Anda di halaman 1dari 14

Fakultas Psikologi Diserahkan kepada:

Universitas Kristen Maranatha Ira Adelina, M.Psi., Psikolog


Bandung

PSIKOLOGI DASAR
Tugas 2
Perbedaan Sensasi Penciuman Antara Remaja dan Orang Dewasa

Disusun oleh:
KELOMPOK 7
Caitlyn Livia 2030004
Azalia Zara Imam Bederi 2030052
Aulia Ananta Nasution 2030071
Gefrin Nailah Rachman 2030082
Rolinda Rotua Nadeak 2030104
Isadora Zaneta Young 2030107

Kelas B

Diserahkan pada tanggal:


3 Desember 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Hidung merupakan organ penting penginderaan pada manusia yang berfungsi
untuk mencium bau. Kepekaan indera penciuman sangat dibutuhkan, gangguan pada
fungsi penciuman dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gangguan pada fungsi
penciuman sering dihiraukan oleh masyarakat, jika gangguan ini terus diabaikan
maka dapat mengakibatkan hilangnya sensori syaraf penciuman. Gangguan fungsi
penciuman yang dapat muncul adalah anosmia (hilangnya fungsi penciuman) dan
hiposmia (menurunnya fungsi penciuman).
Usia menjadi faktor umum melemahnya indera penciuman seseorang.
Semakin tua seseorang, semakin besar kemungkinan seseorang itu akan kehilangan
indera penciuman. Ini juga alasan mengapa lansia tidak dapat mencicipi makanan
dengan baik. Ada beberapa alasan untuk ini, diantaranya dapat disebabkan oleh
perubahan sekresi lendir di hidung, selaput hidung dan penurunan lendir hidung yang
terjadi seiring bertambahnya usia. Selain itu, orang tua cenderung memakai obat
antihipertensi yang ditujukan untuk mengendalikan tekanan darah mereka. Obat-
obatan seperti ini dapat melemahkan sensitivitas indera penciuman dan perasa.
Demikian pula antibiotik dan obat kemoterapi mungkin memiliki efek yang sama.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari penelitian ini terdapat hal yang ingin diketahui, yaitu apakah usia dapat
melemahkan fungsi indera penciuman seseorang dengan uji sensitivitas penciuman
menggunakan aromaterapi.

1
1.3 Hipotesis Masalah
Usia mempengaruhi sensitivitas indera penciuman. Terdapat perbedaan fungsi
penciuman pada remaja dan orang tua saat diuji menggunakan aromaterapi.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Sensasi
Sensasi merupakan proses menangkap stimulus dan tahap paling awal dalam
penerimaan informasi oleh indra pengindraan. Sensasi umumnya merujuk pada suatu
hal yang fenomenal. Sensasi sebenarnya hasil dari kerja alat - alat indra (indra peraba,
indra penglihat, indra pencium, indra pengecap, dan indra pendengar). Sensasi
merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran,
sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Reseptor indra mata, telinga, hidung, kulit,
otot, dan lidah adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar. Mata
bereaksi terhadap gelombang cahaya, telinga bereaksi terhadap gelombang suara,
kulit terhadap temperatur dan tekanan, hidung terhadap bau-bauan dan lidah terhadap
rasa, lalu rangsangan - rangsangan ini dikirimkan ke otak.
Pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Seseorang tidak lahir untuk
kemudian mengetahui bahwa rasa gula itu manis dan itu membakar. Semua indra itu
punya andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia.

2.2 Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow
atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang
memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990)
mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak
dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja
(adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa
remaja (adolescence).
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya
dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau

3
awal dua puluhan tahun.Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian
perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa
dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain
proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah.
Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ
tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan
mampu berpikir secara abstrak

2.3 Dewasa
Dewasa melambangkan segala organisme yang telah matang yang lazimnya
merujuk pada manusia yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita.
Saat ini, Istilah dewasa dapat didefinisikan dari aspek biologi yaitu sudah akil baligh,
hukum sudah berusia 16 tahun ke atas atau sudah menikah, menurut Undang-undang
perkawinan yaitu 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita dan karakter pribadi
yaitu kematangan dan tanggung jawab. Berbagai aspek kedewasaan ini sering tidak
konsisten dan kontradiktif. Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan
memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil
jika berada di bawah umur dewasa secara hukum. Sebaliknya, seseorang dapat secara
legal dianggap dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang
mencerminkan karakter dewasa.
"Dewasa" kadang juga berarti "tidak dianggap cocok untuk anak-anak",
terutama sebagai suatu eufimisme yang berkaitan dengan perilaku seksual, seperti
hiburan dewasa, video dewasa, majalah dewasa, serta toko buku dewasa. Tetapi,
pendidikan orang dewasa hanya berarti pendidikan untuk orang dewasa, dan bukan
spesifik pendidikan seks.

Dalam bidang ilmu psikologi, dewasa adalah periode perkembangan yang


bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan tahun dan yang
berakhir pada usia tiga puluhan tahun. Ini adalah masa pembentukan kemandirian

4
pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karier, dan bagi banyak orang, masa
pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga,
dan mengasuh anak anak.

5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat diartikan sebagai sesuatu yang digunakan sebagai ciri,
sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan 2 macam variabel, yaitu:
● Independent Variable
Independent variable adalah variabel yang dipilih atau dimanipulasi oleh
eksperimenter untuk mencari pengaruhnya atau hubungannya dengan tingkah laku.
Dalam penelitian ini yang menjadi independent variabel adalah usia. Definisi usia
adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun atau lamanya hidup dalam tahun
yang dihitung sejak dilahirkan.
● Dependent Variable
Dependent variable adalah variabel yang nilainya tergantung pada nilai variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang akan menjadi dependent variabel adalah Sensasi
Penciuman. Definisi sensasi penciuman adalah proses penerimaan rangsangan oleh
hidung yang belum diberi makna.

3.2 Alat Ukur


3.2.1 Nama Alat Ukur, Kegunaan, Spesifikasi, Cara Kerja Alat Ukur
Nama alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji
sensitivitas penciuman. Kegunaan alat ukur ini untuk mengukur seberapa sensasi
penciuman seseorang.
Alat ukur uji sensitivitas penciuman memiliki spesifikasi sebagai berikut:
terbuat dari bahan plastik, berbentuk botol dengan ukuran 10 ml. Terdapat 3 botol
semprot yang didalamnya sudah berisikan aromaterapi yang berbeda-beda. Waktu
akan menggunakan stopwatch dari handphone.
Cara kerja alat ukur uji sensitivitas penciuman adalah sebagai berikut:
- Disediakan 3 botol semprot yang berisikan aromaterapi

6
- Disediakan penutup mata untuk responden
- Botol yang berisikan aromaterapi akan disemprotkan pada jarak yang
sudah ditentukan
- Pada saat botol tersebut di semprotkan maka stopwatch akan ditekan
menandakan waktu berjalan
- Pada saat responden dapat menjawab dengan benar maka stopwatch
akan ditekan menandakan waktu berhenti.
- Jika ingin melakukan percobaan yang sama maka ulang semua
langkah.
3.2.2 Landasan Teoritik Alat Ukur
Sensasi adalah proses penerimaan rangsang/ stimulus oleh indra
(pengindraan). Pada alat ukur uji sensitivitas penciuman, aroma yang disemprotkan
akan menjadi stimulus bagi individu. Stimulus tersebut akan diterima oleh indra
penciuman dengan proses sebagai berikut: zat kimiawi di udara yang dihirup
pernapasan akan melewati reseptor olfactory sebelum ke paru-paru. Reseptor ini
terletak pada lapisan berlendir di bagian atas rongga hidung, disebut olfactory
epithelium. Ketika reseptor olfactory distimulasi sinyal akan bekerja dari saraf
olfactory ke olfactory bulb yang letaknya di bawah bagian otak dan di atas rongga
hidung. Sinyal lalu dikirim kebagian lain ptal yang bisa menginterpretasikan bau yang
sudah dikenal. Bau yang teridentifikasi merupakan cara otak memberitahu mengenai
lingkungan sekitar.

