Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK

PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN METODE SPEKTROFOTOMETRI


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Klinik Dasar
Dosen Pengampu: Winda Ayu Novitasari, A.Md.AK

Disusun Oleh :
Nabila Intifa Ulya (P1337434319042)

PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2021/2022
I. Hari, Tanggal Praktikum
Rabu, 17 Maret 2021

II. Judul Praktikum


Pemeriksaan Total Protein Metode Spektrofotometri

III. Tujuan Praktikum


Untuk menentukan kadar Total Protein dalam darah dengan metode
Spektrofotometer

IV. Prinsip
Protein membentuk kompleks warna biru violet dengan ion tembaga dalam
larutan basa. Absorbansi warna berbanding lurus dengan konsentrasinya.

V. Dasar Teori
Protein adalah salah satu kelompok bahan makronutrien. Dibandingkan dengan
bahan makronutrien lain (lemak dan karbohidrat) protein berperan lebih penting
dalam pembentukan biomolekul daripada perannya sebagai sumber energi.
Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya mengandung N, di samping
C,H,O, dan S. Protein merupakan makromolekul terbanyak dalam sel (hampir
setengah berat keringnya). Protein juga merupakan polimer asam amino yang terikat
satu sama lain dengan ikatan peptida berbobot molekul tinggi. Protein sederhana
hanya mengandung asam-asam amino sedangkan protein kompleks mengandung
bahan tambahan bukan asam amino seperti pada protein heme, glikoprotein, dan
lipoprotein.
Protein dapat dipilahkan menurut fungsi biologisnya misalnya sebagai protein
struktural, katalitik, ataupun protein transport. Selain penggolongan di atas protein
diklasifi kasikan pula berdasarkan komposisi zat-zat yang menyusunnya. Dalam hal
ini protein di bedakan atas protein sedarhana danprotein majemuk. Hidrolisis protein
sederhana akan menghasilkan asam amino-alfa, sedangkan dari protein majemuk
selain asam amino juga diperoleh senyawa bukan protein yang disebut gugus
prostetik. Selanjutnya protein sederhana terbagi lagi menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan kelarutan dalam berbagai kelarutan, sedangkan protein majemuk terbagi
menjadi kelompok-kelompok berdasarkan jenis gugus prostetiknya. Klasifi kasi
protein lainnya berdasarkan fungsi hayati adalah keratin dan kolagen digolongkan
protein strukturnya: miosin dan aktin pada otot daging termasuk kelompok protein
kontraktil.

Sumber : http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/6832/1/b6f847caa43af9739ab38fc59ddf7167.pdf

Tes protein total adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar
total protein dalam tubuh seseorang, lebih tepatnya albumin dan globulin.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan
rutin (check up) atau jika pasien mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang
jelas, sering lemas, dan menunjukkan gejala yang mengarah pada gangguan hati dan
ginjal.
Tidak ada persiapan khusus yang perlu dilakukan sebelum pemeriksaan ini
dilakukan. Meski begitu, beberapa jenis obat dapat memengaruhi hasil tes, sehingga
pasien harus menginformasikan pada dokter mengenai jenis obat yang sedang atau
baru saja dikonsumsi selama beberapa waktu belakangan.Jenis obat yang dapat
memengaruhi hasil tes protein total antara lain Pil KB, Kortikosteroid, Dextran,
Estrogen, Progesteron, Steroid, Androgen, Insulin, Growth hormone dan Ion
ammonium
VI. Alat dan Bahan

Alat : Bahan :
 Mikropipet  Sampel plasma
 Spektrofotometer  Larutan reagen standar c3, c2
 kuvet reagen 1 (protein)
 Aquades

VII. Prosedur Pemeriksaan


a. Pembuatan larutan blanko
 Beri label kuvet kosong dengan huruf "B" atau blanko
 Atur mikropipet dengan volume yang sesuai
 Ambil reagen 1, pipet 1000 ul ke dalam kuvet bertanda "B" atau blanko
 Pipet 20 ul aquades ke dalam kuvet blanko
 Homogenkan
b. Pembuatan larutan standar
 Berikan label kuvet kosong debgan huruf "std" yg berarti standar
 Pipet 1000 ul reagen 1 ke dalam kuvet standar
 Pipet 20 ul reagen standar protein total lalu homogenkan
c. Pembuatan Larutan kontrol c2
 Masukkan 1000 ul reagen 1 ke dalam kuvet c2
 Pipet Control 2 sebanyak 20 ul ke kuvet c2, lalu homogenkan
d. Pembuatan larutan control 3
 Beri label pada kuvet kosong dengan "C3" atau kontrol 3
 Masukkan 1000 ul reagen 1 ke dalam kuvet c3
 Pipet control 3, masukkan 20 ul ke kuvet c3, homogenkan
e. Pembuatan sampel
 Beri label pada kuvet kosong dengan huruf "s" atau yg berarti sampel
 pipet 1000 ul reagen 1 ke dalam kuvet sampel
 pipet sampel plasma sebanyak 20 ul ke dalam kuvet sampel, homogenkan
 Jika praktikan sudah siap dengan 5 kuvet (standar, blanko, control 2,3, dan
sampel). Inkubasi pada suhu ruang selama 30 menit
 Jika sudah 30 menit, homogenkan kuvet dengan hati hati
f. Persiapkan alat spektrofotometer
 Tekan menu, dan masukkan panjang gelombang 546 nm lalu tekan enter
 Letakkan kuvet B (blanko) ke dalam spektrofotometer, lalu tekan autozero
 letakkan kuvet std (standar) tanpa mengeluarkan kuvet blanko
 ukur absorbansi cairan dalam kuvet, pengukuran absorbamsi ini diikuti oleh
kuvet c2, c3, dan kuvet sampel

VIII. Hasil

Standar Blanko Sampel

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=daMacgqNGr0

Perhitungan

Abs Sampel / Abs Standar X Konsentrasi standar


0,196 / 0,150 X 5,00 = 6,5 g/dL
IX. Pertanyaan
1. Penanya Arzaq (013)
Tadikan divideo ada nyampur dengan mikropipiet, jika proses homogenkan dengan
parafilm. Jika dibandingkan dengan mikropipet, lebih efektif yang mana ya?
Dijawab naufal (010)
Anatara angka 8 dan parafilm, parafilm itu digunakan untu menutup kuvet. Dan
penggunaan parafilm itu jika volume diatas 1000 ul, jika kurang 1000 ul bisa pakai
mikropipet. Makanya klo mikropipet itu takut tumpah karna pakainya kuvet, tidak
pakai tabung reaksi. Jika kuvet ketumpahan cairan ke kuvet, dikhawatirkan akan
menggores kuvet dan mempengaruhi hasil di spektrofotometer

2. Penanya Afif (045)


Pengambilan reagen itu langsung dri botolnya, harusnya reagennya masukin gelasnya
atau tidak
Dijawab Rihanesa (008)
Jika jumlah reagennya banyak, tuangkan dulu ke tabung reaksi dulu untuk
menghindari kontaminasi. Jika volme nya sedikit bisa langsung dari botolnya .

3. Penanya Qonita (031)


boleh tidak melakukan pengurangan volume, apakah ada pengaruhnya?
Dijawab Nabila intifa (042)
Boleh, yang penting dikurangin setengah dari resep. Untuk panjang gelombangnya
tidak boleh dikurangin atau ditambah, harus sesuai dengan manual kit.

4. Penanya Sasha (033)


Jika seseorang sering konsumsi protein, apakah berpengaruh pada protein total?
Dijawab Desnia (006)
Berpengaruh, karna protein makanan bisa mempengaruhi tinggi atau rendahnya kadar
protein total

5. Penanya Salsa (020)


Factor rendah atau tingginya protein total?
Dijawab Khusnul (047)
Izin menambahkan dari jawaban desnia, factor factor yang lain adalah usia, berat
badan, aktivitas fisik, bisa dipengaruhi obat2an, riwayat penyakit lain, preparasi
sampel praktikannya

X. Pembahasan
Pada pemeriksaan dihasilkan kadar protein sebesar 6,5 g/dL. Dari hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa dalam kadar serum termasuk rendah karena pada orang
dewasa, nilai normal total protein yaitu 6,6 – 8,7 g/dL. Sedangkan untuk anak – anak
nilai normal total protein tergantung jenis kelamin.
XI. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan total protein metode spektrofotometer
digunakan untuk mengetahui kadar total protein dan mengetahui diagnostik.
Pemeriksaan didapatkan hasil yang rendah sehingga perlu diperhatikan konsumsi
proteinnya.

XII. Daftar Pustaka


Wahjuni, Sri. 2014. Dasar – dasar Biokimia. Bali : Udayana University Press
Wikipedia. Protein. https://id.wikipedia.org/wiki/Protein (diakses Rabu, 17 Maret
2021)
Sari, Joni Indah dan Karlina Lestari. 2020. Tes Protein Total.
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/tes-protein-total (diakses Rabu, 17
Maret 2021)
Youtube : https://youtu.be/rSo520bqyVE
https://www.youtube.com/watch?v=daMacgqNGr0 (Hasil)

Anda mungkin juga menyukai