Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIARE

DISUSUN OLEH:

FEGI DWI FEMINDA PUTRI

18112183

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2021
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat

BAB II TINJAUAN TEORITIS

1. DEFINISI
2. MANIFESTASI KLINIS
3. ANATOMI DAN FISIOLOGI
4. KLASIFIKASI
5. PATOFISIOLOGI
6. KOMPLIKASI

BAB III ASKEP TEORITIS


BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi
feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila
feses lebih berair dari biasanya, atau bila bang air besar tiga kali atau lebih, atau buang
air besar yang berair tapi tdak berdarah dalam kurun waktu 24 jam bahkan
lebih(Kementrian Kesehatan,2017).

Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi,selain penyebab lain seperti malabsorbsi.
Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada sistem gastrointestinal
atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan
“penyakit diare”, karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan
penanggulangannya. Diare terutama pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya
karena dapat membawa bencana bila terlambat(Ngastiyah,2014).

Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan infeksi rotavirus. Setelah terpapar
dengan agen tertentu, virus akan masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan dan
minuman yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian melekat pada sel-
sel mukosa usus, akibatnya sel mukosa usus menjadi rusak sehingga fungsi sel-sel ini masih
belum bagus. Hal ini menyebabkan vili-vili usus halus mengalami atrofi dan tidak dapat
menyerap cairan dan makanan dengan baik. Adanya toksin bakteri atau virus akan
menyebabkan sistem transpor aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang
kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat

B. Tujuan
a. Bagaimana definisi diare?
b. Bagaimana manifestasi diare?
c. Bagaimana anatomi dan fisiologi diare?
d. Bagaimana klasifikasi diare?
e. Bagaimana patofisiologi diare?
f. Bagaimana komplikasi hiperbilirubin?

C. Manfaat
a. Memahami definisi diare
b. Memahami manifestasi diare
c. memahami anatomi dan fisiologi diare
d. memahami klasifikasi diare
e. memahami patofisiologi diare
f. memahami komplikasi hiperbilirubin?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFENISI

Diare adalah tinja yang lunak atau cair sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari. Berdasarkan
hal tersebut, secara praktik diare pada anak balita bisa bisa didefinisikan sebagai meningkatnya
frekuensi buang air besar 3 kali atau lebih, tinja konsistensinya menjadi lebih lunak dari
biasanya, sehingga hal itu dianggap tidak normal oleh ibunya. Secara klinik, diare
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persistensi

B. MANIFESTASI

1. Menurut lamanya diare

a. Diare akut

- akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset

- Onset yang tak terduga dari BAB encer, rasa tidak enak, gas-gas dalam perut

- Nyeri pada kuadrat kanan bawah di sertai kram dan bunyi pada perut

- Demam

b. Diare kronik

- Penurunan BB dan nafsu makan

- Demam indikasi terjadi infeksi

- Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah.

2. Menurut dehidrasi

a. Pada anak mengalami diare tanpa dehidrasi ( kekurangan cairan), tanda-tandanya:

- BAB berair 1-2x sehari

- Nafsu makan berkurang


- Masih ada keinginan untuk bermain.

b. pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi ringan atau sedang tanda-tandanya:

- BAB berair 4-9x sehari

- Kadang muntah 1-2x sehari

- Suhu tubuh kadang meningkat

- Haus

- Tidak nafsu makan

- Badan lesu lemas

c. Pada anak yang mengalami diare dengan dehidrasi berat, tanda-tandanya:

- BAB berair terus menerus

- Muntah Terus menerus

- Haus mata cekung

- Bibir kering dan bir

- Tangan dan kaki dingin

- Sangat lemes tidak nafsu makan

- Tidak ada keinginan untuk bermain

- Tidak BAK selama 6 jam

- Kadang dengan kejang atau panas dingin


C. ANATOMI FISIOLOGI

Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal (mulai dari


mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan,mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari
tubuh.Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar,rektum dan anus

Sistem pencernaan juga meliputi organ-oran yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu
pankreas, hati dan kandung empedu.

1) Mulut
merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian
dalam dari mulut di lapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah.Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat
dipermukaan lidah.Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari asam,pedas,manis dan pahit.Dalam
mulut terjadi proses potong memotong yang dilakukan oleh gigi depan (incisivus) dan dikunyah
oleh gigi belakang (molar geraham),menjadi bagian-bagian kecil yang mudah dicerna. Ludah
dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-
enzim pencerna dan mulai mencernanya Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya
lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung,. Proses menelan
dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

2) Faring dan Esofagus


Faring merupakan penghubung rongga mulut dan kerongkongan. Di dalam lengkung faring
terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan
merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang
belakang.Esofags merupakan saluran berotot yang relative lurus dan berjalan memanjang
diantara faring dan lambung. Sebagian besar esophags terletak di dalam rongga toraks dan
menembus diagfragma untuk menyatu dengan lambung di rongga abdomen beberapa sentimeter
dibawah diagfragma . Mobilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan atau
deglutition dalam proses menelan yang sebenarnya mengacu pada keseluruhan proses
pemindahan makanan dari mulut melalui esophagus lalu ke dalam lambung . Dalam proses
menelan dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap orofaring dan tahap esophagus. Tahap orofaring
berlangsung sekitar satu detik yang berupa perpindahan bolus dari mulut melalui faring dan
masuk ke esophagus . Saat masuk faring sewaktu menelan,bolus harus diarahkan kedalam
esophagus dan dicegah untuk tidak masuk ke saluran lain yang berhubungan dengan faring.
Dengan Tahap orofaring berlangsung sekitar satu detik yang berupa perpindahan bolus dari
mulut melalui faring dan masuk ke esophagus. Saat masuk faring sewaktu menelan, bolus harus
diarahkan kedalam esophagus dan dicegah untuk tidak masuk ke saluran lain yang berhubungan
dengan faring. Dengan kata lain, makanan hars dicegah untuk tidak kembali ke mulut, masuk ke
saluran hidung dan masuk ke trakea.Semua ini dilakukan melalui aktifitas yang telah
terkoordinasi . Tahap esophagus, merupakan tahap untuk memulai menelan. Pusat menelan
memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari pangkal ke ujung esophagus,
mendorong bolus yang ada di depannya melewati esophagus lalu ke lambng. Gelombang
peristaltik berlangsung sekitar 5 - 9 detik mencapai ujung bawah esophagus.

3) Lambung

lambung adalah ruang yang berbentuk kantung yang mirip huruf "J", yang terletak diantara
esophagus dan usus halus. Lambung terbagi menjadi 3 bagian berdasarkan perbedaan
anatomis,histologist dan fungsional, diantaranya yaitu :Fundus dan antrium. Fungsi terpenting
pada lambung adalah menyimpan makanan yang masuk sampai disaluran ke usus halus dengan
kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal. Fungsi kedua lambung
adalah untuk mensekresikan HCL dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein. Dalam
lambng terdapat 4 aspek mobilitas lambung yaitu:

1. Pengisian lambung

2. Penyimpanan lambung

3. Pencampuran lambung
4. Pengosongan Lambung

4) Usus halus

Usus halus merupakan lanjutan dari lambang terbentang mulai dari pylorus sampai ke muara
ileocaecalis dan menempati bagian terbesar rongga abdomen terletak sebelah lambng dan hati
panjang kurang dari 7 meter. Uss halus dibagi menjadi:

1. Duodemun

Disebut juga usus 12 jari. Panjang kira-kira 20 cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri.
Pada lengkungan ini terdapat pankreas. Bagian kanan terdapat selaput lendir yaitu papila vateri.
Dinding duodenum mempunyai lapisan yang banyak mengandung kelenjar yang berfungsi untuk
memproduksi getah intestinum yang disebut kelenjar brunner.

