Tugas ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik
Disusun Oleh :
ALDI SYAHPUTRA
181440104
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang menjadi
penyebab utama kematian di Indonesia. Jumlah penderita stroke di seluruh
dunia yang berusia dibawah 45 tahun terus meningkat, akibat stroke
diprediksi akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit
jantung dan kanker. Stroke merupakan penyebab kematian tersering ketiga
di Amerika dan merupakan penyebab utama disabilitas permanen
(Handayani & Dominica, 2019). Sehingga pada klien stroke biasanya
mengalami gangguan mobilitas fisik atau beresiko mengalami keterbatasan
gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri. (PPNI, 2016)
Kejadian stroke dapat disebabkan oleh beberapa faktor, faktor
risiko stroke yang tidak dapat dikontrol terdiri atas usia, ras jenis kelamin,
kebiasaan merokok, dan faktor resiko yang dapat dikontrol terdiri atas
riwayat banyaknya cara untuk mengatasi kelebihan berat badan yang
dilakukan masyarakat saat ini misalnya dengan diet rendah lemak serta
olahraga maupun meningkatkan aktivitas fisiklainnya, ditambah lagi
semakin maraknya suplemen atau obat yang bisa membantu menurunkan
berat badan dan hindari makanan yang mengandung lemak tinggi, terlebih
lagi lemak jenuh, serta kurangi asupan garam. Diet yang mengandung
banyak serat, seperti buah-buahan dan sayuran serta rendah garam terbukti
dapat mengurangi stroke (Dewi, 2016)
Akibat yang ditimbulkan oleh serangan stroke diantaranya
kelemahan (lumpuh sebagian atau menyeluruh) secara mendadak,
hilangnya sensasi berbicara, melihat, atau berjalan, hingga menyebabkan
kematian. Penanganan terhadap klien stroke terutama klien baru
seharusnya dilakukan dengan cepat dan tepat. Kepastian penentuan tipe
patologi stroke secara dini sangat penting untuk pemberian obat yang tepat
guna mencegah dampak yang lebih fatal (Arifianto, Aji Seto,
Moechammad Sarosa, 2014)
Penyebab terjadinya Gangguan Mobilitas Fisik biasanya terjadi
Kerusakan integritas struktur tulang, penurunan kendali otot, penurunan
massa otot, penurunan kekuatan otot, kekakuan sendi dan nyeri sehingga
jika pada klien yang mengalami gangguan mobilitas fisik tidak segera
ditangani maka klien akan mengalami kesulitan untuk menggerakkan
tubuhnya sehingga sendi akan mengalami kekakuan dan fisiknya akan
melemah. (PPNI, 2016)
Disfungsi motorik yang terjadi mengakibatkan klien mengalami
keterbatasan dalam menggerakkan bagian tubuhnya sehingga
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi. Komplikasi akibat imobilisasi
menyebabkan 51% kematian pada 30 hari pertama setelah terjadinya
serangan stroke iskemik. Imobilitas juga dapat menyebabkan kekakuan
sendi (kontraktur), komplikasi ortopedik, atropi otot, dan kelumpuhan
saraf akibat penekanan yang lama (nerve pressure palsies). Masalah yang
berhubungan dengan kondisi imobilisasi pada klien stroke dinyatakan
sebagai diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan utama yang sesuai
dengan masalah imobilisasi pada klien stroke adalah Gangguan mobilitas
fisik. (Selvia, 2015) Untuk ini perlu dilakukan upaya mengurangi
terjadinya Gangguan Mobilitas Fisik pada klien stroke dengan melakukan
latihan gerak aktif / pasif pada semua ekstermitas dan melakukan terapi
untuk mempercepat penyembuhan pada klien (PPNI, 2018) sehingga
mengurangi terjadinya stroke dengan mengkonsumsi gizi yang seimbang
seperti perbanyak makan sayur, buah-buahan segar, protein rendah lemak
dan kaya serat yang sangat bermanfaat untuk pembuluh darah. Dan tidak
ketinggalan juga lakukan olahraga teratur, dengan berolahraga teratur
dapat mengontrol berat badan serta mengurangi resiko terjadinya stroke
(Sinaga & Sembiring, 2019)
B. Rumusan masalah
Bagaimanakah gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik pada
kasus stroke Terhadap Tn.I ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan asuhan keperawatan langsung kepada pasien
dengan stroke yang merupakan tentang konsep dasar penyakit dan
asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam
proses asuhan keperawatan serta mendapatkan pengalaman dalam
melaksanakan asuhan keperawatan diharapkan mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar penyakit pada klien penyakit stroke.
b. Melakukan konsep dasar proses pengetahuan pada klien dengan
stroke.
c. Melakukan pengakajian pada klien dengan stroke.
d. Merumuskan diangnosa keperawatan pada klien dengan stroke.
e. Menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan stroke.
f. Melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan stroke.
g. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan stroke.
h. Mendokumentasikan asuhan keperawatan klien dengan stroke.
A. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung
pada klien sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam
melaksanakan tugas seminar.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada
asuhan keperawatan.
3. Bagi Klien
Agar klien mengetahui dan memahami mengenai penyakit maupun
pencegahan dan perawatan dirumah
4. Bagi Lahan Praktek
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga
kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
masyarat dan selalu menjaga mutu pelayanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
terhadap kelelahan. Jika suplay darah pada otot tidak ada, sinyal
lemak. Bagian serabut otot yang tersisa adalah membran sel dan
5. Komplikasi
pantat, sendi kaki dan tumit. Bila memar ini tidak dirawat akan
menjadi infeksi. Atrofi dan kekakuan sendi juga menjadi salah satu
6. Penatalaksanaan
pasien dengan kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan
Perry, 2012).
posisi litotomi.
b. Ambulasi dini
tempat tidur, turun dari tempat tidur, bergerak ke kursi roda, dan
yang lainnya.
C. Konsep stroke
1. Pengertian stroke
tersebut.
2. Etiologi
vaskuler periver.
terkena.
kontraksi otot wajah. Karena inti wajah terletak pada pons atas
paresis pada sisi yang sama pada wajah yang disebut dengan
sangat sugestif dari lesi saluran pada bagian bawah batang otak
lesi tidak hanya terjadi kelumpuhan di satu sisi, tetapi kedua sisi.
4. Klasifikasi
b. Stroke hemoragik.
Stroke hemoragik merupakan perdarahan intrakranial yang
2012).
otak.
5. Manifestasi klinik
6. Komplikasi
7. Penatalaksanaan
1. Fase akut
2. Fase rehabilitasi
1. Pengkajian
secara mandiri.
a. Anamnesis
1) Informasi biografi
dari pada ras kulit putih sehingga ras kulit hitam memiliki
2) Keluhan utama
(PJK)
(Pudiastuti, 2011).
5) Riwayat kesehatan keluarga
6) Pemeriksaan fisik
a) B1 (Breathing)
b) B2 (Blood)
mmHg
c) B3 (Brain)
nilai GCS 3.
kanan.
auditorius
d) B4 (Bladder)
luas.
e) B5 (Bowel)
luas.
f) B6 (Bone)
1) Ketergantungan aktivitas
sehari-hari.
2) Risiko jatuh
pasien dirawat
2. Pemeriksaan penunjang
1. CT scan kepala
atau kelemahan otot dan rasa kebas pada kulit. Kemudian, bila
2016).
3. Pemeriksaan laboratorium
(Rahajuningsih, 2009)
3. Diagnosa keperawatan
aktivitas.
yaitu aktivitas atau istirahat yang terdiri atas beberapa kelas, antara
2010).
4. Evaluasi keperawatan
(Kozier B, 2010).
I. IDENTITAS
Nama : Tn. I
Umur : 62 tahun
V. RIWAYAT REKREASI
Tn. I mengatakan “ beliau tidak pernah lagi keluar rumah semenjak sakit
tetapi terkadang ada anak dan cucunya mendatangi beliau”
VI. SUMBER / SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
IX. Nutrisi
Tn. I mengatakan “saat sakit beliau membatasi atau memilih ketika makan,
klien tidak makan daging dan yang mengacuh hipertensi
2. Integumen
kulit mengerut atau keriput, permukaan kulit cenderung kusam dan kasar
3. Kepala
kulit dan rambut dikepala menipis, warna rambut putih (beruban) dan
tampak sedikit kotor
4. Mata
penglihatan ketika dari dekat tampak kabur tetapi ketika melihat jarak jauh
tampak jelas, Tidak menggunakan bantuan penglihatan
5. Telinga
pendengaran Tn. I masih terdengar jelas, bentuk telinga simetri
8. Leher
tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid
9. Payudara
tidak ada terjadinya pembengkakan pada payudara
10. Pernafasan
Hasil pemeriksaan :
Auskultasi : rhonci
11. Kardiovaskuler
Hasil pemeriksaan :
13. Perkemihan
Lancar ketika buang air kecil, tidak ada pembengkakan, warna urin putih
sedikit kuning
15. Muskuloskeletal
kekuatan dan stabilitas otot menurun, menggunakan alat bantuan ketika
berjalan
18. Kognitif
AMT 1
Umur 60 Tahun
Waktu / jam sekarang 1
Alamat tempat tinggal 1
Tahun ini 1
Saat ini berada di mana 1
Mengenali orang lain (dokter, perawat, dll) 1
Tahun kemerdekaan RI 1
Nama presiden RI sekarang 1
Tahun kelahiran pasien atau anak terakhir 0
Menghitung terbalik (20 s/d 1) 1
jumlah 9
DO :
klien menggunakan tongkat ketika berjalan
segala aktifitas klien dibantu oleh istri
TD : 200/110mmHg
N : 78 kali/menit
S : 36, 5 c
BB : 84 kg
TB : 168 cm
P : Lanjutkan Intervensi
26. Evaluasi
No. Dx. keperawatan Jam Evaluasi Paraf
1. Hambatan mobilitas fisik 10. 30 wib S : Tn. I dan Istri (Ny. S) mengatakan akan
berhubungan dengan melakukan dan mempraktekkan ROM
penurunan otot
O : Tn. I dan istri mempraktkan ROM
P : Lanjutkan Intervensi
2. Hambatan mobilitas fisik 10. 00 wib S : Tn. I dan Istri (Ny. S) mengatakan sudah
berhubungan dengan melakukan dan mempraktekkan ROM
penurunan otot
O : Tn. I dan istri mempraktikan kembali
ROM
P : Lanjutkan Intervensi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan kunjungan dan rencana asuhan
keperawatan selama 2 hari di kediaman Tn. I dengan masalah
hambatan mobilitas fisik pada stroke, Maka penulis medapat
pengalaman nyata tentang pemberian asuhan keperawatan keluarga
pada pasien tersebut. Penulis dapat melakukan langsung proses
keperawatan mulai dari pengkajian, menetukan
diagnosakeperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi serta
mendokumentasikan
B. Saran
1. Bagi keluarga klien
Disarankan keluarga mampu memberikan perawatan
stroke yang baik dirumah, mampu memberikan dukungan
moril dan pemulihan kesehatan stroke
2. Bagi pelayanan kesehatan
Disarankan bagi pihak puskesmas memberikan
penyuluhan dan kunjungan dirumah mengenai mencegah
penyakit stroke berulang kepada keluarga dan klien di wilayah
kerja puskesmas air itam, sehingga klien mempunyai
pengetahuan tinggi dan motivasi tinggi dalam mencegah
penyakit
3. Bagi poltekkes kemenkes pangkal pinang
Laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi
bagi mahasiswa khususnya jurusan keperawatan dalam
melakukan praktik lapangan komunitas selanjutnya.