Anda di halaman 1dari 23

RESUME

MODUL 9. KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN


MODUL 10. PENGELOLAAN KELAS
MODUL 11. DISIPLIN KELAS
MODUL 12. PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Oleh:
Nama : Ni Wayan Santi
NIM : 856985075
Mata Kuliah : Strategi Pembelajaran di SD
Tutor : Vani Novianto, S.Pd, M.Ec.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


POKJAR SEPUTIH BANYAK
UNIVERSITAS TERBUKA
2020

Ni Wayan Santi_856985075
MODUL 9. KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN
KEGIATAN BELAJAR 1. KEGIATAN REMEDIAL

A. HAKIKAT, TUJUAN, DAN FUNGSI KEGIATAN REMEDIAL


1. Hakikat Kegiatan Remedial
kegiatan remedial merupakan kegiatan membantu siswa dalam menguasai
materi pelajaran. Atau kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengusai materi pelajaran.

2. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial


Tujuan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami materi pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih
baik. Tujuan umum yaitu membantu siswa mencapai kompetensi atau tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Menurut Warkitri, dkk (1991) ada enam fungsi kegiatan remedial dalam
proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi Korektif, memperbaiki cara mengajar dan cara belajar.
b. Fungsi Pemahaman, meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap
kelebihan dan kekurangan dirinya.
c. Fungsi penyesuaian, menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik
siswa.
d. Fungsi pengayaan, memanfaatkan sumber belajar, metode mengajar atau
alat bantu pembelajaran yang lebih bervariasi dari yang terapkan dalam
pembelajaran biasa.
e. Fungsi akselerasi, mempercepat penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran.
f. Fungsi terapeutik, membantu mengatasi kesulitan siswa dalam aspek
sosial pribadi.

Ni Wayan Santi_856985075
3. Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa
Komponen Kegiatan Remedial
Pembelajaran Biasa
Pembelajaran
berlaku bagi semua bersifat individual
TUJUAN
siswa
sama untuk semua sesuai dengan kesulitan
MATERI siswa
siswa
Diikuti oleh siswa yang
Diikuti semua siswa bermasalah
KEGIATAN
Metode dan media Metode dan media
PEMBELAJARAN
bersifat klasikal bersifat atau kelompok

sama untuk semua bersifat individual atau


EVALUASI kelompok
siswa

B. PENDEKATAN DALAM KEGIATAN REMEDIAL


Sifat pendekatan dibagi atas 3 sebagai berikut:
1. Pendekatan Yang Bersifat Preventif, apabila kegiatan remedial
dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan
dalam menguasi kompetensi yang telah ditetapkan.
2. Pendekatan yang bersifat Kuratif, Apabila pelaksanaan remedial ditujukan
untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa mengikuti
pembelajaran biasa
3. Pendekatan yang bersifat Pengembangan, apabila kegiatan remedial
dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa.

C. JENIS KEGIATAN REMEDIAL


Beberapa kegiatan Remedial yang dapat dilaksanakan oleh guru
1. Mengajarkan Kembali, guru menjelaskan kembali materi yang belum
dipahami atau dikuasai siswa
2. Menggunakan Alat Perga, untuk memahami konsep yang belum dipahami
siswa guru menggunakan berbagai alat peraga dan memberi kesempatan
siswa untuk menggunakan alat peraga

Ni Wayan Santi_856985075
3. Kegiatan kelompok, guru dapat menggunakan diskusi dan kerja kelompok
untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai
kompetensi yang dituntut.
4. Tutorial, dengan kegiatan tutorial dapat membantu siswa dengan cara
meminta bantuan siswa lain yang lebih pandai untuk membantu siswa yang
menghadapi kesulitan.
5. Sumber belajar yang Relekvan, guru dapat menggunakan sumber belajar
lain dalam membantu siswa menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.

D. PRINSIP PELAKSANAAN REMEDIAL


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan remedial (Suke, 1991):
1. Guru harus mengelompokkan siswa yang mengalami remedial sesuai dengan
pemahaman siswa tentang materi pembelajaran.
2. Bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi
siswa. Tugas atau kegiatan yang diberikan dalam kegiatan remedial jangan
terlalu banyak.
3. Dalam menentukan kegiatan remedial guru hendaknya mempertimbangkan
jenis kesulitan yang dihadapi siswa serta faktor penyebab kesulitan tersebut.
4. Melalui kegiatan remedial ini, guru tidak hanya mengharapkan siswa akan
mampu menguasai kompetensi yang belum dikuasainya, tetapi juga
timbulnya motivasi pada diri siswa untuk belajar lebih giat dan lebih tekun
sehingga untuk menguasai kompetensi berikutnya siswa diharapkan tidak
akan mengalami kesulitan.

