Anda di halaman 1dari 12

Jur. Ilm. Kel. & Kons., Januari 2020, p : 87-98 Vol. 13, No.

1
p-ISSN : 1907 – 6037 e-ISSN : 2502 – 3594 DOI: http://dx.doi.org/10.24156/jikk.2020.13.1.87

KONSEP DIRI, GAYA HIDUP, STRATEGI PEMASARAN,


DAN PEMBELIAN IMPULSIF ANTARGENERASI

Dinta Windyaning Pramesty, Megawati Simanjuntak*)

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,
Bogor, 16880, Indonesia

)
* E-mail: mega_juntak@apps.ipb.ac.id

Abstrak

Pembelian impulsif adalah tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh konsep diri, gaya hidup, dan strategi pemasaran terhadap perilaku pembelian
impulsif pada generasi baby boomer, generasi X, dan generasi Y. Penelitian ini menggunakan desain cross-
sectional study dengan lokasi penelitian di DKI Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
langsung menggunakan kuesioner. Sebanyak 90 orang ibu rumah tangga dipilih menggunakan metode quota
sampling. Analisis data menggunakan one way anova dan SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan konsep diri
responden cenderung negatif. Gaya hidup orientasi sosial, orientasi keluarga dan produktif, serta orientasi
produktif mendominasi generasi baby boomer. Pada generasi X, orientasi keluarga dan produktif, orientasi
produktif, dan orientasi sosial mendominasi generasi ini. Pada generasi Y, orientasi keluarga mendominasi
orientasi gaya hidup pada generasi ini. Strategi pemasaran termasuk kategori sedang. Hampir semua responden
tergolong rendah pembelian impulsifnya. Artinya, ketiga generasi ini cenderung berbelanja secara terencana dan
tidak spontan dalam melakukan pembelian. Hasil penelitian menemukan tidak adanya perbedaan yang signifikan
pada konsep diri, gaya hidup, strategi pemasaran, dan pembelian impulsif antara ketiga generasi. Gaya hidup
berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif pada semua generasi, generasi baby boomer, dan generasi
X, kecuali generasi Y. Variabel lainnya dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelian
impuslif.

Kata kunci: generasi baby boomer, generasi X, generasi Y, SEM-PLS

Intergenerational Self Concept, Life Style, Marketing Strategy, and Impulsive Buying

Abstract

Impulsive buying is an act of buying that was not previously recognized consciously. This study aimed to analyze
the influence of self-concept, lifestyle, and marketing strategies on impulsive buying behavior in the Baby Boomer
generation, X generation, and Y generation. This study used a cross sectional study design with direct interviews
using questionnaires in DKI Jakarta Province. Ninety housewives were selected using the quota sampling
method. Data analysis using one way anova and SEM-PLS. The results showed that the respondents' self-
concept tended to be negative. Lifestyle of social orientation, family and productive orientation, and productive
orientation dominate the baby boomer generation. In X generation, family and productive orientation, productive
orientation, and social orientation dominate this generation. In Y generation, family orientation dominates the
lifestyle orientation of this generation. The marketing strategy is in the medium category. Almost all respondents
were classified as low on impulsive buying. It menas that three generations tend to shop by plan and not
spontaneous in making buying decision. This research also found that there isi no significant differences in self-
concept, lifestyle, marketing strategy, and impulsive buying between the three generations. Lifestyle significantly
influence impulsive buying in all generations, the baby boomer generation, and X generation, except Y
generation. Other variables in this study have no significant effect on impulsive buying.

Keyword: baby boomer generation, factor analysis, SEM-PLS, X generation, Y generation

PENDAHULUAN Costanza, Badger, Fraser, Severt, dan Gade


(2012) menyatakan bahwa masa lalu,
Masyarakat usia produktif saat ini didominasi fenomena, event budaya, dan berbagai hal
oleh tiga generasi yaitu generasi baby boomer, yang muncul pada era di setiap generasi
generasi X, dan generasi Y. Ketiga generasi tersebut hidup ternyata memengaruhi ingatan
tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. individu-individu pada generasi terkait sehingga
88 PRAMESTY & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

menimbulkan perkembangan sikap, nilai, orang lain, berkembang secara bertahap.


perspektif, dan kepribadian tertentu. Konsep diri yang positif ditandai dengan
kemampuan intelektual, sedangkan konsep diri
Generasi baby boomer lahir pada kisaran tahun yang negatif ditandai dengan hubungan individu
1946-1964 (Williams & Page, 2011). Generasi dan hubungan sosial yang maladaptif (Sunaryo,
ini cenderung optimis, puas secara personal, 2002). Suminar dan Meiyuntari (2015)
berhasrat dan ‘gila’ kerja, namun juga memiliki menyatakan bahwa semakin rendah konsep diri
stres atau tekanan (Roebuck, Smith, & remaja maka semakin tinggi perilaku
Haddaoui, 2013; Cates, 2014). Generasi X lahir konsumtifnya; begitu pula sebaliknya, semakin
pada kisaran 1965-1977 (Williams & Page, tinggi konsep diri maka semakin rendah
2011). Generasi X merupakan generasi yang perilaku konsumtifnya.
mengalami challenger disaster, perceraian,
teknologi yang berkembang pesat, dan di Faktor lain yang dapat memberi gambaran
generasi X muncul pula Personal Computer terkait faktor lingkungan dalam memengaruhi
(PC), serta pergeseran peran gender dalam keputusan pembelian konsumen adalah gaya
keluarga. Generasi Y adalah keturunan dari hidup (Pagalea dan Uta, 2012) Gaya hidup
para boomers dan generasi X. Generasi Y seseorang merupakan fungsi karakteristik atau
merupakan generasi yang lahir pada kisaran sifat individu yang sudah dibentuk melalui
tahun 1977-1994 (Williams & Page, 2011). interaksi lingkungan orang yang semula tidak
Generasi Y atau the Millenials lahir di era yang boros (hemat) menjadi pemboros setelah
berteknologi tinggi dan diasuh oleh orang tua bergaul dengan orang-orang pemboros. Gaya
yang sangat komunikatif dan berorientasi hidup seseorang memengaruhi perilaku
partisipatif (Dimitriou & Blum, 2015). pembelian dan dapat menentukan banyak
keputusan konsumsi perorangan. Hal ini
Salah satu tipe pembelian yang dilakukan oleh menegaskan bahwa gaya hidup bisa berubah
konsumen pada semua generasi adalah karena pengaruh lingkungan (Supranto &
pembelian impulsif. Mowen dan Minor (2002) Limakrisna, 2011). Penelitian Apriyandani,
menyatakan bahwa pembelian impulsif Yulianto dan Sunarti (2017) dan Laksana
diartikan sebagai tindakan membeli yang (2014) menunjukkan gaya hidup berpengaruh
sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil
hasil dari suatu pertimbangan atau niat riset yang dilakukan oleh lembaga Frontier
membeli yang terbentuk sebelum memasuki Consulting Group pada tahun 2012,
toko. menunjukkan bahwa proses pembelian secara
impulsif atau pembelian yang tidak
Salah satu faktor yang memengaruhi pembelian direncanakan di Indonesia relatif tinggi.
impulsif adalah promosi yang termasuk dalam Dibandingkan dengan konsumen di Amerika,
strategi pemasaran. Menurut Kotler dan Keller konsumen di Indonesia melakukan pembelian
(2009), strategi pemasaran adalah pola pikir impulsif sekitar 15 persen hingga 20 persen
pemasaran yang akan digunakan untuk lebih tinggi (Zoel, 2012).
mencapai tujuan pemasarannya. Strategi
pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar Oleh karena itu, diperlukan penelitian terkait
sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran pembelian impulsif untuk melihat
dan besarnya pengeluaran pemasaran. Park perkembangan pembelian impulsif masyarakat
dan Lennon (2006) menyatakan bahwa pembeli Indonesia. Penelitian ini berbeda dengan
impusif sangat menyukai stimulus atmosfer penelitian sebelumnya mengenai pembelian
gerai untuk merangsang respon pembelian impulsif. Penelitian sebelumnya hanya meneliti
yang tidak direncanakan. Tempat yang nyaman hubungan variabel terhadap pembelian
juga mempengaruhi terhadap keputusan impulsif. Penelitian ini melihat tiga faktor yang
pembelian (Wijaya, Sunarti & Pangestuti, memengaruhi proses keputusan konsumen,
2018). Selanjutnya, promosi pemasaran juga dalam hal ini pembelian impulsif, yaitu faktor
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan konsep diri, gaya hidup, dan strategi
terhadap keputusan pembelian (Evelina, pemasaran dengan menganalisis perbedaan
Handoyo & Listyorini, 2012; Daud, 2013). pengaruh variabel pada tiga generasi yaitu
generasi baby boomer, generasi X, dan
Faktor lain yang memengaruhi pembelian generasi Y. Beberapa riset konsumen yang
impulsif adalah konsep diri. Konsep diri mengkaji secara spesifik generasi adalah
merupakan pemikiran dan emosi orang-orang Simanjuntak (2019) dengan fokus kajian
terhadap diri mereka sendiri (Aghdaie dan perilaku komplain pada generasi Y,
Khatami, 2014). Konsep diri dipelajari melalui Simanjuntak dan Musyifah (2016) fokus pada
pengalaman dan interaksi individu dengan perilaku pembelian online generasi Y, dan
Vol. 13, 2020 KONSEP DIRI, GAYA HIDUP, DAN PEMBELIAN IMPULSIF 89

Hartatin dan Simanjuntak (2016) yang fokus H4a: strategi pemasaran berpengaruh
pada pembelian hedonik generasi Y. Dengan terhadap pembelian impulsif pada
demikian, masih jarang yang menggabungkan generasi baby boomer
ketiga generasi dalam satu penelitian. Untuk H4b: strategi pemasaran berpengaruh
itu, penelitian ini bertujuan untuk terhadap pembelian impulsif pada
membandingkan dan menganalisis pengaruh generasi X
konsep diri, gaya hidup, dan strategi H4c: strategi pemasaran berpengaruh
pemasaran terhadap pembelian impulsif pada terhadap pembelian impulsif pada
generasi baby boomer, generasi X, dan generasi Y
generasi Y. H4d: strategi pemasaran berpengaruh
terhadap pembelian impulsif pada
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan semua generasi
bukti empiris mengenai perilaku pembelian
impulsif untuk dijadikan sebagai bahan METODE
pertimbangan dalam memutuskan pembelian
produk, sehingga terciptanya konsumen cerdas Penelitian ini menggunakan desain cross-
dalam melakukan pembelian dan mengenali sectional study karena penelitian ini dilakukan
pola konsumsi yang dilakukan. Adapun dalam satu kurun waktu tertentu dan tidak
pendekatan teori yang digunakan dalam berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan
penelitian ini adalah keputusan pembelian. teknik wawancara langsung. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Desember 2018
Menurut Kotler dan Armstrong (2008) terdapat sampai April 2019. Lokasi pengambilan data
lima tahapan keputusan pembelian diantaranya dilakukan di Rumah Susun Conver Kemayoran,
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, RSPAD Gatot Subroto, dan Pusat Kesehatan
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan Angkatan Darat Jakarta.
perilaku pasca pembelian. Keputusan
pembelian adalah suatu alasan tentang Sebanyak 90 responden ibu rumah tangga,
bagaimana konsumen menentukan pilihan dipilih berdasarkan tiga kelompok umur yaitu
terhadap pembelian suatu produk yang sesuai generasi baby boomer, generasi X, dan
dengan kebutuhan, keinginan serta harapan. generasi Y dipilih sebanyak masing-masing 30
Keputusan ini akan dapat menimbulkan responden per generasi dengan teknik
kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk penarikan contoh menggunakan teknik quota
tersebut yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sampling. Teknik ini digunakan karena
diantaranya keluarga, harga, pengalaman, dan responden dalam penelitian ini memiliki ciri-ciri
kualitas produk. Pembelian impulsif menjadi tertentu dan ada pengklasifikasian kelompok
bagian dari keputusan pembelian. Berdasarkan responden, kelompok yang dimaksud dalam
latar belakang dan rumusan masalah yang penelitian ini adalah kelompok generasi.
telah dipaparkan, maka hipotesis dari penelitian
ini yaitu : Sumber data penelitian ini termasuk data
primer, yaitu data yang diambil langsung dari
H2a: konsep diri berpengaruh terhadap responden sebagai sumber utama, mencakup
pembelian impulsif pada generasi baby karakteristik responden (demografi dan sosial
boomer ekonomi), konsep diri, gaya hidup, strategi
H2b: konsep diri berpengaruh terhadap pemasaran, dan pembelian impulsif. Data
pembelian impulsif pada generasi X penelitian ini termasuk pada jenis data
H2c: konsep diri berpengaruh terhadap kuantitatif.
pembelian impulsif pada generasi Y
H2d: konsep diri berpengaruh terhadap Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini
pembelian impulsif pada semua dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) variabel
generasi terikat (endogen) mencakup perilaku pembelian
H3a: gaya hidup berpengaruh terhadap impulsif (Y) dan (2) variabel bebas (eksogen)
pembelian impulsif pada generasi baby mencakup konsep diri (X1), gaya hidup (X2),
boomer dan strategi pemasaran (X3). Variabel perilaku
H3b: gaya hidup berpengaruh terhadap pembelian impulsif pada penelitian ini terdiri
pembelian impulsif pada generasi X atas lima belas indikator mengacu pada Coley
H3c: gaya hidup berpengaruh terhadap dan Burgess (2003). Variabel konsep diri terdiri
pembelian impulsif pada generasi Y atas tiga belas indikator mengacu pada
H3d: gaya hidup berpengaruh terhadap Hawkins dan Mothersbaugh (2010). Pengertian
pembelian impulsif pada semua konsep diri yang digunakan ada penelitian ini
generasi adalah suatu cerminan diri yang dimiliki oleh
90 PRAMESTY & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

responden yang dapat melihat dan mengontrol HASIL


perilaku dirinya. Variabel gaya hidup terdiri atas
tiga belas indikator mengacu pada Mowen dan Konsep Diri
Minor (2002) dalam Simanjuntak dan Yuliati
(2018). Gaya hidup dalam penelitian ini Konsep diri merupakan suatu cerminan diri
memiliki makna kebiasaan yang yang dimiliki oleh responden yang dapat
menggambarkan perilaku responden. Variabel melihat dan mengontrol perilaku dirinya.
strategi pemasaran terdiri atas empat belas Variabel konsep diri pada penelitian ini meiliki
indikator mengacu pada Kotler dan Keller tiga dimensi, yaitu actual-self, ideal-self, dan
(2009). Strategi pemasaran yang dimaksud extended-self. Pada dimensi actual-self,
dalam penelitian ini adalah persepsi responden setengah responden generasi baby boomer
terhadap kegiatan yang dilakukan pemasar (50,0%) serta sebagian besar generasi X
untuk menarik minat konsumen. Penelitian ini (80,0%) dan generasi Y (86,7%) merasa bahwa
menggunakan empat skala pengukuran yaitu, dirinya bisa mengerjakan dua atau lebih
sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), setuju pekerjaan sekaligus. Sebanyak 90,0 persen
(3) dan sangat setuju (4). responden generasi baby boomer, 86,7 persen
responden generasi X, dan 90,0 persen
Wawancara langsung digunakan sebagai teknik generasi Y merasa bahwa dirinya mudah
pengambilan data dalam penelitian ini yaitu bergaul ke semua orang.
teknik wawancara secara tatap muka dengan
responden untuk mengisi pertanyaan mengenai Pada dimensi ideal-self, hampir seluruh
variabel yang diteliti. Alat bantu pada penelitian responden generasi baby boomer (96,7%),
ini menggunakan kuesioner yang terlebih generasi X (96,7%), dan seluruh generasi Y
dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Pada (100%) peduli dengan keadaan orang lain.
variabel konsep diri, gaya hidup, strategi Pada dimensi extended-self, hampir seluruh
pemasaran, dan pembelian impulsif dilakukan responden generasi baby boomer (90,0%),
pengujian reliabilitas untuk melihat konsistensi generasi X (93,3%), dan generasi Y (86,7%)
instrumen dari setiap variabel. Nilai reliabilitas ingin memiliki kesan yang baik di mata orang
konsep diri adalah 0. 618, gaya hidup 0,802, lain. Hampir seluruh responden generasi baby
strategi pemasaran 0,915, dan pembelian boomer (96,7%), generasi X (96,7%), dan
impulsif 0,835. seluruh generasi Y (100%) peduli dengan
keadaan orang lain.
Data yang berhasil didapatkan sebelumnya
kemudian diolah dengan proses editing, coding, Hasil penelitian juga menemukan bahwa
input, cleaning, dan analisis data. Aplikasi yang sebanyak 45,6 persen responden memiliki
digunakan dalam pengolahan dan analisis data konsep diri yang negatif. Generasi Y cenderung
adalah Microsoft Excel, SPSS for Windows, memiliki rata-rata indeks konsep diri yang lebih
dan Smart PLS 3,0. Analisis data dilakukan tinggi dibandingkan dengan generasi lainnya.
dengan cara deskriptif dan analisis Structural Hasil dari uji one way anova yang telah
Equation Modelling-Partial Least Square (SEM- dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat
PLS). Selain itu, analisis one way anova perbedaan yang signifikan antara konsep diri
digunakan untuk menganalisis perbedaan pada generasi baby boomer, generasi X, dan
variabel konsep diri, gaya hidup, strategi generasi Y
pemasaran, dan pembelian impulsif.
Gaya Hidup
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran mengenai karakteristik responden Gaya hidup merupakan pola perilaku yang
(demografi dan sosial ekonomi) dan menggambarkan seseorang dalam
mengidentifikasi konsep diri, gaya hidup, menggunakan uang dan waktunya, dalam
strategi pemasaran, dan pembelian impulsif penelitian ini mencakup tiga dimensi gaya hidup
pada generasi baby boomer, generasi X, dan yaitu activity, interest, dan opinion. Pada
generasi Y. Variabel/dimensi/indikator dimensi activity, kurang dari setengah
dikategorikan menjadi rendah, sedang, dan responden generasi baby boomer (46,7%),
tinggi dengan melakukan transformasi skor asli generasi X (36,7%), dan setengah dari generasi
(skor 1-4) yang kemudian dijumlahkan lalu Y (50,0%) merasa dirinya selalu mencari
dibuat indeks 0-100. Skor indeks tersebut tantangan. Pada dimensi interest, sebagian
kemudian digolongkan ke dalam tiga kriteria besar responden generasi baby boomer
sebagai berikut tinggi dengan skor >80-100, (83,3%), generasi X (93,3%), dan generasi Y
sedang dengan skor 60-80, dan rendah dengan (80,0%) mengikuti kegiatan sosial karena dapat
skor 0-<60. menambah teman serta lebih dari setengah
Vol. 13, 2020 KONSEP DIRI, GAYA HIDUP, DAN PEMBELIAN IMPULSIF 91

generasi baby boomer (70,0%), generasi X responden generasi baby boomer (93,3%),
(66,7%), dan generasi Y (76,7%) generasi X (86,7%), dan generasi Y (93,3%)
menggunakan waktu untuk melakukan hobi. merasa penjual menyediakan produk yang
Hal ini berarti responden dalam penelitian ini harganya bersaing dengan produk sejenis.
suka bersosialisasi dan meluangkan waktunya
untuk melakukan hobi yang dimiliki. Pada Pada dimensi promotion, hampir seluruh
dimensi opinion, hampir seluruh responden responden generasi baby boomer (90,0%),
generasi baby boomer (80,0%), generasi X generasi X (96,7%), dan generasi Y (90,0%)
(96,7%), dan generasi Y (86,7%) merasa berani merasa penjual menyediakan produk yang
untuk menghadapi tantangan. Hal ini berarti sedang diskon serta lebih dari setengah
tantangan adalah hal yang menarik bagi generasi baby boomer (63,3%), generasi X
responden pada setiap generasi. (73,3%), dan generasi Y (73,3%) merasa
penjual menyediakan produk kupon/voucher
Variabel gaya hidup yang telah diolah yang diberikan. Pada dimensi place, hampir
menggunakan factor analysis terbagi menjadi 4 semua responden generasi Baby Boomer
kelompok orientasi gaya hidup, yaitu gaya (96,7%), generasi X (100,0%), dan generasi Y
hidup orientasi diri sendiri, orientasi sosial, (100,0%) merasa penjual menyediakan lokasi
orientasi produktif, dan orientasi keluarga. toko yang mudah untuk diakses.
Orientasi yang tercipta dari analisis faktor
dikelompokkan berdasarkan generasi dengan Uji beda one way anova yang telah dilakukan
melihat skor yang dominan dalam masing- tidak menunjukkan perbedaan antargenerasi
masing orientasi, sehingga tercipta pada variabel strategi pemasaran dan
pengelompokan baru antara dua orientasi atau dimensinya. Hasil penelitian juga menunjukkan
lebih. Uji beda one way anova yang telah bahwa lebih dari setengah (55,6%) responden
dilakukan tidak menunjukkan perbedaan yang memiliki rata-rata indeks strategi pemasaran
signifikan pada gaya hidup dan orientasi gaya dalam kategori sedang. Selanjutnya, lebih dari
hidup diri sendiri, sosial, produktif, dan keluarga setengah (66,7%) generasi baby boomers
antara generasi baby boomer, generasi X, dan memiliki skor indeks strategi pemasaran
generasi Y. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata terkategori sedang. Selain itu, sebanyak empat
indeks variabel gaya hidup dan orientasi gaya dari sepuluh generasi X memiliki skor indeks
hidup yang memiliki skor hampir sama dan strategi pemasaran rendah dan lebih dari
tidak terpaut jauh. setengah (63,3%) generasi X memiliki skor
indeks sedang.
Pada semua generasi, orientasi yang memiliki
dominasi yang cukup adalah orientasi keluarga, Pembelian Impulsif
sebanyak 28,0 persen responden berada dalam
gaya hidup orientasi keluarga. Pada generasi Pada dimensi irresistible urge to buy,
baby boomer, gaya hidup orientasi keluarga ditemukan dalam proporsi yang sedikit pada
dan produktif serta gaya hidup orientasi responden generasi baby boomer (10,0%),
produktif saja mendominasi dengan persentase generasi X (13,3%), dan generasi Y (23,3%)
imbang 20 persen dari total responden generasi merasa tidak dapat menahan diri untuk
baby boomer. Pada generasi X orientasi memutuskan apa yang ingin dibeli saat
keluarga dan produktif, produktif, dan sosial berbelanja. Pada dimensi positive buying
memiliki persentase yang terbesar yaitu emotion, sebagian besar responden generasi
masing-masing 30 persen, sedangkan pada baby boomer (83,3%), generasi X (80,0%), dan
generasi Y, orientasi keluarga mendominasi generasi Y (76,6%) merasa bahagia jika
orientasi gaya hidup pada generasi ini. memiliki barang yang diinginkan. Pada dimensi
mood management, kurang dari setengah
Strategi Pemasaran responden generasi baby boomer (30,0%),
generasi X (43,3%), dan generasi Y (46,7%)
Strategi pemasaran merupakan kegiatan yang merasa berbelanja adalah kegiatan yang
dilakukan pemasar untuk menarik minat dilakukan untuk menghilangkan stres.
konsumen. Variabel strategi pemasaran pada
penelitian ini meiliki empat dimensi, yaitu Pada dimensi cognitive deliberation, sedikit dari
product, price, promotion, dan place. Pada responden generasi baby boomer (36,7%),
dimensi product hampir seluruh generasi baby generasi X (26,7%), dan lebih dari setengah
boomer (93,3%), generasi X (90,0%), dan responden generasi Y (60,0%) merasa tertarik
generasi Y (86,7%) menyatakan penjual untuk membeli barang yang memiliki
menyediakan produk dengan kemasan yang undian/promo/hadiah. Pada dimensi unplanned
menarik. Pada dimensi price, sebagian besar buying, kurang dari setengah responden
92 PRAMESTY & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

generasi baby boomer (46,7%), generasi X Tabel 1 Nilai Composite Reliability (CR) dan
(46,7%), dan lebih dari setengah responden Average Variance Extracted (AVE)
generasi Y (53,3%) merasa membeli sesuatu
No Variabel Laten CR AVE
yang dibutuhkan ketika melihat, meskipun pergi
berbelanja untuk tujuan lain. Selanjutnya, pada 1 Konsep Diri 0,727 0,196
dimensi disregard for the future, sedikit 2 Gaya Hidup 0,845 0,312
responden generasi baby boomer (10,0%), 3 Strategi Pemsaran 0,929 0,504
generasi X (3,3%), dan generasi Y (10,0%) 4 Pembelian 0,867 0,312
tetap berbelanja meskipun uang terakhir yang Impulsif
dimiliki. Pada penelitian ini ditemukan hampir
semua responden tergolong rendah pada
variabel pembelian impulsif. Hal ini Pengaruh Konsep Diri, Gaya Hidup, Strategi
menunjukkan bahwa ketiga generasi ini Pemasaran terhadap Pembelian Impulsif
cenderung berbelanja secara terencana dan Antargenerasi
tidak spontan dalam melakukan pembelian.
Pada rataan indeks pembelian impulsif Gambar 1 merupakan model Structual Equation
generasi Y, ditemukan bahwa generasi ini Modeling (SEM) dengan menggunakan aplikasi
memiliki nilai rataan yang cenderung lebih Smart PLS. Angka koefisien jalur menunjukkan
tinggi dibandingkan dengan generasi lainnya. pengaruh antarvariabel. Pada baris pertama
Berdasarkan uji one way anova tidak ditemukan menunjukkan koefisien jalur pada generasi
perbedaan yang signifikan antara generasi baby boomer, baris kedua generasi X, baris
baby boomer, generasi X, dan generasi Y pada ketiga generasi Y, dan baris terakhir adalah
variabel pembelian impulsif. koefisien jalur pada semua generasi

Evaluasi Kecocokan Model Penelitian ini memiliki 12 hipotesis yang diteliti


pengaruhnya antara satu variabel dengan
Pengujian kecocokan model pengukuran dapat variabel lainnya menggunakan uji model SEM.
dilakukan dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas Nilai t-statistics diatas 1,96 dan p-value di
dilakukan melalui uji Average Variance bawah 0,1 menunjukkan adanya pengaruh
Extracted (AVE) dengan cara melihat rata-rata yang signifikan antara dua variabel. Tanda
dari varience extracted antarindikator dari negatif pada path coefficient menunjukkan
suatu variabel dan uji Composite Reliability adanya hubungan yang negatif diantara dua
(CR) dengan cara menguji keandalan dan variabel.
konsistensi data. Nilai Composite Reliability
(CR) dan Average Variance Extracted (AVE) Nilai adjusted R-square pada variabel
telah disajikan pada Tabel 1. Variabel konsep pembelian impulsif generasi baby boomer
diri, gaya hidup, strategi pemasaran, dan adalah yang terbesar, yakni 0,332 atau 33,2
pembelian impulsif sudah memenuhi syarat CR persen variabel pembelian impulsif dijelaskan
> 0,6. Meskipun nilai AVE>0,5, namun karena oleh variabel yang diteliti. Pada generasi Y, nilai
AVE bersifat pilihan maka uji reliabilitas adjusted R-square adalah yang terendah yakni
terfokus pada CR yang sudah memenuhi syarat 0,043 atau 95,7 persen variabel pembelian
reliabilitas. Penghapusan indikator dengan nilai impulsif dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
outer loading kurang dari 0,5 juga dilakukan diteliti.
untuk membantu nilai AVE yang rendah.

