Anda di halaman 1dari 8

B.

Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan membahas yang berisi

perbandingan tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yang akan diamati dan

membandingkannya untuk menjawab tujuan khusus, sehingga dapat

mengetahui sejauh mana kesamaan teori dan kenyataan dan apa faktor

pendukung dan penghambat dalam memberikan asuhan keperawatan

kepada kedua klien dengan Rematik di wilayah kerja Puskesmas Teluk

Dalam Banjarmasin.

Penulis melakukan semua yang mencakup dalam tahapan proses

keperawatan yang meliputi bina hubungan saling percaya, pengkajian,

menentukan diagnosa keperawatan, mengevaluasi hasil asuhan

keperawatan, membuat rencana keperawatan, melaksanakan implementasi

keperawatan, mengevaluasi hasil asuhan keperawatan serta

mendokumentasikan keperawatan secara komprehensif yang meliputi bio,

psiko, sosio dan spiritual.

Adapun isi pembahasan sesuai dengan tujuan khusus asuhan

keperawatan pada pasien Ny. N (pasien 1) dan Tn. M (pasien 2) yang

beralamat di wilayah kerja Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin dengan

Rematik sebagai berikut:

1. Pengkajian

Setelah dilakukan pengkajian didapatkan tanda dan gejala sesuai

dengan teori (Andarmoyo. S, 2012) pusing bila beraktivitas. Tahap

pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, oleh karena itu

pengkajian yang benar, akurat, lengkap, dan sesuai dengan kenyataan

sangat penting dalam merumuskan diagnosa keperawatan dan dalam


memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan respon individu,

sebagaimana yang telah ditentukan dalam standar praktik keperawatan

dari American Association (Nursalam, 2011).

Selama melakukan asuhan keperawatan keluarga pada Ny. N

(pasien 1) dan Tn. M (pasien 2) di wilayah kerja Puskesmas Teluk

Dalam Banjarmasin tidak ada hambatan karena dukungan sikap dari

keluarga dan pasien yang koorperatif dalam memberikan segala

keterangan yang dibutuhkan oleh perawat, pada saat dilakukan

pengkajian didapatkan tekanan darah pada Ny. N (pasien 1) adalah

TD: 150/90 mmHg, Nadi: 80 x/menit, Suhu: 35,0 oC, Resp : 20 x/menit,

Skala nyeri 5 (0-10) sedang. dan Tn. M (pasien 2) adalah TD: 130/80

mmHg, Nadi: 82 x/menit, Suhu: 36,10C, Resp: 20 x/menit. Dan pasien 2

(Tn. M) TD: 130/80mmHg, Nadi: 82x/menit, Suhu: 36,1oC, Resp:

20x/menit , Skala nyeri 5 (0-10) sedang.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik terhadap respon

individu, keluarga, dan komunitas mengenai masalah kesehatan atau

proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan

sebagai dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan guna mencapai

hasil yang sebagai tanggung jawab perawat. (Andarmoyo. S, 2012)

Berdasarkan landasan teori yang ada, diagnosa keperawatan

keluarga yang muncul pada pasien 1 dan 2 dengan Rematik yaitu:

1) Nyeri Kronis berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit.

2) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan

keluarga mengenali masalah kesehatan

3. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan meliputi pengembangan strategi untuk

mencegah, mengurangi, dan mengoreksi masalah-masalah yang telah

diidentifikasi pada diagnosa keperawatan keluarga tahap ini dimulai

setelah menentukan diagnosa dan menyimpulkan rencana dokumentasi.

Menurut Effendy (2012), rencana keperawatan keluarga adalah

sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan,

dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah

didefinisikan.

Adapun intervensi keperawatan keluarga dari diagnosa yang

ditemukan pada pasien 1 dan 2 dengan Rematik sebagai berikut:

a. Nyeri Kronis berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit

Intervensi yang dilakukan:

1) Ajarkan pasien dan keluarga melakukan tehnik relaksasi (nafas

dalam)

2) Ajarkan pasien dan keluarga melakukan kompres hangat untuk

meredakan nyeri.

3) Berikan penjelasan kepada keluarga untuk mengenal masalah

penyebab, dan cara mencegah teradinya nyeri.

b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan

keluarga mengenali masalah Kesehatan.

Intervensi yang dilakukan:

1) Kaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit

Rematik, penyebab, tanda dan gejala, upaya untuk mencegah

terjadinya komplikasi, sumber makanan yang tinggi purin yang

dapat menyebabkan rematik


2) Berikan penyuluhan keluarga cara mengidentifikasi Nyeri

3) Berikan penjelasan pasien dan keluarga untuk melakukan

latihan fisik seperti berjalan-jalan ringan agar tidak terjadi

kekakuan pada sendi

4) Anjurkan berobat ke Puskesmas apabila Nyeri tidak berkurang

4. Implementasi keperawatan

Pelaksanaan keperawatan pada pasien Rematik di wilayah kerja

Puskesmas Teluk Dalam Banjarmasin dilakukan pada tanggal 7 April

2021 di sesuaikan dengan intervensi keperawatan yang telah disusun

dan dilaksanakan sesuai keadaan pasien, hal ini karena adanya

dukungan dan peran aktif keluarga dalam setiap tindakan keperawatan

keluarga.

Hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan keperawatan keluarga

dengan Rematik menurut Effendy (2012) adalah sumber daya dan dana

keluarga, tingkat pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon

dan penerimaan keluarga serta sarana dan prasarana yang ada di

keluarga.

Implementasi asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan


sesuai dengan masalah pemenuhan kebutuhan informasi dan
pengobatan nonfarmakologis penyakit Rematik pada pasien 1 dan 2
yaitu:
a. Nyeri Kronis berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit

Intervensi yang dilakukan:

1) Mengajarkan pasien dan keluarga melakukan tehnik relaksasi

(nafas dalam)
2) Mengajarkan pasien dan keluarga melakukan kompres hangat

untuk meredakan nyeri.

3) Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk mengenal

masalah penyebab, dan cara mencegah teradinya nyeri.

b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan

keluarga mengenali masalah Kesehatan.

Intervensi yang dilakukan:

1) Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit

Rematik, penyebab, tanda dan gejala, upaya untuk mencegah

terjadinya komplikasi, sumber makanan/ minuman yang dapat

meningkatkan kadar asam urat yang menyebabkan rematik

2) Memberikan penyuluhan keluarga cara mengidentifikasi Nyeri

3) Memberikan penjelasan pasien dan keluarga untuk melakukan

latihan fisik seperti berjalan-jalan ringan agar tidak terjadi

kekakuan pada sendi

4) Menganjurkan berobat ke Puskesmas apabila Nyeri tidak

berkurang

5. Evaluasi keperawatan

Setelah diberikan tehnik relaksasi nafas dalam dan kompres air

hangat pada pasien 1 dan 2 didapatkan hasil bahwa ada penurunan

intensitas skala nyeri, yang mana saat dilakukan pemeriksaan fisik pada

pasien 1 dan 2 dengan skala nyeri hari pertama adalah 5 (0-10)

sedang. Ada perubahan penurunan intensitas skala nyeri menjadi 1 (0-

10) ringan.

Berdasarkan hasil evaluasi maka studi kasus ini sejalan dengan

hasil penelitian Dimas Alfana Bouries Doliarn’do, dkk (2018). Pemberian


kompres hangat dan relaksasi nafas dalam sama-sama efektif untuk

menurunkan nyeri karena kompres hangat dan relaksasi nafas dalam

memberikan efek rasa nyaman dan memperlancar peredaran darah

sehingga mengurangi nyeri yang dialami pasien reumatoid artritis.

Tetapi sebenarnya kompres hangat lebih efektif untuk menurunkan

nyeri, hal ini dibuktikan dengan perbedaan perubahan nyeri antara

kompres hangat dengan relaksasi nafas dalam. Pada kompres hangat

terjadi perubahan nyeri dari sedang ke nyeri ringan sedangkan pada

teknik relaksasi nafas dalam tidak terjadi perubahan kategori nyeri yaitu

nyeri sedang. Pemberian kompres hangat akan memperlebar pembuluh

darah yang akan menyebabkan peredaran darah lancar sehingga

aktivitas sel-sel yang ada di pembuluh darah akan meningkat sehingga

bisa mengurangi nyeri. Hal tersebut dibuktikan bahwa semua responden

mengatakan nyeri berkurang setelah diberikan kompres hangat. Ketika

melakukan kompres hangat peneliti mendapati responden mengatakan

bahwa mendapatkan rasa nyaman setelah diberikan kompres hangat,

hal ini terjadi karena aliran dalam darah meningkat dan membuat tubuh

merasa nyaman. Pemberian relaksasi nafas dalam yang benar akan

memberikan efek relaksasi sehingga mengurangi rasa nyeri. Nyeri dapat

berkurang disebabkan karena ketepatan dalam teknik relaksasi nafas.

a) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan Ketidakmampuan

keluarga mengenali masalah Kesehatan.

Intervensi yang dilakukan:

1) Kaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit

Rematik, penyebab, tanda dan gejala, upaya untuk mencegah


terjadinya komplikasi, sumber makanan tinggi purin dan pola

maan yang tidak sehat dapat menyebabkan rematik

2) Berikan penyuluhan keluarga cara mengidentifikasi Nyeri

3) Berikan penjelasan pasien dan keluarga untuk melakukan

latihan fisik seperti berjalan-jalan ringan agar tidak terjadi

kekakuan pada sendi

4) Anjurkan berobat ke Puskesmas apabila Nyeri tidak berkurang

Berdasarkan implementasi keperawatan didapatkan hasil

evaluasi yang berkaitan tentang tingkat pengetahuan pasien

mengenali masalah tentang penyakit Rematik, penyebab, tanda

dan gejala, upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi,

sumber makanan tinggi purin dan pola makan yang tidak sehat

dapat menyebabkan rematik sejalan dengan jurnal penelitian

oleh Juli andri, dkk (2017). Hal ini sesuai dengan teori

Notoadmojo (2014) yaitu pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Pengetahuan yang baik tentang Rheumathoid

Arthritis besar pengaruhnya yang dilakukan oleh lansia, jadi

walaupun pengetahuan lansia masih banyak yang kurang tetapi

masih dapat ditingkatkan dengan banyaknya informasi atau

penyuluhan yang diberikan tentang penanganan penyakit

rematik (Rheumathoid Arthritis).

C. Keterbatasan penelitian

Pada penelitian karya tulis ilmiah dengan klien Rematik dengan

ketidakmampuan keluarga mengenali masalah kesehatan, memiliki

keterbatasan diantaranya:
1. Subjek penelitian yaitu pada pasien 1 Ny. N

Mengalami masalah penyakit Rematik dimana pasien 1 saat

melakukan beberapa kunjungan pasien sedang pergi berkunjung

kerumah anaknya.

2. Subjek penelitian yaitu pada pasien 2 Tn. M

Mengalami masalah penyakit Rematik dimana pasien 2 saat

melakukan kunjungan pasien tidak ada sedang ada kegiatan diluar.

Anda mungkin juga menyukai