Anda di halaman 1dari 27

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. MEKANIKA DASAR


PRODI S1 PTB - FT

Skor Nilai:

MEKANIKA TEKNIK 1
(, HEINZ FRICK, 2018)

NAMA MAHASISWA : ABDULLOH


NIM : 5202111005
DOSEN PENGAMPU : Drs. SEMPURNA PERANGIN-ANGIN, M .Pd
MATA KULIAH : MEKANIKA DASAR

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat

dan anugrah-Nya. Kami dapat menyelesaikan cbr ini dengan cukup baik. Critical book

review ini membahas tentang ”Mekanika Dasar”. Penulis dapat menyelesaikan Critical

book review ini dengan cukup baik dan tepat waktu. Penulisan makalah ini dalam

rangka memenuhi tugas mata kuliah Mekanika Dasar. Penulis menyadari bahwa

Critical Book Review ini tidak lepas dari dorongan, bimbingan serta bantuan dari

berbagai pihak .Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada Dosen Drs. Sempurna Perangin-angin,M.Pd selaku sebagai pengampuh

mata kuliah Mekanika Dasar. Mungkin dalam pembuatan Critical Book Review ini

terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.Maka dari itu penulis mohon saran dan

kritik dari teman-teman maupun Dosen pengampuh. Demi tercapainya critical book

review yang sempurna.

Medan,10 Oktober 2020

Penyusun :

Abdulloh

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi............................................................................................................................ 4
B. Tujuan........................................................................................................................................ 4
C. Manfaat...................................................................................................................................... 4
D. Identitas Buku......................................................................................................................... 5

BAB II RINGKASAN ISI BUKU


A. Bab I Pengetahuan dasar tentang statistika..............................................................6
B. Bab II Ilmu inersia dan ketahanan.................................................................................. 9
C. Bab III Konstruksi batang .................................................................................................. 11
D. Bab IV Konstruksi batang rangka (vark werk)...........................................................13
E. Bab V Perhitungan alat-alat sambungan......................................................................14
F. Bab VI Balok terusan..............................................................................................................
G. Bab VII Konstruksi portal statis tidak tertentu.............................................................
H. Bab VIII Perubahan bentuk elastis....................................................................................
I. Bab IX Garis pengaruh..........................................................................................................

BAB III PEMBAHANSAN

A. PERBANDINGAN PEMBAHASAN (BUKU UTAMA DAN PEMBANDING) .................16


B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU .......................................................................... 21

BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................................................... 22
B. REKOMENDASI....................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENGETAHUAN DASAR TENTANG STATISTIKA
A. Rasionalisasi pentingnya CBR
Critical Book Report (CBR) adalah salah satu dari 6 jenis tugas ang wajib dipenuhi
dalam kurikulum KKNI revisi yang sedang dipergunakan dibeberapa univeritas ,salah
satunya di Universitas Negri Medan (UNIMED). Tugas CBR adalah tugas yang
mengharuskan mahasiswa/mahasisiwi mampu untuk mengkritisi sebuah buku, mampu
memberikan penilan terhadap sebuah buku yang bersangkutan dengan matakuliah
mahasiswa/mahasisiwi tersebut. CBR juga membuat mahasiswa/mahasiswi untuk
membudayakan membaca.

B. TUJUAN PENULISAN CBR

Adapun tujuan penulisan CBR ini adalah :

1. Penyelesaian tugas dari matakuliah Mekanika Dasar

2. Menambah wawasan mengenai matakuliah Mekanika Dasar

3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa/mahasiswi dalam menulis

4. Menguatkan tulisan–tulisan sebelumnya yang berkaitan degan Mekanaika Dasar

C. MANFAAT CBR

Adapun manfaat dari CBR ini adalah:

1) Untuk menambah pengetahuan para pembaca mengenai ‘’Mekanika Dasar’’ dari


berbagai buku yang dalam penulisan ini buku utama dan buku pembanding
2) Melatih kemampuan menulis dan juga kemampuan megkritis yang berkaitan
dengan kemampuan berpikir bagi penulis
3) Sebagai refernsi kedepannya dalam melakukan penulisan CBR dengan topik
yang sama

4
D. IDENTITAS BUKU YANG DIRIVIEW

BUKU UTAMA

1. JUDUL : MEKANIKA TEKNIK 1 Statiska dan Kegunaannya


2. EDISI : PERTAMA
3. PENGARANG : HEINZ FRICK
4. PENERBIT : KANSIUS
5. KOTA TERBIT : YOGYAKARTA
6. TAHUN TERBIT : 2018
7. ISBN : 979-413-218-7

BUKU PEMBANDIG

1. JUDUL : MEKANIKA REKAYASA


2. EDISI : PERTAMA
3. PENGARANG : WESLI
4. PENERBIT : GRAHA ILMU
5. KOTA TERBIT : YOGYAKARTA
6. TAHUN TERBIT : 2010
7. ISBN : 978-979-756-691-3

5
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I PENGETAHUAN DASARTENTANG ILMU STATISTIKA

A. Pengetahuan dasar

Statiska ialah ilmu tentang semua benda yang tetap, yang statis ilmu ini
merupakan bidang bagian ilmu mekanika teknik. Dalam ilmu dinamika diterangkan
semua yang bergerak , sedangkan dalam ilmu statistika semua yang tidak bergerak atau
yang tidak akan bergerak. Kedua bagian itu mempunyai dua persamaan yaitu gaya-gaya
dan pergerakan. Hanya saj dalam ilmu statistika ada ketentuan khusus mengenai
pergerakan ini, yaitu pergerakan V=0.

Hal ini berarti bahwa, ilu statistika hanya bekerja dengan gaya yang tidak bergerak,
dengan keadaan pergerakan nol. Inibaru terjadi jika semmua gaya membebani suatu
benda dan gaya-gaya pada tagkai pengungkit (dengan jarak antara gaya dan
benda=momen) saling menutup, sehingga semua gaya seimbang. Olehsebab itu ilmu
statistika disebut ilmu keseimbangan.

B. Gaya

ket: a,b = potongan ordinat dan absis

r = jarak dari titik kutub O

r = a, sin atau b cos

Suatu gaya pada tangkai pegungkit dengan jarak siku-siku pada titik pada
putaran mengakibatkan titik putaran mengakibatkan suatu momen. Ditentukan dengan
ukuran, jurusan, dan tempatnya, Gaya-gaya ditentukan dengan huruf P, Ukekecualian
huruf K, daan R sebagai resultante.

Suatu gaya bisa kita tentukan dengan ukuran, Iurusan dan tempatnya. Gaya-gaya
bisa ditentukan dengan huruf P dengan kekecualian huruf K untuk gaya tekuk dan huruf
R bagi suatu resultante. Nilainya dalam kg atau t. Jikalau ada beberapa gaya, maka kita
memberi index, misalnya P1, P2 dsb. Pada gambar gaya kita menggaris gaya sebagai
garis dalam skala misalnya 1 cm = 1t dengan tanda mata panah rnenunjukkan
jurusannya.

6
C. Mengumpulkan dan membagi gaya dalam satu bidang
Suatu gaya P bisa ditentukan oleh garis kerja dan ukurannya. Garis kerja bisa
ditentukan oleh dua dari empat nilai berikut (a,b,r dan α). Kita memerlukan tiga nilai
untuk menentukan suatu gaya dalam satu bidang. Dari tiga nilai yang diberikan untuk
menentukan suatu gaya, dua nilai berasal dari gometri yaitu nilai yang diperlukan untuk
penentuan garis kerja dan satu nilai berasal dari statistika, yaitu ukuran gaya.
Contoh dengan dua gaya
Secara grafis: dua gaya P1 dan P2 dengan titik tangkap bersama (titik potong pada garis
kerja) bisa disusun dengan jajaran ganjang dua gaya itu dan sebagai resultante R ialah
diagonal pada jajaran genjang itu.
Kita tidak perlu menggambar jajaran genjang dua gaya itu seluruhnya, melainkan
segitiga gaya (separoh jajaran genjang) sudah cukup jelas. Giliran menyusun gaya-gaya
sembarang. Pada dua gaya dengan garis kerja sama, kita boleh menjumlahkan atau
mengurangi saja untuk mendapat resultannya.

Rx = P1 + Px2

Ry = Py1 + Py2

R = √ Rx2 + Ry 2

Ry
Tg α R =
Rx

D. momen
Hasil gaya kali jarak antara garis kerja dan garis kutub D kita tentukan sebagai momen
satu gaya terhadap titik kutub D.
M=P.a

Dalam tm, tcm, kgm,dansebagainya


Suatu momen adalah positif(+) jika momen itu berputar searah jarum jam, dan menjadi
negative(-) jika berlawanan arah jarum jam.

E. Syarat-syarat keseimbangan
Suatu benda yang dibebani oleh suatu kumpulan gaya menjadi seimbang jikalau
resultantenya menjadi nol dan tidak berada dalam ketidak-terbatasan. Dalam "bahasa
statika" kita mengatakan
ƩX=0 ƩY = 0 ƩM = 0
Penentuan ƩX = 0 dan ƩY = 0 menjadi keseimbangan absis dan ordinat dari kumpulan
gayaPenentuan sigmaM = 0 menjadi keseimbangan momen terhadap suatu titik kutub D

7
sembarang.Supaya suatu benda menjadi seimbang dua-duanya macam syarat
keseimbangan tsb di atas harus menjadi nol

F. Pengunaa syarat-syarat keseimbangan pada perhitungan


Reaksi tumpuan harus seimbang dengan beban konstruksi Pelaksanaan atau
perhitugannya boleh dilakukan dengan menggunakan tiga syarat keseimbangan (pada
sistim yang statis tertentu).Pada suatu konstruksi batang yang sederhana soal-soal
tentang keseimbangan timbul dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Suatu benda yang dibebani oleh gaya P (atau resultante R suatu kumpulan gaya
mempunyai gaya) mempunyai tiga tumpuan yang bisa bergerak (tiga tiang
berengsei atau tiga tumpuan rol).
2) Suatu benda yang dibebani oleh gaya P (atau resultante R suatu kumpulan gaya)
bertumpu pada A dengan tumpuan sendi (dicari ukuran dan jurusan) dan pada B
dengan tumpuan rol (dicari ukuran saja).
Contoh Soal: Balok tunggal berikut ditentukar reaksi tumpuan A,B

3.0
ƩMA= 0 = 5.0 . - RBV. 60
√2
3.0
5.0.
RBV = √ 2 = 1,77 t
6.0
5.0 5.0
ƩX = 0 = RAH + ƩY = 0 = - RAV + - 1.77
√2 √¿ 2
5.0
RAH= = 3.54 t RAV = 3,54 – 1.77 = 1.77 t
√2

F. Gaya dalam
Pada umumnya reaksi Ri kita tentukan pada titik berat potongan s-s yang
sembarang. Ukuran-ukuran atau nilai Ri kita tentukan secara statis dan kita katakan:
 Bagian Ri yang vertikal (ordinat) sebelah kiri atausebelah kanan dari suatu
potongan s-s yang sembarang kita tentukan sebagai gaya lintang (Q)
 Bagian Ri yang horisontal (absis) sebelah kiri atausebelah kanan dari suatu
potongan s-s yang sembarang kita tentukan sebagai gaya normal (N)
 Momen lentur (M) menjadi jumlahsemua momen yang timbul sebelah kiri atau
sebelah kanan dari sisi potongan s-s yamg sembarang trhadap titik berat dari
benda atau konstruksi pada potongan s-s itu.

8
Perjanjian Tanda
 Reaksi tumpuan menjadi positif (+) jikalau tumpuan itu ditekan, dan menjadi
negative (-) sebaliknya.
 Gaya normal (N) menjadi positif (+) sebagai gaya tarik dan menjad negatif
sebaliknya
 Gaya lintang(Q) menjadi positif (+) jikalau batang sebelah kiri dari suatu
ootongan akan naik ke atas dan menjadi negative (-) sebaliknya.
 Momen lentur (M) menjadi positif (+) jikalau ada gaya tarik pada sisi bawah dan
menjadi negative (-) sebaliknya.
Atau dengan kata-kata lain Momen lentur (M) menjadi positif (+) jikalau momen itu
sebelah kiri dari suatu potongan ukan memutar dalam arah jarum jam, dan menjadi
negatif (-) sebaliknya

BAB II ILMU INERSIA DAN KETAHANAN


A. Besaran-besaran dan ketahanan
Kita membebani suatu bidang F dengan suatu beban merata q = 1 (misalnya
bidang itu terdiri dari satu pelat dari bahan bangunan seragam). Kemudian kita bagi
bidang F atas sembarang jumlah bidang kecil f i. Hasil atau ukuran bidang kecil f i ini
merupakan suatu gaya oleh beban merata.

B. Tegangan normal
Suatu batang yang lurus,berbentuk prisma dan langsing akan mengubah bentuknya
sampai gaya dalamnya menjadi seimbang dengan gaya luarnya.
Dengan suatu potongan siku pada garis sumbu kita membagi batang yang kita perhatikan atas
dua potongan. Pada potongan seluas F ini, kita memperhatikan bagian yang sebelah kiri
sebagai gaya luar timbul:
N = gaya normal searah gris sumbuh batang (z)
Q = gaya lintang siku pada garis sumbu batang (z)

C. Tegangan geser
Tegangan geser oleh gaya lintang
Tegangan geser τ menjadi sejajar pada gaya lintang dan pembagian pada lembarnya
potongan z menjadi merata. Oleh momen torsi Tkita mendapat tegangan geser τ
menurut bentuk batang sebesar:
 Batang berbentuk lingkaran
 Batang berbentuk elips
 Batang berbentuk cincin
 Batang berbentuk persegi empat

D. Tegangan-tegangan

9
Tegangan normal maksimal kita tentukan sebagai tegangan utama σ 1. Pada tegangan
linear σ1 menjadi sama dengan σx dengan sudut α = 0. Pada potongan itu tegangan geser
π
menjadi nol. Tegangan utama terkecil α2 = αy pada sudut α = menjadi juga nol.
2
Tegangan utama σ1 dan σ2 menjadi tegangan normal yang maksimal dan menentukan
potongan bidang dengan tegangan geser = nol.

E. Penggunaan dan keamanan


Keamanan
Angka-angka keamanan menutupi kekurangan ketelitian pada perhitungan tegangan,
yang berasal dari perubahan beban, perubahan nilai inersia, perubahan tahanan bahan
bangunan (misalnya kayu), kekurangan ketelitian pekerjaan pada pemasangan
konstruksi tsb, atau sistim statika yang disederhanakan pada perhitungan (misalnya
pada konstruksi rangka batang).
Beban yang berulang-ulang
Jikalau kita membebani suatu bahan bangunan tidak dari nol sampai titik patah,
melainkan dengan beban yang berulang-ulang sebesar ∆σ = σ max - σmin kita boleh
menentukan titik patah dengan nilai σmax< σB. August Wohler 1819 – 1914 menentukan
perbandingan antara banyaknya beban bolak-balik i dengan ukuran beban yang
berulang.

F. Tekukan ex-sentris
Batang ini akan tidak kuat lagi oleh P melainkan olh tegangan σ pada sisi tekan
yang menjadi σB. Pada bahan baja misalnya σmax = σv. Dengan begitu ini bukan menjadi
soal keseimbangan, melainkan suatu soal tegangan dengan keterangan, bahwa pada
soal ini beban tidak berbanding dengan tegangan.

G. Perhitungan lendutan dan garis elastis


Pengetahuan dasar
yang dimaksud dengan garis elastis ialah garis sumbu suatu batang yang lurus, yang
akan melengkung oleh pengaruh gaya atau momen yang membebaninya. Bentuk garis
elastis ditentukan oleh perubahan bentuk batang oleh momen lentur dan gaya lintang.
Penentuan lendutan menurut Mohr secara grafis
 Penentuan reaksi tumpuan dan diagram momen oleh beban sebenarnya.
 Pembebanan konstruksi batang pada titik 1, dengan diagram/bidang momen itu
yang di negatifkan.
 Perhatikan perubahan momen itu kedalam bagian-bagian. Garis batas diagram
momen yang lengkung dengan begitu dapat diluruskan pada bagian masing-
masing. Penentuan titik berat pada bagian masing-masing.
 Pembebanan konstruksi batang dengan gaya-gaya yang menjadi resultante-
resultante pada bagian diagram momen masing-masing.
 Penentuan reaksi tumpuan oleh bebanan titik 5 itu. Reaksi tumpuan ini menjadi
sudut putar tumpuan (α, β) dikalikan dengan E.l.

10
 Penentuan diagram/bidang momen oleh bebanan titik 5 itu. Garis batas diagram
momen sekarang menjadi garis elastis dikalikan dengan E.l.
 Penentuan momen maksimal oleh bebanan titik 5 itu, pada tempat dengan gaya
lintangnya menjadi nol. Momen maksimal itu menjadi lendutan maksimal
dikalikan dengan E.i.

BAB III KONSTRUKSI BATANG


A. Pengetahuan dasar
Konstruksi batang ialah suatu konstruksi yang terdiri atas satu atau lebih batang yang
dapat menerima gara normal, gaya lintang dan momen lentur. Sebaliknya konstruksi
rangka batang (vakwerk) terdiri atas suatu sistim yang hanya dapat menerima gaya
normal (tekanan atau tarikan), lihat bab 4. Konstruksi rangka batang (vakwerk).
Jikalau suatu konstruksi tidak masuk golongan konstruksi batang maupun rangka
batang, kita menamakannya konstruksi gantungan dan sokongan. Selanjutnya kita
membatasi diri dalam buku ini pada konstruksi batang dan rangka batang. Konstruksi
batang ini kita akan membicarakan balok tunggal, konsole balok rusuk Gerber serta
konsuruksi portal dan busur tiga ruas, yang statis tertentu Konstruksi batang yang
statis tidak tertentu. Yaitu balok terusan (Balok terusan) dan konstruksi
portal(Konstruksi portal yang statis tidak tertentu). Selanjutnya kita tentukan, bahwa
pada konstruksi batang semua garis berada dalam satu bidang. Dengan ketentuan
sumbu dan garis kerja oleh beban kita menghindari terjadinya momen torsi dan dengan
begitu kita tidak akan memperhatikan soal momen torsi lagi.
Yang kita sebut batang atau balok ialah suatu bagian bangunan yang biasanya
menerima beban siku pada garis sumbunya dan mengalami lendutan oleh momen
lentur, dan berbaring horisontal, walaupun sering juga kita dapati balok tunggal siku
yang miring(misalnya pada suatu tangga dsb.), yang bersudut miring atau siku-siku
berdiri vertical (dengan tekanan angin sebagai beban dan yang berbentuk portal atau
busur).

B. Balok tunggal

Balok tunggal dengan beban merata, Pada balok tunggal dengan satu gaya P
sembarang yang bekerja pada titik tangkap 1, ini kita mencari reaksi tumpuan masing-
masing secara analitis seperti berikut:
ƩMB = 0 = RA . l – P.b
P.b P.a
Dan RA = l R B= l
ƩMA = 0 = RB . l – P.a
 Gaya lintang antara tumpuan A dan titik tangkap 1 menjadi QA1 = RA dan antara
titik tangkap 1 dan tumpuan B menjadi Q1-B = RA - P = RB
 Momen maksimal kita tentukan pada titik gaya lintang menjadi nol, yaitu pada titik
tangkap 1. Momen maksimal itu menjadi:
MMAX= RA . a = RB . b P.a.b
MMAX= l

11
C. Konsole
Konsole dengan satu gaya pada ujung yang bebas
Jika kita potong batang (konsole) ini pada tempat sembarang kita melihat, bahwa
gaya lintang Q berjurusan ke bawah, dan oleh perjanjian tanda menjadi positif
(+).Sebenarnya gaya lintang menjadi negatif (-) dalam/pada ujung yang terjepit.
Demikian kita dapat menentukan momen Mmax pada tempat Q = 0 yaitu pada
tumpuan A.
d. balok tunggal dengan konsole
a. Balok tunggal dengan satu konsole
 Balok tunggal dengan satu konsole yang dibebani oleh dua gaya:
Pada suatu balok tunggal dengan satu konsole kita perhatikan pengaruh gaya
pada bagian balok masing-masing. Nilai-nilai yang sebenarnya akan kita terima
oleh superposisi
 Balok tunggal dengan satu konsole yang dibebani oleh beban merata:
Kita memperhatikan pengaruh beban pada bagian balok masing-masing. Nilai-
nilai yang sebenarnya akan kita dapatkan oleh superposisi.
 Balok tunggal dengan satu konsole dengan macam-macam beban dan gaya.
 Balok tunggal dengan satu konsole dengan beban yang tidak meng untungkan.
Pada balok tunggal beban yang tidak menguntungkan menjadi beban merata
dan/atau gaya sebanyak mungkin. Pada balok tunggal dengan satu konsole keja
dian ini berlainan. Jikalau kita membebani konsole kita memperkecilkan momen
pada bidang. Oleh karena itu, pada balok tunggal dengan satu konsole kita men
dapat beban yang tidak menguntungkan bukan pada beban merata yang paling
besar, melainkan pada beban merata terbatas.
b. Balok tunggal dengan dua konsole
 Balok tunggal dengan dua konsole dengan macam,macam beban dan gaya.
 Balok tunggal dengan dua konsole dengan beban yang tidak meng-untungkan.
e. Balok tunggal bersudut
Dalam praktek balok tunggal bersudut, harus diperhatikan dengan khusus tanda
( + , - ) terutama pada reaksi tumpuan masing-masing oleh karena pada banyak contoh
jurusannya pada permulaan belum diketahui. Pada contoh itu kita memilih suatu
jurusan saja, dan jikalau jurusan berlawanan hasil menjadi negatif ( + , - ).
Karena penentuan tanda ( + , - )yang benar pada momen lentur menjadi penting sekali,
pada sistim berikut diberi suatu urat nisbi sebagai garis putus. Momen lentur yang
mengakibatkan gaya tarik pada urat nisbi menjadi positif.
f. Balok rusuk gerber

Balok rusuk Gerber mempergunakan engsel, yang begitu dikonstruksikan, sehingga


engsel dapat menerima gaya lintang dan gaya normal tetapi bukan momen (M = 0) .
Banyaknya engsel kita tentukan menurut banyaknya tumpuan dalam. Atau jumlah
tumpuan seluruhnya dikurangi dua menjadi banyaknya engsel.

Banyaknya engsel yang dibutuhkan = banyaknya tumpuan dalam

12
g. Konstruksi portal tiga ruas dan konstruksi busur tiga ruas

Pada sistim portal tiga ruas ini bekerja tiga gaya P, A, B. Karena bagian kanan
dari sistim portal tiga ruas tidak menerima beban, maka garis kerja reaksi B dapat
ditentukan karena pada titikb dan g momen harus menjadi nol. Garis b-g kita
perpanjang sampai kita mendapatkan titik potong f dengan garis kerja gaya P. Karena
tiga gaya hanya berada dalam keseimbangan jikalau mereka mempunyai suatu titik
tangkap bersama (f) kita dapat menentukan garis kerja reaksi tumpuan A sebagai garis
penghubung titik tangkap f dan titik tumpuan a.

BAB IV KONSTRUKSI RANGKA BATANG (VAKWERK)

A. Pengetahuan dasar

Perhitungan konstruksi rangka batang berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti


berikut:
 Menurut ketentuan Karl Culmann 1852 pada tiap-tiap titik simpul garis sumbu
dan garis kerja masing-masing harus bertemu pada satu titik, dan bekerja
sebagai engsel.
 Beban-beban pada konstruksi rangka batang hanya boleh bekerja papa titik
simpil.
 Garis sumbu batang masing-masing harus lurus. Jikalau ada bengkok akan timbul
momen seperti pada batang dengan momen merata.
 Jikalau pada suatu titik simpul garis sumbu masing-masing tidak bertemu pada
satu titik, kita harus memperhatikan supaya jumlah momen yang timbul oleh
eksentrisitas ini menjadi nol.
B. Pembangunan konstruksi rangka batang
Suatu rangka menjadi statis tertentu jikalau kita dapat menentukan reaksi
tumpuan dan gaya batang masing-masing dengan syarat keseimbangan. Selanjutnya
kita memperhatikan suatu titik simpul m sembarang pada suatu konstruksi rangka
batang. Semua gaya P yang bekerja pada titik simpul m dan semua gaya batang S harus
seimbang. Pada suatu konstruksi rangka batang dengan banyak titik simpul k kita
mempunyai dua kali k ketentuan keseimbangan untuk menentukan gaya batang s
masing-masing dan reaksi tumpuan a masing-masing.
C. Penentuan gaya batang
 Penyelesaian secara Cremona:
 Penentuan reaksi tumpuan masing-masing seperti pada balok tunggal dengan
gambar situasi dan gambar gaya (poligon batang tarik) atau secara analitis.
 Penentuan jurusan yang akan dilakukan pada penyelesaian pekerjaan. Menurut
pengetahuan keseimbangan secara grafis dapat kita gambar satu poligon batang
tarik pada setiap titik simpul.
 Pasang semua gaya luar sesuai dengan jurusan yang dipilih sebagai batang
poligon tarik.

13
d. Tambahan pengetahuan tentang konstruksi rangka batang belah ketupat dan
konstruksi rangka batang berbentuk K
 Suatu konstruksi rangka batang belah ketupat menjadi statis tertentu, jikalau
konstruksi rangka batang belah ketupat mulai sebelah kiri dengan suatu belah
ketupat separuh (segitiga) dan sebelah kanan dengan suatu belah ketupat penuh.
 Jikatau konstruksi rangka batang betah ketupat pada ujung kiri dan kanan
berakhir dengan separuh betah ketupat (segitiga) maka menurut rumus s + a =
2k terdapat satu batang terlalu banyak. Oleh karena itu gaya batang tidak dapat
dihitung dan konstruksi ini menjadistatis tidak tertentu.
 Kemungkinan ketiga ialah : suatu konstruksi rangka batang belah ketupat
berujung kiri dan kanan belah ketupat penuh Konstruksi ini menurut rumus s + a
= 2k mempunyai satu batang kurang dan oleh karena itu konstruksi menjadi
goyah. Konstruksi ini hanya dapat diperkuat dengan menambah satu batang.
Dengan tambahan satu batang itu sistim ini juga menjadi statis tertentu dan
stabil.
 Suatu konstruksi rangka batang berbentuk K yang terdiri dari K seluruhnya atau
dari K yang terbalik bayangan kembar menjadi statis tertentu dan stabil.
Konstruksi rangka batang berbentuk K biasanya digunakan sebagai suai angin
pada konstruksi jembatan dan atap atau pada pembangunan tiang listrik yang
besar.

BAB V PERHITUNGAN ALAT-ALAT SAMBUNGAN


a. Alat-alat sambungan baja
Alat-alat sambungan bertugas menyalurkan gaya-gaya pada satu bagian bangunan ke
bagian bangunan atau konstruksi yang lain. Konstruksi satu sambungan dengan alat
sambungan kita bagi atas:
Sarnbungan tarnpang satu, terdiri dari dua pelat baja yang disambung dengan satu
keling atau baut. Keling atau baut itu bisa bergeserpadapotongan l – l. Oleh karena
gaya S yang menarik pada dua pelat baja ini tidak bekerja pada satu bidang,
sambungan ini menerima juga satu momen lentur sebesar M = S · a.

14
b. Alat-alat sambung kayu
Pemakaian gigi tunggal secara ilmiah pada kuda penopang maupun pada takikan
kayu pelana mempengaruhi dengan sudut yang sama ⱷ/2. Kemiringan bidang gigi
tunggal yang belakang ditentukan oleh dalamnya takikan d. Agar takikan pada kayu
pelana tidak terlalu mengurangi kekuatannya maka dalamnya takikan dtidak boleh
lebih dari:
 h/4 untuk sudut sampai60°
 h/6 untuk sudut lebih dari 60° (dan pada takikan sebelah-menyebelah pada tiang.

Keterangan :
P = gaya tekan pada kuda penopang
H = gaya tarik pada balok loteng sebesar H = P. cos α
V = gaya vertikal (reaksi tumpuan) sebesar V = P. sin α
α = miringnya kuda penopang
d = dalamnya gigi tunggal
v = panjangnya kayu muka

15
BAB III
PEMBAHASAN

A. PERBANDINGAN ISI BUKU (BUKU UTAMA DAN PEMBANDING)

A, PEMBAHASAN BAB I
 Buku utama
a. Pengetahuan dasar
Mekanika ialah ilmu yang mempelajari tentang semua benda yang tetap, yang statis.
Dalam ilmu statistika ada ketentuan khusus mengenai pergerakan v = 0, berarti bahwa
ilmu statistika hanya bekerja dengan gaya-gaya yang tidak bergerak
Semua nilai beban yang bergerak ditentukan dalan peraturan muatan Indonesia N.I. -
18/1970
Penentuan beban masing-masing adalah:
 Berat atau bobot sendiri = G (t, kg)
 Berat atau bobot sendiri = g (t/m, kg/m)
 Gaya berguna = p (t, kg)
 Beban berguna = p (t/m, kg/m)
 Gaya tekukan = P, K (t, kg)
 Beban total termasuk berat
atau bobot sendiri = q (t/m, kg/m)
 Tekanan angin = w(t/m, kg/m)
 Muatan gempa = d (t/m, kg/m
 Buku pemanding
a. Penda huluan
Mekanika rekayasa merupakan ilmu yang mempelajari tentang gaya-gaya yang
bekerja pada konstruksi dengan prinsip keseimbangan gaya. Pada mode statis tertentu
berlaku prinsip keseimbangan gaya-gaya dalam arah vertikal dan horizontal serta
keseimbangan momen pada tumpuan, dapat dinyatakan sebagai berikut
dimana :
∑ Ky = 0 ∑ Ky = Gaya-gaya vertikal
∑ Kh = 0 ∑ Kh = Gaya-gaya horizontal
∑m = 0 ∑ m = Momen
 Buku utama
b. Gaya
Gaya merupakan pergeseran suatu benda, baik pergeseran yang berjurusan lurus
ataupun yang merupakan suatu perputaran. Suatu gayadapat ditentukan dengan
ukuran, jurusan, dan tempatnya.

16
dari keterangan gambar tersebut didapati kesimpulan bahwa suatu gaya P bisa
ditentukan oleh garis kerja dan oleh ukurannya.
keterangan:
a.b = potongan ordinat dan absis
r = jarak dari titik kutub O

r = a, sin a

r = b cos
 Buku pembandig
b. gaya
Gaya merupakan kekuatan yang dapat membuat benda yang dalam keadaan diam
menjadi bergerak,yang biasanya dilambangkan dengan besaran yang mempunyai arah
dan digambarkan sepert ivektor.

Dari keterangan gambar gambar bahwa Besarnya reaksi sama dengan besarnya
gaya yang dihasilkan (aksi).

 Buku utama
c. Momen

pa
s
Pada gambar diatas dapat dapat dilihat bahwa hasil gaya dikali jarak antara garis
kerja dan hasil kutub D kita tentukan sebagai momen suatu gaya terhadap titik kutub D.

M= p.a

17
dalam tm, tcm, kgm dan sebagainya. Suatu momen adalah positif(+) jika momen itu
berputar searah jarum jam dan akan menjadi negatif (-) jika sebaliknya / berlawanan
arah jarum jam.

 Buku pembanding
c. Momen
Momen terjadi apabla sebuah gaya bekerja mempunyai jarak tertentu dari titik
yang akan menahan momen tersebut dan besarnya momen tersbut adalah besarnya
gaya dikalikan dengan jaraknya. Dan satuan momen adalah (tm,kgm,tcm,dsb.)

Momen pada titik A bertanda positif karena arah putaran gaya p terhadap titik A
berputsr searah jarum jam.

 Buku pembanding
d. Syarat-syarat kesimbangan
Suatu benda dibebani oleh suatu kumpulan gaya menjadi seimbang jikaresultannya
menjadi nol dan tidak berada dalam ketidak-terbatasan.
ƩX=0 ƩY = 0 ƩM = 0
Penentuan ƩX = 0 dan ƩY = 0 menjadi keseimbangan absis dan ordinat dari kumpulan
gaya,
Penentuan sigmaM = 0 menjadi keseimbangan momen terhadap suatu titik kutub D
sembarang.Supaya suatu benda menjadi seimbang dua-duanya macam syarat
keseimbangan tsb di atas harus menjadi nol
Pelaksanan atau perhitungannya hanya boleh dilakukan hanya menggunakan tiga
syarat kesimbangan yaitu; Tumpuan Rol, Tumpuan Sendi, dan Tumpuan Jepit, berikut
contoh soalnya.

1). Suatu benda yang dibebani oleh gaya P (resultante R suatu kumpulan
gaya)mempunyai tiga tumpuan yang bisa bergerak (tiga tiang berengsel atau tiga
tumpuan rol).

18
Penyelesaian:
Karena kita mengetahui garais kerja pada tumpuan-tumpuan (garis kerja itu tidak boleh
pada satu titik lengkap ), kita harus mencari ukurannya menurut bab 1.3.4. ( pembagian
satu gaya R pada tiga garis kerja ).

2). Suatu benda yang dibebani oeh gaa P (atau resultante R suatu kumpulan gaya)
bertumpu pada A dengan tumpuan sendi (dicari ukuran dan jurusan) danpada B dengan
tumpuan rol (dicari ukuran saja).

Penyelesaian:
Tiga gaya A,B,dan P hanya bisa seimbang jikalau mereka mempunyai satu titik tangkap
bersama. Karena P dan B dengan garis kerjanya tertentu sudah mempunyai satu titik
tangkap bersama, garis kerja A sudah menjadi tentu. Ukuran A dan B dapat ditentukan
pada gambar gaya.

3). Pada suatu benda batang atau konstruksi batang yang terjpit kita namakan konsole
hanya kita dapati satu gaya atau reaksi tumpuan, tetapi harus ditentukan ukuran,
jurusan, dan garis kerjanya.

penyelesaian:
Reaksi pada tumpuan A harus mempunyai garis kerja yang sama dengan gaya P dengan
jurusan berlawanan. A akan tetapi reaksi A ini harus bekerja pada titik berat kontruksi
konsole. ukuran Xa dan Ya sudah kita ketahui, tetapi oleh penggeseran sejajar Rxa kita
juga menerima suatu momen sebesar M = -Xa.e

 Buku pembanding

19
d. Tumpuan
Tumpuan merupakan tempat perletakan konstruksi atau dukungan bagi konstruksi
dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja ke pondasi. Dalam ilmu mekanika rekayasa
dikenal 3 jenis tumpuan yaitu Tumpuan sendi, Tumpuan rol, dan tumpuan jepit.
1). Tumpuan sendi
Tumpuan sendi sering disebut dengan engsel karena cara bekerja mirip dengan cara
kerja engsel.tumpuan sendi mampu memberikan reaksi arah vertikal dan reaksi
horizontal artinya tumpuan sendi dapatmenahan gaya vertikal dan gaya horizontal atau
terdapat 2 buah variabel yang akan diselesaikan (Rv dan Rh ). Tumpuan sendi ini tidak
dapat menahan momen. Tumpuan sendi diperlihatkan sebagai gambarberikut.

2). Tumpuan rol


Tumpuan rol dalah tumpuan yang dapat bergeser kea rah horizontal sehingga tumpuan
ini tidak dapat menahan gaya horizontal. Pada tumpuan rol terdapat roda yang dapat
bergeser yang gunanya untuk mengakomodir pemuaian pada konstruksi tidak rusak.
Tumpuan rol hanya mampu memberikan reaksi arah vertikal artinya tumpuan ro hanya
dapat menahan gayavertikal saja sehingga hanya terdapat 1 buah variabel yang akan
diselesaikan (Rv). Tumpuan rol dapat dpelihatkan sebagai gambar berikut.

3). Tumpuan jepit


Tumpuan jepit berupa balok yang terjepit pada pada tiang (kolom) yang mampu
memberikan reaksi terhadap gaya vertikal, gaya horizontal bahkan mampu
memberikan reaksi terhadap putaran momen. Sehingga pada tumpuan jepit terdapat 3
buah variabel yang akan diselesaikan (Rv dan Rh dan Momen).

20
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI BUKU (BUKU UTAMA DAN
PEMBANDING)
 Buku utama
a. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value
Dilihat dari cover atau tampilan pada buku utama cukup menarik,sehingga dapat
menambah minat sipembaca untuk membaca buku tersebut.

b. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
Dilihat dari aspek layout, tataletak, tata tulis, danpenggunaan font pada buku
utama sudah cukup bagus, menarik, rapi dan tersusun secara teratur.

c. Dari aspek isi buku

Sedangkan apabila dilihat dari isi buku utama sudah mencakup beberapa
pemahaman landasan materi-materi mengenai dasar dari perkenalan statistika, serta
pemamaparan dan penjelasan-penjelasan yang disertai gambar sehingga dapat
mendukung untuk lebihmudaha dipahami. Akan tetapi pada buku utama ini masih ada
kekurangan/kelemahannya yaitu penjelasan yang singkat serta grafik-grafik yang
kurang jelas dan kurangnya penjelasan dengan kalimat sehingga agak sulit untuk
dipahami.

d. Dari aspek tata bahasa

Serta apabila dilihat dari segi bahasa pada buku utama ini lebih memuat
pembahasan yang tersusun hal ini dapat dilihat dari penyusunan daftar isi dan kata
penghantar.

 Buku pembanding
a. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value)
Dilihat dari cover atau tampilan pada buku pembanding sama seperti buku utama
yaitu caover ataupun sampul dari buku pembanding ini cukup menarik.

b. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font

21
Sama seperti pada buku utama di buku pembanding ini juga dari aspek layout, tata
letak, tata tulis, dan penggunaan font pada buku pembanding sudah cukup bagus,
menarik, rapi dan tersusun secara teratur

c. Dari aspek isi buku

Namun pada aspek isi pada buku pembanding ini lebih mendalam, mudah
dipahami dan di mengerti karena isi dari buku pembanding yang lebih terperinci pada
penyajian meteri ,serta pembahasan dan contoh soal yang banyak. Namun buku
pembanding ini materinya hanya sedikit.

d. Dari aspek kata bahasa

Tata bahasa yang digunakan sudah cukup baik, dan tersusun secara terperinci serta
penggunaan kata dan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah untuk dipahami.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah membaca buku tersebut dan penyusunan Critical Book Report ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya buku Mekanika Teknik ini buku yang dapat
dibilang buku yang cukup baik dan lengkap untuk digunakan sebagai buku acuan dan
panduan serta bahan referensi dalam pemahaman mengenai mekanika teknik, akan
tetapi setiap buku pasti ada keunggulan dan kelemahannya maing-masing. Dengan
adanya tugas Critical Book Report ini diharapkan dapat membangun atau tercipta rasa
keingin tahuan dalam diri kita untuk mengetahui isi dari buku tersebut serta
menmukan keunggulan dan kelemahan-kelemahan dari setiap buku tersbut.

B. REKOMENDASI

Setiap buku pastilah memiliki kekurangan dan kelebihan dalam penyajian Namun
dengan adanya Critical Book Report diharakan kekurangan pada buku ini menjadikan
sebuah langkah awal bagi para penulis untuk dapat meresensi dan mereview sebuah
buku dengan cara merevisinya dengan adanya Revisi tersebut/critic tentunya
diharapkan dapat membuat buku ini menjadi lebih baik dan lengkap lagi dalam
penyampaian informasinya. Memang penulis sadar jika sesungguhnya tidak ada sesuatu
yang sempurna di dalam dunia ini, segala hal pastilah memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam bidangnya masing-masing. Maka oleh karna itu penulis

22
merekomendasikan dengan adanya Kekurangan yang dimiliki diharapkan menjadi
sebuah motivasi ataupun batu loncatan yang membuat kita bisa lebih baik lagi dalam
memperbaiki dan meminimalkan kesalahan dan kekurangan sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Frick, Heinz. ©2016. Mekanika Teknik 1 Statika dan Kegunaannya. Yogyakart
Wesli. ©2010. Mekanika Rekayasa.Yogyakarta

LAMPIRAN
 Buku utama
1.Cover

2.Halaman judul

3. Halaman penerbit

23
4. Kata Pengantar

5. Daftar isi

6.Biografi Penulis

24
 Buku pembanding
1.Cover

2.Halaman judul

3. Halaman penerbit

4. Kata pengantar

25
5. Daftar isi

6. Biografi penulis

26
27

Anda mungkin juga menyukai