Anda di halaman 1dari 19

PANCASILA SEBAGAI KONTEKS KEDUDUKAN

KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Disusun oleh :

KELOMPOK 10

1. Dwiki Hidayatullah (2010521036)


2. Fachrum Nisa (2010522005)
3. Hilma Hazim Aziz(2010523014)
4. Revi Rianti (2010521025)

KELAS : 7
MATA KULIAH  : PANCASILA
DOSEN PENGAMPU : Drs. YOSERIZAL, M.Si.

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmad dan hidayahnya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Makalah dengan judul “Pancasila Dalam Konteks Kedudukan Ketatanegaraan
Republik Indonesia” disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pancasila yang diberikan oleh dosen Drs.Yoserizal, M.Si. serta memberikan
pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca mengenai pancasila sebagai dasar negara
dan ideologi nasional.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
kelas 7 Pancasila yaitu Bapak Drs.Yoserizal, M.Si. Serta kepada teman dan para
anggota kelompok yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat membawa manfaat khususnya bagi kami dan orang lain yang telah
membaca makalah kami.

Kami menyadari bahwa makalah ini kami susun masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dengan
tujuan agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik. Semoga bermanfaat.

Wassalam’alaikum wr.wb                  
                                                                
Padang, 09 Februari 2021

                                Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................I
DAFTAR ISI.................................................................................................................II
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................1
1.3 Tujuan masalah..................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
2.1 Pengertian dari pancasila sebagai konteks kedudukan ketatanegaraan RI........2
2.2 Kedudukan pancasila dalam ketatanegaraan RI................................................3
2.2.1. Pancasila Sebagai Dasar Negara............................................................3
2.2.2. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia........................................3
2.2.3. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia.................................4
2.2.4 Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber tertib hukum.............4
2.2.5 Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia....................................4
2.2.6 Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa
Indonesia..........................................................................................................4
2.2.7 Pancasila sebagai Perjanjian Luhur.........................................................5
2.2.8 Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa
Indonesia..........................................................................................................5
2.2.9 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan...........................................5
2.3 Makna isi pembukaan UUD 1945 dan kedudukan pembukaan UUD 1945......5
2.3.1 Makna pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia........5
2.3.2 Makna Pembukaan UUD 1945 Per alinea...............................................6
2.4 Struktur ketatanegaraan Republik Indonesia....................................................7
2.4.1 Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945.....................7
2.4.2 Pembagian Kekuasaan.............................................................................8
2.4.3 Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen. .8
2.5 Dinamika pelaksanaan Pancasila dalam ketatanegaraan RI?..........................10
2.5.1 Masa Orde Lama...................................................................................11
2.5.2 Masa Orde Baru....................................................................................11
2.5.3 Masa Reformasi.....................................................................................12
PENUTUP....................................................................................................................13
3.1 Simpulan..........................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

II
III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang dalam
ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara. Dalam kedudukan ini
Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di negara Republik
Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan serta penjabarnya
senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
Dalam konteks inilah maka Pancasila merupakan suatu asas kerohanian negara,
sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma dan kaidah hukum dalam
ketatanegaraan Republik Indonesia. Kedudukan Pancasila yang demikian ini justru
mewujudkan fungsinya yang pokok sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang
manifestasinya dijabarkan dalam suatu peraturan perundang-undangan. Oleh karena
itu Pancasila merupakan sumber hukum dasar negara baik yang tertulis yaitu UUD
negara maupun hukum dasar tidak tertulis atau konvensi.
Pancasila dan proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945 yang merupakan cita-
cita bangsa saling berkaitan dan kaitan itu mengarah pada pembentukan
ketatanegaraan Republik Indonesia dan segala sistem
pemerintahannya. Ketatanegaraan itu berlandaskan pada Pancasila, yang secara
terperinci termuat dalam UUD 1945.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari pancasila sebagai konteks kedudukan ketatanegaraan RI?


2. Bagaimana kedudukan pancasila dalam ketatanegaraan RI?
3. Bagaimana makna isi pembukaan UUD 1945 dan kedudukan pembukaan UUD
1945?
4. Bagaimana struktur ketatanegaraan Republik Indonesia?
5. Bagaimana dinamika pelaksanaan Pancasila dalam ketatanegaraan RI?

1
1.3 Tujuan masalah

1. Mengetahui pengertian dari pancasila sebagai konteks kedudukan ketatanegaraan


RI
2. Mengetahui kedudukan pancasila dalam ketatanegaraan RI
3. Mengetahui makna isi pembukaan UUD 1945 dan kedudukan pembukaan UUD
1945
4. Mengetahui struktur ketatanegaraan Republik Indonesia
5. Mengetahui dinamika pelaksanaan Pancasila dalam ketatanegaraan RI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari pancasila sebagai konteks kedudukan ketatanegaraan


RI

Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan suatu asas kerohanian dalam
ilmu kenegaraan. Pancasila merupakan sumber nilai dan norma dalam setiap aspek 
penyelenggaraan negara maka dari itu semua peraturan perundang-undangan serta
penjabarannya berdasarkan nilai-nilai pancasila.
Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, yang berdasarkan atas hukum,
oleh karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur
dalam suatu sistem peraturan perundang-undangan.
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian
kekuasaan lembaga lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan
lainnya diatur dalam undang undang dasar negara. Terdiri dari legislative,ekskutif dan
yudikatif.
. Pembukaan undang- undang dasar 1945 dalam kontek ketatanegaraan, memiliki
kedudukan yang sangat penting merupakan “staas fundamentalnorm” dan berada pada
hierarkhi tertib hukum tertinggi di Negara Indonesia.
Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia
maka Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila. Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD
1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran,
yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya
dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD1945, serta hukum positif lainnya.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta idiologi bangsa
dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah namun

2
semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam
kehidupan bermasarakat, berbangsa dan bernegara.

2.2 Kedudukan pancasila dalam ketatanegaraan RI

2.2.1. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara mengandung arti bahwa Pancasila dipergunakan


sebagai dasar untuk mengatur pemerintah negara atau sebagai dasar untuk mengatur
penyelengaraan negara. Dengan demikian Pancasila merupakan kaidah negara yang
fundamental, yang berarti hukum dasar baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
dan semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara Republik
Indonesia harus bersumber dari pancasila.   
Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV dengan jelas dinyatakan bahwa
Pancasila adalah dasar negara. Dengan demikian Pancasila merupakan nilai dasar
yang normatif terhadap seluruh penyelenggaraan Negara Republik Indonesia. Dengan
kata lain pancasila merupakan dasar falsafah negara atau ideologi negara, karena
memuat norma-norma yang paling mendasar untuk mengukur dan menentukan dasar
bentuk-bentuk penyelenggaraan negara serta kebijaksanaan-kebijaksanaan penting
yang diambil dalam proses pemerintahan negara Indonesia.

2.2.2. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Indonesia

Ideologi merupakan kumpulan gagasan, ide, keyakinan, atau bersifat  yang


menyeluruh dan teratur secara sistematis. Hal-hal yang dapat termuat dalam
ideologi  adalah politik, sosial, kebudayaan, dan keagamaan. Dalam kaitan ini,
Pancasila tergolong sebagai ideologi. Pancasila memiliki tersendiri, panc[i]asila
sebagai ideologi bukan hanya merupakan hasil pemikiran seseorang seperti ideologi
yang dimiliki bangsa-bangsa lain. Ideologi pancasila diangkat dari nilai-nilai adat
istiadat, budaya, serta agama masyarakat Indonesia sejak zaaman sebelum
terbentuknya negara Indonesia. Nilai-nilai itu digali dan dirumuskan oleh para pendiri
negara kemudian dijadikan sebagai dasar dan ideologi negara.
Sebagai ideologi, Pancasila tidak bersifat kaku dan tertutup, tetapi  bersifat
dinamis dan terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia dapat
memperlakukan Pancasila secara luwes dan kreatif. Artinya sebagai ideologi,
Pancasila bisa digunakan untuk menghadapi dan menjalani zaman yang terus-
menurus berkembang sesuai kedaan dengan tanpa mengubah nilai-nilai dasarnya.

3
2.2.3. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia, berarti Pancasila adalah sikap


mental dan tingkah laku bangsa Indonesia yang mempunyai ciri khas, dan yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Fungsi Pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indonesia memiliki arti bahwa Pancasila adalah gambaran tertulis
dan pola perilaku atau gambaran tentang amal perbuatan bangsa Indonesia yang khas
yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain. Pancasila sebagai kepribadian
bangsa, yaitu Pancasila memberi ciri khas kepribadian yang tercermin dalam sila-sila
Pancasila, yaitu bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan Yang
Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan dan kesatuan
bangsa, berjiwa musyawarah mufakat untuk mencapal hikmat kebijaksanaan, bercita-
cita mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2.2.4 Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber tertib hukum

Poin ini dapat diartikan bahwa segala peraturan perundang-undangan / hukum yang
berlaku dan dijalankan di Indonesia harus bersumber dari Pancasila atau tidak
bertentangan (kontra) dengan Pancasila. Karena segala kehidupan negara indonesia
berdasarkan pancasila.

2.2.5 Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila sebagai kepribadian bangsa karena Pancasila lahir bersama dengan lahirnya
bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia dalam sikap mental
maupun tingkah lakunya sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain. dan
Pancasila Merupakan wujud peran dalam mencerminkan adanya kepribadian Negara
Indonesia yang bisa mem bedakan dengan bangsa lain, yaitu amal perbuatan, tingkah
laku dan sikap mental bangsa Indonesia.

2.2.6 Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia

Dalan Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara Indonesia yang menjadikan
pancasila sebagai patokan atau landasan pemersatu bangsa. dimana tujuan akhirnya
yaitu untuk mencapai masyarakat adil, makmur yang merata baik materiil maupun
spiritual yang berdasarkan Pancasila.

4
2.2.7 Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

Karena saat berdirinya bangsa indonesia, Pancasila merupakan perjanjian luhur yang
telah disepakati oleh para pendiri bangsa untuk dilaksanakan, di lestarikan dan di
pelihara. Artinya Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar negara
tanggal 18-Agustus-1945 pada sidang PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan
Indonesia), PPKI ini merupakan wakil-wakil dari seluruh rakyat Indonesia yang
mengesahkan perjanjian luhur (Pancasila) tersebut.

2.2.8 Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia

Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia.


Karena Pancasila merupakan palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang
mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling
benar, bijaksana, adil dan tepat bagi Bangsa Indonesia guna mempersatukan Rakyat
Indonesia.

2.2.9 Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional memiliki konsekuensi bahwa di


dalam segala aspek pembangunan nasional wajib berlandasakan pada hakikat nilai-
nilai dari sila-sila yang ada pada pancasila.

2.3 Makna isi pembukaan UUD 1945 dan kedudukan pembukaan UUD

1945

2.3.1 Makna pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia

Apabila UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku
di Indonesia, maka Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi dan
aspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia, yang merupakan sumber dari cita
hukum dan cita moral yang ingin ditegakan baik dalam lingkungan nasional, maupun
dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di Dunia.
Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok-pokok kaidah yang menjadi landasan
dan peraturan hukum yang tertinggi bagi hukum-hukum lainnya, termasuk hukum
dasar yang tertulis maupun hukum dasar yang tidak tertulis (konvensi). Pokok-pokok
kaidah Negara fundamental itu terdapat dalam pembukaan UUD 1945 yaitu sbb:
A. Dasar-dasar pembentukan Negara
1)   Tujuan Negara, yang menyatakan Negara Indonesia mempunyai fungsi dan
tujuan.

5
2)   Asas politik Negara, yaitu pernyataan yang menyatakan bahwa Negara Indonesia
yang berbentuk Republic dan berkedaulatan Rakyat
3)   Asas Kerohanian Negara, yaitu dasar falsafah Negara pancasila yang meliputi
hidup kenegaraan dan tertib hokum Indonesia.

B. Ketentuan diadakannya UUD Negara


Ketentuan ini dapat terlihat kalam kalimat, “maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia dalam suatu UUD Negara Indonesia

2.3.2 Makna Pembukaan UUD 1945 Per alinea

Alinea Pertama: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
oleh sebab itu ,maka penjajahan di atas dunia harus di hapuskan, karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Makna Alinea Pertama:
1) Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan melawan penjajah
dalam segala bentuk.
2) Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk menentang dan menghapus
penjajahan diatas dunia.
3) Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajasan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
4) Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa Indonesia untuk
berdiri sendiri.

Alinea Kedua: “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaanIndonesia telah sampailah


pada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia”.
Makna Alinea Kedua:
1) Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan
pergerakan melawan penjajah.
2) Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan.
3) Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetap iharus diisi dengan
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka,bersatu , berdaulat,adil dan makmur.

Alinea Ketiga: “Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Makna Alinea ketiga:
1) Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kitaadalah berkat rahmat Alllah
Yang Maha Kuasa.
2)        Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsa Indonesia terhadap suatu
kehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan material dan spiritual, dan
kehidupan dunia maupun akhirat Pengukuhan pernyataan Proklamasi Kemerdekan

Alinea Keempat: ”Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsan
Indonesia itu dalam suayu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, yang

6
berbentuk Undang-Dasar, dalam suatu susunan Negara RepublikIndonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Makna Alinea Keempat:
1) Adanya fungsi dan sekaligus tujuan Negara Indonesia,yaitu: Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia Memajukan kesejahteraan
umum Mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
2) Kemerdekaan bangsa Indonesia yang disusun dalam suatuUndang-Undang Dasar
1945.
3) Susunan/bentuk Negara Republik Indonesia. Sistem pemerintahan Negara, yaitu
berdasarkan kedaulatan rakyat (demokrasi).
4) Dasar Negara Pancasila.

2.4 Struktur ketatanegaraan Republik Indonesia

2.4.1 Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945

Demokrasi Indonesia merupakan sistem pemerintahan dari rakyat, dalam arti


rakyat  sebagai asal mula kekuasaan negara sehingga rakyat harus ikut serta
dalam  pemerintahan untuk mewujudkan suatu cita –citanya.
Demokrasi di Indonesia sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 mengakui
adanya kebebasan dan persamaan hak juga mengakui perbedaan serta
keanekaragaman mengingat Indonesia adalah “Bhineka Tunggal Ika”. Secara
filosofi bahwa Demokrasi Indonesia mendasar pada rakyat.
Secara umun sistem pemerintahan yang demokratis mengandung unsur-unsur
penting yaitu:
1. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
2. Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara
3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh
warga negara.
4. Suatu sistem perwakilan.
5.  Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.
Dalam kehidupan kenegaraaan yang menganut sistem demokrasi, selalu
menemukan adanya supra struktur dan infra struktur politik sebagai pendukung
tegaknya demokrasi. Dengan menggunakan konsep Montesquiue maka supra
struktur politik meliputi lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga
yudikatif. Di Indonesia di bawah sistem UUD 1945 lembaga-lembaga negara
atau alat-alat perlengkapan negara adalah:
a)      Majelis Permusyawaratan Rakyat
b)      Dewan Perwakilan Rakyat

7
c)      Presiden
d)     Mahkamah Agung
e)      Badan Pemeriksa Keuangan
Alat perlengkapan di atas juga dinyatakan sebagai supra struktur politik. Adapun
infra struktur politik suatu negara terdiri lima komponen sebagai berikut:
a)      Partai Politik
b)      Golongan Kepentingan (Interest Group)
c)      Golongan Penekan (Preassure Group)
d)     Alat Komunikasi Politik (Mass Media)
e)      Tokoh-tokoh Politik

2.4.2 Pembagian Kekuasaan

a)      Kekuasaan Eksekutif didelegasikan kepada Presiden (Pasal 4 ayat 1 UUD 1945)


b)      Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Presiden dan DPR dan DPD (pasal
5 ayat 1, pasal 19 dan pasal 22C UUD 1945)
c)      Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada Mahkamah Agung (pasal 24 ayat 1
UUD 1945)
d)     Kekuasaan Inspektif atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pengawas
Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) (pasal 20A ayat 1)
e)      Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsulatatif, sebelum
UUD diamandemen kekuasaan tersebut dipegang oleh Dewan Pertimbangan Agung
(DPA)

2.4.3 Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen

Sebelum adanya amandemen terhadap UUD 1945, dikenal dengan Tujuh Kunci
Pokok Sistem Pemerintahan Negara, namun tujuh kunci pokok tersebut mengalami
suatu perubahan. Oleh karena itu, sebagai studi komparatif sistem pemerintahan
negara menurut UUD 1945 mengalami perubahan.
a) Indonesia ialah negara yang berdasar atas hukum (Rechstaat) : Negara Indonesia
berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka
(Machstaat), mengandung arti bahwa negara, termasuk di dalamnya pemerintahan dan
lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan apapun.
b)  Sistem Konstitusi: Pemerintah berdasarkan atas sistem konstitusi (hukum dasar),
tidak bersifat absolut (kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem ini memberikan
penegasan bahwa cara pengendalian pemerintahan dibatsai oleh ketentuan-ketentuan
konstitusi dan juga oleh ketentuan-ketentuan hukum lain merupakan produk
konstitusional.
c) Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping MPR
dan DPR : Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, Presiden penyelenggara

8
pemerintahan tertinggi di samping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih langsung
oleh rakyat. UUD 1945 pasal 6A ayat 1, jadi menurut UUD 1945 ini Presiden tidak
lagi merupakan madataris MPR, melainkan dipilih oleh rakyat. Presiden tidak
bertanggungjawab kepada DPR.
d) Menteri Negara ialah pembantu Presiden, Menteri tidak bertanggung jawab kepada
DPR. Presiden dalam melaksanakan tugas dibantu oleh menteri-menteri negara, pasal
17 ayat 1 (hasil amandemen).
e) Kekuasaan Kepala Negara tak terbatas, meskipun Kepala Negara tidak
bertanggungjawab kepada DPR, ia bukan “diktaor” artinya kekuasaan tidak terbatas.
Di sini Presiden sudah tidak lagi merupakan mandataris MPR, namun demikian ia
tidak membubarkan DPR atau MPR.
f) Negara Indonesia adalah negara hukum, negara hukum berdasarkan Pancasila
bukan berdasarkan kekuasaan.
Ciri-ciri suatu negara hukum adalah:
- Pengakuan adan perlindungan hak-gak asasi yang mengandung persamaan dalam
bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
- Perlindungan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekyuatan lain dan
tidak memihak
- Jaminan kepastian hukum
g) Kekuasaan Pemerintah Negara
Pasal 4 ayat 1 UUD 1945 menyatakan bahwa Presiden Republik Indeonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 19445, Presiden dibantu oleh
seorang Wakil Presiden pasal 4 ayat 2) dalam melaksanakan tugasnya.
h) Pemerintah Daerah, diatur oleh pasal 18 UUD 1945
Pasal 18 ayat 1 menjelaskan bahwa Negara Republik Indonesia atas daerah-
daerah propinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan Undang-Undang. Pasal  18 ayat 2 mengatur otonomi pemerintahan daerah,
ayat tersebut menyatakan bahwa pemerintshsn daerah propinsi, kabupaten, dan kota
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan, atau pengertian otonomi sama artinya mengatur rumah tangga sendiri.
I) Pemilihan Umum
Hasil amandemen UUD 1945 tahun 2002 secara eksplisit mengatur tentang Pemilihan
Umum dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap 5
tahun sekali (pasal 22E ayat 1). Untuk memilih anggota DPR, DPD, Presiden dan
Wakil Presiden (pasal 22E ayat 2)
j) Wilayah Negara
Pasal 25A UUD 1945 hasil amandemen 2002 memuat ketentuan bahwa, Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang bercirir nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan Undang-Undang.
k) Hak Asasi Manusia menurut UUD 1945
Pasal 28A sampai dengan pasal 28J mengatur tentang hak asasi manusia di dalam
UUD 1945.

9
2.5 Dinamika pelaksanaan Pancasila dalam ketatanegaraan RI?

Pancasila merupakan dasar dan ideologi negara Indonesia yang butir-butirnya


telah diajarkan ke warga negara Indonesia sejak kecil, mulai dari kewajiban para
siswa-siswi sekolah dasar untuk menghafal setiap butirnya hingga pemahaman lebih
lanjut mengenai sejarah dan nilai-nilai Pancasila di jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Sistem pendidikan yang seperti ini seakan-akan merupakan upaya untuk
menciptakan pandangan bahwa Pancasila merupakan ideologi dalam kehidupan
bermasyarakat yang tidak mungkin salah.
Penetapan Pancasila sebagai sebuah ideologi yang kaku dan mutlak
pemaknaannya merupakan sebuah penyimpangan interpretasi dari apa yang
diharapkan oleh founding fathers Indonesia. Menurut Soemantri (2007:22), apa yang
diharapkan oleh founding fathers adalah Pancasila mampu mengatasi permasalahan
mengenai keanekaragaman bangsa Indonesia, bukan justru untuk mengeliminasi
perbedaan yang ada. Pendapat Seomantri juga didukung oleh Sjafruddin
Prawiranegara (1984:78), bahwa setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki
kewajiban untuk hidup dan bekerja di Indonesia secara damai dan berdampingan
tanpa memandang latar belakang agama, kepercayaan dan ideologinya. Namun
selama era Orde Baru, apa yang terjadi justru berkebalikan dengan apa yang
seharusnya dilakukan. Dengan dasar bahwa setiap organisasi harus berlandaskan
Pancasila, organisasi-organisasi keagamaan seperti Himpunan Mahasiswa Islam
dipaksa untuk mengganti basis ideologi Islamnya dengan ideologi Pancasila, justru
merupakan bukti bahwa terdapat kesalahan interpretasi dari pemerintahan Soeharto
(Prawiranegara, 1984:79-80).
Sebagai ideologi Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa Indonesia dalam
menjalankan aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya harus terbuka, luwes dan
fleksibel tidak tertutup dan kaku melainkan harus mampu mengikuti perkembangan
jaman tanpa harus mengubah nilai-nilai dasarnya. Pancasila memberikan orientasi ke
depan dan selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapi dan akan
dihadapi Usaha untuk memecahkan persatuan pernah terjadi memberontakan Madiun
1948 maupun pengkhianatan G 30 S/PKI tahun 1965.  Namun semuanya itu dapat
digagalkan berkat kesepakatan segenap golongan  bangsa Indonesia untuk tetap
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan landasan
dasar dan ideologi Pancasila.  Pancasila lahir sebagai dasar negara Indonesia.

2.5.1 Masa Orde Lama

Masa pencarian bentuk penerapan Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan 3


Periode berbeda,

10
A. Periode 1945-1950 periode dimana Pancasila menghadapi berbagai masalah.
Periode ini ditandai dengan terjadinya upaya-upaya untuk mengganti Pancasila
sebagai dasar dan ideologi negara : Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)
di Madiun 18-9-1948 dipimpin oleh Muso, tujuan utama : mendirikan Negara Soviet
Indonesia yang berideologi komunis (paham komunis) Pemberontakan Darul
Islam/Tentara Islam Indonesia 17-8--1949 ditangkap 4-6-1962 dipimpin oleh
Kartosuwiryo tujuan utama : mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) dengan
syaria’t islam sebagai pengganti Pancasila
B. Periode 1950-1959 periode ketika penerapan Pancasila lebih diarahkan pada
ideologi liberalisme (kebebasan tanpa batasan),yang tidak menjamin stabilitas
pemerintahan. periode ini ditandani dengan penerapan Pancasila sila keempat yg tidak
lagi berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak (voting)
Munculnya pemberontakan :
 1) Republik Maluku Selatan (RMS)
 2)Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) ingin melepaskan diri dari
3) Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA) NKRI
Di bidang politik, pada periode ini terlaksananya Pemilu paling demokratis pada
tahun 1955 bertujuan membentuk KONSTITUANTE (sebagai lembaga pembentuk
UUD, timbulnya krisis politik,ekonomi, dan keamanan akibat Konstituante tidak
dapat menyusun UU.
C. Periode 1959-1966 Periode yang dikenal dengan periode demokrasi terpimpin
(demokrasi yang berada pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno)
1) Terjadi penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam konstitusi
2)  Pres.Soekarno menjadi otoriter,
a) diangkat menjadi presiden seumur hidup
b) menggabungkan Nasionalis, Agama dan Komunis (NASAKOM) dan tidak cocok
bagi NKRI
c)  terjadi kemerosotan moral di sebagian masyarakat
d) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) 30-9-1965 dipimpin oleh D.N.
Aidit, dengan tujuan utama mendirikan Negara Soviet Indonesia yang berideologi
komunis sebagai pengganti pancasila.

2.5.2 Masa Orde Baru

Transisi singkat 1966-1968 dimana demokasi Pancasila diwarnai dengan ke


diktatoran
a.        Pelengseran Ir.Soekarno dengan dipilihnya Jenderal Soeharto sebagai Presiden
b.      konsep Demokrasi Pancasila
c.       Visi utama dari pemerintahan orde baru :
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap
aspek kehidupan masyarakat Indonesia

11
d.      Terciptanya stabilitas keamanan negara dalam waktu singkat pasca
pemberontakan PKI II
e.       Tidak adanya perubahan ke arah lebih baik di bidang politik, KEPRESIDENAN
(pengontrol utama) Lembaga Suprastruktur Lembaga
Infrastruktur(DPR,MPR,DPA,BPK,MA) (LSM,ParPol,dll.)

2.5.3 Masa Reformasi

Dimana Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara terus menghadapi
berbagai tantangan, yang dihadapkan pada :
 1. kondisi kehidupan masyarakat yang diwarnai kehidupan serba bebas. (kebebasan
bicara, beroganisasi, berekspesi dll.) dampak negative dari kehupan yang bersifat
bebas tanpa batas :
a. Munculnya pergaulan bebas
b.  Pola komunikasi yang tidak beretika, yang dapat memicu terjadinya perpecahan -
Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan sesama warga bangsa ( adanya konflik di
beberapa daerah, tawuran antar pelajar, tindakan kekerasan untuk mencapai solusi
dari permasalahan, dll)
c. Saling berpacunya pembangunan bangsa-bangsa yang memudahkan masuknya
ideologi baru.

