Kelompok VII
Anisa Yuliani 1707111278
Dandi Novandri 1707111368
M. Kurnia Sandy 1707113892
Widya Wulandari 1707111281
Percobaan 5
Ekstraksi Sokletasi
“Isolasi Minyak Biji Saga”
Asisten:
Hadrian Yonas
Dosen Pengampu:
Drs. Irdoni, HS. MS
Kelompok VII:
TcCatatan Tambahan:
Dosen Pengampu
Pekanbaru, Mei 2018
Kelompok VII
Dandi Novandri1, M. Kurnia Sandy2, Anisa Yuliani3, Widya Wulandari4
Laboratorium Teknologi Bahan Alam dan Mineral
Program Studi Sarjana Teknik Kimia
dandi_novandri@yahoo.co.id, kurniasandy6999@gmail.com
ABSTRAK
Biji saga dahulu dipakai sebagai penimbang emas karena beratnya yang selalu
konstan. Biji saga mengandung protein yang lebih besar daripada kacang kedelai.
Biji saga juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan minyak biji saga dengan
cara ekstraksi sokletasi. Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari dan
mengamati proses isolasi suatu komponen dari suatu bahan alam dengan metode
sokletasi dan menghitung rendemen. Pada percobaan ini 77,34 gram biji saga
yang telah dihaluskan dan dioven dibungkus pada kertas saring dan dimasukkan
ke dalam sifon. Labu didih dasar bulat dirangkaikan dengan tabung soklet lalu
dipasang pada mantel pemanas. N-heksana 236 ml dimasukkan ke dalam tabung
soklet dan dirangkai dengan kondensor. Dilakukan proses refluks selama ± 6 jam.
Diperoleh massa minyak biji saga sebanyak 7,66 gram dan rendemennya 10,30%.
Dari percobaan yang telah dilakukan dan data yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa metode ekstraksi sokletasi merupakan metode isolasi bahan yang cukup
baik, terutama untuk bahan yang bersifat padat dan mengandung minyak.
ABSTRACT
Saga seeds was used as a gold weigher because of its constant weight. Saga seeds
contain a larger protein than soybeans. Saga seeds can also be utilized to produce
saga seed oil by means of socletation extraction. The purpose of this experiment is
to learn and observe the proccess of isolation of a component of a natural
material with soxhletation method and calculate the yield. In this experiment
77.34 grams of saga seeds that have been mashed and bake wrapped in a filter
paper and inserted into chiffon. The boiling flask are coupled with a socletation
tube then mounted on a heating mantle. 236 ml n-hexane is inserted into the
socletation tube and assembled with a condenser. Conducted reflux process for ±
6 hours. Obtained the mass of saga seed oil is 7.66 grams and the yield is 10.30%.
From the experiment have been conducted and the data obtained can be
concluded that socletation extraction method is a method of isolation materials
are quite good, especially for materials that are dense and greasy.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i
ABSTRAK .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum .................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Biji Saga ................................................................................................. 3
2.2 Heksana ................................................................................................... 5
2.3 Prinsip Ekstraksi ...................................................................................... 6
2.3.1 Prinsip Sokletasi ............................................................................. 7
2.3.2 Prinsip Maserasi ............................................................................. 7
2.3.3 Prinsip Perkolasi ............................................................................. 8
2.3.4 Prinsip Refluks .............................................................................. 8
2.3.5 Prinsip Destilasi Uap Air ............................................................... 8
2.3.6 Prinsip Rotavapor ........................................................................... 9
2.3.7 Prinsip Ekstraksi Cair-Cair ............................................................ 9
2.3.8 Prinsip Kromatografi Lapis Tipis .................................................. 9
2.4 Sokletasi .................................................................................................. 9
2.5 Minyak Biji Saga ................................................................................... 11
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat-Alat Yang Digunakan.................................................................... 14
3.2 Bahan-Bahan Yang Digunakan ............................................................. 14
3.3 Prosedur Percobaan ............................................................................... 14
3.4 Rangkaian Alat ...................................................................................... 16
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ...................................................................................................... 17
4.1.1 Data Perhitungan ......................................................................... 17
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Heksana
Heksana (C6H14) atau CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 merupakan pelarut non
polar yang tidak berwarna dan mudah menguap dengan titik didih 69 oC, pada T
dan P normal berbentuk cair. Senyawa ini merupakan fraksi petroleum eter yang
ditemukan oleh Castille da Henri. Secara umum Heksana merupakan senyawa
dengan 6 rantai karbon lurus yang didapatkan dari gas alam dan minyak mentah.
Heksana biasanya digunakan dalam pembuatan makanan termasuk ekstraksi dari
minyak nabati (Fessenden, 1991).
larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan
dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan
dan filtratnya dipekatkan (Swern, 1964).
2.4 Sokletasi
Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis
ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara berulang- ulang dan
menjaga jumlah pelarut relatif konstan, dengan menggunakan alat soklet. Minyak
nabati merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun
tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut baik dalam pelarut organik, seperti
benzen dan heksana. Untuk mendapatkan minyak nabati dari bagian tumbuhan
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,
misalnya heksana:diklorometan = 1:1 atau pelarut yang diasamkan atau
dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam
pelarut cair di dalam wadah. (Fessenden, 1991).
Sifat fisika dan sifat kimia minyak biji saga dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Sifat fisika dan sifat kimia minyak biji saga
Sifat Nilai
Bobot jenis (15,50C) 0,9168
Indeks bias (600C) 1,4570
Bilangan penyabunan 181,1
Bilangan Iod 87,9
Bilangan Asetil 3,4
Bilangan Reichert-Meisel 1,22
Bilangan Polenske 24
Bahan tak tersabunkan 1,4 persen
Bilangan asam 0,6
Titer 58,40C
(Sumber: Departemen Pertanian Amerika Serikat, 2012)
Dari beberapa sifat fisika dan sifat kimia minyak, dapatlah diketahui
tindakan yang dapat dilakukan pada penggunaan minyak tersebut dan
menghindarkan adanya pemalsuan minyak. Indeks bias minyak dapat menentukan
jenis asam lemak dan panjang rantai karbonnya serta dapat digunakan untuk
pengujian kemurnian minyak. Semakin panjang rantai karbon dan semakin
banyak ikatan rangkap dalam asam lemaknya, maka indeks biasnya semakin
bertambah besar. Dalam perdagangan minyak lebih banyak dinilai secara subjektif
berdasarkan sifat-sifat alaminya seperti rasa, bau dan warnanya (USDA, 2012).
Minyak yang banyak mengandung asam lemak tidak jenuh mempunyai titik
cair yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak yang mengandung banyak
asam lemak jenuh. Derajat ketidak jenuhan menentukan pula bilangan iod.
Semakin besar derajat ketidak jenuhan yang berarti banyak ikatan rangkap maka
bilangan iodnya akan tinggi. Berdasarkan tingkat ketidak jenuhannya yang
dinyatakan dengan bilangan iod maka minyak biji saga dapat dimasukkan ke
dalam golongan non drying oil, karena bilangan iod yang dimilikinya kurang dari
90, yakni 87,9 (Pier, 2011).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
11
KETERANGAN
1. Statif
10 2. Klem
1 2 3. Kondensor
4. Sifon
5. Selongsong (Sempel)
6. Tabung pipa F
4
7. Labu didih
5 8. Termometer
8
6 9. Penangas air
10. Tempat Air Masuk
9 11. Tempat Air Keluar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Data Perhitungan
a. Berat kertas saring = 2,56 gram
b. Berat kertas saring + sampel sebelum ekstraksi = 79,9 gram
c. Berat kertas saring + sampel sesudah ekstraksi = 75,23 gram
d. Volume n-heksana sebelum ekstraksi =236 ml
e. Volume n-heksana sesudah ekstraksi = 180 ml
f. Berat batu didih + labu didih = 207,54 gram
g. Berat batu didih + labu didih + minyak setelah di oven = 215, 20 gram
h. Berat biji saga sebelum ekstraksi = 77,34 gram
i. Berat biji saga setelah ekstraksi = 72,67 gram
j. Berat Minyak yang dihasilkan = 7,66 gram
k. Persentase rendemen = 10,3 %
l. Kadar Air = 3,84 %
m. Persentase Biji saga yang terurai menjadi minyak = 6,04%
4.2 Pembahasan
Praktikum dimulai dengan membuat selongsong dari kertas saring.
Selongsong ini digunakan sebagai media untuk sampel yang ingin diekstrak
minyaknya, dalam praktikum ini biji saga. Biji saga harus dihancurkan terlebih
dahulu untuk memperbesar luas permukaan dan mempermudah pelepasan
(penarikan) minyak dari biji saga. Selongsong tersebut dimasukkan kedalam
tabung soklet yang sudah di rangkai dengan labu didih yang telah diberi batu
didih.
Benang pengikat selongsong di lebihkan dan di julurkan keluar tabung
soklet, lalu di tambahkan pelarut yang dapat melarutkan minyak dengan
karakteristik memiliki titik didih lebih rendah dari minyak. Pelarut yang
digunakan pada metode sokletasi adalah Heksana. Setelah itu, disusun alat
kondensor atau pendingin.
Selama pemanasan, pelarut heksana yang ada pada labu didih menguap
melalui pipa pada tabung soklet, lalu pelarut (uap) menuju ke kondensor . Di
kondensor, uap berubah fase, dari fase uap menjadi cair. Hal ini terjadi
dikarenakan adanya perbedaan kalor. Pada kondensor aliran air tetap dijaga
konstan, agar uap pelarut tidak keluar dan komponen yang terekstrak tidak
terlepas keluar akibat pemanasan. Uap yang telah berubah menjadi cair di
kondensor kembali lagi masuk kedalam tabung soklet , sehingga membasahi
selongsong, hingga sampel terendam. Ketika sampel terendam oleh pelarut
(heksana), heksana akan bereaksi dengan biji saga sehingga menarik atau
memisah kan minyak dari biji saga dan terbawa oleh pelarut. Sampai larutan
mencapai batasan maksimal pada tabung soklet, larutan tersebut akan penuh dan
kembali lagi ke dalam labu didih . Peristiwa itu dihitung 1 siklus, dan pemanasan
dilakukan berulang-ulang (refluks). Waktu setiap refluks pun berbeda-beda.
Refluks yang didapatkan selama proses sokletasi sebanyak 30 kali refluks.
Proses sokletasi dihentikan jika minyak dari sampel sudah terekstrak habis.
Kemudian dilakukan pemanasan yang ke dua (tanpa selongsong) atau destilasi
dengan tujuan mengambil semaksimal mungkin bagian pelarut pada minyak yang
diperoleh (tetap dalam unit soklet). Destilasi berakhir ketika tidak ada tetesan
heksana yang turun dari kondensor.
Selanjutnya minyak hasil destilasi dioven. Pengovenan dilakukan hingga
mendapat berat konstan. Dilakukan selama 15 menit, berat minyak yang didapat
sebesar 7,66 gram dengan melakukan pengovenan sebanyak 4 kali. Volume
heksana yang kembali yaitu 180 ml, dengan persen heksana yang kembali sebesar
76,27 %. Persentase heksana kembali tidak didapat 100% disebabkan sebagian
heksana menguap karena tidak cepat saat memasang alat ketika mengeluarkan
heksana dan selongsong.
Rendemen yang didapatkan adalah sebesar 10,3% sedangkan persentase
sampel yang terurai menjadi minyak adalah sebesar 6,04%. Perbedaan ini bisa
saja terjadi karena minyak yang didapatkan belum terpisah seluruhnya dari air
sehingga berat minyak yang didapatkan lebih besar dari yang seharusnya. Selain
itu perbedaan juga bisa terjadi karena ketidaktelitian dalam menimbang berat biji
saga ataupun berat minyak yang dihasilkan karena praktikan yang menimbangnya
berbeda.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada percobaan ini dilakukan proses ekstraksi minyak dari biji saga dengan
metode sokletasi, yaitu suatu metode pemisahan komponen yang terdapat dalam
zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut
tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.
Dari percobaan ini didapatkan minyak dengan berat 7, 66 gram dari berat
sampel keseluruhan yaitu 74, 37 gram sehingga memiliki rendemen sebesar 10,3
%. Persentase biji saga yang terurai menjadi minyak adalah 6,04%. Kadar air
yang terkandung dalam sampel adalah 3,84 % dan volume pelarut yang didapat
kembali setelah percobaan adalah 180 ml dari total 236 ml pelarut yang
digunakan.
5.1 Saran
1. Agar rendemen yang dihasilkan lebih besar, sebaiknya ukuran sampel
lebih dihaluskan lagi sehingga permukaan sampel lebih luas. Selain itu
penimbangan juga haru dilakukan dengan teliti agar hasil yang diperoleh
lebih akurat
2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dan hati-hati dalam merangkai alat
jangan sampai ada kebocoran karena pelarut yang digunakan mudah
menguap.
DAFTAR PUSTAKA
Orwa. 2009. Agroforestree database: a tree reference and selection guide version
4.0. Kenya: World Agroforestry Centre.
Pier. 2011. Pacific Islands Ecosystems at Risk. USA: Institute of Pacific Islands
Forestry.
Swern. 1964. Industrial Oil and Fat Product. New York: Interscience Publication.
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
1. Kadar Air
Diketahui : Massa awal sampel = 62,81 gram
Massa akhir sampel = 60,4 gram
Ditanya : Kadar air
Jawab :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑛𝑝𝑒𝑙−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Kadar Air = 𝑥 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
62,81−60,40
= x 100 %
62,81
= 3,84 %
2. Berat Sampel
Diketahui : Berat sampel sebelum ekstraksi = 77,34 gram
Kadar air = 3,84 %
Ditanya : Berat sampel sebenarnya
Berat Sampel = 77,34 - (77,34 𝑥 3,84%)
= 74,37 gram
3. Rendemen
Diketahui : Berat sampel sebenarnya = 74,37 gram
Berat minyak = 7,66 gram
Ditanya : Rendemen
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘
Rendemen = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 𝑥 100 %
7,66
= 74,37 𝑥 100%
= 10,3 %
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI