Anda di halaman 1dari 14

HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW

Ivan Setiono (000000000)

Universitas Terbuka Samarinda

Intisari

Artikel ini membahas mengenai Hak Asasi Manusia dan beragam hal

tentang Rule of Law. Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki setiap

pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Ini berarti

bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak dapat

dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi tidak dapat

dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena jika hal itu

terjadi maka manusia kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai

kemanusiaan. Rule of Law adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal.

Setiap organisasi atau persekutuan hidup dalam masyarakat termasuk negara

mendasarkan pada Rule of Law. Dalam hubungan ini Pengertian Rule of Law

berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dalam suatu Negara.

Kata Kunci : Hak Asasi Manusia, Rule of Law, HAM Indonesia

1
2

PENDAHULUAN

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia

sejak ia lahir yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat

siapapun.Hak Asasi merupakan sebuah bentuk anugrah yang diturunkan oleh

Tuhan sebagai sesuatu karunia yang paling mendasar dalam hidup manusia yang

paling berharga. Hak Asasi dilandasi dengan sebuah kebebasan setiap individu

dalam menentukan jalan hidupnya, tentunya Hak asasi juga tidak lepas dari

kontrol bentuk norma-norma yang ada. Hak-hak ini berisi tentang kesamaan atau

keselarasan tanpa membeda-bedakan suku, golongan, keturunanan, jabatan,

agama dan lain sebagainya antara setiap manusia yang hakikatnya adalah sama-

sama makhluk ciptaan Tuhan.

Terkait tentang hakikat hak asasi manusia, maka sangat penting sebagai

makhluk ciptaan Tuhan harus saling menjaga dan menghormati hak asasi masing-

masing individu. Namun pada kenyataannya, kita melihat perkembangan HAM di

Negara ini masih banyak bentuk pelanggaran HAM yang sering kita temui.

Rule of Law adalah suatu doktrin yang mulai muncul pada abad ke 19,

bersamaan dengan kelahiran Negara konstitusi dan demokrasi. Rule of Law

merupakan konsep tentang common law dimana segenap lapisan masyarakat dan

Negara beserta seluruh kelembagaannya menjungjung tinggi supremasi hukum

yang dibangun diatas prinsip keadilan dan egalitarian. Ada tidaknya Rule of Law

dalam suatu Negara ditentukan oleh kenyataan apakah rakyatnya benar-benar

menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil baik sesama warga Negara

maupun pemerintah.
3

PEMBAHASAN

A. HAK ASASI MANUSIA

1. Pengertian Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia (HAM) secara tegas di atur dalam Undang Undang No.

39 tahun 1999 pasal 2 tentang asas-asas dasar yang menyatakan “Negara Republik

Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan

dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan

dari manusia, yang harus dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan

martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta

keadilan”.

Menurut Locke (dalam Yolton, 1965) Hak Asasi Manusia (HAM) adalah

seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan

setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia

(Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun

2000 tentang Pengadilan HAM).

Hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki manusia semata-mata

karena ia manusia. Umat manusia memilikinya bukan karena diberikan kepadanya

oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif, melainkan semata-mata

berdasarkan martabatnya sebagai manusia (Donnelly, 2003). Sedangkan menurut

Budiardjo (1998) Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah

diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahirannya di dalam kehidupan


4

masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu dimilikinya tanpa perbedaan atas

dasar bangsa, ras, agama, kelamin dan karena itu bersifat universal.

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh beberapa tokoh di atas

dapat disimpulkan bahwa Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki

setiap pribadi manusia sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Ini

berarti bahwa sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluknya, hak asasi tidak

dapat dipisahkan dari eksistensi pribadi manusia itu sendiri. Hak asasi tidak dapat

dicabut oleh suatu kekuasaan atau oleh sebab-sebab lainnya, karena jika hal itu

terjadi maka manusia kehilangan martabat yang sebenarnya menjadi inti nilai

kemanusiaan.

2. Ruang Lingkup Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap pribadi

manusia secara kodrati sebagai anugerah dari Tuhan, mencangkup hak hidup,hak

kemerdekaan/kebebasan dan hak memiliki sesuatu. Ruang lingkup HAM yang

merupakan dasar dari manusia yang senantiasa berubah menurut ukuran zaman

dan perumusannya, sebagai berikut :

HAM menurut Piagam PBB tentang Deklarasi Universal of Human Rights

1948, meliputi :

a. Hak berpikir dan mengeluarkan pendapat.

b. Hak memilih sesuatu.

c. Hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran.

d. Hak menganut aliran kepercayaan atau agama.

e. Hak untuk hidup.


5

f. Hak untuk kemerdekaan hidup.

g. Hak untuk memperoleh nama baik.

h. Hak untuk memperoleh pekerjaan.

i. Hak untuk mendapatkan perlindungan hokum.

HAM menurut UU. No : 39 tahun 1999:

a. Hak untuk hidup,

b. Hak berkeluarga,

c. Hak mengembangkan diri,

d. Hak keadilan,

e. Hak kemerdekaan,

f. Hak berkomunikasi,

g. Hak keamanan,

h. Hak kesejahteraan, dan

i. Hak perlindungan.

Ditinjau dari berbagai bidang, HAM meliputi :

a. Hak asasi pribadi (Personal Rights). Contoh: hak kemerdekaan, hak

menyatakan pendapat, hak memeluk agama.

b. Hak asasi politik (Political Rights) yaitu hak untuk diakui sebagai

warga negara. Contoh: memilih dan dipilih, hak berserikat dan hak

berkumpul.
6

c. Hak asasi ekonomi (Property Rights). Contoh: hak memiliki sesuatu,

hak mengarahkan perjanjian, hak bekerja dan hak mendapat hidup

layak.

d. Hak asasi sosial dan kebuadayaan (Sosial & Cultural Rights). Contoh:

mendapatkan pendidikan, hak mendapatkan santunan, hak pensiun,

hak mengembangkan kebudayaan dan hak berkspresi.

e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan

Pemerintah (Rights Of Legal Equality)

f. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hokum.

3. Ciri dan Tujuan Hak Asasi Manusia

Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan

tentang ciri pokok hakikat HAM, yaitu sebagai berikut :

a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM merupakan

bagian dari manusia secara otomatis.

b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras,

agama, etnis, pandangan politik , atau asal usul social dan bangsanya.

c. HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk

melanggar dan membatasi orang lain.

Tujuan Hak Asasi Manusia:

a. HAM adalah alat untuk melindungi orang dari kekerasan dan

kesewenang-wenangan.

b. HAM mengenmbangkan saling menghargai antar manusia


7

c. HAM mendorong tindakan yang dilandasi kesadaran dan tanggung

jawab untuk menjamin bahwa hak-hak orang lain tidak dilanggar.

4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan

pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok

orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau

kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau

mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh

undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan

memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme

hukum yang berlaku.

Menurut UU no 26 Tahun 2000 tentang pengadilan HAM, Pelanggaran

HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orng termasuk aparat

negara baik disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi,

menghalangi, membatasi, dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau

kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak didapatkan,

atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan

benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku. Kasus Ham sering kali

terjadi, tidak hanya di Indonesia tapi juga dinegara-negara lain di dunia. Di

Indonesia sendiri kasus seperti ini masih sering terjadi walaupun sudah ada

lembaga yang berfungsi melakukan pengawasan terhadap kemungkinan terjadinya


8

pelanggaran HAM di Indonesia seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

(Komnas Ham). Pelanggaran hak asasi manusia dapat terjadi dalam interaksi

antara aparat pemerintah dengan masyarakat dan antar warga masyarakat. Namun,

yang sering terjadi adalah antara aparat pemerintah dengan masyarakat.

a. Kasus pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi :

- Pembunuhan masal (genosida: setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud

menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa).

- Pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan

- Penyiksaan

- Penghilangan orang secara paksa

- Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis

b. Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :

- Pemukulan

- Penganiayaan

- Pencemaran nama baik

- Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya

- Menghilangkan nyawa orang lain

Penindakan terhadap pelanggaran HAM dilakukan melalui proses

peradilan HAM mulai dari penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan persidangan

terhadap pelanggaran yang terjadi harus bersifat nondiskriminatif dan berkeadilan.

Pengadilan HAM merupakan pengadilan khusus yang berada di lingkungan

Pengadilan Umum.
9

B. RULE OF LAW

1. Pengertian dan Ruang Lingkup Rule of Law

Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun

penyelenggara negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan

perundang-undangan dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala

peraturan perundang-undangan itulah yang sering diistilahkan dengan Rule of

Law.

Berdasarkan bentuknya sebenarnya Rule of Law adalah kekuasaan publik

yang diatur secara legal. Setiap organisasi atau persekutuan hidup dalam

masyarakat termasuk negara mendasarkan pada Rule of Law. Dalam hubungan ini

Pengertian Rule of Law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara.

Freeman (2004) membedakan rule of law menjadi dua, yaitu pengertian

secara formal (in the formal sense) dan pengertian secara hakiki/materill

(ideological sense). Secara formal, rule of law diartikan sebagai kekuasaan umum

yang terorganisasi (organized public power), misalnya Negara. Sementara itu

secara hakiki, rule of law terkait dengan penegakan rule of law karena

menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Rule of
10

law terkait dengan keadilan sehingga rule of law harus menjamin keadilan yang

dirasakan oleh masyarakat/bangsa.

2. Prinsip-prinsip Rule of Law

Menurut Dicey (1952), terdapat tiga unsur yang fundamental dalam rule of

law yaitu :

a. Supremasi aturan-aturan hukum, tidak adanya kekuasaan yang

sewenang- wenang dalam arti seseorang Hanya boleh dihukum jikalau

memangmelanggar hokum.

b. Kedudukan yang sama di muka hukum, hal ini berlaku baik bagi

masyarakat biasa maupun pejabat Negara

c. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh UU serta keputusan-

keputusan UU

Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa jikalau dalam hubungan dengan

negara hanya berdasarkan prinsip tersebut, maka negara terbatas dalam pengertian

negara hukum formal, yaitu negara tidak bersifat proaktif melainkan pasif. Sikap

negara yang demikian ini dikarenakan negara hanya menjalankan dan taat pada

apa yang termaktub dalam konstitusi semata. Dengan kata lain negara tidak hanya
11

sebagai “penjaga malam” (nachtwachterstaat). Dalam pengertian seperti ini

seakan-akan negara tidak berurusan dengan kesejahteraan rakyat. Setelah

pertengahan abad ke-20 mulai bergeser, bahawa negara harus bertanggung jawab

terhadap kesejahteraan rakyatnya. Untuk itu negara tidak hanya sebagai “penjaga

malam” saja, melainkan harus aktif melaksanakan upaya-upaya untuk

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan cara mengatur kehidupan sosial

ekonomi.

3. Prinsip-prinsip Rule of Law secara formal di Indonesia.

Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat di dalam

pasal-pasal UUD 1945, yaitu sebagai berikut :

a. Negara Indonesia adalah Negara hukum (pasal 1 ayat 3)

b. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hokum dan peradilan

(pasal 24 ayat 1)

c. Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hokum dan pemerintahan itu

dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1)

d. Bab X A tentang Hak Asasi Manusia, memuat sepuluh pasal antara

lain bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,


12

perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang

sama di hadapan hukum (pasal 28 D ayat 1)

e. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan perlakuan

yang adil dan layak dalam hubungan kerja (pasal 28 D ayat 2)

Beberapa kasus dan penegakan rule of law antara lain:

a. Kasus korupsi KPU dan KPUD

b. Kasus illegal logging

c. Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung

(MA)

d. Kasus-kasus perdagangan narkoba dan psikotripika

e. Kasus perdagangan wanita dan anak

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan isi dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang

bersifat kodrati dan fundamental sebagai anugrah dari Tuhan yang

harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu

2. Rule of Law adalah gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa

kekuasaan raja maupun penyelenggara negara harus dibatasi dan diatur

melalui suatu peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan dalam

hubungannya dengan segala peraturan perundang-undangan


13

3. Dalam peraturan perundang undangan RI paling tidak terdapat empat

bentuk hokum tertulis yang memuat aturan tentang HAM. Pertama,

dalam konstitusi (Undang-undang Dasar Negara). Kedua, dalam

ketetapan MPR (TAP MPR). Ketiga, dalam Undang-undang. Keempat,

dalam peraturan pelaksanaan perundang-undangan seperti peraturan

pemerintah, keputusan presiden dan peraturan pelaksanaan lainnya.

4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau

kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak

disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,

membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau

kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak

mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyesalan

hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang

berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarjo, M. (1998). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Dicey, A.V. (1952). Introduction to the Study of The Law of The Constitution.
London: Mac.Millan and Co.

Donnelly, J. (2003). Universal Human Rights in Theory and Practice. Ithaca:


Cornell University Press.

Freeman, M. (2004). Human Rights; An Interdisciplinary Approach. Cambridge:


Polity Press.

Kaelan. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Jogjakarta: Paradigma.


14

Majda, E. M. (2005). Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi. Indonesia. Jakarta:


Prenada Media.

Yolton, J. W. (1965). An Essay Concerning Human Understanding. New York:


Everymans Library.

Kelebihan:

1. Memaparkan karya ilmiah secara lengkap dari mulai pendahuluan atau latar
belakang, sampai mendeskripsikan Langkah demi Langkah

2. Penulisan karya ilmiah teratur dan sesuai dengan kamus EYD Bahasa Indonesia

3. Bahasa mudah dipahami

Kekurangan:

1. Space penulisan tidak tidak teratur

Anda mungkin juga menyukai