OLEH
KELOMPOK IV:
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak lupa
sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. karena atas
rahmat dan karunia Allah tugas ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada teman–teman semua yang telah berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami susun.Dengan harapan dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membacanya.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu, semua krtik dan saran senantiasa kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
B. STRATEGI DALAM BERKOMUNIKASI DENGAN LANSIA
C. LANSIA TIDAK SADAR
D. LANSIA DENGAN PENURUNAN DAYA INGAT
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan salah satu cara untuk dapat berinteraksi dengan orang lain.
Dalam dunia kesehatan dikenal dengan komunikasi terapeutik, komunikasi terapeutik
dapat menjadi salah satu hal yang menjadi bagian penting untuk mendapatkan informasi
yang berguna dalam perawatan dan pengobatan. Perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan perlu mengetahui cara-cara untuk berkomunikasi yang baik sesuai dengan
tingkat usia klien. Hal ini dikarenakan perbedaan usia juga mempengaruhi cara kita
berkomunikasi. Salah satu tingkat usia yang harus diperhatikan pada saat berkomunikasi
adalah lansia.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah
penduduk lansia Indonesia adalah 18,57 juta jiwa, meningkat sekitar 7,93% dari tahun
2000 sebanyak 14,44 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk lansia di Indonesia akan
terus bertambah sekitar 450.000 jiwa per tahun. Pada tahun 2025 jumlah penduduk
lansia di Indonesia akan berjumlah sekitar 34,22 juta jiwa. Proyeksi penduduk oleh Biro
Pusat Statistik menggambarkan bahwa antara tahun 2005-2010 jumlah lansia akan sama
dengan jumlah anak balita, yaitu sekitar 19 juta jiwa atau 8,5% dari seluruh jumlah
penduduk (BPS, 2010). Oleh karena itu, sebagai perawat kita harus mengetahui cara-
cara berkomunikasi dengan lansia yang baik sehingga tidak menyinggung perasaan para
lansia tersebut.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan menyampaikan tentang komunikasi
pada gerontik, baik hambatan-hambatan yang mempengaruhi komunikasi pada lansia,
strategi berkomunikasi dengan lansia, serta cara berkomunikasi pada lansia yangb
mengalami gangguan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah makalah ini adalah
1. Apa pengertian dari komunikasi pada gerontik ?
2. Bagaimana cara berkomunikasi pada lansia yang tidak sadar ?
3. Bagaimana cara berkomunikasi pada lansia dengan penurunan daya ingat ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi pada gerontik
2. Untuk mengetahui cara berkomunikasi pada lansia yang tidak sadar
3. Untuk mengetahui cara berkomunikasi pada lansia dengan penurunan daya ingat
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Komunikasi merupakan proses tercapainya kesamaan pengertian antara individu
yang bertindak sebagai sumber (perawat atau pemberi asuhan) dan individu yang
bertindak sebagai penerima asuhan.
Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa yang mengatakan apa dengan
cara apa kepada siapa dengan efek apa.
Komunikasi gerontik adalah suatu proses penyampaian pesan/gagasan dari perawat
atau pemberi asuhan kepada lansia dan diperoleh tanggapan dari lansia, sehingga
diperoleh suatu kesepakatan bersama tentang isi pesan komunikasi.
Maka dapat disimpulkan, komunikasi gerontik adalah proses tercapainya
penyampaian pesan dari perawat atau pemberi asuhan kepada lansia dan mendapat
tanggapan dari lansia.
Pada dasarnya komunikasi yang akan dilakukan pada pasien tidak sadar
adalah komunikasi satu arah. Komunikasi yang hanya dilakukan oleh salah
seoarang sebagai pengirim dan diterima oleh penerima dengan adanya saluran
untuk komunikasi serta tanpa feed back pada penerima yang dikarenakan
karakteristik dari penerima sendiri, yaitu pasiennya tidak sadar.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi gerontik adalah proses tercapainya penyampaian pesan dari perawat atau
pemberi asuhan kepada lansia dan mendapat tanggapan dari lansia. Terdapat beberapa
hambatan yang mempengaruhi proses komunikasi kepada lansia, beberapa diantaranya
adalah kebisingan, keadaan psikologis komunikan, kekurangan komunikator atau
komunikan, kesalahan penilaian komunikator, kurangnya pengetahuan komunikator
atau komunikan, bahasa, isi pesan berlebihan, bersifat satu arah, kepentingan atau
interest, prasangka, dan cara penyajian yang verbalitis.
Secara biologis semakin menua usia seseorang maka fungsi tubuh akan semakin
menurun, pada lansia fungsi dari pendengaran dan penglihatan akan menurun sehingga
mempengaruhi proses komunikasi pada lansia, pesan yang disampaikan akan sulit
diterima oleh lansia. Untuk berkomunikasi secara efektif dengan lansia diperlukan
beberapa strategi, sehingga komunikasi dapat terjalin dengan baik. Berkomunikasi
dengan lansia tidak hanya dengan menggunakan kata-kata atau secara verbal saja,
komunikasi non-verbal atau dengan tidak menggunakan kata-kata juga diperlukan untuk
menjalin pendekatan dengan lansia.
B. Saran
Untuk tenaga kesehatan khususnya perawat dan calon perawat dapat mengetahui
bagaimana cara berkomunikasi dengan lansia. Untuk masyarakat yang mempunyai
keluarga (lansia) juga dapat mengetahui cara untuk berkomunikasi dengan lansia.
DAFTAR PUSTAKA