E. PRINSIP PEMILIHAN KEGIATAN


Wardani (1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan dan metode
yang akan diterapkan dalam kegiatan remedial guru perlu memperhatikan hal-
hal berikut:
1. Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai daya
tangkap lemah.
2. Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dengan memperhatikan
kekuatan yang dimiliki siswa diharapkan siswa akan dapat lebih cepat

Ni Wayan Santi_856985075
mengatasi kesulitan yang dihadapinya. Dalam hal ini, guru hendaknya lebih
mengenal gaya belajar setiap siswa.
3. Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori.
4. Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang
kurang memiliki motivasi untuk belajar.

F. PROSEDUR KEGIATAN REMEDIAL


Langkah-langkah kegiatan remedial:
1. Analisis Hasil Diagnosa
Melalui kegiatan diagnosa, guru akan mengetahui para siswa yang perlu
mendapat bantuan. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang menjadi
sorotan adalah siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang
ditunjukkan dengan tidak tercapainya kriteria keberhasilan belajar.

2. Menemukan Penyebab Kesulitan


Sebelum kita mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus
mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai
kompetensi yang diharapkan atau menguasai materi pelajaran. Faktor
penyebab kesulitan ini harus diidentifikasi oleh guru karena gejala kesulitan
yang sama yang ditunjukkan oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang
berbeda.

3. Menyusun rencana Kegiatan Remedial


Setelah kita mengetahui siswa yang perlu mendapatkan kegiatan remedial dan
kompetensi-kompetensi yang belum dikuasai setiap siswa serta faktor
penyebab kesulitan. Selanjutnya kita menyusun rencana pembelajaran
sebagai berikut:
a. Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran.
b. Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi
c. Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan
faktor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa.

Ni Wayan Santi_856985075
d. Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
remedial
e. Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa.

4. Melaksanakan Kegiatan Remedial


Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan di luar jam belajar biasa. Oleh karena
itu, dituntut kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan di luar jam
belajar, untuk membantu siswa yang memerlukan.

5. Menilai Kegiatan Remedial


Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah dilaksanakan,
kita harus melaksanakan penilaian.

KEGIATAN BELAJAR 2. KEGIATAN PENGAYAAN


A. HAKIKAT KEGIATAN PENGAYAAN
Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada siswa kelompok
cepat dalam memanfaatkan kelebihan waktu yang dimilikinya sehingga
mereka memiliki pengetahuan yang lebih kaya dan keterampilan yang lebih
baik

Tujuan kegiatan pengayaan adalah memberikan kesempatan kepada siswa


untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran yang berkaitan dengan tugas
belajar yang sedang dilaksanakan sehingga tercapai tingkat perkembangan
yang optimal.

B. JENIS KEGIATAN PENGAYAAN


Banyak jenis kegiatan yang dapat dirancang dan dilaksanakan guru dalam
mengembangkan potensi siswa dengan memanfaatkan sisa waktu yang dimiliki
siswa kelompok cepat.

Ni Wayan Santi_856985075
1. Tutor Sebaya
Melalui kegiatan tutor sebaya, pemahaman siswa terhadap suatu konsep
akan meningkat karena di samping mereka harus menguasai konsep atau
ide yang akan dijelaskan mereka juga harus mencari teknik untuk
menjelaskan konsep atau ide tersebut. Untuk dapat berperan sebagai tutor
yang baik, siswa harus mampu memberikan penjelasan yang dapat
dimengerti oleh temannya, mampu memandang suatu konsep atau ide dari
berbagai sudut pandang. Melalui tutor sebaya, siswa kelompok cepat dapat
meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran di samping
mengembangkan kemampuan kognitif tinggi.

2. Mengembangkan Latihan
Siswa yang cepat dalam belajar dapat diminta untuk membuat soal-soal
latihan untuk dikerjakan oleh teman-temannya.Soal-soal yang
dikembangkan tersebut harus disertai dengan kunci jawaban

3. Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran


Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya
yang berkaitan dengan materi yang dipelajari merupakan suatu yang
menarik bagi siswa kelompok cepat.Hasil karya tersebut dapat berupa
model, permainan atau karya tulis yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber
belajar.

4. Melakukan Proyek
Memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan suatu proyek atau
laporan, melalui kegiatan ini motivasi belajar siswa akan meningkat.
Mereka akan berusaha untuk mempelajari materi pelajaran berikutnya
dengan baik sehingga mereka akan mendapat kesempatan lagi untuk
melakukan proyek

Ni Wayan Santi_856985075
5. Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
Dalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan tugas kepada siswa
yang memecahkan suatu masalah atau permainan yang berkaitan dengan
materi pelajaran

C. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM


MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGAYAAN
Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus dipertimbangkan
dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan:
1. Faktor Siswa
Kesesuaian kegiatan pengayaan dengan minat siswa akan lebih mendorong
siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, kegiatan pengayaan yang tidak
sesuai dengan minat siswa akan melemahkan semangat siswa dalam
mempelajari sesuatu.
Faktor yang harus dipertimbangkan guru dalam menentukan kegiatan
pengayaan menurut Arikunto (1986):
a. Kegiatan di luar kelas lebih disukai siswa daripada kegiatan di dalam
kelas.
b. Kegiatan yang melakukan aktivitas lebih disukai siswa daripada hanya
dilakukan di belakang meja.
c. Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat siswa
daripada kegiatan yang sifatnya penjelasan.
d. Kegiatan yang cept menunjukkan hasil lebih disukai siswa daripada
kegiatan yang menuntut waktu yang cukup lama.

2. Faktor Manfaat Edukatif


Melalui kegiatan pengayaan ini diharapkan pengetahuan atau keterampilan,
bahkan nilai/sikap yang dimiliki siswa akan semakin meningkat.

3. Faktor Waktu
Guru harus mampu menyesuaikan jenis kegiatan pengayaan dengan
kebutuhan siwa dan juga dengan waktu yang tersedia. Apabila waktu

Ni Wayan Santi_856985075
pengayaan sudah habis, siswa hendaknya telah menguasai materi pengayaan
secara utuh dan siswa sudah dapat melihat hasilnya.

Ni Wayan Santi_856985075
MODUL 10. PENGELOLAAN KELAS
KEGIATAN BELAJAR 1. HAKIKAT PENGELOLAAN KELAS

A. PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS


Pengelolaan kelas adalah serangkaian tindakan guru yang ditujukan untuk
mendorong munculnya tingkah laku yang diharapkan dan menghilangkan
tingkah laku yang tidak diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang
baik dan iklim sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara
organisasi kelas yang produktif dan efektif.

B. PERBEDAAN PENGELOLAAN KELAS DARI PEMBELAJARAN


Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk membantu
siswa belajar, sedangkan pengelolaan kelas adalah segala kegiatan yang
dilakukan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang efektif.

C. PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PROSES


PEMBELAJARAN
Pengelolaan kelas yang efektif merupakan salah satu aspek penting dalam proses
pembelajaran karena pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat
terciptanya pembelajaran yang efektif.

KEGIATAN BELAJAR 2. PENATAAN LINGKUNGAN SEKOLAH


A. PENATAAN LINGKUNGAN KELAS
Penataan lingkungan kelas yang tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan
dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
1. Prinsip-prinsip penataan lingkungan kelas
a. Keleluasaan pandangan (visibility)
Yaitu penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak
mengganggu pandangan siswa dan guru sehingga siswa secara leluasa
dapat memandang guru atau benda/kegiatan yang sedang berlangsung.

Ni Wayan Santi_856985075
b. Mudah dicapai (accessibility)
Yaitu siswa mudah menjangkau barang-barang yang mereka butuhkan dan
siswa dapat dengan mudah bergerak dan tidak mengganggu siswa lainnya
yang sedang bekerja.

c. Keluwesan (flexibility)
Yaitu barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk
ditata dan dipindah-pindahkan sesuai dengan tuntutan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan siswa dan guru.

d. Kenyamanan
Yaitu lingkungan kelas yang ditata dapat memberikan kenyamanan baik
bagi siswa maupun guru sendiri. Prinsip kenyamanan ini berkaitan dengan
temperatur ruangan, cahaya, suara dan kepadatan kelas. Kenyamanan
ruangan kelas akan sangat berpengaruh terhadap konsentrasi dan
produktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran.

e. Keindahan
Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan berpengaruh positif
terhadap sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan. Ruangan kelas yang menyenangkan juga akan
meningkatkan pengembangan nilai keindahan pada diri siswa karena siswa
melihat langsung model/contoh yang dilakukan guru dalam menata kelas.

2. Penataan tempat duduk


Yaitu guru harus menata tempat duduk siswa sesuai dengan strategi
pembelajaran yang diterapkan untuk memperlancar kegiatan pembelajaran.
Pengaturan tempat duduk yang berjejer menghadap guru tepat untuk
kegiatan klasikal, yaitu untuk menyampaikan informasi yang harus
diketahui oleh seluruh siswa serta meningkatkan jumlah kerja yang
dilakukan siswa.

10

Ni Wayan Santi_856985075
B. PENATAAN LINGKUNGAN PSIKO-SOSIAL KELAS.
Iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa
harga diri, dan sikap siswa terhadap sekolah. Iklim psiko-sosial kelas berkenaan
dengan hubungan sosial-pribadi antara guru dan siswa serta antar siswa.
Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa serta antar siswa akan dapat
menciptakan iklim psiko-sosial kelas yang sehat, dan efektif bagi
berlangsungnya proses pembelajaran.

Oleh karena itu dalam mengelola kelas, guru harus dapat menciptakan hubungan
sosio-emosional yang harmonis baik antara guru dengan siswa maupun
antarsiswa.
1. Karakteristik guru
Berkenaan dengan pengelolaan iklim psiko-sosial kelas, Bandura (Good dan
Brophy) menyatakan bahwa keberhasilan guru dalam mengelola iklim
psiko-sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri. Berikut ini
beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh guru:
a. Disukai oleh siswanya
b. Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya.
c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa
d. Bersikap positif terhadap pertanyaan/respons siswa
e. Sabar, teguh dan tegas

2. Hubungan sosial antarsiswa


Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat mengganggu lancarnya
kegiatan pembelajaran. Untuk menciptakan hubungan sosial yang baik
antarsiswa dapat dilaksanakan dengan adanya kegiatan belajar kelompok.
Di dalam belajar kelompok siswa dapat saling mengenal, berkomunikasi
dengan jelas, saling bertanya dan mengemukakan pendapat serta saling
membantu.

11

Ni Wayan Santi_856985075
Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik guru harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a. Perilaku yang diharapkan
b. Fungsi kepemimpinan
c. Pola persahabatan siswa
d. Norma/aturan
e. Kemampuan berkomunikasi
f. Kebersamaan

12

Ni Wayan Santi_856985075
MODUL 11. DISIPLIN KELAS

KEGIATAN BELAJAR 1. HAKIKAT DISIPLIN BELAJAR

A. DISIPLIN DAN DISIPLIN KELAS


1. Disiplin
Disiplin dapat diartikan sebagai ketaatan pada aturan yang diterapkan.
Disiplin kelas dapat diartikan sebagai:
a. Tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas
b. Teknik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara
keteraturan dalam kelas.
2. Disiplin kelas
Disiplin kelas dilandasi oleh adanya hubungan guru dengan siswa dalam
kelas. Kohn (1996) mengemukakan disiplin kelas bagian dari pengelolaan
kelas terutama berusaha dalam penanganan perilaku yang menyimpang.
Disiplin kelas sebagai tingkat keteraturan, yang terjadi dalam kelas atau
tingkat ketaatan siswa terhadap aturan kelas.

B. DISIPLIN KELAS
Disiplin kelas perlu diajarkan atau ditanamkan pada siswa karena alasan sebagai
berikut:
1. Agar siswa mampu mendisiplinkan diri.
2. Disiplin merupakan pusat berputarnya kehidupan sekolah.
3. Disiplin yang tinggi akan menuju kepada terciptanya iklim belajar yang
kondusif.
4. Tingkat ketaatan yang rendah akan menjurus pada tidak terjadinya belajar
yang diharapkan.
5. Jumlah dalam satu kelas umumnya banyak.
6. Kebiasaan berdisiplin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan
berdisiplin di masyarakat.

13

Ni Wayan Santi_856985075
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KELAS
1. Faktor Fisik
Faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas yaitu kondisi fisik guru,
siswa dan ruang kelas.
a. Kondisi fisik guru, antara lain tampak dalam penampilannya rapi, sehat,
dan tampak semangat akan lebih mudah mengatur siswanya daripada
guru yang tampak lusuh dan lesu.
b. Kondisi fisik siswa yang prima, seperti tampak pada penampilannya
serta panca indera yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada
aturan. Siswa yang sakit atau panca inderanya ada yang tidak berfungsi
dengan baik maka sulit memusatkan perhatiannya pada pelajaran.
c. Kondisi ruang kelas yang mencakup keamanan dan susunan peralatan,
serta cara penggunaan alat-alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat
kedisiplinan siswa. Cara penggunaan alat peraga yang tidak tepat,
misalnya menghalangi pandangan siswa maka akan mendorong siswa
melanggar aturan.

2. Faktor Sosial
Kelas merupakan mayarakat kecil untuk bersosialisasi dan bergaul untuk
guru dan siswa. Kualitas hubungan siswa-guru dan latar belakang sosial
siswa akan mempengaruhi disiplin kelas. Siswa yang mudah bergaul akan
mudah menerima aturan kelas daripada mereka yang menutup diri, tidak
bergaul dengan temannya.

3. Faktor Psikologis
Faktor psikologis mencakup perasaan (sedih, senang, benci, dsb) dan
kebutuhan (keinginan untuk dihargai, diakui dan disayangi). Siswa yang
perasaanya sedih mungkin akan berbeda dengan yang senang baik baik di
rumah maupun di sekolah.

14

Ni Wayan Santi_856985075
KEGIATAN BELAJAR 2. STRATEGI PENANAMAN DAN
PENANGANAN DISIPLIN KELAS

A. PANDANGAN TERHADAP PENANAMAN DAN PENANGANAN


DISIPLIN KELAS
Pandangan terhadap disiplin kelas akan menentukan cara guru dalam
menanamkan dan menangani disiplin kelas. Pandangan tersebut, antara lain
sebagai berikut:
1. Pandangan yang berfokus pada guru, beranggapan bahwa siswa harus
mengerjakan apa yang diinginkan gurunya.
2. Pandangan behaviorisme menyatakan bahwa perilaku dapat dipelajari dan
dikontrol
3. Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa yang beranggapan bahwa
guru harus tahu kebutuhan siswa dan berusaha memenuhi kebutuhan
tersebut dan yang sejalan dengan pandangan ini adalah anggapan yang
mengatakan:
a. Pendekatan yang berhasil dalam membangun disiplin adalah yang
menghormati hak individu dan meningkatkan harkat dan konsep diri;
b. Komunikasi yang terbuka dan jujur antara guru dan siswa sangat perlu
dalam penanaman disiplin.

B. STRATEGI PENANAMAN DISIPLIN KELAS


Penanaman disiplin dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. Menjadi model atau memberi contoh;
2. Mengadakan pertemuan kelas secara berkala;
3. Menerapkan aturan secara luwes;
4. Menyesuaikan aturan dengan tingkat perkembangan anak;
5. Meningkatkan partisipasi siswa

C. STRATEGI PENANGANAN DISIPLIN KELAS


Cara-cara penanganan disiplin kelas dapat dikelompokkan sebagai berikut
1. Menangani gangguan ringan, dapat diatasi dengan cara:
a. Mengabaikan

15

Ni Wayan Santi_856985075
b. Menatap agak lama
c. Menggunakan tanda nonverbal
d. Mendekati
e. Memanggil nama
f. Mengabaikan secara sengaja.
2. Menangani gangguan berat, dapat diatasi dengan cara:
a. Memberi hukuman secara bijaksana
b. Melibatkan orang tua.
3. Menangani Perilaku agresif, dapat diatasi dengan cara:
a. Menukar /mengubah teman duduk
b. Jangan terjebak dalam konfrontasi/perselisihan yang tidak perlu
c. Jangan melayani siswa yang agresif ketika hati sedang panas
c. Hindarkan diri dari mengucapkan kata-kata kasar/atau menghina
d. Konsultasi dengan pihak lain.

16

Ni Wayan Santi_856985075
MODUL 12. PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

KEGIATAN BELAJAR 1. PERENCANAAN PEMBELAJARAN YANG


EFEKTIF

A. PENGERTIAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Beberapa pendapat tentang pengertian perencanaan pembelajaran:
1. Mencakup kegiatan perumusan kegiatan, apa yang akan dicapai oleh suatu
kegiatan pembelajaran, cara apa yang akan dicapai untuk menilai tujuan
tersebut, materi yang akan disampaikan, alat /media yang dipakai
2. Untuk mempermudah proses pembelajaran maka diperukan perencanaan
pengajaran yang dapat dikatakan sebagai pengembangan intruksional yang
merupakan sistem yang terintegrasi dari beberapa unsur yang saling
berkaitan
3. Perencanaan pengajaran dapat dijadikan pedoman mengajar bagi guru dan
pedoman belajar bagi siswa.
4. Dimana gambaran aktivitas siswa akan tergambar pada rencana kegiatan
atau dalam rumusan Kegiatan Belajar Mengajar yang terdapat dalam
Rencana pengajaran.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan


pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu rangkaian yang saling
berhubungan dan saling menunjang antara berbagai unsur atau komponen yang
ada didalam pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan suatu proses
mengatur, mengkoordinasikan, dan menetapkan unsur-unsur atau komponen-
komponen pembelajaran.

B. KOMPONEN PERENCANAAN PEMBELAJARAN


1. Arah dari suatu program pembelajaran yang berupa standar kompetensi
mata pelajaran, kompetensi dasar, dan indikator-indikatornya.
2. Isi atau materi yang harus diberikan untuk mencapai tersebut.
3. Strategi pelaksanaan.
4. Penilaian yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan
pembelajaran.

17

Ni Wayan Santi_856985075
C. PRINSIP PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran harus didasarkan pada prinsip-prinsip:
1. Berdasarkan kondisi siswa
2. Berdasarkan kurikulum yang berlaku
3. Memperhitungkan waktu yang tersedia
4. Merupakan urutan kegiatan belajar mengajar yang sistematis
5. Bila perlu lengkapi dengan lembar kerja/tugas dan lembar observasi
6. Harus bersifat fleksibel
7. Berdasarkan pendekatan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara
kompetensi/tujuan, materi, kegiatan belajar, dan evaluasi.

D. PROSEDUR PERENCANAAN PEMBELAJARAN


Langkah-langkah dalam mengembangkan rencana pembelajaran, yaitu:
1. Penyusunan Silabus
Silabus merupakan produk utama pengembangan kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis yang harus memiliki keterkaitan dengan proses
pembelajaran. Silabus masih bersifat makro dan perlu dijabarkan kedalam
program pembelajaran yang lebih rinci.
Prinsip pengembangan silabus:
a. Ilmiah, artinya penetapan isi silabus harus memenuhi kebenaran ilmiah
dan teruji kesahihannya.
b. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa dalam penetapan
cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian isi/materi
dalam silabus.
c. Sistematis, artinya komponen-komponen dalam silabus merupakan
satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai
kompetensi dasar yang ditetapkan.
d. Konsisten, misalnya antara kompetensi yang diharapkan dicapai
dengan penetapan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa.

18

Ni Wayan Santi_856985075
e. Adekuat, artinya cakupan/ruang lingkup materi yang dipelajari siswa
cukup memadai untuk menunjang tercapainya penguasaan suatu
kompetensi.

2. Penyusunan Rencana/Satuan Pembelajaran


Unsur-unsur pokok rencana pembelajaran meliputi:
a. Identitas mata pelajaran
b. Kompetensi dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai
c. Materi pokok beserta uraiannya
d. Strategi pembelajaran
e. Alat dan media yang digunakan
f. Penilaian dan tindak lanjut

KEGIATAN BELAJAR 2. PEMEBELAJARAN YANG EFEKTIF

A. HAKIKAT PEMBELAJARAN EFEKTIF


Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa hal, yang dimulai dari
perencanaan guru. Perencanaan pembelajaran berkenaan dengan keputusan
yang diambil guru dalam mengorganisasikan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi hasil pembelajaran (Burden dan Byrd, 1999). Keputusan yang
terencana juga berhubungan dengan isu-isu seperti materi yang dipilih, strategi
pembelajaran, penyampaian pembelajaran, media pembelajaran, pengelolaan
kelas, iklim kelas, dan evaluasi pembelajaran. Perencanaan membantu guru
menata urutan peristiwa pembelajaran yang tepat dan waktu.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KEGIATAN


