Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
keberkahanNya, lah akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Kami sepenuhnya menyadari, Karena apa yang kami sajikan pada
makalah ini keberadaannya masih s3ederhana dan jauhb dari kesempurnaan karena sumber
bacaan, pengetahuan yang kami miliki sangatlah terbatas.

Disamping itu juga, kami sangat berharap agar Ibu selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Agama Kristen sudi kiranya memberikan kritik, serta saran yang membangun demi perbaikan
mutu dan bobot karya tulis ini yang lebih baik.

Demikianlah sepatah kata pengantar yang bisa kami sampaikan dan bila ada hal-hal yang
kurang berkenan, kami meminta maaf yang sebesar-besarnya, atas perhatian Ibu kami
mengucapkan terima kasih.
PENDAHULUAN

Perdebatan Gereja Katolik dengan ateisme atau dengan agnostisisme, ditambah dengan
diperhitungkannya pluralisme etika, mendorong para teolog moralis untuk mempertanyakan
kekhasan moral kristiani. Apakah kristianisme mengusulkan suatu moral orisinal yang terumus
dalam hukum-hukum atau norma-norma yang berbeda dengan yang lain? Ataukah kristianisme
hanya mengamini secara kristiani moralitas setiap orang yang berkehendak baik asalkan sesuai
dengan tuntutan akal budi yang sehat, meskipun mandiri terhadap Wahyu?

Kalau dengan alasan bahwa Injil memiliki nilai khas sehingga memberi bobot kepada
moralitas para pengikut Yesus Kristus, atau karena acuannya kepada yang transenden, penulis
akan mengatakan bahwa pembenaran itu bersifat ideologis. Dimensi epistemologisnya lebih akan
nampak bila fokus diletakkan pada hakikat moral kristiani, obyeknya, rigoritas konsep-konsep
yang dipakai, metode dan prosedur elaborasinya, pra-andaiannya, sumbernya, batas-batasnya.
Dengan demikian terungkap pertaruhan epistemologis dari praktek ilmiah teologi moral. Maka
memeriksa rigoritas penggunaan konsepkonsepnya hanyalah merupakan awal elaborasi teologi
moral. Konsep moral, etika, dan etika sosial perlu mendapat klarifikasi yang memadai. Pengaruh
perkembangan ilmu sosial pada abad ke XIX perlu diperhitungkan. Akhirnya, metode dan
prosedur elaborasinya akan membantu menghindarkan teologi moral dari melulu menjadi
wacana ideologis karena kesahihan prosedur refleksinya menolak langkah yang hanya
mengandalkan pada upaya mencari pembenaran ideologis atau argumen otoritas.

PEMBAHASAN

Kekhasan iman kristiani dapat kita lihat di dalam beberapa doktrin kekristenan dan
Ajaran Yesus yaitu tentang keselamatan, doa bapa kami, perumpamaan, cinta ksoh dan misi
penginjilan.

1. Tentang Keselamatan
Di dalam pengertian iman Kekristenan kita tidak lepas Ibrani 11: 1 yakni Iman
adalah dasar dari segala sagala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang kita tidak lihat. Ini Diperkuat bahwa sebagai seorang kristen
iman adalah mempercayai, mengharapkan dan meyakini akan adanya Allah yang
berkuasa atas langit dan bumi.
Di samping itu, Kekhasan pengertian iman memunculkan tentang keselamatan,
bahwa Yesus sebagai satu-satunya jalan keselamatan bagi orang yang percaya
kepadanya dan Yesus adalah anak Allah yang turun ke bumi yang dan menghapus
dosa manusia di kayu salib, Kekhasan iman kristen yang pertama adalah Yesus
sebagai mesias yang demi keselamatan umat manusia ia mati di kayu salib.
Keselamatan dari Yesus secara jelas tertulis di dalam Yohanes 14:6, yang berbunyi:  
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

2. Doa Bapa Kami


Di dalam kekhasan iman memunculkan tentang bagaimana cara untuk berdoa
seperti yang diucapkan seseorang kepada Yesus untuk mengajarkan berdoa kepada
Allah Bapa. Doa bapa kami menjadi kekhasan dan keunikan iman kristen mula-mula
yang mendoakan di hampir seluruh aspek kehidupan kita. Bunyi doa bapa kami di
dalam kristen (Karena saya Protestan) yakni berbunyi:  
Bapa kami yang ada di surga, dikuduskanlah nama-Mu.  
Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu   di atas bumi seperti di dalam surga.
Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya,
dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada
kami.  
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan,  tetapi lepaskanlah kami dari
yang jahat.
Doa tersebut disimpulkan akan adanya pemujaan kepada Keagungan Allah,
permohonan kepada Tuhan, Penyerahan diri akan Kehendak Bapa di Sorga untuk
memberikan yang terbaik kepada umatNya, pemeliharaan dan permohonan ampun
atas dosa yang dilakukan, serta permohonan untuk terbebas dari kuasa si jahat. Doa
bapa kami menjadi doa yang khas dan menjadi identitias tersendiri di dalam iman
kekristenan. Di samping kekristenan menggunakan doa dengan curahan hati kita
sendiri seperti doa pribadi dan doa syafaat.  

3. Perumpamaan
Yesus mengajarkan cinta kasih yang begitu mendalam kepada orang di sekitarnya
pada masa itu, darinya turun perumpamaan-perumpamaan yang menjadi daya tarik
orang lain untuk mengikutnya seperti perumpamaan tentang anak yang hilang,
Perumpamaan tentang garam dan terang dunia, perumpamaan tentang seorang
penabur, perumpamaan tentang domba yang hilang, nasihat supaya berjaga-jaga dan
lain sebagainya. Perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus Kristus membuat kekhasan
sebagai seorang Kristen untuk mengerti akan keimanan kristen secara sederhana.
4. Cinta kasih
Cinta Kasih Yesus dimuat di dalam berbagai hal yang telah ia lakukan seperti
contohnya Mengobati di hari sabat, Tentang Perempuan Samaria, pengampunan
kepada seorang Tuna Susila, penghusiran setan di kawanan babi-babi orang Gerasa,
dan yang paling penting adalah ajaran cinta kasih Allah sangat berbeda karena
menyangkut tentang kasih tak bersyarat (Unconditional Love) Tuhan kepada
Umatnya dan ciptaanNya seperti yang tertulis di dalam Yohanes 3: 16 yang berbunyi:
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.
Cinta yang tak bersyarat atau agape menjadi kekhasan kekrsitenan, yang dimana
kata lain dari Cinta yang tak bersyarat adalah Kasih.  
5. Misi penginjilan
Sebelum yesus naik ke sorga, ia berpesan kepada para muridnya untuk
menyebarkan ajarannya untuk memberitakan kabar baik kepada setiap orang. Dari
Misi penginjilan n memunculkan banyak sekali misi penginjilan, khusunya pada
Eropa yakni Gospel (Spanyol dan Portugis) di Maluku, Amerika Selatan dan tengah,
Bunda Teresa di Kalkuta, dan lain sebagainya. Namun misi peninjilan saat ini
hendaklah menunjukan identitas kristen kita yang penuh kasih sebagai bagian dari
garam dunia, yang secara tidak langsung menunjukan identitas kita sebagai seorang
kristen. Misi penginjilan menjadi daya khas tersendiri di dalam iman kristen seperti
yang termuat di dalam Matius 28:19-20.

Anda mungkin juga menyukai