Untuk D3 Farmasi
Hesti.P
Farmastika dasar
Untuk D3 Farmasi
• Obat asli adalah: obat yang didapat langsung dari bahan-bahan alamiah(Indonesia),
terolah secara sederhana atas dasar pengalaman, dan digunakan dalam pengobatan
tradisional.
• Obat tradisional (Permenkes No. 007 Tahun 2012) adalah: bahan atau ramuan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan cairan dari bahan
(galenik) yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan. Syarat bahan
yang memenuhi standar keamanan dan mutu antara lain pada proses pembuatan
dengan menerapkan CPOTB, memenuhi persyaratan Farmakope Herbal Indonesia,
dapat berkhasiat dan dapat dibuktikan secara turun temurun.
1. obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas kepada umum tanpa resep dokter,
tidak termasuk kedalam daftar narkotika, psikotropika, obat keras, obat bebas
terbatas dan sudah terdaftar di Depkes RI.
Penandaan obat bebas diatur berdasarkan S.K Menkes RI Nomor 2380/SK/VI/1983
tentang tanda khusus untuk obat bebas terbatas yaitu bulatan berwarna hijau
dengan garis tepi warna hitam.
2. Obat bebas terbatas atau obat yang masuk dalam daftar W (bahasa Belanda “W”
singkatan dari “Waarschung” artinya peringatan). Jadi maksudnya obat yang bebas
penjualannya disertai dengan tanda peringatan. Obat bebas terbatas adalah obat
keras yang dapat diserahkan kepada pemakaianya tanpa resep dokter asalkan
penyerahannya dalam bungkus asli pabrik pembuatnya dan pada wadahnya harus
tercantum tanda peringatan P1 – P6. Tanda khusus untuk obat bebas terbatas berupa
lingkaran warna biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Hesti.P
Farmastika dasar
Untuk D3 Farmasi
3. Obat keras atau obat daftar G (bahasa Belanda “G” singkatan dari “Gevaarlijk”
artinya berbahaya) maksudnya obat dalam golongan ini berbahaya jika
pemakaiannya tidak berdasarkan resep dokter. Obat keras adalah obat-obat yang
ditetapkan sebagai berikut:
a) Semua obat yang pada bungkus luarnya oleh si pembuat disebutkan bahwa obat
itu hanya boleh diserahkan dengan resep dokter
b) Semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang nyata-nyata untuk
dipergunakan secara parental, baik degan cara suntikan maupun dengan cara
pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan.
c) Semua obat baru, terkecuali apabila oleh departemen kesehatan telah dinyatakan
secara tertulis bahwa obat baru itu tidak membahayakan kesehatan manusia.
d) Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras, obat itu sendiri dalam
substansi dan semua sediaan yang mengandung obat itu, terkecuali apabila
dibelakang nama obat disebutkan ketentuan lain, atau ada pengecualian Daftar
Obat Bebas Terbatas. Tanda khusus Obat Keras adalah lingkaran bulatan warna
merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf K yang menyentuh garis
tepi.
6. Obat Psikotropika (UU Nomor 5 Tahun 1997) adalah zat atau obat baik alamiah
maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
Hesti.P
Farmastika dasar
Untuk D3 Farmasi
selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas mental dan
perilaku. Obat psikotropika mempunyai potensi sindroma ketergantungan, yang
dibagi kedalam 4 golongan yaitu: golongan I, II, III, IV. Penandaan psikotropik sama
dengan obat keras.
Hesti.P
Farmastika dasar
Untuk D3 Farmasi
8. Sirupus adalah sediaan cair yang mengandung saccharum album dalam kadar tinggi
yaitu 64,0% -66,0%. Kadar gula yang tinggi mempunyai tekanan osmotik yang cukup
tinggi, sehingga menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi. Ada 3 macam sirup
yaitu :
o sirup simplex mengandung 65% gula dalam larutan nipagin 0,25%
o sirup obat mengandung satu atau lebih jenis obat digunakan untuk pengobatan
o sirup pewangi mengandung zat pewangi, tidak mengandung obat, tujuannya
untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak.
9. Elixir adalah larutan yang mengandung bahan obat dan bahan tambahan (pemanis,
pengawet, pewarna, pewangi) sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap, dan
sebagai pelarut digunakan campuran air-etanol. Etanol berfungsi mempertinggi
kelarutan obat, dapat pula ditambahkan glycerol, sorbitol atau propilenglikol .
10. Guttae/drop (obat tetes) adalah sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi,
kecuali dinyatakan lain dimaksudkan untuk obat dalam. Digunakan dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan yang setara dengan
tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan Farmakope Indonesia yaitu 1
tetes aquadest bobotnya 47,5- 52,5 mg.
Biasanya obat diteteskan ke dalam makanan, minuman atau diteteskan langsung ke
dalam mulut. Pediatric drop adalah sediaan tetes untuk anak/ bayi. Sediaan tetes
untuk obat luar antara lain :
o Guttae ophtalmicae
Larutan steril bebas partikel asing merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas
sedemikian rupa sehingga sesuai digunakan pada mata. Dapat berupa suspensi
dengan partikel halus termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan
pada kornea. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pembuatan tetes mata adalah
isotonis, pendaparan, pengawet dan pengental.
o Guttae nasales
Obat yang digunakan untuk hidung dengan cara meneteskan obat kedalam rongga
hidung, dapat mengandung zat pensuspensi, pendapar dan pengawet. Zat
pembawa yang digunakan umumnya air. Minyak lemak atau minyak mineral tidak
boleh digunakan sebagai cairan pembawa tetes hidung.
o Guttae oris
Tetes mulut adalah obat tetes yang digunakan untuk mulut dengan cara
mengencerkan lebih dahulu dengan air untuk dikumur-kumur, tidak untuk
ditelan.
o Guttae auriculares
Obat tetes yang digunakan untuk diteteskan kedalam telinga, dapat berupa
suspensi. Kecuali dinyatakan lain menggunakan pembawa bukan air. Cairan
pembawa yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang cocok agar obat
mudah menempel pada dinding telinga, umumnya digunakan gliserol dan
propilenglikol, dapat juga digunakan etanol, heksilenglikol dan minyak nabati.
11. Lavement/Clysma/Enema
Cairan yang pemakaiannya per rectum/colon yang gunanya untuk membersihkan
atau menghasilkan efek terapi setempat atau sistemik, digunakan untuk mengatasi
sembelit atau membersihkan faeces sebelum operasi, sebagai karminativa,
emolient, diagnostic, sedative, anthelmintic, dll. Tidak boleh mengandung zat lendir
karena dapat mengurangi kerja obat yang merangsang usus. Enema diberikan dalam
jumlah bervariasi tergantung pada umur dan keadaan penderita, umumnya 0,5 -1
liter atau 100-200 ml cairan pekat.
Hesti.P
Farmastika dasar
Untuk D3 Farmasi
12. Douche
Larutan dalam air yang dimasukkan dengan suatu alat (aplikator) ke dalam vagina
baik untuk pengobatan maupun untuk membersihkan. Karenanya larutan ini
mengandung bahan obat atau antiseptik. Untuk memudahkan umumnya douche
dibuat dalam bentuk kering/padat (serbuk, tablet) atau larutan kental yang
dilarutkan atau diencerkan dahulu sebelum digunakan.
13. Epithema/ Obat kompres
Cairan yang dipakai untuk memberikan rasa dingin pada tempat yang sakit dan
panas karena radang, atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose
digunakan untuk mengeringkan luka bernanah.
14. Gargarisma/ Gargle ( Obat kumur)
Sediaan berupa larutan umumnya pekat yang harus diencerkan dahulu sebelum
digunakan. Tujuan utama penggunaan agar obat yang terkandung di dalamnya dapat
langsung terkena selaput lendir sepanjang tenggorokan, berfungsi sebagai
pencegahan atau pengobatan infeksi tenggorokan.
15. Galenika
Hesti.P
Farmastika dasar
Untuk D3 Farmasi
digunakan sebagai pengganti sekresi tubuh. Gel yang agak kental dapat digunakan
sebagai pelincir/lubrikan, dapat juga digunakan sebagai basis sediaan kulit.
6. Oculenta
Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar salep
yang cocok.
Hesti.P
Farmastika dasar
Untuk D3 Farmasi
4. Supositoria
Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rektal,
vagina atau urethra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut dalam suhu tubuh.
Bahan pembawa yang digunakan lemak coklat, polietilenglikol atau gelatin. Macam –
macam supositoria berdasarkan tempat penggunaannya :
o Rektal suppositoria/Suppositoria, digunakan melalui dubur, umumnya
berbentuk terpedo, bobotnya kurang lebih 2 -3 g.
o Vagina suppositoria/ Ovula, digunakan di vagina berbentuk bola lonjong seperti
kerucut. Dibuat dengan cara mengempa masa serbuk menjadi bentuk yang
sesuai atau dengan cara pengkapsulan dalam gelatin lunak. Bobotnya 3-6 g
umumnya 5 g.
o Urethral suppositoria/ bacilla/ bougies, digunakan di saluran kencing berbentuk
batang panjang 7-14 cm.
Hesti.P
Farmastika dasar
Untuk D3 Farmasi
Daftar Pustaka :
1. Lachman, L., Lieberman, HA., Kanig, JL., 1989, The Theory and Practice of Industrial
Pharmacy, Lea and Febiger, Philadelphia, 1-225
2. Loyd, V.A Jr., Nicholas G.P., and Howard C. Ansel’s, 2005. Pharmaceutical. Dosage Form
and Drug Delivery System .8’ ed. Baltimore, Md.Lippincott. William and Wilkins
3. Nanizar Z-J, 1990, Ars prescibendi Resep yang Rasional, Airlangga University Press,
Surabaya
Hesti.P
Farmastika dasar
Untuk D3 Farmasi
Hesti.P