Skor Nilai:
MEKANIKA TEKNIK 1
(, HEINZ FRICK, 2018)
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat
dan anugrah-Nya. Kami dapat menyelesaikan cbr ini dengan cukup baik. Critical book
review ini membahas tentang ”Mekanika Dasar”. Penulis dapat menyelesaikan Critical
book review ini dengan cukup baik dan tepat waktu. Penulisan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah Mekanika Dasar. Penulis menyadari bahwa
Critical Book Review ini tidak lepas dari dorongan, bimbingan serta bantuan dari
berbagai pihak .Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
mata kuliah Mekanika Dasar. Mungkin dalam pembuatan Critical Book Review ini
terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.Maka dari itu penulis mohon saran dan
kritik dari teman-teman maupun Dosen pengampuh. Demi tercapainya critical book
Penyusun :
Abdulloh
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi............................................................................................................................ 4
B. Tujuan........................................................................................................................................ 4
C. Manfaat...................................................................................................................................... 4
D. Identitas Buku......................................................................................................................... 5
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................................................... 22
B. REKOMENDASI....................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENGETAHUAN DASAR TENTANG STATISTIKA
A. Rasionalisasi pentingnya CBR
Critical Book Report (CBR) adalah salah satu dari 6 jenis tugas ang wajib dipenuhi
dalam kurikulum KKNI revisi yang sedang dipergunakan dibeberapa univeritas ,salah
satunya di Universitas Negri Medan (UNIMED). Tugas CBR adalah tugas yang
mengharuskan mahasiswa/mahasisiwi mampu untuk mengkritisi sebuah buku, mampu
memberikan penilan terhadap sebuah buku yang bersangkutan dengan matakuliah
mahasiswa/mahasisiwi tersebut. CBR juga membuat mahasiswa/mahasiswi untuk
membudayakan membaca.
C. MANFAAT CBR
4
D. IDENTITAS BUKU YANG DIRIVIEW
BUKU UTAMA
BUKU PEMBANDIG
5
BAB II
A. Pengetahuan dasar
Statiska ialah ilmu tentang semua benda yang tetap, yang statis ilmu ini
merupakan bidang bagian ilmu mekanika teknik. Dalam ilmu dinamika diterangkan
semua yang bergerak , sedangkan dalam ilmu statistika semua yang tidak bergerak atau
yang tidak akan bergerak. Kedua bagian itu mempunyai dua persamaan yaitu gaya-gaya
dan pergerakan. Hanya saj dalam ilmu statistika ada ketentuan khusus mengenai
pergerakan ini, yaitu pergerakan V=0.
Hal ini berarti bahwa, ilu statistika hanya bekerja dengan gaya yang tidak bergerak,
dengan keadaan pergerakan nol. Inibaru terjadi jika semmua gaya membebani suatu
benda dan gaya-gaya pada tagkai pengungkit (dengan jarak antara gaya dan
benda=momen) saling menutup, sehingga semua gaya seimbang. Olehsebab itu ilmu
statistika disebut ilmu keseimbangan.
B. Gaya
Suatu gaya pada tangkai pegungkit dengan jarak siku-siku pada titik pada
putaran mengakibatkan titik putaran mengakibatkan suatu momen. Ditentukan dengan
ukuran, jurusan, dan tempatnya, Gaya-gaya ditentukan dengan huruf P, Ukekecualian
huruf K, daan R sebagai resultante.
Suatu gaya bisa kita tentukan dengan ukuran, Iurusan dan tempatnya. Gaya-gaya
bisa ditentukan dengan huruf P dengan kekecualian huruf K untuk gaya tekuk dan huruf
R bagi suatu resultante. Nilainya dalam kg atau t. Jikalau ada beberapa gaya, maka kita
memberi index, misalnya P1, P2 dsb. Pada gambar gaya kita menggaris gaya sebagai
garis dalam skala misalnya 1 cm = 1t dengan tanda mata panah rnenunjukkan
jurusannya.
