DISUSUN OLEH :
Maisaroh
1955201028
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Paper PERBANDINGAN KEMANAN
DATA/INFORMASI
PADA APLIKASI WHATSAPP & TELEGRAM ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas [dosen/guru]
pada [bidang studi/mata kuliah] [nama bidang studi/mata kuliah]. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang [topik makalah] bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Maisaroh
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I (PENDAHULUAN).....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendiri Telegram Pavel Durov berulang kali melontarkan kritikan tajam pada WhatsApp.
Durov bahkan menyarankan pengguna agar menghapus WhatsApp lantaran maraknya celah
keamanan.
Pada prinsipnya, semua data aplikasi yang terenkripsi memang 'sudah layak dan sepantasnya'
aman dan tidak bisa dipindai oleh pihak ketiga, baik oleh kriminal maupun pihak pemerintah.
Hal ini tidak menunjukkan superioritas Telegram dibandingkan program chat/media sosial
lainnya yang sama-sama menerapkan enkripsi, termasuk WhatsApp yang menjadi pesaing
utamanya.
Saat ini WhatsApp adalah aplikasi pesan instan terpopuler di dunia, dengan pengguna aktif
bulanan tembus 1 miliar.
Aplikasi pesan instan lainnya yaitu Telegram mengandalkan fitur keamanan terenkripsi.
Lantas, manakan dari dua aplikasi pesan instan itu yang lebih baik dari segi fitur dan
keamanan?
BAB II
LANDASAR TEORI
Di zaman globalisasi ini perkembangan teknologi sudah jauh lebih maju dengan berbagai
perkembangan yang sudah ada. Seiring perkembangan zaman yang begitu cepat teknologi
informasi begitu mudah diakses dari berbagai belahan dunia. Anda dapat mengakses setiap
informasi dari setiap negara dengan sistem internasional.
Setiap orang tidak dapat menghindari perkembangan teknologi yang selalu ada dan berganti
setiap waktu. Salah satu contoh nyatannya adalah penggunaan media sosial seperti Whatsapp,
Telegram, Instagram, Facebook dll.
Kita tahu bahwa saat akan menggunakan media sosial kita di wajibkan mengisi formulir
identitas yang di siapkan oleh penyedia aplikasi. Namun yang harus kita sadari apakah data
kita tersebut akan aman saat kita masukan untuk mendaftar ?. Maka dari itu kita wajib
mengetahui tingkat keamanan data kita saat kita melakukan registrasi. Berikut perbandingan
keamanan data antara dua media sosial Whatsapp dan Telegram
BAB III
PEMBAHASAN
1. Fitur
Telegram dan WhatsApp memungkinkan berbagi gambar dan video, di samping pengiriman
pesan teks.
Telegram memiliki dukungan multi-perangkat penuh dan tersedia di iOS, Android, Windows,
dan Linux.
Aplikasi ini juga menawarkan fitur sinkronisasi cloud pada penyimpanan server permanen.
Pengguna dapat menginstal dan menggunakan desktop Telegram tanpa menginstal aplikasi
pada ponsel cerdas mereka.
Ketika pengguna memigrasikan perangkat, obrolan dan pengaturan Telegram dapat diunduh
secara otomatis ke perangkat baru mereka, apa pun platformnya.
Tidak seperti Telegram, WhatsApp mengharuskan pengguna untuk mengatur cadangan cloud
secara manual dan tidak mendukung migrasi dari Android ke iOS.
WhatsApp hanya memungkinkan grup hingga 256 anggota, sementara Telegram mendukung
grup hingga 3.000 pengguna.
Telegram juga dilengkapi saluran dan bot,yang memungkinkan pengguna untuk membuat
ruang obrolan.
Telegram menawarkan banyak fitur tambahan yang menarik bagi pengguna. Sedangkan,
WhatsApp lebih mudah diakses oleh pengguna umum dan memiliki antarmuka serta
perangkat yang lebih sederhana.
2. Keamanan
Telegram dikenal dengan kontes crypto-nya dan menawarkan hadiah Bitcoin besar kepada
siapa saja yang dapat mencegat pesan terenkripsi di platform.
Namun, hanya Obrolan Rahasia Telegram yang dienkripsi, dengan semua percakapan reguler
tetap tidak terenkripsi.
Sebagai perbandingan, semua obrolan WhatsApp memiliki enkripsi end to end, termasuk
obrolan grup 256 orang.
Meskipun tidak sesuai dengan keseluruhan enkripsi, Telegram memasukkan sejumlah fitur
privasi yang bermanfaat, seperti menghilangnya pesan dan pencegahan tangkapan layar.
Obrolan Rahasia aplikasi juga mengirim pesan dengan penghitung waktu penghancur
otomatis dan tidak mengizinkan penerusan atau tangkapan layar pesan apa pun.
Pesan dan file yang dihapus juga dihapus secara permanen dari server Telegram.
Sementara fitur privasi dan keamanan Telegram sangat mengesankan, enkripsi end to end
WhatsApp sudah ada di dalam layanan dan tidak memerlukan inisialisasi jenis percakapan
terpisah.
Pengguna yang berpikiran privasi menghilangkan pesan dan mencegah tangkapan layar akan
mendapat manfaat dari penawaran Telegram.
Pendiri Telegram Pavel Durov mengklaim bahwa WhatsApp tidak benar-benar aman.
Peringatan itu muncul setelah kerentanan yang memungkinkan peretas menginstal spyware
pada ponsel melalui WhatsApp.
Durov percaya masalah utama kelemahan keamanan WhatsApp akibat Facebook tidak mau
berbagi kode sumber untuk WhatsApp.
"Tidak seperti Telegram, WhatsApp bukan open source, jadi tidak ada cara bagi peneliti
keamanan untuk dengan mudah memeriksa apakah ada backdoors dalam kodenya. WhatsApp
tidak mau mempublikasikan kodenya, mereka melakukan hal yang sebaliknya," kata Durov,
seperti dilansir laman Techzim.
Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dari sisi sekuriti:
1. Enkripsi
WhatsApp dan Telegram masing-masing menerapkan enkripsi dan seperti yang diutarakan di
atas, malah Telegram lebih dulu mengimplementasikan enkripsi dibandingkan WhatsApp.
Telegram menerapkan enkripsi in house yang disebut MTProto, sedangkan WhatsApp
menerapkan sistem dari Open Whisper.
Protokol MTProto dibangun oleh Nikolai Durov dan developer Telegram, sedangkan
protokol Open Whisper (Signal) dibangun oleh Moxie Marlinspike, veteran enkripsi yang
diakui kiprahnya di dunia kriptografi di mana Edward Snowden sendiri dalam beberapa
forum terpisah menyatakan dukungan pada penggunaan Open Whisper.
Telegram tidak mau kalah dan mengklaim MTProto sangat aman dan bahkan sempat
mengeluarkan tantangan memberikan USD 200 ribu bagi siapapun yang bisa memecahkan
enkripsinya, namun kontes ini sendiri dikritik karena membatasi persyaratan dengan sangat
ketat dan tidak mencerminkan kenyataan ancaman yang sebenarnya.
Dari sisi protokol yang digunakan, walaupun sama-sama belum terpecahkan, namun tingkat
keamanan protokol Signal yang digunakan oleh WhatsApp diyakini lebih andal dibandingkan
MTProto Telegram.
WhatsApp menerapkan E2E pada seluruh komunikasi, baik komunikasi perorangan atau
komunikasi group. Telegram, sekalipun lebih dahulu menerapkan enkripsi dibandingkan
WhatsApp, ternyata tidak menerapkan enkripsi E2E pada seluruh komunikasi dan pengguna
Telegram harus secara khusus menjalankan Secret Chat agar terproteksi E2E.
E2E adalah sistem enkripsi dimana enkripsi dilakukan otomatis oleh aplikasi antar telepon
pintar yang berkomunikasi dimana kunci enkripsi dan dekripsi hanya disimpan di telepon
pintar yang bersangkutan dan server aplikasi tidak menyimpan kunci enkripsi / dekripsi
sehingga secara teknis tidak memungkinkan bagi pihak pemilik aplikasi / server untuk
mengakses data komunikasi penggunanya.
Telegram relatif lebih lemah dari sisi E2E karena sistem yang diadopsinya berbeda dengan
WhatsApp, ia mengadopsi sistem cloud dimana seluruh data komunikasi disimpan di server
Telegram, sedangkan WhatsApp menganut sistem client to client dimana seluruh data
komunikasi akan tersimpan di setiap client dan bukan di server WhatsApp.
Dari sudut pandang sekuriti, meskipun Telegram mengklaim sampai hari ini tidak pernah
membagikan sedikitpun data komunikasi pelanggannya kepada siapapun, namun fakta bahwa
data komunikasi tersimpan di server Telegram itu sendiri sudah menambahkan faktor risiko
kebocoran data di masa depan dibandingkan WhatsApp yang tidak memiliki data dan
semuanya disimpan di masing-masing klien.
Terlepas dari kelemahan di atas, Telegram memiliki satu fitur unik pada Secret Chat yang
tidak dimiliki WhatsApp dimana pengguna bisa mengeset timer untuk secara otomatis
menghapus semua Secret Chat sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan.
BAB IV
KESIMPULAN
Meskipun Telegram mengklaim sampai hari ini tidak pernah membocorkan data komunikasi
penggunanya kepada pihak manapun, namun secara teknis data tersebut tersimpan secara
sentralisasi di server-server mereka.
Dalam teknisnya bisa saja data yang tersentralisasi ini dipecah-pecah dan disebarkan di
seluruh dunia tetapi tetap pada prinsipnya, data seluruh pengguna Telegram tersentralisasi.
Dari sisi fitur, Telegram memiliki segudang fitur dan bot yang jauh melebihi Whatsapp
sehingga ia digandrungi pengguna yang senang mengoprek, tetapi terkadang malah dihindari
pengguna awam karena sedikit lebih rumit.
Satu hal yang perlu menjadi pertimbangan adalah makin banyak fitur yang diberikan, selain
memberikan fleksibilitas dan pilihan, sebaliknya juga menciptakan beban kerja makin rumit
dan tinggi. Hal ini yang kemungkinan perlu menjadi perhatian Telegram guna mengantisipasi
kemungkinan masalah di masa depan.
WhatsApp relatif miskin fitur dibandingkan Telegram. Dengan basis pengguna hampir
sepuluh kali lipat, tentunya beban dan kerumitan yang dihadapi juga jauh lebih besar daripada
yang dihadapi oleh Telegram sehingga kemungkinan hal ini yang menyebabkan mereka
sangat selektif menambahkan dan mengimplementasikan fitur/layanan baru dan hanya
memilih layanan esensial saja seperti chat, group chatting dan komunikasi suara.
Namun perhatian khusus yang diberikan pada sisi sekuriti dan pemilihan menggunakan
protokol Signal yang cukup teruji malah membuat mereka mampu memberikan pengamanan
yang lebih menyeluruh dibandingkan Telegram, sekalipun mereka lebih lambat
mengimplementasikan enkripsi.
Tapi sebenarnya, faktanya simpel: aplikasi apapun yang paling populer akan paling banyak di
serang. Kalau Telegram hari ini posisi market capture-nya menggantikan WhatsApp, saya
yakin akan banyak yang menyerang dan sampai hari ini tidak ada aplikasi yang tidak bisa
diserang.
Fakta bahwa user WhatsApp 1,5 miliar dibandingkan Telegram 200 juta itu harus menjadi
salah satu poin yang krusial. Jadi beban pengelolaan WhatsApp lebih dari 7 kali lipat
dibandingkan telegram. Hukumnya adalah, bukan suatu aplikasi aman atau kuat dan tahan
serangan. Tetapi, apakah cukup menarik untuk diserang atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA
https://infokomputer.grid.id/read/121758597/aplikasi-whatsapp-vs-telegram-mana-yang-
lebih-bagus-dan-aman\
https://glints.com/id/lowongan/whatsapp-telegram-signal/#.YAuTsFgxU2w
https://inet.detik.com/security/d-4889279/lebih-aman-mana-whatsapp-atau-telegram