Pegawai Negeri Sipil menurut Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
tentang Kepegawaian adalah bagian dari Pegawai Negeri yang ada di Indonesia. Pegawai Negeri Sipil
adalah aparatur negara yang sangat penting dan menentukan, karena Pegawai Negeri Sipil adalah
salah satu pelaksana pemerintahan untuk menyelenggarakan tugas pemerintah dan pembangunan
dalam rangka usaha mencapai tujuan nasional yang kedudukannya diatur dalam Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999. Dalam melaksanakan tugas negara tersebut menurut Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999, Pegawai Negeri Sipil berhak memperoleh gaji yang layak sesuai
dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya.
Dengan sistem penggajian yang berfungsi sebagai balas jasa atau penghargaan atas prestasi
kerja serta untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama keluarganya secara layak yang bertujuan agar
ia dapat memusatkan perhatian dan kegiatannya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan
kepadanya.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan suatu instansi
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Oleh karena itu, upaya penciptaan kondisi kerja yang baik
dengan memberikan perlakuan adil kepada pegawai dan dapat meningkatkan produktivitas kerja
yang akan berpengaruh langsung pada kinerja suatu perusahaan atau instansi tersebut.
Salah satu masalah yang sangat erat kaitannya dengan tenaga kerja adalah masalah
kepegawaian, khususnya penggajian. Masalah ini memerlukan perhatian dan penanganan tersendiri
mengingat hal ini menyangkut manusia sebagai sumber daya dalam menjalankan kegiatan
operasional dalam perusahaan atau instansi, untuk itu diperlukan suatu prosedur penggajian yang
memiliki seluruh tahap pemrosesan penggajian dan pelaporan kepegawaian. Penyusunan Prosedur
itu sebaiknya menyesuaikan dengan struktur organisasi yang ada. Prosedur yang sesuai akan
menghasilkan suatu sistem yang memadai dan akan menambah semangat kerja pegawai karena
adanya struktur gaji yang adil sesuai pangkat maupun jabatan memberikan motivasi maupun prestasi
dalam bidang kinerja yang lebih baik dari sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa prosedur penggajian merupakan salah satu
pendukung yang telah ditetapkan. Tetapi saat ini isu yang terjadi di instansi kami adalah telatnya
pembayaran gaji CPNS, yang seharusnya sudah bisa dibayarkan di awal Februari 2021 seperti
instansi-instansi lain yang ada di Pemkab. Tangerang. Dari isu yang terjadi ini sangat diperlihatkan
bahwa penerapan Manajemen ASN di instansi kami belum dijalankan secara maksimal.
STUDI LITERATUR
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu kepentingan
yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu
yang patut atau layak diterima. Berikut merupakan hak yang dimiliki oleh seorang PNS menurut UU no.
5 tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara:
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
b. cuti;
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d. perlindungan; dan
e. pengembangan kompetensi.
Gaji adalah pengeluaran untuk kompensasi yang harus dibayarkan kepada pegawai
pemerintah berupa gaji pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan yang sah yang berhak diterima
oleh penerima gaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Beberapa peraturan
yang mengatur mengenai gaji PNS dan perencanaan anggaran antara lain:
1. Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah;
2. Besaran gaji PNS diatur dalam PP Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedelapan Belas atas
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 Tentang Penyusunan Rencana Kerja
Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Tangerang;
Terjadinya keterlambatan pembayaran gaji CPNS di instansi kami bukanlah kesalahan yang terjadi
secara tidak sengaja, karena proses penggajian di dalam organisasi pemerintahan adalah sebuah proses
yang panjang. Berbeda dengan penggajian di perusahaan swasta, di pemerintahan, proses pengadaan
penggajian awali dari sebelum tahun anggaran baru dimulai. Ada perarturan-peraturan yang harus diikuti
dalam penganggaran gaji pegawai, diantaranya adalah :
Dari isu yang sudah dipaparkan di atas, dampak utama dari buruknya manajemen ASN tersebut
adalah keterlambatan gaji CPNS yang lama. Hal ini tentu saja merugikan para pegawai CPNS di
instansi tersebut karena gaji dan tunjangan merupakan hak vital dari seorang ASN. Keterlambatan
gaji dan tunjangan ini tentu saja akan berdampak juga kepada hal-hal lainnya.
Dengan tidak dianggarkannya gaji CPNS di dalam rencana belanja anggaran membuat bagian
keuangan harus menggeser anggaran untuk kebutuhan gaji. Hal ini akan membuat manajemen
keuangan dan kegiatan pada instansi akan terhambat karena menggeser anggaran yang seharusnya
untuk kegiatan ke gaji para CPNS.
Salah satu hal yang berdampak dari manajemen ASN yang buruk dan keterlambatan gaji adalah
persepsi yang timbul di kalangan instansi lain dan juga pimpinan. Kabar bahwa CPNS mengalami
keterlambatan gaji hingga berbulan-bulan tentu saja akan menyebar ke instansi lain karena hanya
satu instansi yang mengalami keterlambatan yang parah akibat dari kesalahan internal.
Dampak dari keterlambatan gaji hingga berbulan-bulan tentu saja membuat semangat kerja dari
pegawai khususnya para CPNS menjadi berkurang. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu tujuan
utama bekerja adalah untuk mendapatkan uang untuk keberlangsungan hidup, dengan kondisi yang
seperti ini membuat tentunya para CPNS harus memutar otak untuk bagaimana melanjutkan hidup
mereka paling tidak untuk ongkos dan makan sehari-hari.
GAGASAN DAN SOLUSI TERHADAP PERMASALAHAN
Mekanisme pencairan gaji pada Pemerintah Daerah dalam kondisi normal, yakni setiap Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) harus mengajukan Surat Penyediaan Dana (SPD) pada bidang anggaran. Setelah
SPD diterbitkan, maka OPD dapat mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah
Membayar (SPM). Dan selanjutnya, OPD mengajukan SPM itu pada bidang perbendaharaan untuk
diproses menjadi Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) sebagai dasar pencairan.
Pada suatu kedinasan, ada beberapa bidang yang terlibat dalam proses pencairan dana untuk
penggajian karyawan, yaitu Bidang Perencanaan, Bidang Keuangan dan Bidang Kepegawaian. Salah satu
solusi terhadap permasalah diatas adalah perbaikan sistem penggajian. Perbaikan sistem penggajian ini
sangatlah perlu dilakukan agar meningkatkan kinerja dan kompetensi PNS, serta untuk menghindari
keterlamabatan penggajian di kemudian hari. Untuk menuju ke perbaikan sistem penggajian, diperlukan
sinergi dari bidang bidang terkait. Untuk itu perlu dipersiapkan hal hal sebagai berikut:
1. Penempatan tenaga ahli yang memiliki kecakapan dalam ilmu perencanaan, ilmu keuangan, dan ilmu
sumber daya manusia pada ketiga bidang tersebut,
2. Adanya koordinasi dan komunikasi yang efektif antar ketiga bidang, Bidang Perencanaan, Keuangan,
dan Kepegawaian,
3. Membuat perencanaan anggaran penggajian setelah berdiskusi dengan ketiga bidang terkait juga
dilakukan evaluasi dan revisi segera secara berkala apabila ada ketidaksesuaian,
4. Jika sudah terlanjur lupa dianggarkan, maka ketiga bidang tersebut harus dengan sigap membuat
Rencana Perbaikan Anggaran Dasar Kedinasan, yang dilakukan pada bulan Juni tahun berjalan,
5. Memanfaatkan teknologi dengan membuat aplikasi penggajian.