Anda di halaman 1dari 19

KONSEP MEDIS DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS PADA PASIEN HIPERTENSI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Keperawatan Komunitas II

Dosen Pengampu : Lisnawati, S.Kep., Ns., M.Kep

Oleh :
KELAS L2 KEPERAWATAN
Kelompok 7
Wiwin (P201801077)
Ayu Aprilian Musafir (P201801073)
Fajeriati (P201801078)
Fatimah (P201801057)
Febiyanti Putri. Js (P2018010 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI
2021
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...............................................................................................................……....…

Daftar isi ..........................................................................................................................…..…..…

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah..................................................................................….……...


Tujuan……………………………………………………………...……………….......
BAB II PEMBAHASAN

                   Definisi hipertensi…………………………………………………….…………..……


 Etiologi……………………………………………………………...…………….........
Klasifikasi……………………………………………………………………………...
 Patofosiologi…………………………………………………………………….……..
 Pathogenesis……………………………………………………………………………
 Manifestasi Klinis………………………………………………………………..…….
Penataklaksanaan………………………………………………………………………
Pemeriksaan diagnostic……………………………...…………………………………
Data pengkajian askep hipertensi……………...…..……………………...…………..

BAB III PENUTUP

                   Kesimpulan.....................................................................................................…..……..

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat, taufik serta hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah KEPERAWATAN KOMUNITAS II. Selain itu tujuan penyusunan asuhan
keperawatan ini juga untuk menambah wawasan patent hipertensi.
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan asuhan
keperawatan ini.
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Kendari, 09 April 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur dan
TD meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering ditemukan dan menjadi
fakfor utama stroke, payah jantung dan penyakit jantung dan ceroba vaskuler. Secara nyata
kematian karena CUD, morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan pengobatan
hipertensi. Saat ini penelitian longitudinal telah membuktikan hal ini pada pengobatan hipertensi
diastolic.

Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari seluruh kalangan


masyarakat. Dampak yang ditimbulkan dapat berakibat jangka pendek maupun jangka panjang
bagi penderitannya, hal ini membutuhkan penanggulangan yang menyeluruh dan terpadu.
Hipertensi menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi.
Penyakit hipertensi menjadi penyebab kematian 7,1juta orang di seluruh dunia, yaitu sekitar 13%
dari total kematian, prevalensinya hamper sama besar baik di negara berkembang maupun negara
maju (Sani, 2008). Perkembangan penyakit hipertensi berjalan perlahan tetapi secara potensial
sangat berbahaya. Hipertensi merupakan faktor risiko utama dari penyakit jantung dan stroke.
Pengendalian hipertensi belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Rata-rata,pengendalian hipertensi baru berhasil menurunkan prevalensi hingga 8% dari


jumlah keseluruhan. Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi yang diketahui ,25%
yang mendapat pengobatan dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik. Data Depkes (2007)
menunjukkan, di Indonesia ada 21% penderita hipertensi dan sebagian besar tidak terdeteksi.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (2007) juga menunjukkan cakupan tenaga kesehatan terhadap kasus
hipertensi di masyarakat masih rendah, hanya 24,2% untuk prevalensi hipertensi di Indonesia
yang berjumlah 32,2%. Data Riskesdas 2007 juga menyebutkan bahwa prevalensi hipertensi di
Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada
perempuan (52%) dibandingkan lakilaki (48%). Data lain menunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah
itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke.
B. Tujuan
1. Tujuan umum

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah penulis ingin memperoleh pengalaman nyata
dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus penulisan adalah makalah ini adalah dihahapkan penulis mampu :

a. Untuk mengetahui definisi hipertensi


b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya hipertensi pada lansia
c. Untuk mengetahui klasifikasi hipertensi
d. Untuk mengetahui jalannya penyakit atau patofisiologi hipertensi
e. Untuk megetahui manifestasi pada hipertensi
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit hipertensi
g. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic
h. Untuk mengetahui komplikasi pada penyakit hipertensi
i. Untuk mengetahui asuhan keperawatan komunitas pada lansia

BAB II
TINJAUAN TEORI

Konsep Medis Hipertensi

A. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi penderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit syaraf , ginjal , dan pembuluh darah
serta makin tinggi tekanan darah , makin besar resikonya . (Sylvia A. Price)

B. Etiologi

Berdasar penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

1. Hipertensi primer / esensial

Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor penunjang
antara lain :

a. Herediter
b. Lingkungan
c. Hiperaktivitas
d. Susunan syaraf simpatis
e. Sistem rennin ongiotensin
f. Defek dalam mensekresi Na
g. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti : alcohol, merokok serta polistemia,
stress (Ignativicius, 1991 : 2197).

2. Hipertensi sekunder / hipertensi renal

Yaitu terhadap sekitar 5% kasus penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan


estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperal dias teronisme primer dan
sindrom cushing, feokromasitoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan, penggunaan konstrasepsi oral, penyakit renal vaskuler dan renal parendrymal,
kelainan endokrin, tumor otak, encephalitis, peningkatan volume introvaskuler, luka
bakar.

Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :


1. Hipertensi pada tekanan sistolik sama / lebih besar dari 140 mmHg / tekanan diastolic
sama / lebih besar dari 140 mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg, dan tekanan
diastolic lebih rendah dari 90 mmHg

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada:

1. eleastisitas dinding aorta menurun


2. katup jantung menebal dan menjadi kaku
3. kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah berumur 20
tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4. kehilangan elastisitas pembuluh darah ,hal ini terjadi karena kurangnya efektivitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5. meningkatknya resistensi pembuluh darah perifer.

C. Klasifikasi

Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg

optimal < 120 < 80

Normal 120-129 80-84

High normal 130-139 85-89

Hipertensi I

grade 1 (ringan) 140-159 90-99

grade 2 (sedang) 160-179 100-109

grade 3 (berat) 180-209 110-119

grade 4 (sangat berat) > 210 > 120

D. Patofisiologi
Tekanan darah yang meningkat pada penyakit hipertensi menyebabkan aliran darah
meningkat. Sehingga dalam pembuluh darah terjadi sclerosis yang kemudian aliran darah
tersebut menjadi statis (adanya retensi garam). Hal tersebut menyebabkan peningkatan kerja
jantung yang ditandai dengan peningkatan kontraksi otot jantung sehingga otot jantung
mengalami pembesaran dan mengakibatkan penurunan cardiac output.

Peningkatan TD dapat menyebabkan sclerosis yang menimbulkan pengecilan pembuluh


darah. Jika dalam serebral terjadi peningkatan vaskuler (aliran darah) karena adanya peningkatan
ini menyebabkan aliran darah turun, sehingga suplai darah ke otak kurang dan dapat terjadi
nyeri.

Karena suplai darah ke otak berkurang maka O2 yang diedarkan oleh darah ke otak
menjadi berkurang pula, sehingga terjadi gangguan perfusi jaringan. Dampak hipertensi pada
ginjal terjadi vaskontriksi pembuluh darah ginjal yang menyebabkan penurunan aliran darah. Hal
ini menyebabkan rennin (yang merupakan enzim yang disekresi oleh sel junkta glomerulus
ginjal) bekerja pada substratnya berupa pembentukan engiotensin peptida II yang berpengaruh
terhadap aldosteron untuk mengikat natrium dan air ke inter stisial, hal tersebut mengakibatkan
peningkatan volume cairan dalam tubuh, (Price & Wilson, 1995)

Dengan adanya penurunan suplai O2 ke otak maka kebutuhan otak akan O2 berkurang.
Hal tersebut dapat menyebabkan pingsan pada akhirnya akan terjadi resiko injuri. (Ganong,
2003)

E. Patogenesis

Hipertensi esensial adalah penyakit multilaktolial yang timbal terutama karena lnteraksi
antara faktor-faktor risiko tertentu. Faktor-faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan
tekanan darah tersebut adalah:

1. Faktor risiko, seperti: diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, genetis
2. Sistem saraf simpatis a. Tonus simpatis b. Variasi diurnal
3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokontriksi: endotel pembuluh
darah berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstisium
jugs memberikan kontribusi akhir
4. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada cistern renin, angiotensin dan
aldosteron Kaplan menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam
pengendalian tekanan darah yang mempengaruhi nimus dasar Tekanan Darah=Curah
Jantung x Tahanan Pefifer
E. Manifestasi Klinik
1. Neurologi
a. Pusing / migraine
b. Penurunan kemampuan berbicara
c. Disfungsi sistem syaraf
d. Infeksi serebral
e. Infark otak
f. Perdarahan serebral
g. Edema cerebral
h. Stroke
i. Hemiplegia
2. Gastro intestinal
a. Mual
b. Muntah
3. Urologi
a. Poliuria
b. Nokturia
c. Hematuria mikroskopik
d. Polidipsi
e. Gagal ginjal
f. Proteinuria
4. Kardiovaskuler
a. Mycocardiac infark
5. Respiratorius
a. Sesak nafas
6. Psikologis
a. Mudah marah
b. Cemas
c. Sulit tidur
7. Sensori
a. Gangguan tajam pengelihatan
b. Pandangan akbur
c. Kebutaan
d. Retinopati
F. Penatalaksanaan
1. Pencegahan primer
Faktor resiko hipertensi antara lain:

Tekanan darah diatas rata-rata, adanyan hipertensi pada anamnesis keluarga, ras (negro),
takikardi, obesitas, dan konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:

a. mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolimia, diabetes mellitus, dsb.
b. dilarang merokok atau menghentikan merokok
c. merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d. melakukan excercise untuk mengendalikan berat badan.
2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi berupa:

a. pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengn obat maupun dengan
tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b. harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan stabil
mungkin.
c. faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang harus di kontrol
d. batasi aktifitas
3. Pencegahan Tersier
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a. Terapi tanpa Obat


Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi ringan dan berat.terapi tanpa obat ini meliputi :

a. Diet
Diet yang dianjurkan penderita hipertensi adalah :

1. Retriksi garam secara moderat dari 10gr/hari menjadi 5gr/hari


2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah dianjurkan untuk penderita
hipertensi. Macam olahraganya yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda , berenang dan lain-lain.

Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobik atau 72-87%
dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar
antara 20-25 menit berada dalam zona latihan frekuensi latihan sebaiknya
3x/minggu dan paling baik 5x/minggu

c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

1. Teknik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu teknik yang dipakai untuk menunjukan pada subjek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subjek dianggap tidak
normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan
somatik seperti nyeri kepala dan migrain , juga untu7k gangguan psikologis seperti
kecemasan dan keteganggan.

2. Teknik Relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
d. Pendidikan Kesehatan (penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
memepertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

b. Terapi dengan obat


Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita.
Pengobatan standart yang dilakukan Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT NATIONAL
COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH
BLOOD PRESSURE, USA, 1998) menyimpulkan bahwa obat deuritika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama
dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Haemoglobine / hematokrit : bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel


terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindetifikasi faktor-faktor resiko
seperti hiperkoagulabilitas, anemia
2. BUN/Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal
3. Glukosa : hiperglikemia dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin
4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan difungsi ginjal atau adanya diabetes
5. Pemeriksaan Tiroid : hipertiroidimse dapat menimbulkan vasokontriksi dan hipertensi
6. CT Scan : mengkaji cerebral, CSU, ensevalopati / feokromositoma
7. EKG : dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi
8. Foto dada : dapat menunjukkan obtruksi klasifikasi pada area katub, defisit pada torik
aorta, pembesaran jantung
9. IUP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu
ginjal / uterter (Doengoes, 1999).
H. Komplikasi
Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu jika tekanan diastolic
¿ 130 mmHg atau pada kenaikan tekanan darah yang terjadi secara mendadak dan tinggi.

Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada mata, ginjal,
jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan pengelihatan sampai
dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi
berat disamping kelainan koroner dan miokardio. Pada otak sering terjadi perdarahan yang
disebabkan oleh pecahnya mikroorganisme yang dapat mengakibatkan kematian. Kelainan
lain yang dapat terjadi adalah proses tromboembali dan serangan iskemia otak sementara
(transisent ischeemic attack). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi
yang lama dan pada proses akut pada hipertensi maligna.
Konsep asuhan Keperawatan Komunitas Hipertensi
KASUS
Ny. S 78 tahun, mengluh sakit kepela yang hilang timbul, sulit tidur yang semakin
memberat sejak 4 hari lalu.keluhan ini di sertai rasa berat di tengkuk. Sakit kepala terutamata
bila pasien datang dengan merasa banyak pikiran. Dalam kesehariannya jarang melakukan
olahraga ,adapun olahraga yang dilakukan sebatas ikut senam lansia sebulan sekali,secara
umumpasien tidak mengontrol pola makanannya,pasien kurang mengetahui apa yang dapat
dan tidak dapat pasien makan untuk mencegah kekambuhan penyakit darah tingginya.
pemeriksaan fisik di temukan tekanan darah mencapai 160/100 , nadi 88 x/menit, suhu 36.4
C.
a. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama : Ny. S
Umur : 78 tahun
Agama : islam
Suku : bungku
Alamat : jl. rambutan
Status : Menikah

Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama
Klien mengluh sakit kapala yang hilang timbul, sulit tidur yang semakin memberat sejak
4 hari lalu.keluhan ini di sertai rasa berat di tengkuk.
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien Sakit kepala terutamata bila pasien datang dengan merasa banyak pikiran.
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan pernah mengalami sakit kepala yang begitu berat sejak 2 bulan yang
lalu.

b. Pemeriksaan fisik
Didapat keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis.