2. Yeyenum dan ileum

Panjangnya sekitar 6 cm. Lekukan yeyenum dan ileum merekat pada dinding abdomen posterior
lipatan peritonim yang dikenal sebagai mesentrum. Ujung bawah ileum berhubungan dengan
seikum dengan perantara lubang orifsium ileosinkalis. Didalam tunica propia (bagian dalam
tunica mukosa) terdapat jaringan limfoid, noduli lymphatici yang ada sendiri-sendiri atau
berkelompok. Sementara itu di ileum plicae cirkulares dan villi akan berkurang, sedangkan
kelompok noduli lympathici akan menjadi banyak, tiap kelompok berkisar antara 20 noduli
lympathici. Kumpulan kelompok ini disebut plaque payeri, yang menjadi tanda khas ileum.
Fungsi dari usus halus antara lain menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna, menyerap
protein dalam bentuk asam amino, menyerap karbohidrat dalam bentuk emulsi lemak

5) Usus Besar

Usus besar merupakan lanjutan dari usus halus yang tersusun seolah-olah seperti huruf "U"
terbalik dan mengelilingi usus halus, panjangnya kurang lebih 140 cm terbentang dari vulvula
ileocaecalis sampai anus. Usus besar terdiri dari colon asendens, colon transversum, colon
desendes dan sigmoideum. Fungsi usus besar adalah untuk mengaobsorpsi air kemudian sisa
masa membentuk semisolid (lembek) disebut feses
6) Anus

Anus merupakan bagian dari saluran pencernaan yang menghubung rektum dengan dunia luar,
terletak didasar pelvis dindingnya diperkuat oleh 3 spingter yaitu:

1. Spinter ani internus, bekerja tidak menurut kehendak

2. Spinter leavator ani, bekerja menurut kehendak

3. Spinter ani eksternus, bekerja menurut kehenda

Fisiologi Pencernaan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan nutrisi bagi tubuh dan mengeluarkan sisa
(ekskresi / eliminasi). Fungsi tersebut dapat berjalan melalui 4 proses utama yaitu:

1. Ingesti (memakan/menelan), yaitu proses memasukkan makanan ke dalam rongga mulut,


mengunyah dan menelannya ke dalam mulut melalui esofagus

2. Digesti (mencerna). Proses mencerna adalah proses mengubah bentuk makanan yang kasar
menjadi lebih halus atau mengubah materi makanan dari yang tidak dapat diabsorpsi menjadi
materi yang dapat di absorpsi. Proses mencerna ini dilakukan di dalam mulut maupun lambung.
Proses digesti ini secara kimiawi melibatkan enzim pencernaan

3. Absorpsi (penyerapan). Proses penyerapan (absorpsi) zat-zat gizi melalui villi-villi usus
kedalam vaskuler dan kemudian ditranspor sampai ke tingkat sel.

4. Eliminas. Proses pengeluaran sisa makanan yang tidak diabsorpsi melalui mekanisme defekasi
(BAB)
D. KLSIFIKASI

Jenis diare terbagi menjadi 4 macam yaitu:

1. Diare akut

Diare akut adalah berlangsung kurang dari 14 hari umumnya kurang dari 7 hari sehingga
mengakibatkan dehidrasi yang merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.

2. Diare persisten

Diare persisten adalah berlangsung kurang dari 14 hari secara terus-menerus sehingga
mengakibatkan penurunan berat badan dan gangguan metabolisme

3. Diare disentri

Diare disentri yang disertai darah dalam tinja. Akibat disentri adalah Anorexia sehingga
mengakibatkan penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi komplikasi pada
mukosa

4. Diare masalah lain

anak yang menderita diare akut persisten mungkin juga disertai penyakit lainnya seperti
gangguan gizi, demam dan penyakit lainnya

E. PATOFISIOLOGI

Yang merupakan dampak dari timbulnya diare adalah:

1. Gangguan osmotik akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak di serap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
mengeluarkannya sehingga timbul diare

2. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjtnya diare tmbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus

3. Gangguan motilitas usus, hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus


untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
selanjutnya dapat menimbulkan diare pula

F. KOMPLIKASI

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam
komplikasi seperti:

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejal meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada
EKG)

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan villi
mukosa usus halus

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita jga mengalami kelaparan.

(Ns. Andra Saferi Wijaya, S. Kep & Ns. Yessie Mariza Putri, S.Kep. 2013)
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas

Nama: Tn.K

Umur: 23 Tahun

Pendidikan: -

Suku bangsa: Jawa

Penanggung Jawab :Ny. H

Agama: Islam

Status Perkawinan: Menikah

Alamat: Jln. Khatib Sulaiman 3B

No RM: 351041

Ruang rawat: AL-Mutazam

Diagnostik medis: Diare

Yang mengirim/merujuk: Puskesmas

TB/BB: 130/32

Golongan darah: A

Sumber informasi: Istri


2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

ibu klien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit kurang suaminya lebih 2 hari mengalami
mencret, dalam satu hari lebih dari 6 kali dalam konsistensi cair dan muntah selama 2 hari
kurang lebih 5 kali Pasien datang kerumah sakit dengan rujukan puskesmas di ulak karang
dengan gangguan diare dan disarankan untuk dilakukan pemberian cairan serta rawat inap. Saat
di IGD pasien diberikan cairan infus KAEN 32tpm, pasien muntah 1 kali saat diberikan
minuman.

b. Riwayat kesehatan

1. Keluhan utama

klien mengatakan diare 3 kali dalam sehari dengan konsistensi cair

2. Riwayat kesehatan sekarang

klien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit kurang lebih 2 hari mengalami diare, dalam
satu hari bisa lebih dari 3 hari dalam konsistensi cair dan muntah selama 2 hari. Pasien datang ke
IGD diberikan cairan infus KEAN 32 tpm.

3. Riwayat kesehatan dahulu

Ibu mengatakan anaknya sebelumnya belum pernah mengalami diare dan baru kali ini dirawat di
rumah sakit karena penyakit diare.

4. Riwayat kesehatan keluarga

saat dilakukan pengkajian dengan anggota keluarga didapatkan hasil bahwa istrinya pernah
mengalami diare kurang lebih satu minggu yang lalu tapi tidak sampai dirawat.

C. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum: Klien terlihat lemas

2. Tingkat kesadaran: Compos Mentis

3. Tanda-tanda vital:

a. Suhu: 37C

b. RR : 18x/menit
Nadi: 99x/menit

Tekanan darah: 110/80mmHg

4. Kepala

kepala: Bentuk simetris, tidak ada benjolan, ubun-ubun normal

Rambut: Hitam, bersih,tidak berbau

mata: tidak cekung, konjungtiva anemis, tidak ada secret dan air mata tidak kering

Hidung: Tidak ada secret,simetris, tidak cuping hidung

Telinga: Simetris, kemampuan mendengar normal, tidak ada nyeri, tidak ada sekret

Mulut: Selaput mukosa lembab, simetris

Leher: Simetris, tidak ada pembesaran kelanjar tiroid,tidak ada nyeri tekan

5. Dada dan thoraks: Pergerakan dada simetris, tidak menggunakan otot bantu nafas,tidak ada
nyeri tekan,tidak ada edema,tidak ada pembengkakan

6. Abdomen

a. Inspeksi: kembung, tidak ada luka, simetris

b. Palpasi: Terdapat nyeri tekan

c. Perkusi: Hipertimpani

d. Auskultasi: Bising usus >30x/menit

7. Genitalia: Tidak menggunakan kateter, bersih

8. Ekstremitas: kuku bersih,turgor kulit, normal,akral teraba dingin, terpadang infus KEAN di
lengan kanan dengan 32tpm
D. Pola aktivitas

1. Makan

klien mengatakan sebelum diare makan dalam sehari 3 kali selalu habis dan terkadang lebih.
Dan ketika klien sakit,dia tidak nafsu makan bahkan tidak mau makan

2. Pola eliminasi

klien mengatakan selama sakit mengalami diare 5 kali sehari konsistensi cair. Muntah kurang
lebih 3 kali

3. Pola aktivitas dan lainnya

klien mengatakan semenjak klien diare,dia lebih sering dirumah dan sering bolak balik ke kamar
mandi, yang biasanya dia ceria kini menjadi pendiam dan lemas

4. Pola istirahat dan tidur

klien mengatakan selama sakit diare,klien jarang ada tidur siang.Yang biasanya klien tidur jam
12.00 sampai 14.00 selepas dia pulang kerja mengeluh perutnya sakit.

E. Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium

Pemeriksaa
n Hasil Satuan Normal
Hemoglobin 9,2 gr/dl 10,5-12,5
Hematokrit 30% 35.0-43.0
Leukosit 13,3 10^3/ul 6.00-17.50
Trombosit 457 10^3/ul 229-553
Erytosin 4.9 10^6/ul 3.60-5.20
MCV 62fL 74.00-106.00
MCH 19 pg 21.00-33.00
MCHC 31g/dl 28.00-32.00

2. Diet: Rendah serat dan nasi lunak

3. Therapy

Infus KEAN 3B 32 tpm


Ceftriaxson 2x180 mg

Antasid 2x1/3 cth

Sanmol 3x1/3 cth

Puyer zink

B.
Analisa
Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS:
- klien mengatakan anaknya diare lebih dari
2 hari dan konsistensi cair
Malabsorpsi Diare

DO:
- Bising usus 15x/menit
- Mata klien terlihat cekung
2 DS:
-klien mengatakan pasien muntah
dan tidak nafsu makan Intoleransi Disfungsi Motilitas
Makanan Gastrointestinal
DO:
- terlihat bibir klien kering

C. Diagnosa Keperawatan

1. Diare berhubungan dengan malabsorpsi (Kode Diagnostik: 00013)

2. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal berhubungan dengan intoleransi makanan (Kode


diagnostik 00013)
INTERVENSI
HARI KE -3
NO DX KEP NOC NIC
Diare berhubungan
1 dengan malabsorpsi Eliminasi Usus (0501) -430
Definisi: Pembentukan
dan pengeluaran feses Manajemen saluran cerna
Definisi: Pembentukan
dan pemeliharaan yang
Kriteria hasil: teratur
- 050101 pola eliminasi dalam hal eliminasi
Normal (5) saluran cerna
- 050105 feses lembut dan
berbentuk normal skala
(5) Aktivitas-aktivitas
- 050129 suara bising usus 1. Catat tanggal buang air
normal skala (5) besar terakhir
2. Monitor buang air besar
- 050110 konstipasi termasuk frekuensi,
normal skala (5) konsistensi,
bentuk, volume, dan
- 050111 Diare tidak ada warna, dengan cara yang
skala (5) tepat
3. Monitor bising usus
4. Lapor berkurangnya
bising usus
5. Monitor ada tanda dan
gejala diare, konstipasi,
dan impaksi
6. Catat masalah BAB
yang sudah ada
sebelumnya, BAB rutin,
dan penggunaan laksatif.
7. Instruksikan pasien
mengenai makanan tinggi
serat, dengan
cara yang tepat.
Disfungsi Motilitas
Gastrointestinal Fungsi gastrointestinal
2. berhubungan (1015) 460
dengan intoleransi Definisi: Kemampuan Manajemen diare
saluran cerna untuk
makanan memasukkan dan
mencerna makanan,
menyerap nutrisi, dan Manajeman dan
membuang zat sisa penyembuhan diare
Kriteria hasil: Aktivitas-aktivitas
- Toleransi (terhadap)
makanan normal skala (5) 1. Tentukan riwayat diare
2. ambil tinja untuk
- nafsu makan meningkat pemeriksaan kultur dan
skala (5) sensitifitas bila diare
- Frekuensi BAB normal
skala (5) berlanjut
3. Ajari pasien cara
- warna feses normal skala penggunaan obat antidiare
(5) secara tepat
3. Evaluasi kandungan
- konsistensi feses normal nutrisi dari makanan yang
skala (5) sudah di
- bising usus normal skala
(5) konsumsi sebelumnya.
4. Berikan makanan dalam
porsi kecil dan lebih
- Mual tidak ada skala (5) sering serta
- Muntah tidak ada skala tingkatkan porsi secara
(5) bertahap
5. Anjurkan pasien
menghindari makana
- Diare tidak ada skala (5) pedas dan yang
- Konstipasi tidak ada menimbulkan gas dalam
skala (5) perut
- penurunan berat badan 6. Indetifikasi faktor yang
tidak ada skala (5) bisa menyebabkan diare
7. Amati turgor pada kulit
IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI

HARI KE 4 SAMPAI 6

TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI

05-02-
2021 10.00 WIB 1. Memberikan cairan oralit S:

- Ibu klien mengatakan


2. Memberitahu ibu untuk tetap diare pada anaknya sudah
DX 1 memberikan makanan dalam padat

jumlah kecil namun sering

3. Memberikan cairan IV O

4. Memantau tanda dan gejala -Mata klien masih terlihat


hipovolemik segar

5. Memantau warna, volume,


frekuensi dan konsistensi tinja

6. Memantau pengeluaran urine A:

7. monitor keamanan penyiapan


makanan Masalah diare teratasi

8. memantau penyebab diare

9. kolaborasi pemberian obat


pengeras feses P:

10. anjurkan menghindari


makanan pedas dan gas Intervensi dihentikan

11. memantau iritasi dan


ulserasi kulit di daerah parenal

12. melakukan pemasangan


jalur intravena
13. melakukan pengambilan
sampel darah lengkap dan
elektrolit

14. melakukan sampel feses


untuk kultur,jika perlu

15. kolaborasi pemberian obat


antimotilitas

16. kolaborasi pemberian obat


antispasmodic

17.memantau riwayat pemberian


makanan

18. memantau gejala invaginasi

1. Memberitahu ibu untuk


memberikan makan yang tinggi
DX 2 14.00 serat S:

- Ibu klien mengatakan anak


nya sudah tidak muntah jika
kalori, dan tinggi protein. makan

dan nafsu makan sudah


2. Memantau status nutrisi membaik

3. Memantau asupan makanan

4. Memantau berat badan O

5. Memberitahu ibu untuk


menginformasikan kepada -Mukosa bibir klien terlihat
anaknya lembab

jika hendak makan untuk duduk.

6. Melakukan kolaborasi kepada


ahli gizi untuk menentukan
jumlah A:
dan jenis nutrisi yang Masalah disfungsi motilitas
dibutuhkan, jika perlu gastrointestinal teratasi

7. memantau alergi dan


intoleransi makanan

8. memantau makanan yang


disukai P:

9. memantau hasil pemeriksaan


laboratorium Intervensi dihentikan

10. melalukan oral hygiene


sebelum makan, jika perlu

11. kolaborasi pemberian


medikasi sebelum makan

12. melakukan pemberian


suplay makanan

13. membantu dalam


memfasilitasi pedoman diet

14. memantau makanan secara


menarik dan suhu yang sesuai

15. memantau jika memerlukan


selang nasogastrik

17. memantau pemberian


makanan melalui selang
nasogastrik jika

asupan oral ditoleransi

Anda mungkin juga menyukai