Anda di halaman 1dari 3

Asidosis Respiratorik

Asidosis respiratorik terjadi apabila terdapat gangguan ventilasi alveolar yang mengganggu
eliminasi CO2 sehingga akhirnya terjadi peningkatan PaCO2 (hiperkapnia). Awalnya sistem
bufer dapat mengatasi namun akhirnya terjadi penurunan pH. Efek yang timbul dapat dilihat
pada gambar dibawah.
Kemoreseptor yang terletak pada medula dan badan karotis akan memberi respons terhadap
perubahan PCO2. Pada beberapa keadaan respons kemoreseptor di medula akan menyebabkan
peningkatan ventilasi paru.
Pada keadaan normal perubahan PCO2 dikendalikan oleh kemoreseptor pusat (medula). Bila
terdapat hipoksia atau hiperkapnia kronik, maka kemungkinan terjadi supresi kemoreseptor pusat
seperti dijumpai pada penderita penyakit paru obstruksi kronik (PPOK). Pada keadaan tersebut,
ventilasi akan dipertahankan oleh kemoreseptor pada badan karotis sebagai respons terhadap
perubahan PO2 dan perubahan pH. Bila keadaan berlanjut dan kemoreseptor gagal memberikan
respons atau pada keadaan dimana sirkulasi paru inadekuat, maka pH akan turun dan timbul
asidosis respiratorik akut.

Gambar 25. Pengaturan keseimbangan asam-basa respiratorik: asidosis respiratorik. Pada pasien
normal, respons respiratorik yang dikombinasi dengan respons ginjal umumnya mampu
mengembalikan keseimbangan ke tingkat normal.
Etiologi
Beberapa faktor di bawah ini dapat menimbulkan asidosis respiratorik, antara lain:
a. Inhibisi pusat pernapasan
- Obat yang menimbulkan depresi pusat pernapasan: sedatif, anastetikum
- Central sleep apnea
- Kelebihan O2 pada hiperkapnia atau hipoksemia kronik
b. Penyakit neuromuskular
- Neurologik: poliomielitis, sindrom Guilain Barré
- Muskular: hipokalemia, muscular distrophy
c. Obstruksi jalan napas
- Asma bronkial
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Spasme laring
- Aspirasi
- Obstructive sleep apnea
d. Kelainan restriktif:
- Penyakit pleura: efusi pleura, empiema, pneumotoraks, fibrotoraks
- Kelainan dinding dada: kifoskoliosis, obesitas
- Kelainan restriktif paru : fibrosis pulmoner, pneumonia, edema paru
e. Mechanical under ventilation
f. Overfeeding
Hiperkapnia disebabkan oleh karena produksi CO2 yang berlebihan pada overfeeding. Proses
oksidasi karbohidrat, lemak dan protein dalam menghasilkan energi membutuhkan oksigen (O2)
dan menghasilkan CO2 dan H2O yang dapat digambarkan dengan respiratory quotient (RQ). RQ
merupakan perbandingan antara CO2 yang dihasilkan dengan kebutuhan O2 dari masing–masing
substrat. RQ untuk karbohidrat adalah 1, protein 0,8 dan lemak 0,7. Lipogenesis akan
menghasilkan RQ lebih besar dari 1. Pemberian diet tinggi karbohidrat dapat meningkatkan
produksi CO2, sementara diet tinggi lemak dapat menyebabkan peningkatan oksidasi asam
lemak yang berakibat konsumsi O2 dan produksi CO2 meningkat. Hal ini menjelaskan bahwa
pemberian kalori secara berlebihan, baik yang berasal dari karbohidrat maupun lemak, akan
meningkatkan konsumsi O2 dan produksi CO2
Asidosis Respiratorik Akut
Pada asidosis respiratorik akut terjadi gangguan eliminasi CO2 secara akut dan umumnya
disertai dengan hipoksemia sehingga terjadi stimulasi ventilasi yang bertujuan untuk
meningkatkan eliminasi CO2 dan meningkatkan O2, misalnya pada eksaserbasi akut asma,
pneumonia, pengaruh obat sedatif yang berlebihan, pneumotoraks, henti jantung atau tenggelam.
Respons bufer HCO3– oleh ginjal dalam plasma terjadi dalam beberapa menit namun
kompensasi ini belum sempurna.
Kompensasi secara sempurna terjadi dalam beberapa hari. Respons ginjal dapat berupa
peningkatan ekskresi ion H+, peningkatan reabsorpsi HCO3– di tubulus proksimal dan
peningkatan produksi HCO3– di tubulus distal. Manifestasi klinis asidosis respiratorik bervariasi
tergantung derajat keparahannya dan penyakit dasar yang menyertainya. Peningkatan PaCO2
secara akut akan mengakibatkan penurunan kesadaran (confusion sampai somnolen) bahkan
dapat terjadi narkose CO2. Gas CO2 merupakan vasodilator serebral maka pembuluh darah di
fundus optikus akan dilatasi bahkan dapat terjadi edema papil.
Prinsip dasar terapi asidosis respiratorik adalah mengobati penyakit dasarnya dan dukungan
ventilasi (ventilation support). Hiperkapnia akut merupakan keadaan kegawatan medis karena
respons ginjal berlangsung lambat dan biasanya disertai hipoksemia, sehingga, bila terapi yang
ditujukan untuk penyakit dasar maupun terapi oksigen sebagai suplemen tidak memberikan
respons baik, maka mungkin diperlukan bantuan ventilasi mekanik; baik invasif maupun non
invasif.
• Asidosis respiratorik kronik
Asidosis respiratorik kronik dapat terjadi oleh berbagai keadaan antara lain PPOK, sleep apnea,
obesitas, kelainan dinding dada dan lain sebagainya. Pada gagal napas kronik terjadi retensi CO2
secara kronik dan hipoksemia kronik. Tubuh telah beradaptasi pada keadaan ini sehingga
dorongan untuk bernapas bukan lagi disebabkan oleh peningkatan CO2 akut namun oleh
hipoksemia kronik. Oleh karena itu tindakan koreksi gagal napas akut pada penderita gagal napas
kronik perlu berhati-hati karena dapat menyebabkan hilangnya dorongan untuk bernapas.

FKUI, 2017, GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR-ELEKTROLIT DAN ASAM BASA Edisi


3, Jakarta, Badan Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai