PSIKOLOGI DASAR
Tugas 2
Perbedaan Sensasi Penciuman Antara Remaja dan Orang Dewasa
Disusun oleh:
KELOMPOK 7
Caitlyn Livia 2030004
Azalia Zara Imam Bederi 2030052
Aulia Ananta Nasution 2030071
Gefrin Nailah Rachman 2030082
Rolinda Rotua Nadeak 2030104
Isadora Zaneta Young 2030107
Kelas B
1
1.3 Hipotesis Masalah
Usia mempengaruhi sensitivitas indera penciuman. Terdapat perbedaan fungsi
penciuman pada remaja dan orang tua saat diuji menggunakan aromaterapi.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Sensasi
Sensasi merupakan proses menangkap stimulus dan tahap paling awal dalam
penerimaan informasi oleh indra pengindraan. Sensasi umumnya merujuk pada suatu
hal yang fenomenal. Sensasi sebenarnya hasil dari kerja alat - alat indra (indra peraba,
indra penglihat, indra pencium, indra pengecap, dan indra pendengar). Sensasi
merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran,
sentuhan, penciuman, dan pengecapan. Reseptor indra mata, telinga, hidung, kulit,
otot, dan lidah adalah penghubung antara otak manusia dan lingkungan sekitar. Mata
bereaksi terhadap gelombang cahaya, telinga bereaksi terhadap gelombang suara,
kulit terhadap temperatur dan tekanan, hidung terhadap bau-bauan dan lidah terhadap
rasa, lalu rangsangan - rangsangan ini dikirimkan ke otak.
Pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Seseorang tidak lahir untuk
kemudian mengetahui bahwa rasa gula itu manis dan itu membakar. Semua indra itu
punya andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia.
2.2 Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow
atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang
memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990)
mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak
dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja
(adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa
remaja (adolescence).
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya
dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau
3
awal dua puluhan tahun.Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian
perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa
dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain
proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah.
Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ
tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan
mampu berpikir secara abstrak
2.3 Dewasa
Dewasa melambangkan segala organisme yang telah matang yang lazimnya
merujuk pada manusia yang bukan lagi anak-anak dan telah menjadi pria atau wanita.
Saat ini, Istilah dewasa dapat didefinisikan dari aspek biologi yaitu sudah akil baligh,
hukum sudah berusia 16 tahun ke atas atau sudah menikah, menurut Undang-undang
perkawinan yaitu 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita dan karakter pribadi
yaitu kematangan dan tanggung jawab. Berbagai aspek kedewasaan ini sering tidak
konsisten dan kontradiktif. Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan
memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil
jika berada di bawah umur dewasa secara hukum. Sebaliknya, seseorang dapat secara
legal dianggap dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang
mencerminkan karakter dewasa.
"Dewasa" kadang juga berarti "tidak dianggap cocok untuk anak-anak",
terutama sebagai suatu eufimisme yang berkaitan dengan perilaku seksual, seperti
hiburan dewasa, video dewasa, majalah dewasa, serta toko buku dewasa. Tetapi,
pendidikan orang dewasa hanya berarti pendidikan untuk orang dewasa, dan bukan
spesifik pendidikan seks.
4
pribadi dan ekonomi, masa perkembangan karier, dan bagi banyak orang, masa
pemilihan pasangan, belajar hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga,
dan mengasuh anak anak.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian dapat diartikan sebagai sesuatu yang digunakan sebagai ciri,
sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan 2 macam variabel, yaitu:
● Independent Variable
Independent variable adalah variabel yang dipilih atau dimanipulasi oleh
eksperimenter untuk mencari pengaruhnya atau hubungannya dengan tingkah laku.
Dalam penelitian ini yang menjadi independent variabel adalah usia. Definisi usia
adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun atau lamanya hidup dalam tahun
yang dihitung sejak dilahirkan.
● Dependent Variable
Dependent variable adalah variabel yang nilainya tergantung pada nilai variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang akan menjadi dependent variabel adalah Sensasi
Penciuman. Definisi sensasi penciuman adalah proses penerimaan rangsangan oleh
hidung yang belum diberi makna.
6
- Disediakan penutup mata untuk responden
- Botol yang berisikan aromaterapi akan disemprotkan pada jarak yang
sudah ditentukan
- Pada saat botol tersebut di semprotkan maka stopwatch akan ditekan
menandakan waktu berjalan
- Pada saat responden dapat menjawab dengan benar maka stopwatch
akan ditekan menandakan waktu berhenti.
- Jika ingin melakukan percobaan yang sama maka ulang semua
langkah.
3.2.2 Landasan Teoritik Alat Ukur
Sensasi adalah proses penerimaan rangsang/ stimulus oleh indra
(pengindraan). Pada alat ukur uji sensitivitas penciuman, aroma yang disemprotkan
akan menjadi stimulus bagi individu. Stimulus tersebut akan diterima oleh indra
penciuman dengan proses sebagai berikut: zat kimiawi di udara yang dihirup
pernapasan akan melewati reseptor olfactory sebelum ke paru-paru. Reseptor ini
terletak pada lapisan berlendir di bagian atas rongga hidung, disebut olfactory
epithelium. Ketika reseptor olfactory distimulasi sinyal akan bekerja dari saraf
olfactory ke olfactory bulb yang letaknya di bawah bagian otak dan di atas rongga
hidung. Sinyal lalu dikirim kebagian lain ptal yang bisa menginterpretasikan bau yang
sudah dikenal. Bau yang teridentifikasi merupakan cara otak memberitahu mengenai
lingkungan sekitar.
7
Bagan Landasan Teoritik Alat Ukur
8
bertujuan mendapatkan data tambahan agar dapat lebih menjelaskan penelitian ini.
Wawancara akan berupa pertanyaan yang diberikan kepada responden sebelum dan
sesudah eksperimen, berikut adalah pertanyaan sebelum eksperimen dan sesudah
eksperimen:
● Sebelum eksperimen
- Bagaimana kondisi kesehatan saudara?
- Apakah saudara dalam waktu dekat mengalami flu atau batuk?
● Sesudah eksperimen
- Apakah saudara mengalami kendala saat menebak aromaterapi
tersebut? Mengapa?
- Apakah aromaterapi pada jarak yang sudah ditentukan tercium dengan
jelas?
3.4 Sampel
Sampel dalam penelitian ini akan menggunakan 3 orang anak remaja dan 3
orang dewasa. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling
dengan quota sampling yaitu teknik yang dilakukan dengan cara memberi kuota
sampel secara proporsional pada tiap kategori.
9
perkembangan kondisi penciuman
anak remaja dan
dewasa
Alat Ukur Alat ukur dalam Alat ukur dapat Menyiapkan alat
keadaan siap pakai dipakai dan ukur sebelumnya
(botol semprot dijamin valid dan
berfungsi dengan reliabel
baik)
10
Tahap persiapan merupakan tahap yang pertama dalam melakukan
penelitian. Langkah pertama yang dilakukan pada tahap ini yaitu menyusun
laporan yang berisi rancangan penelitian. Langkah selanjutnya setelah
menyusun rancangan adalah membuat sampel yang akan digunakan sesuai
dengan kriteria yang sudah direncanakan dimana sampel adalah anak remaja
dengan rentang usia 17-25 tahun dan orang dewasa dengan rentang usia 40-
55 tahun. Langkah terakhir dalam tahap ini adalah menyiapkan alat ukur dan
ruangan yang akan digunakan selama penelitian berlangsung.
2. Tahap Pelaksanaan
Sebelum melakukan pelaksanaan eksperimen. Eksperimenter harus
mengkonfirmasi bahwa subjek penelitian bersedia untuk mengikuti
eksperimen ini. Dalam melaksanakan eksperimen sangat penting untuk
membangun good rapport. Langkah selanjutnya adalah wawancara mengenai
kondisi kesehatan responden sebelum memulai eksperimen ini. Lalu sebelum
pengambilan data dimulai akan diberikan instruksi kepada responden terlebih
dahulu sebagai berikut:
“Selamat pagi, perkenalkan nama saya …… pada hari ini saya akan
mendampingi saudara dalam mengikuti tes ini. Sebelum memulai tes ini, saya
akan menjelaskan terlebih dahulu agar saudara dapat mengerjakannya dengan
baik. Dengarkan baik-baik petunjuk yang akan saya berikan. Jika saudara
belum mengerti saudara dapat bertanya saat diberikan kesempatan untuk
bertanya sebelum saudara memulai tes ini.
Pada saya sudah 3 botol yang berisikan aromaterapi yang berbeda-beda. Saya
akan menyemprotkan botol aromaterapi ini satu persatu pada jarak yang sudah
ditentukan. Tugas saudara adalah menyebutkan aromaterapi apakah yang saya
semprotkan. Dalam pelaksanaan tes kali ini waktu akan dibatasi, tetapi saya
tidak akan memberitahukan batas waktunya kepada saudara. Sehingga saya
harapkan saudara dapat menjawab dengan tepat dan cepat. Apakah ada
pertanyaan? Jika tidak mari kita mulai.”
11
Setelah pengambilan data selesai, maka responden akan diwawancara
kembali mengenai test yang dilakukan sebelumnya. Selanjutnya memeriksa
kelengkapan data.
3. Tahap Penutup
Dalam tahap penutup ini eksperimenter harus mengucapkan
terimakasih kepada subjek penelitian dan mengantarkan subjek penelitian
keluar ruangan. Lalu membereskan alat ukur dan ruangan yang sudah
digunakan.
12
DAFTAR RUJUKAN
Septyanto, Dihin. 29 Agustus 2016. Pengukuran Variabel - dalam Penelitian,
(https://pascasarjana.esaunggul.ac.id/index.php/2016/08/29/pengukuran-variabel-
dalam-penelitian/), diakses pada tanggal 3 Desember 2020, pukul 09.40 WIB
13