6
C. Mengumpulkan dan membagi gaya dalam satu bidang
Suatu gaya P bisa ditentukan oleh garis kerja dan ukurannya. Garis kerja bisa
ditentukan oleh dua dari empat nilai berikut (a,b,r dan α). Kita memerlukan tiga nilai
untuk menentukan suatu gaya dalam satu bidang. Dari tiga nilai yang diberikan untuk
menentukan suatu gaya, dua nilai berasal dari gometri yaitu nilai yang diperlukan untuk
penentuan garis kerja dan satu nilai berasal dari statistika, yaitu ukuran gaya.
Contoh dengan dua gaya
Secara grafis: dua gaya P1 dan P2 dengan titik tangkap bersama (titik potong pada garis
kerja) bisa disusun dengan jajaran ganjang dua gaya itu dan sebagai resultante R ialah
diagonal pada jajaran genjang itu.
Kita tidak perlu menggambar jajaran genjang dua gaya itu seluruhnya, melainkan
segitiga gaya (separoh jajaran genjang) sudah cukup jelas. Giliran menyusun gaya-gaya
sembarang. Pada dua gaya dengan garis kerja sama, kita boleh menjumlahkan atau
mengurangi saja untuk mendapat resultannya.
Rx = P1 + Px2
Ry = Py1 + Py2
R = √ Rx2 + Ry 2
Ry
Tg α R =
Rx
D. momen
Hasil gaya kali jarak antara garis kerja dan garis kutub D kita tentukan sebagai momen
satu gaya terhadap titik kutub D.
M=P.a
E. Syarat-syarat keseimbangan
Suatu benda yang dibebani oleh suatu kumpulan gaya menjadi seimbang jikalau
resultantenya menjadi nol dan tidak berada dalam ketidak-terbatasan. Dalam "bahasa
statika" kita mengatakan
ƩX=0 ƩY = 0 ƩM = 0
Penentuan ƩX = 0 dan ƩY = 0 menjadi keseimbangan absis dan ordinat dari kumpulan
gayaPenentuan sigmaM = 0 menjadi keseimbangan momen terhadap suatu titik kutub D
7
sembarang.Supaya suatu benda menjadi seimbang dua-duanya macam syarat
keseimbangan tsb di atas harus menjadi nol
3.0
ƩMA= 0 = 5.0 . - RBV. 60
√2
3.0
5.0.
RBV = √ 2 = 1,77 t
6.0
5.0 5.0
ƩX = 0 = RAH + ƩY = 0 = - RAV + - 1.77
√2 √¿ 2
5.0
RAH= = 3.54 t RAV = 3,54 – 1.77 = 1.77 t
√2
F. Gaya dalam
Pada umumnya reaksi Ri kita tentukan pada titik berat potongan s-s yang
sembarang. Ukuran-ukuran atau nilai Ri kita tentukan secara statis dan kita katakan:
Bagian Ri yang vertikal (ordinat) sebelah kiri atausebelah kanan dari suatu
potongan s-s yang sembarang kita tentukan sebagai gaya lintang (Q)
Bagian Ri yang horisontal (absis) sebelah kiri atausebelah kanan dari suatu
potongan s-s yang sembarang kita tentukan sebagai gaya normal (N)
Momen lentur (M) menjadi jumlahsemua momen yang timbul sebelah kiri atau
sebelah kanan dari sisi potongan s-s yamg sembarang trhadap titik berat dari
benda atau konstruksi pada potongan s-s itu.
8
Perjanjian Tanda
Reaksi tumpuan menjadi positif (+) jikalau tumpuan itu ditekan, dan menjadi
negative (-) sebaliknya.
Gaya normal (N) menjadi positif (+) sebagai gaya tarik dan menjad negatif
sebaliknya
Gaya lintang(Q) menjadi positif (+) jikalau batang sebelah kiri dari suatu
ootongan akan naik ke atas dan menjadi negative (-) sebaliknya.
Momen lentur (M) menjadi positif (+) jikalau ada gaya tarik pada sisi bawah dan
menjadi negative (-) sebaliknya.
Atau dengan kata-kata lain Momen lentur (M) menjadi positif (+) jikalau momen itu
sebelah kiri dari suatu potongan ukan memutar dalam arah jarum jam, dan menjadi
negatif (-) sebaliknya
B. Tegangan normal
Suatu batang yang lurus,berbentuk prisma dan langsing akan mengubah bentuknya
sampai gaya dalamnya menjadi seimbang dengan gaya luarnya.
Dengan suatu potongan siku pada garis sumbu kita membagi batang yang kita perhatikan atas
dua potongan. Pada potongan seluas F ini, kita memperhatikan bagian yang sebelah kiri
sebagai gaya luar timbul:
N = gaya normal searah gris sumbuh batang (z)
Q = gaya lintang siku pada garis sumbu batang (z)
C. Tegangan geser
Tegangan geser oleh gaya lintang
Tegangan geser τ menjadi sejajar pada gaya lintang dan pembagian pada lembarnya
potongan z menjadi merata. Oleh momen torsi Tkita mendapat tegangan geser τ
menurut bentuk batang sebesar:
Batang berbentuk lingkaran
Batang berbentuk elips
Batang berbentuk cincin
Batang berbentuk persegi empat
D. Tegangan-tegangan
9
Tegangan normal maksimal kita tentukan sebagai tegangan utama σ 1. Pada tegangan
linear σ1 menjadi sama dengan σx dengan sudut α = 0. Pada potongan itu tegangan geser
π
menjadi nol. Tegangan utama terkecil α2 = αy pada sudut α = menjadi juga nol.
2
Tegangan utama σ1 dan σ2 menjadi tegangan normal yang maksimal dan menentukan
potongan bidang dengan tegangan geser = nol.
F. Tekukan ex-sentris
Batang ini akan tidak kuat lagi oleh P melainkan olh tegangan σ pada sisi tekan
yang menjadi σB. Pada bahan baja misalnya σmax = σv. Dengan begitu ini bukan menjadi
soal keseimbangan, melainkan suatu soal tegangan dengan keterangan, bahwa pada
soal ini beban tidak berbanding dengan tegangan.
10
Penentuan diagram/bidang momen oleh bebanan titik 5 itu. Garis batas diagram
momen sekarang menjadi garis elastis dikalikan dengan E.l.
Penentuan momen maksimal oleh bebanan titik 5 itu, pada tempat dengan gaya
lintangnya menjadi nol. Momen maksimal itu menjadi lendutan maksimal
dikalikan dengan E.i.
B. Balok tunggal
Balok tunggal dengan beban merata, Pada balok tunggal dengan satu gaya P
sembarang yang bekerja pada titik tangkap 1, ini kita mencari reaksi tumpuan masing-
masing secara analitis seperti berikut:
ƩMB = 0 = RA . l – P.b
P.b P.a
Dan RA = l R B= l
ƩMA = 0 = RB . l – P.a
Gaya lintang antara tumpuan A dan titik tangkap 1 menjadi QA1 = RA dan antara
titik tangkap 1 dan tumpuan B menjadi Q1-B = RA - P = RB
Momen maksimal kita tentukan pada titik gaya lintang menjadi nol, yaitu pada titik
tangkap 1. Momen maksimal itu menjadi:
MMAX= RA . a = RB . b P.a.b
MMAX= l
11
C. Konsole
Konsole dengan satu gaya pada ujung yang bebas
Jika kita potong batang (konsole) ini pada tempat sembarang kita melihat, bahwa
gaya lintang Q berjurusan ke bawah, dan oleh perjanjian tanda menjadi positif
(+).Sebenarnya gaya lintang menjadi negatif (-) dalam/pada ujung yang terjepit.
Demikian kita dapat menentukan momen Mmax pada tempat Q = 0 yaitu pada
tumpuan A.
d. balok tunggal dengan konsole
a. Balok tunggal dengan satu konsole
Balok tunggal dengan satu konsole yang dibebani oleh dua gaya:
Pada suatu balok tunggal dengan satu konsole kita perhatikan pengaruh gaya
pada bagian balok masing-masing. Nilai-nilai yang sebenarnya akan kita terima
oleh superposisi
Balok tunggal dengan satu konsole yang dibebani oleh beban merata:
Kita memperhatikan pengaruh beban pada bagian balok masing-masing. Nilai-
nilai yang sebenarnya akan kita dapatkan oleh superposisi.
Balok tunggal dengan satu konsole dengan macam-macam beban dan gaya.
Balok tunggal dengan satu konsole dengan beban yang tidak meng untungkan.
Pada balok tunggal beban yang tidak menguntungkan menjadi beban merata
dan/atau gaya sebanyak mungkin. Pada balok tunggal dengan satu konsole keja
dian ini berlainan. Jikalau kita membebani konsole kita memperkecilkan momen
pada bidang. Oleh karena itu, pada balok tunggal dengan satu konsole kita men
dapat beban yang tidak menguntungkan bukan pada beban merata yang paling
besar, melainkan pada beban merata terbatas.
b. Balok tunggal dengan dua konsole
Balok tunggal dengan dua konsole dengan macam,macam beban dan gaya.
Balok tunggal dengan dua konsole dengan beban yang tidak meng-untungkan.
e. Balok tunggal bersudut
Dalam praktek balok tunggal bersudut, harus diperhatikan dengan khusus tanda
( + , - ) terutama pada reaksi tumpuan masing-masing oleh karena pada banyak contoh
jurusannya pada permulaan belum diketahui. Pada contoh itu kita memilih suatu
jurusan saja, dan jikalau jurusan berlawanan hasil menjadi negatif ( + , - ).
Karena penentuan tanda ( + , - )yang benar pada momen lentur menjadi penting sekali,
pada sistim berikut diberi suatu urat nisbi sebagai garis putus. Momen lentur yang
mengakibatkan gaya tarik pada urat nisbi menjadi positif.
f. Balok rusuk gerber
12
g. Konstruksi portal tiga ruas dan konstruksi busur tiga ruas
Pada sistim portal tiga ruas ini bekerja tiga gaya P, A, B. Karena bagian kanan
dari sistim portal tiga ruas tidak menerima beban, maka garis kerja reaksi B dapat
ditentukan karena pada titikb dan g momen harus menjadi nol. Garis b-g kita
perpanjang sampai kita mendapatkan titik potong f dengan garis kerja gaya P. Karena
tiga gaya hanya berada dalam keseimbangan jikalau mereka mempunyai suatu titik
tangkap bersama (f) kita dapat menentukan garis kerja reaksi tumpuan A sebagai garis
penghubung titik tangkap f dan titik tumpuan a.
A. Pengetahuan dasar
13
d. Tambahan pengetahuan tentang konstruksi rangka batang belah ketupat dan
konstruksi rangka batang berbentuk K
Suatu konstruksi rangka batang belah ketupat menjadi statis tertentu, jikalau
konstruksi rangka batang belah ketupat mulai sebelah kiri dengan suatu belah
ketupat separuh (segitiga) dan sebelah kanan dengan suatu belah ketupat penuh.
Jikatau konstruksi rangka batang betah ketupat pada ujung kiri dan kanan
berakhir dengan separuh betah ketupat (segitiga) maka menurut rumus s + a =
2k terdapat satu batang terlalu banyak. Oleh karena itu gaya batang tidak dapat
dihitung dan konstruksi ini menjadistatis tidak tertentu.
Kemungkinan ketiga ialah : suatu konstruksi rangka batang belah ketupat
berujung kiri dan kanan belah ketupat penuh Konstruksi ini menurut rumus s + a
= 2k mempunyai satu batang kurang dan oleh karena itu konstruksi menjadi
goyah. Konstruksi ini hanya dapat diperkuat dengan menambah satu batang.
Dengan tambahan satu batang itu sistim ini juga menjadi statis tertentu dan
stabil.
Suatu konstruksi rangka batang berbentuk K yang terdiri dari K seluruhnya atau
dari K yang terbalik bayangan kembar menjadi statis tertentu dan stabil.
Konstruksi rangka batang berbentuk K biasanya digunakan sebagai suai angin
pada konstruksi jembatan dan atap atau pada pembangunan tiang listrik yang
besar.
14
b. Alat-alat sambung kayu
Pemakaian gigi tunggal secara ilmiah pada kuda penopang maupun pada takikan
kayu pelana mempengaruhi dengan sudut yang sama ⱷ/2. Kemiringan bidang gigi
tunggal yang belakang ditentukan oleh dalamnya takikan d. Agar takikan pada kayu
pelana tidak terlalu mengurangi kekuatannya maka dalamnya takikan dtidak boleh
lebih dari:
h/4 untuk sudut sampai60°
h/6 untuk sudut lebih dari 60° (dan pada takikan sebelah-menyebelah pada tiang.
Keterangan :
P = gaya tekan pada kuda penopang
H = gaya tarik pada balok loteng sebesar H = P. cos α
V = gaya vertikal (reaksi tumpuan) sebesar V = P. sin α
α = miringnya kuda penopang
d = dalamnya gigi tunggal
v = panjangnya kayu muka
15
BAB III
PEMBAHASAN
A, PEMBAHASAN BAB I
Buku utama
a. Pengetahuan dasar
Mekanika ialah ilmu yang mempelajari tentang semua benda yang tetap, yang statis.
Dalam ilmu statistika ada ketentuan khusus mengenai pergerakan v = 0, berarti bahwa
ilmu statistika hanya bekerja dengan gaya-gaya yang tidak bergerak
Semua nilai beban yang bergerak ditentukan dalan peraturan muatan Indonesia N.I. -
18/1970
Penentuan beban masing-masing adalah:
Berat atau bobot sendiri = G (t, kg)
Berat atau bobot sendiri = g (t/m, kg/m)
Gaya berguna = p (t, kg)
Beban berguna = p (t/m, kg/m)
Gaya tekukan = P, K (t, kg)
Beban total termasuk berat
atau bobot sendiri = q (t/m, kg/m)
Tekanan angin = w(t/m, kg/m)
Muatan gempa = d (t/m, kg/m
Buku pemanding
a. Penda huluan
Mekanika rekayasa merupakan ilmu yang mempelajari tentang gaya-gaya yang
bekerja pada konstruksi dengan prinsip keseimbangan gaya. Pada mode statis tertentu
berlaku prinsip keseimbangan gaya-gaya dalam arah vertikal dan horizontal serta
keseimbangan momen pada tumpuan, dapat dinyatakan sebagai berikut
dimana :
∑ Ky = 0 ∑ Ky = Gaya-gaya vertikal
∑ Kh = 0 ∑ Kh = Gaya-gaya horizontal
∑m = 0 ∑ m = Momen
Buku utama
b. Gaya
Gaya merupakan pergeseran suatu benda, baik pergeseran yang berjurusan lurus
ataupun yang merupakan suatu perputaran. Suatu gayadapat ditentukan dengan
ukuran, jurusan, dan tempatnya.
16
dari keterangan gambar tersebut didapati kesimpulan bahwa suatu gaya P bisa
ditentukan oleh garis kerja dan oleh ukurannya.
keterangan:
a.b = potongan ordinat dan absis
r = jarak dari titik kutub O
r = a, sin a
r = b cos
Buku pembandig
b. gaya
Gaya merupakan kekuatan yang dapat membuat benda yang dalam keadaan diam
menjadi bergerak,yang biasanya dilambangkan dengan besaran yang mempunyai arah
dan digambarkan sepert ivektor.
Dari keterangan gambar gambar bahwa Besarnya reaksi sama dengan besarnya
gaya yang dihasilkan (aksi).
Buku utama
c. Momen
pa
s
Pada gambar diatas dapat dapat dilihat bahwa hasil gaya dikali jarak antara garis
kerja dan hasil kutub D kita tentukan sebagai momen suatu gaya terhadap titik kutub D.
M= p.a
17
dalam tm, tcm, kgm dan sebagainya. Suatu momen adalah positif(+) jika momen itu
berputar searah jarum jam dan akan menjadi negatif (-) jika sebaliknya / berlawanan
arah jarum jam.
Buku pembanding
c. Momen
Momen terjadi apabla sebuah gaya bekerja mempunyai jarak tertentu dari titik
yang akan menahan momen tersebut dan besarnya momen tersbut adalah besarnya
gaya dikalikan dengan jaraknya. Dan satuan momen adalah (tm,kgm,tcm,dsb.)
Momen pada titik A bertanda positif karena arah putaran gaya p terhadap titik A
berputsr searah jarum jam.
Buku pembanding
d. Syarat-syarat kesimbangan
Suatu benda dibebani oleh suatu kumpulan gaya menjadi seimbang jikaresultannya
menjadi nol dan tidak berada dalam ketidak-terbatasan.
ƩX=0 ƩY = 0 ƩM = 0
Penentuan ƩX = 0 dan ƩY = 0 menjadi keseimbangan absis dan ordinat dari kumpulan
gaya,
Penentuan sigmaM = 0 menjadi keseimbangan momen terhadap suatu titik kutub D
sembarang.Supaya suatu benda menjadi seimbang dua-duanya macam syarat
keseimbangan tsb di atas harus menjadi nol
Pelaksanan atau perhitungannya hanya boleh dilakukan hanya menggunakan tiga
syarat kesimbangan yaitu; Tumpuan Rol, Tumpuan Sendi, dan Tumpuan Jepit, berikut
contoh soalnya.
1). Suatu benda yang dibebani oleh gaya P (resultante R suatu kumpulan
gaya)mempunyai tiga tumpuan yang bisa bergerak (tiga tiang berengsel atau tiga
tumpuan rol).
18
Penyelesaian:
Karena kita mengetahui garais kerja pada tumpuan-tumpuan (garis kerja itu tidak boleh
pada satu titik lengkap ), kita harus mencari ukurannya menurut bab 1.3.4. ( pembagian
satu gaya R pada tiga garis kerja ).
2). Suatu benda yang dibebani oeh gaa P (atau resultante R suatu kumpulan gaya)
bertumpu pada A dengan tumpuan sendi (dicari ukuran dan jurusan) danpada B dengan
tumpuan rol (dicari ukuran saja).
Penyelesaian:
Tiga gaya A,B,dan P hanya bisa seimbang jikalau mereka mempunyai satu titik tangkap
bersama. Karena P dan B dengan garis kerjanya tertentu sudah mempunyai satu titik
tangkap bersama, garis kerja A sudah menjadi tentu. Ukuran A dan B dapat ditentukan
pada gambar gaya.
3). Pada suatu benda batang atau konstruksi batang yang terjpit kita namakan konsole
hanya kita dapati satu gaya atau reaksi tumpuan, tetapi harus ditentukan ukuran,
jurusan, dan garis kerjanya.
penyelesaian:
Reaksi pada tumpuan A harus mempunyai garis kerja yang sama dengan gaya P dengan
jurusan berlawanan. A akan tetapi reaksi A ini harus bekerja pada titik berat kontruksi
konsole. ukuran Xa dan Ya sudah kita ketahui, tetapi oleh penggeseran sejajar Rxa kita
juga menerima suatu momen sebesar M = -Xa.e
Buku pembanding
19
d. Tumpuan
Tumpuan merupakan tempat perletakan konstruksi atau dukungan bagi konstruksi
dalam meneruskan gaya-gaya yang bekerja ke pondasi. Dalam ilmu mekanika rekayasa
dikenal 3 jenis tumpuan yaitu Tumpuan sendi, Tumpuan rol, dan tumpuan jepit.
1). Tumpuan sendi
Tumpuan sendi sering disebut dengan engsel karena cara bekerja mirip dengan cara
kerja engsel.tumpuan sendi mampu memberikan reaksi arah vertikal dan reaksi
horizontal artinya tumpuan sendi dapatmenahan gaya vertikal dan gaya horizontal atau
terdapat 2 buah variabel yang akan diselesaikan (Rv dan Rh ). Tumpuan sendi ini tidak
dapat menahan momen. Tumpuan sendi diperlihatkan sebagai gambarberikut.
20
B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI BUKU (BUKU UTAMA DAN
PEMBANDING)
Buku utama
a. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value
Dilihat dari cover atau tampilan pada buku utama cukup menarik,sehingga dapat
menambah minat sipembaca untuk membaca buku tersebut.
b. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
Dilihat dari aspek layout, tataletak, tata tulis, danpenggunaan font pada buku
utama sudah cukup bagus, menarik, rapi dan tersusun secara teratur.
Sedangkan apabila dilihat dari isi buku utama sudah mencakup beberapa
pemahaman landasan materi-materi mengenai dasar dari perkenalan statistika, serta
pemamaparan dan penjelasan-penjelasan yang disertai gambar sehingga dapat
mendukung untuk lebihmudaha dipahami. Akan tetapi pada buku utama ini masih ada
kekurangan/kelemahannya yaitu penjelasan yang singkat serta grafik-grafik yang
kurang jelas dan kurangnya penjelasan dengan kalimat sehingga agak sulit untuk
dipahami.
Serta apabila dilihat dari segi bahasa pada buku utama ini lebih memuat
pembahasan yang tersusun hal ini dapat dilihat dari penyusunan daftar isi dan kata
penghantar.
Buku pembanding
a. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value)
Dilihat dari cover atau tampilan pada buku pembanding sama seperti buku utama
yaitu caover ataupun sampul dari buku pembanding ini cukup menarik.
b. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
21
Sama seperti pada buku utama di buku pembanding ini juga dari aspek layout, tata
letak, tata tulis, dan penggunaan font pada buku pembanding sudah cukup bagus,
menarik, rapi dan tersusun secara teratur
Namun pada aspek isi pada buku pembanding ini lebih mendalam, mudah
dipahami dan di mengerti karena isi dari buku pembanding yang lebih terperinci pada
penyajian meteri ,serta pembahasan dan contoh soal yang banyak. Namun buku
pembanding ini materinya hanya sedikit.
Tata bahasa yang digunakan sudah cukup baik, dan tersusun secara terperinci serta
penggunaan kata dan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah untuk dipahami.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah membaca buku tersebut dan penyusunan Critical Book Report ini dapat
ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya buku Mekanika Teknik ini buku yang dapat
dibilang buku yang cukup baik dan lengkap untuk digunakan sebagai buku acuan dan
panduan serta bahan referensi dalam pemahaman mengenai mekanika teknik, akan
tetapi setiap buku pasti ada keunggulan dan kelemahannya maing-masing. Dengan
adanya tugas Critical Book Report ini diharapkan dapat membangun atau tercipta rasa
keingin tahuan dalam diri kita untuk mengetahui isi dari buku tersebut serta
menmukan keunggulan dan kelemahan-kelemahan dari setiap buku tersbut.
B. REKOMENDASI
Setiap buku pastilah memiliki kekurangan dan kelebihan dalam penyajian Namun
dengan adanya Critical Book Report diharakan kekurangan pada buku ini menjadikan
sebuah langkah awal bagi para penulis untuk dapat meresensi dan mereview sebuah
buku dengan cara merevisinya dengan adanya Revisi tersebut/critic tentunya
diharapkan dapat membuat buku ini menjadi lebih baik dan lengkap lagi dalam
penyampaian informasinya. Memang penulis sadar jika sesungguhnya tidak ada sesuatu
yang sempurna di dalam dunia ini, segala hal pastilah memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam bidangnya masing-masing. Maka oleh karna itu penulis
22
merekomendasikan dengan adanya Kekurangan yang dimiliki diharapkan menjadi
sebuah motivasi ataupun batu loncatan yang membuat kita bisa lebih baik lagi dalam
memperbaiki dan meminimalkan kesalahan dan kekurangan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Frick, Heinz. ©2016. Mekanika Teknik 1 Statika dan Kegunaannya. Yogyakart
Wesli. ©2010. Mekanika Rekayasa.Yogyakarta
LAMPIRAN
Buku utama
1.Cover
2.Halaman judul
3. Halaman penerbit
23
4. Kata Pengantar
5. Daftar isi
6.Biografi Penulis
24
Buku pembanding
1.Cover
2.Halaman judul
3. Halaman penerbit
4. Kata pengantar
25
5. Daftar isi
6. Biografi penulis
26
27