Anda di halaman 1dari 6

Nama : NI Nengah Wulan Somendari

NIM : A1C118103

KELAS : F

KODE PERUSAHAAN : APEX

Rasio keuangan tahun 2017


Rasion keuangan tahun 2018
Rasio Keuangan Tahun 2019
1. Dividend (Rp)
Dividend adalah pembagian laba dari emiten kepada pemegang saham yang diberikan sesuai
dengan porsi saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Dalam konteks ini, dividend (Rp)
adalah pembagian laba dividen secara cash, atau disebut juga cash dividend. Semakin besar
rasio cash dividend suatu perusahaan, maka semakin besar ketertarikan investor untuk
berinvestasi di perusahaan tersebut.

2. EPS (Rp)
Earnings Per Share atau yang disingkat dengan EPS adalah salah satu variabel penting untuk
melihat laba per lembar saham yang dihasilkan perusahaan. Untuk mendapatkan nilai EPS, Anda
mesti membagi antara nilai earnings after tax dengan outstanding shares yang dimiliki
perusahaan tersebut.

EPS = Earnings After Tax / Outstanding Shares

EPS dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba per
lembar saham. Tentu saja, EPS yang tinggi sangat menarik bagi investor karena itu
mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

3. BV (Rp)
Book Value atau yang disingkat dengan BV adalah nilai buku suatu perusahaan. Biasanya, BV
digunakan sebagai pembanding untuk mencari harga wajar saham suatu perusahaan atau untuk
mengukur apakah saham perusahaan mengalami undervalue atau overvalue.

BV = (Total Assets – Total Liabilities) / Outstanding Shares

4. DAR (x)
Debt to Asset Ratio atau yang disingkat dengan DAR termasuk ke dalam komponen rasio
likuiditas. Apa itu rasio likuiditas? Itu adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Untuk menghitung nilai DAR, Anda bisa
membagi antara total utang perusahaan dengan total aset perusahaan.
DAR = Total Debt / Total Assets

Semakin tinggi nilai DAR, itu mengindikasikan perusahaan lebih banyak menggunakan utang
untuk kegiatan operasional dibandingkan dengan jumlah aset yang dimiliki. Bagaimana cara
melihat utang perusahaan lebih besar dari total aset yang dimiliki? Itu bisa dilihat ketika
perusahaan memiliki nilai DAR > 1.

5. DER (x)
DER adalah singkatan dari Debt to Equity Ratio yang juga merupakan salah satu rasio likuiditas
yang cukup sering digunakan selain dari DAR. Jika DAR membandingkan utang dengan aset,
maka DER membandingkan utang dengan modal (equity) perusahaan.
DER = Total Debt / Total Equity

Jika rasio DER > 1, itu mengindikasikan perusahaan menggunakan sumber utang yang lebih
besar dari jumlah modal yang dimiliki.

6. ROA (%)
ROA adalah singkatan dari Return on Asset yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memanfaatkan assets yang dimiliki untuk menghasilkan laba (profit).
Semakin tinggi nilai ROA, semakin baik kinerja perusahaan. Untuk menghitung nilai ROA, Anda
dapat membandingkan total laba bersih setelah pajak dengan total aset perusahaan.
ROA = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Assets) x 100%

Contoh kasus pada APEX, terlihat nilai ROA tertinggi berada pada tahun 2019 dengan nilai 8,4%.
Apa artinya? Itu menunjukkan bahwa dari nilai aset yang dimiliki APEX, ia mampu menciptakan
laba tertinggi sebesar 8,4%. Apakah ini baik? Tentu saja baik karena bernilai positif. Hanya saja,
untuk menaksir apakah nilai rasio ROA APEX bagus atau tidak, Anda bisa membandingkan
dengan perusahaan sejenis yang tergolong ke dalam sektor industri yang sama.

7. ROE (%)
Return on Equity atau yang disingkat ROE adalah rasio keuangan yang digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan modal yang dimiliki untuk menghasilkan laba
(profit). Semakin tinggi rasio ROE, semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Untuk
mendapatkan nilai rasio ini, Anda dapat membandingkan laba bersih perusahaan dengan total
modal yang dimilikinya.
ROE = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Equity) x 100%

Contoh kasus pada APEX, terlihat bahwa nilai ROE tertinggi berada di angka 30,6% yang terjadi
di tahun 2017. Artinya, dari total modal yang dimiliki perusahaan, ia mampu menghasilkan laba
sebesar 30,6%. Untuk menilai apakah rasio ini tinggi atau tidak, maka Anda bisa
membandingkan rasio ROE APEX dengan perusahaan lain yang sejenis dan berada di sektor
industri yang sama.

8. GPM (%)
Gross Profit Margin atau yang disingkat GPM merupakan sebuah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam mengefisiensi harga pokok penjualan atau biaya
langsung yang timbul dari kegiatan produksi dalam rangka menciptakan suatu produk atau jasa.
Untuk mendapatkan nilai GPM, berikut rumus yang digunakan:
GPM = [(Net Sales – Cost of Goods Sold) / Net Sales] x 100%

Coba lihat nilai GPM PT Waskita Karya Tbk, di mana dari tahun 2017 s.d 2019 konsisten
meningkat. Tentu saja, ini menjadi kabar baik karena nilai GPM yang tinggi atau konsisten
meningkat setiap tahun, dapat mengindikasikan dua hal:
1. Perusahaan mampu meminimalkan cost of goods sold (COGS) atau biasa dikenal dengan HPP
(Harga Pokok Penjualan).
2. Perusahaan mampu menghasilkan Net Sales yang jauh lebih besar dari COGS.
Dalam laporan keuangan, jika Net Sales dikurangi COGS, maka akan menghasilkan Gross
Profit (Laba Kotor).

9. OPM (%)
Operating Profit Margin (OPM) tidak jauh berbeda dengan GPM. Hanya saja, untuk
mendapatkan nilai OPM, Anda mesti menggunakan EBIT (Earnings Before Interest & Tax) untuk
dibandingkan dengan penjualan bersih (Net Sales).
OPM = (EBIT / Net Sales) x 100%

Semakin tinggi nilai OPM perusahaan, maka semakin baik perusahaan dalam meminimalkan
semua beban (costs) yang dikeluarkan perusahaan, termasuk di dalamnya Beban Pokok
Penjualan, Beban Usaha, dan Beban Lain-lain (diluar beban bunga dan pajak).

10. Payout Ratio (%)
Payout Ratio atau Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan dividend per share (DPS). Semakin tinggi nilai DPR, maka
semakin membuat investor tertarik terhadap perusahaan.
DPR = (DPS / EPS) x 100%

11. Yield (%)
Sederhananya, Yield merupakan imbal hasil berupa dividen. Untuk mendapatkan nilai Yield,
Anda mesti membandingkan jumlah dividen yang dibagikan oleh emiten kepada pemegang
saham dengan harga saham.
Yield = Annual Dividend Per Share / Harga Saham

Yield juga dianggap sebagai ROI (Return on Investment). Tak heran, banyak investor yang
memperhatikan nilai Yield suatu emiten dalam mengambil keputusan investasi. Bagi trader,
mungkin nilai ini tidak terlalu diperhatikan karena trader lebih mementingkan pertumbuhan
saham dengan memaksimalkan capital gain.

Anda mungkin juga menyukai