Oleh :
KELAS L2 KEPERAWATAN
Kelompok 7
Wiwin (P201801077)
Ayu Aprilian Musafir (P201801073)
Fajeriati (P201801078)
Fatimah (P201801057)
Febiyanti Putri. Js (P2018010 )
KENDARI
2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Kesimpulan.....................................................................................................…..……..
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufik serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah KEPERAWATAN KOMUNITAS II. Selain itu tujuan penyusunan asuhan
keperawatan ini juga untuk menambah wawasan patent hipertensi.
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan asuhan
keperawatan ini.
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur dan
TD meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering ditemukan dan menjadi
fakfor utama stroke, payah jantung dan penyakit jantung dan ceroba vaskuler. Secara nyata
kematian karena CUD, morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan pengobatan
hipertensi. Saat ini penelitian longitudinal telah membuktikan hal ini pada pengobatan hipertensi
diastolic.
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah penulis ingin memperoleh pengalaman nyata
dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan adalah makalah ini adalah dihahapkan penulis mampu :
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi penderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit syaraf , ginjal , dan pembuluh darah
serta makin tinggi tekanan darah , makin besar resikonya . (Sylvia A. Price)
B. Etiologi
Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor penunjang
antara lain :
a. Herediter
b. Lingkungan
c. Hiperaktivitas
d. Susunan syaraf simpatis
e. Sistem rennin ongiotensin
f. Defek dalam mensekresi Na
g. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti : alcohol, merokok serta polistemia,
stress (Ignativicius, 1991 : 2197).
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada:
C. Klasifikasi
Hipertensi I
D. Patofisiologi
Tekanan darah yang meningkat pada penyakit hipertensi menyebabkan aliran darah
meningkat. Sehingga dalam pembuluh darah terjadi sclerosis yang kemudian aliran darah
tersebut menjadi statis (adanya retensi garam). Hal tersebut menyebabkan peningkatan kerja
jantung yang ditandai dengan peningkatan kontraksi otot jantung sehingga otot jantung
mengalami pembesaran dan mengakibatkan penurunan cardiac output.
Karena suplai darah ke otak berkurang maka O2 yang diedarkan oleh darah ke otak
menjadi berkurang pula, sehingga terjadi gangguan perfusi jaringan. Dampak hipertensi pada
ginjal terjadi vaskontriksi pembuluh darah ginjal yang menyebabkan penurunan aliran darah. Hal
ini menyebabkan rennin (yang merupakan enzim yang disekresi oleh sel junkta glomerulus
ginjal) bekerja pada substratnya berupa pembentukan engiotensin peptida II yang berpengaruh
terhadap aldosteron untuk mengikat natrium dan air ke inter stisial, hal tersebut mengakibatkan
peningkatan volume cairan dalam tubuh, (Price & Wilson, 1995)
Dengan adanya penurunan suplai O2 ke otak maka kebutuhan otak akan O2 berkurang.
Hal tersebut dapat menyebabkan pingsan pada akhirnya akan terjadi resiko injuri. (Ganong,
2003)
E. Patogenesis
Hipertensi esensial adalah penyakit multilaktolial yang timbal terutama karena lnteraksi
antara faktor-faktor risiko tertentu. Faktor-faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan
tekanan darah tersebut adalah:
1. Faktor risiko, seperti: diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, genetis
2. Sistem saraf simpatis a. Tonus simpatis b. Variasi diurnal
3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokontriksi: endotel pembuluh
darah berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstisium
jugs memberikan kontribusi akhir
4. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada cistern renin, angiotensin dan
aldosteron Kaplan menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam
pengendalian tekanan darah yang mempengaruhi nimus dasar Tekanan Darah=Curah
Jantung x Tahanan Pefifer
E. Manifestasi Klinik
1. Neurologi
a. Pusing / migraine
b. Penurunan kemampuan berbicara
c. Disfungsi sistem syaraf
d. Infeksi serebral
e. Infark otak
f. Perdarahan serebral
g. Edema cerebral
h. Stroke
i. Hemiplegia
2. Gastro intestinal
a. Mual
b. Muntah
3. Urologi
a. Poliuria
b. Nokturia
c. Hematuria mikroskopik
d. Polidipsi
e. Gagal ginjal
f. Proteinuria
4. Kardiovaskuler
a. Mycocardiac infark
5. Respiratorius
a. Sesak nafas
6. Psikologis
a. Mudah marah
b. Cemas
c. Sulit tidur
7. Sensori
a. Gangguan tajam pengelihatan
b. Pandangan akbur
c. Kebutaan
d. Retinopati
F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan primer
Faktor resiko hipertensi antara lain:
Tekanan darah diatas rata-rata, adanyan hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro),
takikardi, obesitas, dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
a. mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolimia, diabetes mellitus, dsb.
b. dilarang merokok atau menghentikan merokok
c. merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. melakukan excercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:
a. pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengn obat maupun dengan
tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil
mungkin.
c. faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang harus di kontrol
d. batasi aktifitas
3. Pencegahan Tersier
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
a. Diet
Diet yang dianjurkan penderita hipertensi adalah :
Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobik atau 72-87%
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20-25 menit berada dalam zona latihan frekuensi latihan sebaiknya
3x/minggu dan paling baik 5x/minggu
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
1. Teknik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu teknik yang dipakai untuk menunjukan pada subjek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subjek dianggap tidak
normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatik seperti nyeri kepala dan migrain , juga untu7k gangguan psikologis seperti
kecemasan dan keteganggan.
2. Teknik Relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
d. Pendidikan Kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
memepertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada mata, ginjal,
jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan pengelihatan sampai
dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi
berat disamping kelainan koroner dan miokardio. Pada otak sering terjadi perdarahan yang
disebabkan oleh pecahnya mikroorganisme yang dapat mengakibatkan kematian. Kelainan
lain yang dapat terjadi adalah proses tromboembali dan serangan iskemia otak sementara
(transisent ischeemic attack). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi
yang lama dan pada proses akut pada hipertensi maligna.
Konsep asuhan Keperawatan Komunitas Hipertensi
KASUS
Ny. S 78 tahun, mengluh sakit kepela yang hilang timbul, sulit tidur yang semakin
memberat sejak 4 hari lalu.keluhan ini di sertai rasa berat di tengkuk. Sakit kepala terutamata
bila pasien datang dengan merasa banyak pikiran. Dalam kesehariannya jarang melakukan
olahraga ,adapun olahraga yang dilakukan sebatas ikut senam lansia sebulan sekali,secara
umumpasien tidak mengontrol pola makanannya,pasien kurang mengetahui apa yang dapat
dan tidak dapat pasien makan untuk mencegah kekambuhan penyakit darah tingginya.
pemeriksaan fisik di temukan tekanan darah mencapai 160/100 , nadi 88 x/menit, suhu 36.4
C.
a. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 78 tahun
Agama : islam
Suku : bungku
Alamat : jl. rambutan
Status : Menikah
Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengluh sakit kapala yang hilang timbul, sulit tidur yang semakin memberat sejak
4 hari lalu.keluhan ini di sertai rasa berat di tengkuk.
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien Sakit kepala terutamata bila pasien datang dengan merasa banyak pikiran.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami sakit kepala yang begitu berat sejak 2 bulan yang
lalu.
b. Pemeriksaan fisik
Didapat keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis.
Tanda-tanda vital
TD : 160/100 mmHg
Suhu 36,4℃
Nadi 88x/menit
RR, 15 x/menit
INSTRUMENT PENGKAJIAN PADA AGREGAT LANSIA DENGAN HIPERTENSI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi penderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit syaraf , ginjal , dan pembuluh darah
serta makin tinggi tekanan darah , makin besar resikonya . (Sylvia A. Price)
Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari seluruh kalangan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan dapat berakibat jangka pendek maupun jangka panjang bagi
penderitannya, hal ini membutuhkan penanggulangan yang menyeluruh dan terpadu. Hipertensi
menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi. Penyakit
hipertensi menjadi penyebab kematian 7,1juta orang di seluruh dunia, yaitu sekitar 13% dari total
kematian, prevalensinya hamper sama besar baik di negara berkembang maupun negara maju
(Sani, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahyudi SKM, 2000, Keperawatan Gerontik (Edisi 2). Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta.
Isselbacher, Kurt, 2000, Horizon Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam EGC : Jakarta
Austriani, 2008, Resiko Perilaku Perawatan Diri Pasien Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit
Jantung Coroner Pada Pasien Hipertensi (Online),
Saputro, 2009, Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Hipertensi Dengan Sikap
Kepatuhan Dalam Menjalankan Diit Hipertensi Diwilayah Puskesmas. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.Surakarta.