Anda di halaman 1dari 3

Nama : Kholifah

Kelas : X IIS
Mapel : SKI

YAZID BIN ABDUL MALIK

Yazid bin Abdul Malik menjabat khalifah kesembilan Daulah Umayyah pada usia

36 tahun. Khalifah yang sering dipanggil dengan sebutan Abu Khalid ini lahir pada

71 H. Ia menjabat khalifah atas wasiat saudaranya, Sulaiman bin Abdul Malik. Ia

dilantik pada bulan Rajab 101 H.

Ia mewarisi Daulah Umayyah dalam keadaan aman dan tenteram. Sebelum

meninggal, Umar bin Abdul Azis sempat menulis surat kepada Yazid, “Semoga

keselamatan tetap terlimpah padamu. Saya ingatkan, jagalah umat Muhammad

sebab engkau akan meninggal dunia. Engkau akan menghadap Dzat yang tidak

memberikan maaf untukmu.”

Pada masa awal pemerintahannya, Yazid bertindak menuruti kebijakan Khalifah

Umar bin Abdul Azis sebelumnya. Namun hal itu tidak berlangsung lama. Menurut

Imam As-Suyuthi dalam Tarikh Al-Khulafa’, kebijakan itu berlangsung hanya empat

puluh hari. Setelah itu terjadi perubahan. Tampaknya, terlalu banyak penasihat yang

tidak setuju dengan kebijakan positif yang diterapkan Umar bin Abdul Azis.

Di antara tindakan yang dilakukan Khalifah Yazid bin Abdul Malik adalah

menumpas gerakan Yazid bin Muhallib. Sebelumnya, Yazid bin Muhallib menjabat

sebagai gubernur wilayah Khurasan. Ia juga pernah menjabat gubernur Irak di Kufah

dan Iran di Bashrah. Jabatan itu dipangkunya sejak Khalifah Sulaiman bin Abdul

Malik hingga masa Umar bin Abdul Azis. Karena dianggap melakukan gerakan-

gerakan mencurigakan, Khalifah Umar bin Abdul Azis memintanya datang ke

Damaskus dan menjatuhi tahanan kota.


Ketika Khalifah Umar bin Abdul Azis wafat, Yazid bin Muhallib segera melarikan

diri. Ia khawatir khalifah terpilih, Yazid bin Abdul Malik, akan mengambil tindakan

tegas atas dirinya. Sejak awal memang sering terjadi pertentangan antara dua orang

yang senama itu.

Yazid bin Muhallib melarikan diri ke Irak. Karena pernah menjabat gubernur di

wilayah itu, ia pun diterima oleh masyarakat. Nama keluarganya harum di kalangan

rakyat Irak. Hal ini tidak mengherankan karena ayahnya, Muhallib bin Abi Shafra’,

adalah penakluk lembah Hind.

Yazid bin Muhallib juga berhasil mengumpulkan dukungan rakyat Basrah untuk

memecat Khalifah Yazid. Adanya gerakan itu sampai ke telinga sang khalifah di

Damaskus. Yazid bin Abdul Malik segera meminta saudaranya, Maslamah bin Abdul

Malik, untuk berangkat dengan pasukannya ke lembah Irak guna memadamkan

gerakan Yazid bin Muhallib.

Perang saudara kembali terjadi. Pasukan Maslamah terus mengejar pasukan

Yazid bin Muhallib dari benteng ke benteng. Hingga akhirnya Yazid tewas di medan

pertempuran yang dikenal di daerah Al-Aqir, tak jauh dari Karbala. Selanjutnya

Panglima Maslamah terus mengejar sisa-sisa pasukan lawannya. Hal yang tak

mungkin dilupakan sejarah adalah tindakannya menghabisi seluruh keturunan dan

keluarga Muhallib.

Peristiwa yang terjadi pada 101 Hijriyah itu cukup mengharukan masyarakat.

Keluarga Muhallib dikenal baik dan dermawan. Mungkin karena tidak berani

berhadapan langsung dengan pihak penguasa, keharuan dan simpati itu hanya

tertuang dalam syair dan kata-kata bijak.


Setelah keamanan pulih, Khalifah Yazid bin Abdul Malik mengangkat Maslamah

untuk bertanggung jawab terhadap wilayah timur yang mencakup Irak, Iran dan

Khurasan yang berkedudukan di Bashrah.

Untuk memperluas wilayah Islam, Khalifah Yazid memerintahkan Panglima Tsabit

An-Nahrawani, gubernur Armenia, untuk menaklukkan wilayah Khazars, utara

Armenia antara Laut Hitam dan Laut Kaspia. Namun dalam sebuah pertempuran

Panglima Tsabit tewas dan pasukannya porak-poranda.

Khalifah Yazid menunjuk Panglima Jarrah bin Ubaidillah untuk menjabat gubernur

Armenia dengan tugas menaklukkan Khazars. Perintah itu ditunjang dengan

pengiriman pasukan cukup besar dari Syria. Pasukan Jarrah berhasil menerobos

wilayah Khazars dan menduduki kota Blinger dan beberapa kota lainnya.

Sementara itu, Sammah bin Abdul Malik Al-Khaulani, gubernur Andalusia yang

berkeduduka di Toledo, berhasil menaklukkan benteng Lerida dan Gerona, lalu

menyeberang ke pegunungan Pyrenees bagian timur wilayah Prancis Selatan. Ia

terus melebarkan kekuasaannya hingga berhasil menaklukkan Avignon, Toulun dan

merebut kota Lyon. Namun dalam usaha penaklukan benteng Toulouse, ia tewas

dan pasukannya kembali ke Aquitane. Khalifah Yazid mengangkat Panglima Anbasa

bin Syuhaim untuk menggantikan Sammah.

Khalifah Yazid bin Abdul Malik tidak berusia lama menyaksikan perluasan wilayah

Islam itu. Ia meninggal dunia pada usia 40 tahun. Masa pemerintahannya hanya

berkisar 4 tahun satu bulan. Konon ia meninggal akibat tekanan batin ditinggal

seorang wanita yang ia cintai.

Beberapa waktu sebelum Yazid meninggal sempat terjadi konflik antara dirinya

dan saudaranya, Hisyam bin Abdul Malik. Namun hubungan keduanya baik kembali

setelah Hisyam lebih banyak mendampingi sang khalifah hingga wafat.

Anda mungkin juga menyukai