7
Bagan Landasan Teoritik Alat Ukur

3.2.3 Pengukuran Variabel


Pengukuran variabel dapat diartikan secara luas sebagai proses menentukan
jumlah atau intensitas informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan, atau objek
tertentu serta hubungannya dengan masalah.
Dalam penelitian ini variabelnya adalah sensasi penciuman. Sensasi
penciuman ini akan diukur dengan cara menghitung reaction time responden,
reaction time ini di ukur pada saat pertama kali botol aromaterapi disemprotkan
hingga sampai responden menjawab dengan benar.

3.3 Data Pribadi dan Data Penunjang


Saat penelitian akan diperlukan data pribadi dan data penunjang. Data pribadi
berupa identitas meliputi nama (inisial), jenis kelamin, usia, tanggal pemeriksaan, dan
waktu pemeriksaan. Data pribadi ini harus disimpan, dirawat, dan dijaga
kebenarannya serta dilindungi kerahasiaannya.
Data penunjang diperlukan agar mendapatkan informasi tentang pengalaman
diri, kondisi pikiran, perasaan, dan kondisi kesehatan subjek dalam konteks waktu
dan situasi tertentu. Data penunjang berisikan wawancara dan observasi yang

8
bertujuan mendapatkan data tambahan agar dapat lebih menjelaskan penelitian ini.
Wawancara akan berupa pertanyaan yang diberikan kepada responden sebelum dan
sesudah eksperimen, berikut adalah pertanyaan sebelum eksperimen dan sesudah
eksperimen:
● Sebelum eksperimen
- Bagaimana kondisi kesehatan saudara?
- Apakah saudara dalam waktu dekat mengalami flu atau batuk?
● Sesudah eksperimen
- Apakah saudara mengalami kendala saat menebak aromaterapi
tersebut? Mengapa?
- Apakah aromaterapi pada jarak yang sudah ditentukan tercium dengan
jelas?

3.4 Sampel
Sampel dalam penelitian ini akan menggunakan 3 orang anak remaja dan 3
orang dewasa. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling
dengan quota sampling yaitu teknik yang dilakukan dengan cara memberi kuota
sampel secara proporsional pada tiap kategori.

3.5 Kontrol Penelitian


Sebuah penelitian harus ada variabel yang dikontrol oleh seorang
eksperimenter dimana sebuah variabel itu dijaga agar tetap konstan dalam suatu
penelitian. Variabel ini dijaga tetap sama agar peneliti dapat melihat dan menganalisis
secara akurat interaksi antara variabel-variabel yang lain.

What Why How

Berada dalam Agar dapat Menanyakan pada


Subjek tahap membedakan SP usianya

9
perkembangan kondisi penciuman
anak remaja dan
dewasa

Tidak sedang Dapat menerima Menanyakan


mengalami sakit stimulus berupa kondisi kesehatan
pada hidung. wangi aromaterapi
dengan baik dan
dapat mencium
bau dengan baik
sehingga hasilnya
valid dan reliabel

3 anak remaja dan Agar dapat Menanyakan pada


3 orang dewasa membandingkan SP kegiatannya
sensasi penciuman
antara anak remaja
dan dewasa

Alat Ukur Alat ukur dalam Alat ukur dapat Menyiapkan alat
keadaan siap pakai dipakai dan ukur sebelumnya
(botol semprot dijamin valid dan
berfungsi dengan reliabel
baik)

Aromaterapi akan Semua SP Menentukan


disemprotkan dua mendapatkan aromaterapi apa
kali setiap perlakuan yang yang akan
botolnya untuk sama, mengukur digunakan
setiap SP sensasi penciuman

Ruangan Ruangan tidak Agar SP tidak Menyiapkan


memiliki pewangi terganggu oleh bau ruangan
ruangan yang lain sebelumnya

3.6 Prosedur Penelitian


Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan

10
Tahap persiapan merupakan tahap yang pertama dalam melakukan
penelitian. Langkah pertama yang dilakukan pada tahap ini yaitu menyusun
laporan yang berisi rancangan penelitian. Langkah selanjutnya setelah
menyusun rancangan adalah membuat sampel yang akan digunakan sesuai
dengan kriteria yang sudah direncanakan dimana sampel adalah anak remaja
dengan rentang usia 17-25 tahun dan orang dewasa dengan rentang usia 40-
55 tahun. Langkah terakhir dalam tahap ini adalah menyiapkan alat ukur dan
ruangan yang akan digunakan selama penelitian berlangsung.
2. Tahap Pelaksanaan
Sebelum melakukan pelaksanaan eksperimen. Eksperimenter harus
mengkonfirmasi bahwa subjek penelitian bersedia untuk mengikuti
eksperimen ini. Dalam melaksanakan eksperimen sangat penting untuk
membangun good rapport. Langkah selanjutnya adalah wawancara mengenai
kondisi kesehatan responden sebelum memulai eksperimen ini. Lalu sebelum
pengambilan data dimulai akan diberikan instruksi kepada responden terlebih
dahulu sebagai berikut:
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya …… pada hari ini saya akan
mendampingi saudara dalam mengikuti tes ini. Sebelum memulai tes ini, saya
akan menjelaskan terlebih dahulu agar saudara dapat mengerjakannya dengan
baik. Dengarkan baik-baik petunjuk yang akan saya berikan. Jika saudara
belum mengerti saudara dapat bertanya saat diberikan kesempatan untuk
bertanya sebelum saudara memulai tes ini.
Pada saya sudah 3 botol yang berisikan aromaterapi yang berbeda-beda. Saya
akan menyemprotkan botol aromaterapi ini satu persatu pada jarak yang sudah
ditentukan. Tugas saudara adalah menyebutkan aromaterapi apakah yang saya
semprotkan. Dalam pelaksanaan tes kali ini waktu akan dibatasi, tetapi saya
tidak akan memberitahukan batas waktunya kepada saudara. Sehingga saya
harapkan saudara dapat menjawab dengan tepat dan cepat. Apakah ada
pertanyaan? Jika tidak mari kita mulai.”

11
Setelah pengambilan data selesai, maka responden akan diwawancara
kembali mengenai test yang dilakukan sebelumnya. Selanjutnya memeriksa
kelengkapan data.
3. Tahap Penutup
Dalam tahap penutup ini eksperimenter harus mengucapkan
terimakasih kepada subjek penelitian dan mengantarkan subjek penelitian
keluar ruangan. Lalu membereskan alat ukur dan ruangan yang sudah
digunakan.

3.7 Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini teknik analisis data menggunakan rumus rata-rata sebagai
berikut:
- X1 = (R1 + R2 + R3 + R4 + R5)/ 5
- X2 = (R6 + R7 + R8 + R9 + R10)/ 5
keterangan rumus:
- R1, R2, R3, R4, R5 = total reaction time kelompok anak remaja
- R6, R7, R8, R9, R10 = total reaction time kelompok orang dewasa
- X1 = rata-rata reaction time kelompok anak remaja
- X2 = rata-rata reaction time kelompok orang dewasa

12
DAFTAR RUJUKAN
Septyanto, Dihin. 29 Agustus 2016. Pengukuran Variabel - dalam Penelitian,
(https://pascasarjana.esaunggul.ac.id/index.php/2016/08/29/pengukuran-variabel-
dalam-penelitian/), diakses pada tanggal 3 Desember 2020, pukul 09.40 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai