A. PANGKAT
Perpangkatan merupakan suatu bentuk singkat dari bentuk perkalian sesuatu yang sama,
lebih dari satu kali
an dibaca “ a pangkat n”, a disebut basis dan n disebut pangkat. Jika n merupakan suatu
bilangan bulat positif, maka:
an = a x a x a x ... x a
di mana a merupakan perkalian sebanyak n kali.
Jika n = 0 dan a ≠ 0, maka a 0 = 1. Jadi, untuk a yang berupa bilangan riil dan tidak sama
dengan nol berlaku a0 = 1.
am m−m 0
m
=a =a =1
a
1
a−n=
an
Kaidah-kaidah perpangkatan:
1. am x an = am+n
Contoh:
64 x 67 = 611
am m−n
2. n =a
a
Contoh:
47 7−3 4
3
=4 =4
4
3. (am)n = am.n
Contoh:
Contoh:
2
3 32
[]
5
=
52
1
m = a
-m
6.
a
Contoh:
1
= 3- 2
32
AKAR
(a 1/n ) n = a n/n = a
Bentuk a1/n disebut akar pangkat n dari a dan ditulis menjadi √n a dan bentuk am/n
disebut akar pangkat n dari a pangkat m dan ditulis menjadi √n am
Contoh:
1. a1/2 menunjukkan akar kuadrat dari a atau hanya disebut akar dari a dan ditulis √2 a
atau hanya √ a
2. a1/3 menunjukkan akar pangkat tiga dari a dan ditulis √3 a
3. a3/4 menunjukkan akar pangkat empat dari a pangkat tiga dan ditulis √4 a3
Inisiasi 2 - Matematika Ekonomi – ESPA4122 2
Contoh:
3 3
1. 82/3 = √ 82 = √ (2¿¿ 3)2 ¿ = 4
3
2. 4x2/3 = 4 √ x 2
3. √3 4 2 = 42/3
3
4. 4 = 3x- 2/4
√ x2
m
1. √ an = an/m
2.
3.
4.
5.
Contoh:
1. √3 4 = √3 22 = 22/3
2.
3. atau
4.
36 √ 36 = √6 2 = 62 /2 = 2
5.
√ 9
=
√ 9 √3 2 32/ 2
LOGARITMA
Logaritma merupakan pangkat yang dimiliki oleh suatu basis sehinggga bentuk
perpangkatan itu nilainya sama dengan bilangan tertentu. Jika ada:
6. alog a =1
7. alog 1 = 0
Contoh:
2
1. log (8.16) = 2log 8 + 2log 16 = 2log 23 + 2log 24 = 3 2log 2 + 4 2log 2 = 3 + 4 = 7
5
2. log (625/125) = 5log 625 – 5log 125 = 5log 54 – 5log 53 = 4 5log 5 – 3 5log 5
= 4–3=1
10
3. log 1000 = 10log 103 = 3 10log 10 = 3
4. Mengubah basis 2 menjadi basis 4
2
log 16 = 2log 4. 4log 16 = 2 log 22 . 4 log 42 = 2 2log 2 . 2 4log 4 = 2 . 2 = 4
5
5. log 5 =1
7
6. log 1 = 0
Pengertian
BANJAR adalah suatu fungsi yang wilayahnya merupakan himpunan bilangan alam.
Setiap bilangan merupakan anggota suatu banjar yang dinamakan suku. Bentuk umum
dari banjar adalah:
a1, a2, a3, …., an
di mana:
Suku ke-1 = S1 = a1
Suku ke-2 = S2 = a2
Suku ke-3 = S3 = a3
Banjar yang banyaknya suku tidak terbatas dinamakan banjar tak terhingga,
sedangkan banjar yang banyaknya suku tertentu dinamakan banjar terhingga.
Banjar hitung adalah banjar yang antara dua suku berurutan mempunyai selisih yang
besarnya sama. Suku kedua merupakan suku pertama ditambah pembeda, suku ketiga
merupakan suku kedua ditambah pembeda, dan seterusnya.
di mana b merupakan beda yang besarnya tetap dan dapat bernilai positif atau negatif.
Banjar ukur adalah banjar yang antara dua suku berurutan mempunyai hasil bagi
yang sama besarnya. Atau suku suatu banjar ukur diperoleh dari hasil kali suku
sebelumnya dengan pengali yang besarnya konstan. Sehingga suku kedua merupakan
hasil kali suku pertama dengan bilangan tertentu (pengali atau pembanding atau rasio),
dan suku ketiganya merupakan hasil kali dari bilangan kedua dengan pengali, dan
seterusnya.
di mana p merupakan nilai banding (= rasio) yang besarnya tetap dan dapat bertanda
positif atau negatif.
Bila suatu banjar ukur memiliki suku pertama a dan pengali sebesar p maka secara
Sedangkan banjar harmoni adalah banjar yang sukunya merupakan kebalikan dari
banjar hitung.
DERET adalah penjumlahan semua suku suatu banjar. Deret dapat dibedakan menjadi
deret hitung, deret ukur, dan deret harmoni.
Deret hitung merupakan jumlah suku-suku banjar hitung, deret ukur merupakan
jumlah suku-suku banjar ukur, dan deret harmoni merupakan jumlah suku-suku banjar
harmoni.
Contoh:
Deret hitung : 1 + 2 + 3 + …+ n
Deret ukur : 5 + 10 + 20 + … + 5 (2n-1)
Deret harmoni : 1 + 1/2 + 1/3 + … + 1/n
Sampai saat ini belum ditemukan rumus untuk menjumlahkan deret harmoni maka
deret harmoni tidak akan didiskusikan.
Deret ukur dan deret hitung sering digunakan dalam matematika ekonomi. Sebagai
contoh, Malthus, seorang ahli ekonomi teori, pernah menyatakan bahwa pertumbuhan
penduduk mempunyai kecenderungan seperti deret ukur, sedangkan pertumbuhan
bahan makanan seperti deret hitung. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan penduduk
sangan cepat dan lebih cepat dibanding pertumbuhan makanan.
1
Jn = n (a + Sn)
2
di mana:
n = banyaknya suku
a = suku pertama
b = beda
Sn = suku ke n
Jn = Jumlah suku ke n
Contoh:
Jika ingin mengetahui suku ketujuh dari suatu banjar hitung yang suku pertamanya
= 1 dan beda 2 adalah:
Sn = a + (n-1) b
S7 = 1 + (7-1) 2
S7 = 13
1
Jn = n (a + Sn)
2
1
J7 = 7 (1 + 13)
2
J7 = 49
Sn = apn-1
n
a− p . Sn
Jn = a 1− p = 1− p
1− p
di mana: Sn : Suku ke - n
Rumus di atas tidak berlaku untuk p = 1. Pada kasus p = 1, telah diketahui bahwa satu
dipangkatkan berapa saja hasilnya adalah satu, sehingga suku ke-n nilainya akan sama
dengan suku pertamanya sehingga jumlah n sukunya sama dengan hasil kali antara a
dengan n. Bila | p | < 1 dan jumlah sukunya tak terhingga maka jumlahnya dihitung dengan
menggunakan rumus:
a
J=
1− p
Contoh:
Bila ada suatu banjar ukur yang suku pertamanya a = 1 dan pengalinya p = 2, maka
besarya suku ke-5 adalah
Sn = apn-1
S5 = 1 (25-1)
S5 = 16
dan jumlah 5 sukunya adalah:
n
a− p . Sn
Jn = a 1− p = 1− p
1− p
5
1−2.16
J5 = 1 1−2 atau J5 = 1−2
1−2
1−32
J5 =
−1
J5 = 31
1. Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman selama setahun atau kurang, sering dihitung dengan menggunakan
cara yang sederhana, yaitu bunga hanya dikenakan pada jumlah pinjaman. Besarnya
bunga pinjaman yang harus dibayar, yaitu I adalah hasil perkalian antara pokok
pinjaman dan bunga dan lama meminjam atau dihitung dengan rumus:
I = P.r.t
di mana:
P = besarnya pokok pinjaman
r = persentase besarnya bunga pinjaman setahun
t = lama meminjam
Mulai tanggal 5 Juni 2019 sampai 5 Februari 2020 ada 8 bulan, atau waktu
peminjamannya: 8/12 = 2/3 tahun. Sehingga bunga pinjaman:
I = P. r. t
I = 2500 (0,14) (2/3)
I = 233, 33
Nilai sekarang dari jumlah yang diperoleh di masa mendatang adalah nilai sejumlah
uang saat ini yang dapat dibungakan untuk memperoleh jumlah yang lebih besar di
masa mendatang.
Misalkan:
P = nilai sekarang dari uang sebanyak A pada t tahun yang akan datang
A = nilai uang sebanyak P pada t tahun mendatang ( nilai masa depan)
t = lama tahun
r = tingkat bunga
P + P.r.t = P (1 + r.t )
maka besarnya A adalah:
P (1 + r.t) = A
atau
A
P=
1+ r . t
Contoh:
Setahun lagi, Asbun akan menerima uang sebanyak Rp. 10.000,-. Berapakah
nilai sekarang uang tersebut jika tingkat bunga adalah 13 persen setahun? Untuk
10.000
P=
1+ ( 0,13 ) (1)
P = 8849, 56
3. Bunga Majemuk
Dengan Bunga majemuk, bunga selain dikenakan pada pokok pinjaman, juga
dikenakan pada bunga yang dihasilkan.
P + P.i = P ( 1 + i)
Jumlah sebanyak itu, menjadi pokok pinjaman yang baru sehingga pada akhir tahun
kedua bunga yang diterima sebesar:
P ( 1 + i) (i)
P ( 1 + i) + P (1 + i ) (i) = P ( 1+ i) (1 + i)
= P ( 1 + i)2
Dengan cara yang sama maka di tahun ketiga seluruh uangnya menjadi:
= P ( 1 + i )3
Dan dalam n tahun seluruh uangnya menjadi:
= P ( 1 + i )n
Penghitungan bunga dapat dilakukan lebih dari satu kali dalam setahun. Misalkan,
pembayaran bunga dilakukan sebanyak m kali setahun, pada tingkat bunga i per
tahun, sehingga tingkat bunga setiap periode pembayarannya adalah sebesar i/m
dan jumlah periode pembungaan (penghitungan bunga) sebanyak n x m.
Seandainya, bunga yang diperoleh dibungakan lagi selama n periode maka rumus
yang digunakan untuk menghitung seluruh uangnya adalah:
Contoh:
Misalkan ada uang sebanyak Rp. 1.000,- dibungakan selama 6 tahun dengan
bunga majemuk sebesar 5 persen per tahun dan diambil setahun sekali, maka
berapakah jumlah uang tersebut setelah 6 tahun?