Tanda-tanda vital

 TD : 160/100 mmHg
 Suhu 36,4℃
 Nadi 88x/menit
 RR, 15 x/menit
INSTRUMENT PENGKAJIAN PADA AGREGAT LANSIA DENGAN HIPERTENSI

N Variabe Sub Sub-Sub Pertanyaan Sasara


o l Variabel Variabel Metode n
waw Obs Sur Dat
ncara erva vey a
si sek
und
er
1. Core demografi usia Usia : 78 tahun  Lansia
/kelua
rga
J.kelamin JK: L ( )  Lansia
P() /kelua
rga
etnik Suku : bungku  Lansia
/kelua
rga
Nilai dan Agama Agama : islam  Lansia
keyakinan keyakina Apakah ada kebiasaan /kelua
n sering dilakukan rga
didalam kelurga?
kebiasaan Kebiasaa 1. Apa ada ang  Lansia
n lansia biasa anda /kelua
lakukan ketika rga
memiliki waktu dan
luang? tokoh
2. Apa pendapat masya
anda tentang rakat
hipertensi?
3. Apakah anda
pernah
mengkonsumsi
obat untuk
mengatasi
hipertensi?

Perilaku Perilaku 1. Apakah ada  Lansia


yang yang perilaku nrgatif /kelua
ditampilka ditampilk yang rga
n an lansia ditampilkan dan
lansia ? jika ada tokoh
sebutkan ? masya
rakat
Pemeriksaa Td Td : 160/100 mmHg  Lansia
n fisik Suhu Suhu 36,4℃ /kelua
Pernapas Nadi 88x/menit rga
an RR, 15 x/menit
Nadi Riwayat kesehatan :
Riwayat Klien mengluh
kesehatan sakit kapala
yang hilang
timbul, sulit
tidur yang
semakin
memberat sejak
4 hari
lalu.keluhan ini
di sertai rasa
berat di
tengkuk.

2. Lingku perumahan Jenis Jenis bangunan rumah  Lansia


ngan rumah klien /kelua
fisik rga
Jumlah Berapakah jumlah  Lansia
anggota anggota yang tinggal /kelua
kelurga dalam rumah ? rga
dalam 1
rumah
Privasi Apakah setiap anggota  lansia
anggota keluarga memiliki
kelurga kamar pribadi ?
di dalam
rumah
Pembatas Apakah terdapat sekat/  Lansia
seriap dinding yang /kelua
ruangan membatasi setiap rga
ruangan ?
Keadaan Akses Akses jalan menuju  Lansia
jalan jalan rumah /kelua
menuju Aspal ( ) rga
rumah Setapak ( )
Tanah / bebatuan ( )
Fasilitas Tempat 1. Apakah ada  Lansia
umum olahraga tempat /kelua
olahraga rga
dilingkungan
anda ?
2. Jika YA
tempat
olahraga apa
Lansia/keluarg
a saja yang
terdapat di
tempat anda?
3. Akses apa saja
yang anda
gunakan untuk
mengakses
tempat
olahraga?
Pelayana 1. Apakah terdapat  Lansia
n fasilitas /kelua
kesehatan pelayanan rga
kesehatan
dilingkungan
tempat tinggal
anda ?
2. Jika ya
pelayanan
kesehatana apa
saja yang
terdapat
dilinkungan
anda ?
3. Akses apa saja
yang anda
gunakan untuk
menjangkau
pelayanan
kesehatan
tersebut ?
Taman 1. Apakah ada  lansia
taman yang
dapat
digunkkana
masyarakat
untuk
berkumpul ?
2 Jika YA apakah anda
sering menggunakan
taman tersebut untuk
berkumpul dengan
teman sebaya ?
Tempat Selain taman apakah  lansia
berkump ibu memiliki tempat
ul lain untuk
bersosialiasasi dengan
teman – teman anda ?
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi penderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit syaraf , ginjal , dan pembuluh darah
serta makin tinggi tekanan darah , makin besar resikonya . (Sylvia A. Price)

Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari seluruh kalangan masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan dapat berakibat jangka pendek maupun jangka panjang bagi
penderitannya, hal ini membutuhkan penanggulangan yang menyeluruh dan terpadu. Hipertensi
menimbulkan angka morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) yang tinggi. Penyakit
hipertensi menjadi penyebab kematian 7,1juta orang di seluruh dunia, yaitu sekitar 13% dari total
kematian, prevalensinya hamper sama besar baik di negara berkembang maupun negara maju
(Sani, 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahyudi SKM, 2000, Keperawatan Gerontik (Edisi 2). Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta.

Isselbacher, Kurt, 2000, Horizon Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam EGC : Jakarta

Deongeos, Marliyn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Dan Pendkumenrasian Perawatan


Pasien, Made Kassise (Ed.I), EGC : Jakarta

Austriani, 2008, Resiko Perilaku Perawatan Diri Pasien Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit
Jantung Coroner Pada Pasien Hipertensi (Online),

Saputro, 2009, Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Hipertensi Dengan Sikap
Kepatuhan Dalam Menjalankan Diit Hipertensi Diwilayah Puskesmas. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai