Anda di halaman 1dari 6

NAMA : IRVA NURFADILA

NIM : AK118083

KELAS : 3C – S1 KEPERAWATAN

MATA KULIAH : KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

1) PERAN PERAWAT GAWAT DARURAT


Doheny (dalam Kusnanto, 2004) mengidentifikasi beberapa elemen peran
perawat sebagai perawat fropesional meliputi :
1. Care Giver (pemberi asuhan keperawatan)
Sebagai atau pelaku pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat memberikan
pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, dan
menggunakan pendekatan pada proses keperawatan yang meliputi : pengkajian dalam
upaya mengumpulkan data dan informasi yang benar, menegakan diagnosa
keperawatan berdasarkan hasil analisa data, merencanakan intervensi intervensi
keperawatan sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah
atau cara pemecahan masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana yang ada dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah di lakukannya.
2. Client advocate (pembela untuk melindungi klien)
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubunga antara klien dengan
tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan
klien dan membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang di
berikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional. Peran
advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai narasumber dan
fasilitator dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang di
jalani oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat (pembantu klien),
perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan.
3. Counsellor (pemberi bimbingan/konseling klien)
Memberikan konseling/bimbingan kepada klien, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan sesuai prioritas. Konseling di berikan kepada individu/keluaga
dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu,
pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan, mengubah prilaku ke
arah prilaku hidup sehat.
4. Educator (sebagai pendidik klien)
Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui
pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medis yang
diterima sehingga klien/keluarga dapat menerima tenggung jawab terhadap hal-hal
yang di ketahui nya.
5. Collabolator (anggota tim kesehatan)
Perawat juga bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan
rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan
kesehatan klien.
6. Change Agent (pembaharu)
Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap,
bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga agar menjadi sehat.
Elemen ini mencangkup perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dalam
berhubungan dengan klien dan cara memberikan perawatan pada klien.
7. Consultant (konsultan)
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan keperawatan yang di berikan. Dengan peran ini dapat di
kaitkan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik
klien.

2) PERAN PERAWAT DALAM PELAYANAN KE GAWAT DARURATAN


a. Misi UGD : Secara pasti memberikan perawatan yang berkualitas terhadap pasien
dengan cara penggunaan sistem yang efektif serta menyeluruh dan terkoordinasi
dalam :
- Perawatan pasien gawat darurat.
- Pencegahan cedera.
- Kesiagaan menghadapi bencana.
b. Menanggulangi pasien dengan cara aman dan terpercaya :
- Evaluasi pasien secara cepat dan tepat.
- Resusitasi dan stabilisasi sesuai prioritas.
- Menentukan apakah kebutuhan penderita melebihi kemampuan fasilitas.
- Mengatur sebaik mungkin rujukan antar RS (apa, siapa, kapan, bagaimana).
- Menjamin penanggulangan maksimum sudah diberikan sesuai kebutuhan
pasien.
3) FUNGSI PERAWAT
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.
Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari
perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan
diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk
pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
lainnya.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko – sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh daur kehidupan manusia. Keperawatan merupakan ilmu terapan
yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan
keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam
membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk
memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni
dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman
dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah :
a) Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur
karatif yaitu : nilai – nilai humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan
harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain,
mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima
pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah
dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar,
mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental ,
sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap
dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

b) Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau


berdiskusi dengan kliennya.
c) Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk
meningkatkan rasa nyaman klien.
d) Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya.
e) Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan
komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994)
f) Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya
g) Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki
hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya.
h) Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan
keterampilannya.
i) Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap
orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak
mengetahuinya.
j) Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya
k) Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan
duka , senang, frustasi dan rasa puas klien.
l) Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum
menerima orang lain
Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang
bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon
manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup
garapan keperawatan dan kurang perawatan diri merupakan basis intervensi
keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau kurangnya
kemampuan.

4) PENJELASAN/PENGKAJIAN AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION


a) AIRWAY
Jalan nafas adalah yang pertama kali harus dinilai untuk mengkaji kelancaran
nafas. Keberhasilan jalan nafas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
proses ventilasi (pertukaran gas antara atmosfer dengan paru-paru. Jalan nafas
seringkali mengalami obstruksi akibat benda asing, serpihan tulang akibat fraktur
pada wajah, akumulasi sekret dan jatuhnya lidah ke belakang. Selama memeriksa
jalan nafas harus melakukan kontrol servikal, barangkali terjadi trauma pada leher.
Data yang berhubungan dengan status jalan nafas adalah :
- Sianosis (mencerminkan hipoksemia)
- Retraksi interkota (menandakan peningkatan upaya nafas)
- Pernafasan cuping hidung
- Bunyi nafas abnormal (menandakan ada sumbatan jalan nafas)
- Tidak adanya hembusan udara (menandakan obstuksi total jalan nafas atau henti
nafas)
b) BREATHING
Kebersihan jalan nafas tidak menjamin bahwa pasien dapat bernafas secara
adekwat. Inspirasi dan eksprasi penting untuk terjadinya pertukaran gas, terutama
masuknya oksigen yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. Inspirasi dan
ekspirasi merupakan tahap ventilasi pada proses respirasi. Fungsi ventilasi
mencerminkan fungsi paru, dinding dada dan diafragma.
Pengkajian pernafasan dilakukan dengan mengidentifikasi :
- Pergerakan dada
- Adanya bunyi nafas
- Adanya hembusan/aliran udara
c) CIRCULATION
Sirkulasi yang adekwat menjamin distribusi oksigen ke jaringan dan pembuangan
karbondioksida sebagai sisa metabolisme. Sirkulasi tergantung dari fungsi sistem
kardiovaskuler.
Status hemodinamik dapat dilihat dari :
- Tingkat kesadaran
- Nadi
- Warna kulit
5) PENGKAJIAN GAWAT DARURAT

A. Pengkajian Airway (Jalan Nafas)


Pengkajian jalan nafas bertujuan menilai apakah jalan nafas paten (longgar) atau
mengalami obstruksi total atau partialsambil mempertahankan tulang servikal.
Sebaiknya ada teman Anda (perawat) membantu untuk mempertahankan tulang
servikal. Pada kasus non trauma dan korban tidak sadar, buatlah posisi kepala
headtilt dan chin lift (hiperekstensi)sedangkan pada kasus trauma kepala sampai
dada harus terkontrol atau mempertahankan tulang servikal posisi kepala.
Pengkajian pada jalan nafas dengan cara membuka mulut korban dan lihat:
Apakah ada vokalisasi, muncul suara ngorok; Apakah ada secret, darah,
muntahan; Apakah ada benda asing sepertigigi yang patah; Apakah ada bunyi
stridor (obstruksi dari lidah). Apabila ditemukan jalan nafas tidak efektif maka
lakukan tindakan untuk membebaskan jalan nafas.
B. Pengkajian Breathing (Pernapasan)
Pengkajian breathing (pernafasan) dilakukan setelah penilaian jalan nafas.
Pengkajian pernafasan dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi. Bila diperlukan
auskultasi dan perkusi. Inspeksidada korban: Jumlah, ritme dan tipepernafasan;
Kesimetrisan pengembangan dada; Jejas/kerusakan kulit; Retraksi intercostalis.
Palpasi dada korban: Adakah nyeri tekan; Adakah penurunan ekspansi paru.
Auskultasi: Bagaimanakah bunyi nafas (normal atau vesikuler menurun); Adakah
suara nafas tambahan seperti ronchi, wheezing, pleural friksionrub. Perkusi,
dilakukan di daerah thorak dengan hati hati, beberapa hasil yang akan diperoleh
adalah sebagai berikut: Sonor (normal); Hipersonor atau timpani bila ada udara di
thorak; Pekak atau dullnes bila ada konsolidasi atau cairan.
C. Pengkajian Circulation (Sirkulasi)
Pengkajian sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai kemampuan jantung
dan pembuluh darah dalam memompa darah keseluruh tubuh. Pengkajian sirkulasi
meliputi: Tekanan darah; Jumlah nadi; Keadaan akral: dingin atau hangat;
Sianosis; Bendungan vena jugularis

Anda mungkin juga menyukai