PEMBELAJARAN
Faktor-faktor yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran, yaitu:
1. Isi (content) Pelajaran
2. Bahan pelajaran baik berwujud tulisan, fisik yang digunakan dalam
pembelajaran
3. Strategi pembelajaran

19

Ni Wayan Santi_856985075
4. Perilaku guru
5. Menstrukturkan pembelajaran
6. Lingkungan belajar
7. Pebelajaran/siswa
8. Durasi pembelajaran
9. Lokasi pembelajaran

C. KARAKTERISTIK GURU
Keputusan perencanaan tentang kegiatan-kegiatan pembelajaran dipengaruhi
oleh karakteristik guru itu sendiri (Neely dan Hansford, 1985), yaitu:
1. Banyaknya pengalaman mengajar guru akan mempengaruhi keputusan
perencanaan
2. Filosofi belajar-mengajar akan mempengaruhi keputusan tentang
perencanaan guru
3. Pengetahuan guru tentang isi pelajaran juga mempengaruhi keputusan
tentang perencanaan
4. Gaya guru dalam mengorganisasikan pembelajaran akan mempengaruhi
keputusan perencanaan
5. Harapan-harapan menata kelas mempengaruhi perencanaan
6. Perasaan aman dan kontrol pembelajaran memainkan peranan dalam proses
perencanaan

D. GURU YANG EFEKTIF


Rosanshine (1989) mengidentifikasi (6) hal tentang guru yang efektif, sebagai
berikut:
1. Melakukan review harian
2. Menyiapkan materi baru
3. Melakukan praktik terbimbing
4. Menyediakan balikan dan koreksi
5. Melaksanakan praktik mandiri
6. Review bulanan dan mingguan

20

Ni Wayan Santi_856985075
E. PENDEKATAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
Pendekatan pembelajaran yang efektif yaitu pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada pebelajar, seperti belajar mandiri, pembelajaran terpadu dan
pembelajaran berdasarkan masalah.
1. Belajar Mandiri (Independent Learning)
Dalam belajar mandiri maka pebelajar mempersiapkan kelompok kecil dan
menindaklanjuti beberapa bagian dari pembelajaran dengan belajar sendiri.
Dalam pembelajaran jarak jauh maka belajar mandiri merupakan kegiatan
inti.
Prinsip belajar mandiri
a. Pebelajar belajar untuk dirinya sendiri
b. Mempunyai kontrol atas kegiatannya sendiri
c. pebelajar Memiliki tanggung jawab untuk menentukan konteks belajar,
mendiagnosis kebutuhan belajar sendiri, sumber belajar, dan alokasi
waktunya sendiri.
d. Pebelajar mengembangkan rencana kegiatan belajarnya sendiri
e. Kegiatan belajar pebelajar didukung, diperluas atau dikurangi dengan
sumber belajar dan panduan belajar
f. Peranan guru berubah menjadi pengelola proses belajar

Manfaat dari belajar mandiri, yaitu:


a. Belajar aktif
b. Sesuai kebutuhan individual pembelajar
c. Bergantung motivasi pebelajar
d. Peranan mengajar menjadi pengelola akan menumbuhkan hubungan
baik

2. Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu merupakan strategi pembelajaran yang berorientasi
kepada siswa.
Kelebihan pembelajaran terpadu:
a. Memberi gambaran hubungan antar pengetahuan

21

Ni Wayan Santi_856985075
b. Mempermudah belajar secara terpadu
c. Memungkinkan kesatuan penyajian suatu masalah
d. Meminimalkan kontradiksi konsep-konsep
e. Menghindari pengurangan dalam kurikulum
f. Mempermudah kerjasama antar disiplin
g. Memotivasi pembelajar/siswa

3. Pembelajaran berbasis masalah (PBM)


Adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan juga menggambarkan
metode pembelajaran inti. Masalah yang diberikan akan mendorong
pebelajar/siswa untuk memberi alasan, mencari bukti-bukti, dan informasi
yang relevan. Suatu kelompok PBM yang efektif adalah kelompok yang
bersatu padu, termotivasi, saling mendukung, dan ikut serta belajar aktif,
anggota kelompok memahami dan mengikuti tugas-tugas tersebut dengan
penuh semangat dan tanggung jawab

22

Ni Wayan Santi_856985075

Anda mungkin juga menyukai