A, B, C,& D
A, B, C,& D
PEMBAHASAN
Dimana:
B = Behavior
PF = Predisposing factors
EF = Enabling Factors
RF = Reinforcing factors
F = fungsi
Disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan
sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Disamping itu,
ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap
kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku.
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat
disebabkan orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi
bagi anaknya (predisposing factors). Atau barangkali juga karena rumahnya
jauh dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya
(enabling factors). Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau
tokoh masyarakat lain di sekitarnya tidak pernah mengimunisasikan
anaknya (reinforcing factors) (Maharani 2018; Mrl et al. 2019)
Dimana:
B = Behavior
f = fungsi
BI = Behavior Intention
SS = Social Support
AI = Accesessebility of Information
PA = Personal Autonomy
AS = Action Situation
Disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat
ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidak adanya
dukungan dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang
kesehatan, kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan/ bertindak,
dan situasi yang memungkinkan ia berperilaku/bertindak atau tidak
berperilaku tidak bertindak. Seorang ibu yang tidak mau ikut KB (behavior
intention), atau barangkali juga karena tidak ada dukungan dari masyarakat
sekitarnya (social support). Mungkin juga karena kurang atau tidak
memperoleh informasi yang kuat tentang KB (accessebility of information),
atau mungkin ia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan, misalnya
harus tunduk kepada suaminya, mertuanya atau orang lain yang ia segani
(personal autonomy). Faktor lain yang mungkin menyebabkan ibu ini tidak
ikut KB adalah karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan,
misalnya alasan kesehatan (action situation) (Mrl et al. 2019; Siswantoro
2017).
B = f (TF, PR, R,
C)
Dimana:
B : Behavior
f : fungsi
TF : Thought and Feeling
PR : Personal Reference
R : Resources
C : Culture
a) Pesan (Stimuli)
b) Komunikan (Organism)
c) Efek (Response)
(Devica 2017)
Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada
individu yang terdiri dari:
a) Stimulus (ransang) yang diberikan kepada organisme dapat diterima
atau ditolak.
b) Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme
(diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses
berikutnya
c) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi
kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya
(bersikap).
d) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan
maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu
tersebut (perubahan perilaku).(Adventus, Jaya, and Mahendra 2019)
Perilaku dapat berfungsi sebagai defence mecanism atau sebagai pertahanan diri
dalam menghadapi lingkungannya. Artinya dengan perilakunya, dengan tindakan-
tindakannya, manusia dapat melindungi ancaman-ancaman yang datang dari luar.
Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab
suatu situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan
pencerminan dari hati sanubari. Oleh sebab itu perilaku itu dapat merupakan
“layar” dimana segala ungkapan diri orang dapat dilihat. Misalnya orang yang
sedang marah, senang, gusar, dan sebagainya dapat dilihat dari perilaku atau
tindakannya.