
presentasional dan menyarankan beberapa ekspresi wajah, dan memungkinkan
makna yang dapat mereka kirimkan. untuk menulis ‘tata bahasa’ dari
1. Kontak Tubuh. kombinasi dan makna dari sub-kode
Siapa yang kita sentuh dan di mana tersebut.
serta kapan menyentuh mereka dapat 7. Bahasa Tubuh/Gesture (atau kinesics)
mengirimkan pesan-pesan penting Tangan dan lengan adalah transmisi
mengenai hubungan. Bila di hubungkan utama dari bahasa tubuh, namun
dengan tubuh anak, orang dewasa gerakan dari kaki dan kepala juga
terbiasa menyentuh tubuh anak yang penting. Mereka terkoordinasi secara
mengartikan kasih sayang. dekat dengan cara bicara dan
2. Kedekatan Jarak komunikasi verbal tambahan yang lain.
Seberapa dekat jarak kita dengan Kode-kode bahasa tubuh bisa
seseorang dapat memberikan pesan mengindikasikan bangkitnya emosi
mengenai hubungan kita dengan orang secara umum atau kondisi emosional
tersebut. Anak sering minta gendong yang spesifik.
terhadap orang tuanya. Bentuk 1) Postur cara kita duduk, berdiri, dan
komunikasi ini yang menjalin kedekatan berbaring dapat
yang erat terhadap orang tua dan anak. mengkomunikasikan serangkaian
3. Orientasi makna yang terbatas namun
Bagaimana kita menempatkan diri kita menarik.
pada sudut tertentu terhadap orang 2) Gerakan Mata atau Kontak Mata
lain adalah cara lain untuk Kapan, seberapa sering, dan untuk
menyampaikan pesan mengenai berapa lama kita menatap mata
hubungan. Orang tua dan anak akan seseorang adalah salah satu cara
sangat intim dalam berhadapan. Jarak penting untuk mengirimkan pesan
intim sangat mempengaruhi penting mengenai hubungan,
komunikasi. terutama terkait keinginan kita
4. Penampilan mengenai seberapa dominan atau
Penampilan orang tua yang berbeda terus-menerus pada seseorang
akan menimbulkan masalah bagi anak. adalah upaya sederhana untuk
Penampilan digunakan untuk mengirim mendominasi; mengerling pada
pesan mengenai kepribadian, status seseoarng menunjukakan hasrat
sosial, dan khususnya penerimaann. utuk afiliasi/pendekatan.
15
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
16
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
masa ini kemampuan anak terbatas mereka baru saja mulai dapat turun
pada gerak-gerak refleks, bahas awal, dengan cara yang sama.
waktu sekarang dan ruang yang dekat Pada usia 5 tahun, anak-anak bahkan
saja; (2) Tahap pra-operasional, usia 2 lebih berani mengambil resiko
– 7 tahun. Masa ini kemampuan dibandingkan ketika mereka berusia 4
menerima rangsangan yang terbatas. tahun. Mereka lebih percaya diri
Anak mulai berkembang kemampuan melakukan ketangkasan yang
bahasanya, walaupun pemikirannya mengerikan seperti memanjat suatu
masih statis dan belum dapat berpikir obyek, berlari kencang dan suka
abstrak, persepsi waktu dan tempat berlomba dengan teman sebayanya
masih terbatas; (3) Tahap konkret bahkan orangtuanya (Santrock, 1995:
operasional, 7 – 11 tahun. 225 ; dalam Hayati : 2011)
Pada tahap ini anak sudah mampu
menyelesaikan tugas-tugas 3. Aspek Perkembangan Bahasa
menggabungkan, memisahkan, Hart & Risley (Morrow, 1993 ; dalam
menyusun, menderetkan, melipat dan Hayati : 2011) mengatakan umur 2
membagi; (4) Tahap formal tahun, anak-anak memproduksi rata-
operasional, usia 11 – 15 tahun. Pada rata dari 338 ucapan yang dapat
masa ini, anak sudah mampu berfikir dimengerti dalam setiap jam, cakupan
tingkat tinggi, mampu berfikir abstrak. lebih luas adalah antara rentangan 42
sampai 672. 2 tahun lebih tua anak-
2. Aspek Perkembangan Fisik anak dapat mengunakan kira-kira 134
Perkembangan motorik merupakan kata-kata pada jam yang berbeda,
perkembangan pengendalian gerakan dengan rentangan 18 untuk 286.
jasmaniah melalui kegiatan pusat \Membaca dan menulis merupakan
syaraf, urat syaraf dan otot bagian dari belajar bahasa. Untuk bisa
terkoordinasi (Hurlock : 1998 ; dalam membaca dan menulis, anak perlu
Hayati : 2011). Keterampilan motorik mengenal beberapa kata dan beranjak
anak terdiri atas keterampilan motorik memahami kalimat. Dengan membaca
kasar dan keterampilan motorik halus. anak juga semakin banyak menambah
Keterampilan motorik anak usia 4-5 kosakata. Anak dapat belajar bahasa
tahun lebih banyak berkembang pada melalaui membaca buku cerita dengan
motorik kasar, setelah usia 5 tahun nyaring. Hal ini dilakukan untuk
baru.terjadi perkembangan motorik mengajarkan anak tentang bunyi
halus. bahasa.
Pada usia 4 tahun anak-anak masih
suka jenis gerakan sederhana seperti 4. Aspek Perkembangan Sosio-Emosional
berjingkrak-jingkrak, melompat, dan Masa TK merupakan masa kanak-kanak
berlari kesana kemari, hanya demi awal. Pola perilaku sosial yang terlihat
kegiatan itu sendiri tapi mereka sudah pada masa kanak-kanak awal, seperti
berani mengambil resiko. Walaupun yang diungkap oleh Hurlock (1998:252)
mereka sudah dapat memanjat tangga dalam Hayati : 2011, yaitu: kerjasama,
dengan satu kaki pada setiap tiang persaingan, kemurahan hati, hasrat
anak tangga untuk beberapa lama, akan penerimaan sosial, simpati,
empat, ketergantungan, sikap ramah,
17
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
18
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
21
F -X C h a n ge F -X C h a n ge
PD PD
!
W
W
O
O
N
N
y
y
Jurnal Pedagogi, Volume 1 Nomor, 1, Agustus-2014
bu
bu
to
to
ww
ww
om
om
k
k
lic
lic
C
C
.c
.c
w
w
tr e tr re
ar
.
.
ac ac
k e r- s o ft w k e r- s o ft w a
22