BAB III

12
PENUTUP

3.1 Simpulan

Pancasila merupakan sumber hukum materiil. Oleh karena itu, setiap isi peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengannya. Dan apabila itu
bertentangan maka akan dicabut. Pokok pikiran yang terkandung dalam pancasila
merupakan cita-cita hukum bangsa Indonesia yang mendasari hukum dasar negara
yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945.
Sebagai ideologi Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa Indonesia dalam
menjalankan aktivitas di segala bidang sehingga sifatnya harus terbuka, luwes dan
fleksibel tidak tertutup dan kaku melainkan harus mampu mengikuti perkembangan
jaman tanpa harus mengubah nilai-nilai dasarnya.
Pancasila merupakan sumber nilai dan norma dalam setiap aspek 
penyelenggaraan negara maka dari itu semua peraturan perundang-undangan serta
penjabarannya berdasarkan nilai-nilai pancasila. Pancasila dalam konteks
ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga
tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur didalam undang-
undang dasar negara.Dalam hal ini yaitu legislative,ekskutif dan yudikatif.
Kedudukan pancasila antara lain Pancasila Sebagai Dasar Negara bangsa
Indonesia, Pancasila Sebagai Pandangan Hidup, Pancasila sebagai ideologi Bangsa
Indonesia, Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia, Pancasila merupakan Sumber
dari segala sumber tertib hukum, Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan
dicapai bangsa Indonesia, Pancasila sebagai Perjanjian Luhur, Pancasila sebagai
Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa Indonesia, dan Pancasila sebagai
Paradigma Pembangunan.
Undang-Undang Dasar merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang
berlaku di Indonesia, sedangkan Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari
motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk mencapai
tujuannya, Pembukaan juga merupakan sumber dari “cita hukum” dan” cita-cita 
moral” yang ingin ditegakkan baik dalam lingkungan nasional maupun dalam
hubungan pergaulan bangsa-bangsa di dunia. 

3.2 Saran

Kita sebagai bangsa Indonesia, supaya mampu mencermati nilai-nilai yang


terkandung dalam Pancasila. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara,
sebagai masyarakat madani, yaitu masyarakat yang tidak buta akan posisi dasar
negara, hendaknya kita bisa mengaplikasikan semua aspek-aspek yang terkandung
dalam Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari.
Penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai hukum, baik itu yang sudah
tertulis dan tertuang dalam kitab perundang-undangan maupun yang sudah mengalir

13
dalam konvensi, perlu adanya suatu evaluasi untuk menciptakan suasana masyaakat
yang kondusi.
Pancasila sudah ditanamkan kepada diri kita sejak kecil sebagai pedoman dalam
hidup berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu, hendaklah kita dapat mengaplikasikan
semua yang sudah kita pelajari dalam kehidupan. Jika semua masyarakat Indonesia
mampu sadar dengan peran dan perilaku dalam bermasyarakat, maka ketatanegaraan
di Indonesia tidak akan kacau karena permasalahan-permasalahan seperti yang sudah
terjadi pada masa sebelumnya.
.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://diary-mybustanoel.blogspot.com/2012/02/makalah-pancasila-dalam-
konteks.html
https://lookdy22.blogspot.com/2017/11/makalah-tentang-pancasila-dalam-
konteks.html
https://arkalalandshary.blogspot.com/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://dyahpuspitasari04.blogspot.com/2016/11/makalah-pancasila-dalam-
konteks.html
Budiyono  K.2009. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruaan Tinggi. Bandung :
Alfabeta.
Suryana E. 2015.Pancasila Dan Ketahatan  Jati Diri Bangsa. Bandung : Refika
Aditama.
Kaelan. 2014.Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma
https://haikal2017.wordpress.com/2017/03/18/first-blog-post/
http://www.markijar.com/2015/11/10-fungsi-dan-kedudukan-pancasila.html
http://derryjie.blogspot.co.id/2013/02/makna-yang-terkandung-dalam-pembukaan.htm
Huda, Ni’matul. 2011. Hukum Tata Negara Indonesia. Jakarta: Charisma Putra
Utama Offset.
Sri Soemantri, M. 2014. Hukum Tata Negara Indonesia Pemikiran dan
Pandangan. Remaja Roksadaya: Bandung.
Sugiyarto, 2009, Pendidikan Kewarganegaraan 2, Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Tim MGMP PKn, 2015, Pendidikan Kewarganegaraan, Yogyakarta: CV Aditya
Nugraha.

15

Anda mungkin juga menyukai