Gaya Hidup
Konsep Diri Strategi
Pemasaran

0,249 0,422** 0,206


0,071 Keterangan:
-0,131 0,529* -0,251 Baris pertama = model
0,066 analisis SEM generasi
00,415 0,203 Baby Boomer;
Baris kedua = model
0,389** 0,021 analisis SEM generasi X;
Baris ketiga = model
analisis SEM generasi Y;
Baris keempat = model
analisis SEM semua
Pembelian generasi; **Signifikan pada
Impulsif p<0,05; *Signifikan pada
p<0,1

Gambar 1 Model uji SEM


Vol. 13, 2020 KONSEP DIRI, GAYA HIDUP, DAN PEMBELIAN IMPULSIF 93

Tabel 21 Uji pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen


Generasi
Generasi X Generasi Y Semua Generasi
Jalur baby boomer
β Ket β Ket β Ket Β Ket
KD→ PI 0,249 TO 0,071 TO -0,131 TO 0,066 TO
GH → PI 0,422** TA 0,592** TA 0,415 TO 0,389** TA
SP → PI 0,206 TO -0,251 TO 0,103 TO 0,021 TO
RSA 0,332 0,165 0,043 0,155
Keterangan: **Signifikan pada p<0,05; *Signifikan pada p<0,1; KD=konsep diri; PI=pembelian impulsive; GH= gaya hidup;
SP=strategi pemasaran; TO=tolak; TA=terima; RSA= R Square Adjusted

Berdasarkan hasil analisis model SEM generasi ke semua orang menjadi aspek yang penting,
baby boomer, generasi X, dan generasi Y yang dan generasi ini juga tidak suka menghindar
disajikan pada Tabel 2, variabel konsep diri saat ada masalah. Generasi baby boomers
tidak memiliki nilai p-value lebih kecil dari atau merasa dirinya menyenangkan dan cenderung
sama dengan 0,1 yang menandakan bahwa menyukai barang-barang mewah. Hal ini
konsep diri tidak berpengaruh signifikan sejalan dengan penelitian Christie (2017),
terhadap variabel pembelian impulsif, sehingga bahwa generasi baby boomers mau membayar
H2a, H2b, H2c, dan H2d ditolak. Hal ini berarti uang lebih banyak untuk produk yang memiliki
variabel konsep diri dalam penelitian ini tidak luxury tags. Sementara itu, generasi X
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cenderung ingin memiliki kesan yang baik di
pembelian impulsive pada ketiga generasi. mata orang lain. Namun, generasi ini
cenderung merasa tidak berwibawa di
Gaya hidup berpengaruh positif signifikan lingkungannya. Generasi ini merasa ada yang
terhadap pembelian impulsif pada model SEM lebih berwibawa dibandingkan mereka yaitu
generasi baby boomer, generasi X, dan semua generasi baby boomers. Sementara itu,
generasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai p-value generasi Y cenderung berani mengambil resiko
yang dihasilkan kecil dari atau sama dengan terhadap suatu tindakan. Hal ini sejalan dengan
0,1, sehingga H3a, H3b, dan H3d pada riset yang dilakukan oleh Gilbert (2011) yang
penelitian ini dapat diterima. Hal ini berarti menyatakan bahwa generasi Y suka mencari
bahwa semakin tinggi gaya hidup akan tantangan, namun keseimbangan kehidupan
mendorong terbentuknya pembelian impulsif kerja sangat penting bagi mereka.
pada individu, begitu pula sebaliknya. Berbeda
dengan hasil model SEM generasi baby Berdasarkan hasil penelitian, pada gaya hidup,
boomer, generasi X dan semua generasi; pada generasi Y cenderung kurang terlibat dengan
generasi Y tidak memiliki nilai p-value lebih kegiatan-kegiatan sosial di sekitar. Berbeda
kecil dari atau sama dengan 0,1 yang artinya dengan generasi baby boomers yang
pada generasi ini gaya hidup tidak berpengaruh cenderung aktif terlibat dengan kegiatan sosial
signifikan terhadap variabel pembelian impulsif. di sekitar mereka. Hal ini diperkuat dengan
studi yang dilakukan oleh Saiidi (2015) yang
Pada hasil analisis model SEM generasi lebih, menyatakan generasi milenial menghabiskan
generasi X, generasi Y, dan semua generasi, lebih banyak waktu untuk terlibat dalam
variabel strategi pemasaran tidak memiliki nilai platform media social. Hal tersebut
p-value lebih kecil dari atau sama dengan 0,1 menyebabkan mereka menjadi kurang
yang artinya strategi pemasaran tidak bersosial dalam kehidupan nyata. Generasi X
berpengaruh signifikan terhadap variabel cenderung suka memegang tanggung jawab
pembelian impulsif, sehingga H4a, H4b, H4c, dalam suatu kelompok dan berani menghadapi
dan H4d ditolak. Hal ini berarti variabel strategi tantangan. Hal ini sejalan dengan Roebuck et
pemasaran dalam penelitian ini tidak memilki al. (2013) yang menyatakan bahwa generasi X
pengaruh yang signifikan terhadap pembelian senang mengambil resiko. Setiap generasi
impulsif. dalam penelitian ini memiliki kecenderungan
berorientasi keluarga.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada variabel
Konsep Diri, Gaya Hidup, Strategi strategi pemasaran, generasi Y menyukai
Pemasaran dan Pembelian Impulsif produk-produk yang bermanfaat dan
Antargenerasi. kemudahan akses ke toko. Generasi Baby
Boomer mengutamakan kualitas produk yang
Konsep diri generasi baby boomers sesuai dengan harga yang ditawarkan,
mengindikasikan generasi yang mudah bergaul sedangkan generasi X menyukai diskon dan
94 PRAMESTY & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

kemudahan akses ke toko. Hal ini diperkuat Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan
dengan penelitian Youngblood (2018) yang bahwa variabel strategi pemasaran pada setiap
menyatakan bahwa generasi X masih setia generasi tergolong sedang. Rata-rata indeks
dengan iklan-iklan dan promosi yang dikirimkan variabel strategi pemasaran tertinggi dimiliki
ke email dan media sosial mereka. Hal ini juga oleh generasi Y. Hal ini menunjukkan bahwa
dikuatkan oleh riset Simanjuntak, Nur, Sartonoa generasi Y merasa sudah banyak strategi
dan Sabri (2020) yang menyatakan kesan toko pemasaran yang ada dalam lingkungannya.
akan membuat konsumen melakukan Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pembelian ulang. antara generasi baby boomers, generasi X, dan
generasi Y pada variabel strategi pemasaran.
Pada variabel perilaku pembelian impulsif, Hal ini menunjukkan bahwa strategi pemasaran
generasi X cenderung lebih yang ada dan dirasakan pada ketiga generasi
mempertimbangkan baik-baik sebelum membeli ini cenderung sama meskipun memiliki
sesuatu dibandingkan dengan dua generasi perbedaan usia, pengalaman, dan paparan
lainnya. Generasi Y cenderung membeli produk informasi yang berbeda.
yang tidak direncanakan sebelumnya,
meskipun dalam wawancara mendalam Pada variabel pembelian impulsif hampir
generasi Y merupakan generasi yang sering seluruh dalam penelitian ini tergolong rendah
melakukan perencanaan pembelian. Hal ini pembelian impulsifnya. Rataan indeks
dapat terjadi karena generasi Y menganggap pembelian impulsif pada generasi Y cenderung
diskon merupakan suatu keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi
sayang untuk dilewatkan. Koski (2004) lainnya. Oleh karenanya, dapat dikatakan
menyatakan bahwa pembelian impulsif bahwa generasi Y lebih impulsif. Hasil
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti penelitian menemukan tidak adanya perbedaan
kemudahan akses ke toko, jangkauan barang yang signifikan pembelian impulsif antara
yang lebih luas, dan kegiatan promosi. Hal ini generasi baby boomers, generasi X, dan
sejalan dengan penelitian Petra (2016) yang generasi Y. Hal ini menunjukkan bahwa
menyatakan kegiatan promosi penjualan di pembelian impulsif yang ada dan dirasakan
toko-toko sangat dihargai oleh Generasi Y. pada ketiga generasi ini cenderung sama
meskipun memiliki perbedaan usia,
Perbedaan Konsep Diri, Gaya Hidup, pengalaman, dan paparan informasi yang
Strategi Pemasaran dan Pembelian Impulsif berbeda.
pada Generasi Baby Boomer, Generasi X,
dan Generasi Y. Pengaruh Konsep Diri, Gaya Hidup, Strategi
Pemasaran terhadap Pembelian Impulsif
Hasil penelitian menemukan bahwa skor Antargenerasi.
konsep diri paling tinggi dimiliki oleh generasi Y.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Konsep diri pada penelitian ini tidak
oleh Twenge dan Campell (2013) yang berpengaruh terhadap pembelian impulsif pada
menyatakan generasi Y cenderung memiliki generasi baby boomers, generasi X, generasi
konsep diri yang lebih tinggi. Hasil penelitian Y, dan semua generasi. Hal ini dapat
menunjukkan tidak adanya perbedaan yang disebabkan karena indikator pertanyaan dalam
signifikan antara generasi baby boomers, variabel ini cenderung normatif, sehingga
generasi X, dan generasi Y pada variabel jawaban responden cenderung homogen.
konsep diri. Hal ini menunjukkan bahwa konsep Contohnya, secara umum ketiga generasi
diri pada ketiga generasi ini cenderung sama merasa bahwa dirinya bisa mengerjakan dua
meskipun memiliki perbedaan usia dan atau lebih pekerjaan sekaligus serta merasa
pengalaman yang telah dilewati. bahwa dirinya mudah bergaul ke semua orang.
Selanjutnya, hampir seluruh responden pada
Secara keseluruhan setiap generasi memiliki tiga generasi peduli dengan keadaan orang lain
kecenderungan memiliki orientasi gaya hidup dan ingin memiliki kesan yang baik di mata
keluarga. Hasil penelitian tidak menemukan orang lain.
adanya perbedaan yang signifikan antara
generasi baby boomers, generasi X, dan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
generasi Y pada variabel orientasi gaya hidup. Ramadhan dan Simanjuntak (2018) yang
Hal ini menunjukkan bahwa orientasi gaya menyatakan konsep diri tidak berpengaruh
hidup pada ketiga generasi ini cenderung sama signifikan terhadap perilaku pembelian hedonis.
meskipun memiliki perbedaan usia dan Oleh karena itu, penelitian ini bertentangan
lingkungan yang telah dilewati. dengan penelitian Solomon (2007) yang
Vol. 13, 2020 KONSEP DIRI, GAYA HIDUP, DAN PEMBELIAN IMPULSIF 95

menyatakan bahwa kegiatan konsumsi promosi pemasaran melalui potongan harga


berhubungan erat dengan konsep diri. dan diskon akan memicu terjadinya pembelian.

Gaya hidup berpengaruh positif signifikan Pada penelitian ini, indeks pembelian impulsif
terhadap pembelian impulsif pada model SEM pada responden generasi baby boomers,
generasi baby boomers, generasi X, dan generasi X, dan generasi Y dapat dikatakan
semua generasi, kecuali generasi Y. Hal ini rendah. Namun demikian, tindakan
dapat terjadi dikarenakan oleh indikator pencegahan perlu dilakukan melihat skor
beraktifitas ke luar rumah dapat menghilangkan indeks strategi pemasaran yang cenderung
stress dan diskon sangat menguntungkan sedang. Pemerintah setidaknya bekerja sama
merupakan dua indikator yang memilki dengan lembaga-lembaga perlindungan
kontribusi yang besar dalam variabel ini. konsumen seperti Yayasan Lembaga
Penelitian ini selaras dengan penelitian Sahir, Konsumen Indonesia (YLKI) dan Badan
Ramadhani dan Tarigan (2016) yang Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN)
menemukan bahwa gaya hidup secara parsial serta instansi pendidikan untuk melakukan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tindakan pencegahan perilaku pembelian
keputusan pembelian dan Rahayu, Zuhriyah, impulsif pada konsumen Indonesia.
dan Bonita (2015) yang menyatakan secara
simultan gaya hidup berpengaruh signifikan Sosialisasi yang rutin terkait hak dan kewajiban
terhadap pembelian. Penelitian lain yang juga konsumen dalam skala nasional dianggap
menguatkan adalah riset Pebriani, Sumarwan menjadi salah satu langkah yang tepat untuk
dan Simanjuntak (2018). Namun pada generasi dapat mencegah pembelian impulsif pada
Y, tidak terdapat pengaruh antara gaya hidup kalangan konsumen Indonesia. Sosialisasi ini
terhadap pembelian impulsif. Hal ini dapat dapat berupa iklan-iklan digital untuk memikat
terjadi dikarenakan karena hanya pada generasi. Apabila konsumen telah mengetahui
generasi Y indikator sering menghabiskan hak dan kewajibannya maka konsumen dapat
waktu dengan anggota keluarga berpengaruh lebih selektif dalam melakukan pembelian
signifikan, sedangkan pada generasi lainnya sehingga akan terbentuknya konsumen cerdas,
tidak. yaitu konsumen yang membeli sesuai dengan
kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan UU No. 8
Strategi pemasaran dalam penelitian ini tidak Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
ditemukan berpengaruh terhadap perilaku yang menyatakan bahwa pemerintah
pembelian impulsif, baik pada generasi baby memberikan sosialisasi terkait hak dan
boomers, generasi X, generasi Y, maupun kewajiban konsumen dalam skala nasional
semua generasi. Hal ini dapat disebabkan oleh yang bersifat mendidik sehingga terciptanya
persepsi konsumen akan pemasaran yang konsumen cerdas.
dilakukan oleh pemasar cenderung sama,
sehingga jawaban responden cenderung Responden pada penelitian ini hanya berjumlah
homogen dalam variabel ini. 30 orang per generasi, sehingga dengan jumlah
tersebut tersebut belum cukup mampu
Strategi pemasaran merupakan kegiatan yang memberikan gambaran mengenai pembelian
dilakukan pemasar untuk menarik minat impulsif antar generasi. Selain itu, teknik
konsumen. Secara umum ketiga generasi pengambilan sample yang digunakan dalam
menyatakan penjual menyediakan produk penelitian ini adalah quota sampling sehingga
dengan kemasan yang menarik, penjual dikhawatirkan data yang diperoleh kurang
menyediakan produk yang harganya bersaing mewakili populasi penelitian, serta hanya satu
dengan produk sejenis, penjual menyediakan gender yang diteliti dalam penelitian ini
produk yang sedang diskon, penjual sehingga menutup adanya perpektif dari gender
menyediakan produk kupon/voucher yang lain untuk merepresentasikan generasi baby
diberikan dan toko yang mudah untuk diakses. boomers, generasi X, dan generasi Y.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Santi SIMPULAN DAN SARAN


(2014) dan Yistiani, Manik, Yasa, dan Suasana
(2012) yang menyatakan bahwa promosi atau Hasil penelitian menunjukkan kurang dari
atmosfer penjualan tidak berpengaruh setengah responden memiliki konsep diri yang
signifikan terhadap keputusan pembelian. negatif. Gaya hidup orientasi sosial, orientasi
Penelitian ini bertentangan dengan penelitian keluarga dan orientasi keluarga serta produktif
Arthur, Asmara dan Simanjuntak (2019), mendominasi generasi baby boomers. Pada
Banerjee dan Saha (2012) serta Natalie dan generasi X, orientasi keluarga dan orientasi
Mulyana (2014) yang mengemukakan bahwa keluaga, produktif, dan sosial lebih
96 PRAMESTY & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

mendominasi dan pada generasi Y, orientasi 189.


keluarga mendominasi. Selanjutnya, strategi http://administrasibisnis.studentjournal.ub
pemasaran yang dilakukan pelaku usaha .ac.id/index.php/jab/article/view/1992/238
tergolong sedang. Hampir semua responden 4.
tergolong rendah pembelian impulsifnya yang
Arthur, K.A., Asmara, A., & Simanjuntak, M.
menunjukkan bahwa ketiga generasi ini
(2019). The Effect Of Marketing Mix On
cenderung berbelanja secara terencana dan
“KPR XTRA Bebas” Decision Making in
tidak spontan dalam melakukan pembelian.
Bank X Regional I. 2019. Journal of
Consumer Sciences. 4(1), 1-12,
Hasil analisis model SEM menunjukkan pada
http://dx.doi.org/10.29244/jcs.4.1.1-12.
generasi baby boomers, generasi X, dan
generasi Y, konsep diri tidak berpengaruh Banerjee, S., & Saha, S. (2012). Impulse
signifikan terhadap pembelian impulsif. Gaya Buying Behaviour in Retail Stores–
hidup berpengaruh positif signifikan terhadap Triggering The Senses. Asia Pacific
pembelian impulsif pada generasi baby Journal of Marketing & Management
boomers, generasi X, dan semua generasi, Review. 1(2), 1-21.
namun tidak pada generasi Y. Strategi http://indianresearchjournals.com/pdf/AP
pemasaran tidak berpengaruh signifikan JMMR/2012/October/1.pdf.
terhadap variabel pembelian impulsif, baik pada
Cates, S. V. (2014). The young and the
generasi baby boomers, generasi X, generasi Y
restless: Why don’t millennials join
maupun semua generasi.
unions? International Journal of Business
and Public Administration, 11(2), 107-
Berdasarkan penelitian pengaruh studi
119.
komparasi konsep diri, gaya hidup, strategi
pemasaran, dan pembelian impulsif Christie, B. (2017). One Word for Baby
antargenerasi terdapat beberapa faktor yang Boomers: Luxury,
memengaruhi pembelian impulsif yang tidak https://www.belardiwong.com/blog/2017/
diteliti pada penelitian ini, seperti persepsi, jenis 8/15/one-word-for-baby-Boomers-luxury,
kelamin, dan tingkat pengetahuan. Untuk itu, 10 Mei 2019.
penelitian selanjutnya dapat menggunakan
Coley, A. & Burgess, B. (2003). Gender
faktor-faktor yang berbeda dari penelitian ini.
differences in cognitive and affective
Pada penelitian ini responden hanya berasal
impulse buying. Journal of Fashion
dari ibu rumah tangga yang berjumlah 30 orang
Marketing and Management, 7(3), 282-
per generasi. Oleh karena itu, penelitian
295.
selanjutnya dapat memperluas cakupan dan
https://doi.org/10.1108/13612020310484
kuantitas responden agar penelitian selanjutnya
834.
dapat lebih menggambarkan pembelian impulsif
antara generasi baby boomers, generasi X, dan Costanza, D. P., Badger, J. M., Fraser, R. L.,
generasi Y. Severt, J. B., & Gade, P. A. (2012).
Generational differences in work-related
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa attitudes: A meta-analysis. Journal of
pembelian impulsif dikalangan masyarakat Business and Psychology, 27(4), 375-
sudah tergolong rendah. Namun, disarankan 394 DOI:
kepada masyarakat untuk tetap sadar akan http://dx.doi.org/10,1007/s10869-012-
urgensi kebutuhan dan keinginan melihat 9259-4.
semakin maraknya promosi yang dilakukan
Daud, D. (2013). Promosi dan kualitas layanan
oleh pemasar.
pengaruhnya terhadap keputusan
konsumen menggunakan jasa
DAFTAR PUSTAKA
pembiayaan pada PT. Bess Finance
Manado. Jurnal EMBA. 1(4), 51-59.
Aghdaie, S. F. A., & Khatami, F. (2014). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/em
Investigating the role of self confidence ba/article/view/2563/2095.
and self-image proportion in consumer
behavior. International Journal of Dimitriou, C. K., & Blum, S. C. (2015). An
Marketing Studies. 6(4),133-144. exploratory study of Greek millennials in
doi:10.5539/ijms.v6n4p133. the hotel industry: How do they compare
to other generations. International
Apriyandani, H., Yulianto, E., & Sunarti. (2017). Journal of Global Business, 8, 62-92.
Pengaruh gaya hidup dan kelompok https://www.coursehero.com/file/3643911
referensi terhadap keputusan pembelian.
Jurnal Administrasi Bisnis. 50(2), 180-
Vol. 13, 2020 KONSEP DIRI, GAYA HIDUP, DAN PEMBELIAN IMPULSIF 97

0/An-exploratory-study-of-greek- keputusanfd710269a94c448e02c0b1f576
milennialspdf/. 12d83576888.html.
Evelina, N., Handoyo, D. W., & Listyorini, S. Pagalea, A., & Uta, D.S.V. (2012). Romanian
(2012). Pengaruh citra merek, kualitas consumer lifestyle and attitude towards
produk, harga, dan promosi terhadap bio products Purchase. Elsevier Procedia
keputusan pembelian kartu perdana - Social and Behavioral Sciences.
Telkomflexi. Diponegoro Journal of 62:1308 – 1312.
Social and Politic, 1-11. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.
https://media.neliti.com/media/publication 224.
s/98422-ID-pengaruh-citra-merek-
Park, J., & Lennon, J. S. (2006).
kualitas-produk-har.pdf.
Psychologicaland environmental
Gilbert, J. (2011). The Millennials: A new antecedents of impulse buying tendency
generation of employees, a new set of in the multichannel shopping context.
engagement policies, Journal of Consumer Marketing, 23(2),
https://iveybusinessjournal.com/publicatio 58–68.56-
n/the-millennials-a-new-generation-of- 66. https://doi.org/10.1108/07363760610
employees-a-new-set-of-engagement- 654998.
policies/.
Pebriani, W. V., Sumarwan, U., & Simanjuntak,
Hartatin, D., & Simanjuntak, M. (2016). The M. (2018). The Effect of Lifestyle,
Effect of Value and Reference Group on Perception, Satisfaction, and Preference
Young Consumer’s Hedonic Buying. on The Online Re-purchase Intention.
Journal of Consumer Sciences, 1(1), 33- Independent Journal of Management &
46. https://doi.org/10.29244/jcs.1.1.33-46 Production, 9(2), 545-561,
http://dx.doi.org/10.14807/ijmp.v9i2.690.
Hawkins, D. I., & Mothersbaugh, D. L. (2010).
Consumer Behavior: Building Marketing Petra, K. K. (2016). Generation Y attitudes
Strategy,11th edition. McGraw-Hill: Irwin. towards shopping: a comparison of the
Czech Republic and Slovakia. Journal of
Koski, N. (2004). Impulse Buying on the
Competitiveness, 8(1), 38-54. DOI:
Internet : encouraging and Discouraging
10.7441/joc.2016.01.03.
Factors. Frontier of E-business
Research. Rahayu, S., Zuhriyah, & Bonita, S. (2015).
Pengaruh gaya hidup dan persepsi
Kotler, P., & Armstrong, G. (2008). Prinsip-
mahasiswa terhadap keputusan
prinsip Pemasaran, Jilid 1. Jakarta(ID):
pembelian secara online di kota
Erlangga.
Palembang. Jurnal Manajemen dan
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Bisnis Sriwijaya, 13(3), 283-299.
Pemasaran. Jakarta(ID): Erlangga. DOI: https://doi.org/10.29259/jmbs.v13i3.
3374.
Laksana, K. N. (2014). Gaya hidup, kelas sosial
dan keputusan pembelian produk sepatu Ramadhan, A. F., & SImanjuntak, M. (2018).
impor pada kalangan mahasiswa (studi Perilaku Pembelian Hedonis Generasi Z:
pada mahasiswa dan mahasiswi Promosi Pemasaran, Kelompok Acuan,
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas dan Konsep Diri. Jurnal Ilmu Keluarga
Brawijaya Malang). Jurnal Ilmiah Dan Konsumen. 11(3), 243-254.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, https://doi.org/10.24156/jikk.2018.11.3.24
2(2), 1-15. 3.
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/ar
Roebuck, D. B., Smith, D. N., & Haddaoui, T. E.
ticle/view/1146/1055.
(2013). Cross-generational perspectives
Mowen, C. J., & Minor, M. (2002). Perilaku on work-life balance and its impact on
Konsumen. Jakarta(ID): Erlangga. women’s opportunities for leadership in
the workplace. Advancing Women in
Natalie, P., & Mulyana, M. (2014). Pengaruh Leadership, 33, 52- 62. DOI:
periklanan dan promosi penjualan https://doi.org/10,18738/awl.v33i0,96.
terhadap keputusan pembelian. Jurnal
Ilmiah Manajemen Kesatuan, 2(2), 119- Sahir, S. H., Ramadhani, A., & Tarigan, E. D.
128. https://adoc.tips/pengaruh- S. (2016). Pengaruh gaya hidup, label
periklanan-dan-promosi-penjualan- halal dan harga terhadap keputusan
terhadap- pembelian kosmetik wardah pada
mahasiswa program studi manajemen
98 PRAMESTY & SIMANJUNTAK Jur. Ilm. Kel. & Kons.

Fakultas Ekonomi Universitas Medan 4(2), 145-152.


Area Medan. Jurnal Konsep Bisnis dan DOI: https://doi.org/10.30996/persona.v4i
Manajemen. 3(1), 1-59. 02.556.
DOI: http://dx.doi.org/10,31289/jkbm.v3i1
Sunaryo. (2002). Psikologi untuk keperawatan.
,237.
Jakarta(ID): Penerbit Buku Kedokteran
Saiidi, U. (2015). Social media making EGC.
millennials less social: Study,
Supranto, J., & Limakrisna, N. (2011). Perilaku
https://www.cnbc.com/2015/10/15/social-
Konsumen dan Strategi Pemasaran
media-making-millennials-less-social-
untuk Memenangkan Persaingan Bisnis.
study.html.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Santi, E. (2014). Pengaruh harga dan promosi
Twenge, J. M., Campbell, S. M. (2013).
penjualan terhadap keputusan pembelian
Generational differences in
konsumen pada CV Jaya Herbal cabang
psychological traits and their impact on
Padang. Jurnal Manajemen dan
the workplace. Journal of Managerial
Kewirausahaan. 5(1), 60-80.
Psychology, 23(3), 862-877. DOI:
https://ojs.unitas-
https://doi.org/10.1108/0268394081090
pdg.ac.id/index.php/manajemen/article/vi
4367.
ew/183.
Wijaya, D. N., Sunarti, Pangestuti, E. (2018).
Simanjuntak, M. (2019). Generation Y’s
Motivasi terhadap keputusan pembelian
Complaint Behavior toward Online
(survei pada konsumen Starbucks, Kota
Shopping. Independent Journal of
Malang). Jurnal Administrasi Bisnis,
Management & Production, 10(16), 101-
55(2), 75-83.
116
http://administrasibisnis.studentjournal.ub
http://dx.doi.org/10.14807/ijmp.v10i1.839
.ac.id/index.php/jab/article/view/2272/267
Simanjuntak, M., & Musyifah, I. (2016). Online 4.
Shopping Behavior on Generation Y in
Williams, K. C., & Page, R. A. (2011). Marketing
Indonesia. Megawati Simanjuntak,
to the generations. Journal of Behavioral
Iffahsari Musyifah. Global Business
Studies in Business, 1-17.
Finance Review, 21(1), 33-45.
https://www.aabri.com/manuscripts/1057
Simanjuntak, M., & Yuliati, L. N. (2018). Alat 5.pdf.
Ukur Penelitian di Bidang Konsumen
Yistiani, Manik, N. N., Yasa, N. N. K., &
(Pengaruh Psikologi/Personal).
Suasana. (2012). Pengaruh atmosfer
Bogor(ID): Departemen Ilmu Keluarga
gerai dan pelayanan ritel terhadap nilai
dan Konsumen, Fakultas Ekologi
hedonik dan pembelian impulsif
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
pelanggan Matahari Department Store
Simanjuntak, M., Nur, H. R., Sartono, B., & Duta Plaza Di Denpasar. Jurnal
Sabri, M. F. (2020). A general structural Manajemen, Strategi Bisnis, dan
equation model of the emotions and Kewirausahaan, 6(2), 139-147.
repurchase intention in modern retail. https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmbk/artic
Management Science Letters, 10(4), le/view/2200.
801-814. DOI: 10.5267/j.msl.2019.10.017
Youngblood, K. (2018). New Reasons Why
Solomon, M. R. (2007). Consumer Behavior: Wine Marketers Should Pay Attention to
Buying, Having, and Being. New Jersey, Generation X,
Upper Saddle River: Pearson Education, https://www.winebusiness.com/news/
Inc. ?go=getArticle&dataid=196937.
Suminar, E., & Meiyuntari, T. (2015). Konsep Zoel. (2012). Maybe yes maybe no,
Diri, Konformitas dan perilaku konsumtif https://marketing.co.id/maybe-yes-
pada remaja. Jurnal Psikologi Indonesia. maybe-no.

Anda mungkin juga menyukai