Anda di halaman 1dari 4

Nama : Magdalena R.S.B.

Nim : K7718049

Univ : Universitas Sebelas Maret

Sejak didengungkan istilah dunia warming, setiap negara berusaha buat mengurangi


berbagai ancaman yg disebabkan sang kasus-kasus lingkungan hidup. Hal inilah yg sebagai
salaah satu aspek pendorong keluarnya akuntansi hijau (green accounting). Green
Accouting merupakan proses akuntansi yg mengintegrasikan pengakuan, pengukurannilai,
pencatatan, peringkasan, & pelaporan fakta keuangan, social & lingkungan secara terpadu pada
satu paket pelaporan akuntansi, yg bermanfaat bagi para pemakai pada evaluasi & pengambilan
keputusan ekonomi & non ekonomi. Laporan akuntansi nir hanya menyajikan fakta keuangan
namun pula fakta sosial & lingkungan secara terintegrasi. Tujuan Dari Persian green
accounting merupakan berusaha buat mengurangi efek negatif berdasarkan aktivitas ekonomi &
sistem dalam lingkungan hidup. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah konsep organisasi, mempunyai berbagai bentuk tanggung jawab
terhadap semua pemangku kepentingannya. Oleh lantaran itu, CSR berafiliasi erat menggunakan
“pembangunan berkelanjutan“, yakni suatu organisasi, terutama perusahaan, pada melaksanakan
aktivitasnya wajib mendasarkan keputusannya nir semata dari dampaknya pada aspek ekonomi,
contohnya taraf laba atau deviden, namun pula wajib menimbang imbas sosial & lingkungan
principle muncul Dari Persian keputusannya itu, baik buat jangka pendek juga buat jangka yg
lebih panjang.

Sekarang principle sebagai pertanyaan adenosine deaminaselah, saat telah terdapat


beberapa perkara pencemaran lingkungan sang perusahaan atau industri & telah terdapat undang-
undang yg mengaturnya,  maka seberapa akbar perusahaan-perusahaan telah merespon peraturan
& mendukung buat melindungi lingkungan. Kepedulian perusahaan Kwa lingkungan & rakyat
lebih kurang yg biasa kita sebut menjadi corporate social responsibility (CSR) bisa diartikan
sangat luas. Namun secara singkat, kepedulian tadi bisa dipahami menjadi tindakan perusahaan
pada menciptakan ekuilibrium antar pemangku kepentingan. Menggunakan
melaksanakan CSR akan menyebabkan besarnya porto yg dikeluarkan pada kegiatan CSR tadi,
menggunakan sendirinya Dari Persian sisi akuntansi akan menyebabkan konsekuensi dalam
pengakuan, pengukuran, pencatatan, pelaporan & pengungkapan akuntansi atas porto lingkungan
(environmental costs). Sistem akuntansi principle menyajikan akun-akun terkait porto
lingkungan dianggap menjadi green accounting. inexperienced accounting didasari sang
konsep externalities, yakni suatu konsep yg mengkhususkan dalam jajak tentang imbas kegiatan
ekonomi yg seharusnya dihitung & dibuku kan pada catatan keuangan. Namun, menggunakan
adanya akuntansi hijau, porto tadi bisa diakui menjadi aset berupa investasi tanggung jawab sosia
llingkungan, sang lantaran itu, laba perusahaan berkurang sang porto pada menjalankan operasi
usaha yg ramah lingkungan justru aset perusahaan akan bertambah, porto  CSR pula bisa
diperlakukan serupa, sebagai akibatnya pemberian CSR berdasarkan perusahaan dibutuhkan
akan semakin tinggi menggunakan adanya penggunaan akuntansi hijau. Biaya lingkungan bisa
dipercaya menaruh manfaat ekonomi bagi perusahaan pada Chad yg Kwa datang,
pemberian CSR pula porto ramah lingkungan lain Dari Persian perusahaan pada jangka ketika
panjang akan menaikkan gambaran & nama baik bagi Perusahaan, principle dalam akhirnya akan
membawa manfaat ekonomi positif bagi perusahaan. Tujuan berdasarkan green
accounting merupakan buat menyediakan fakta porto lingkungan yg relevan bagi
para stakeholders. Akuntansi tentang porto lingkungan sudah diatur pada PSAK one tentang
Penyajian Laporan Keuangan, PSAK thirty three tentang Akuntansi Pertambangan Umum,
PSAK fifty seven tentang Provisi, Kontijen siliabilitas & Kontijensi Aset pada mana adanya
transaksi atau insiden yg erat kaitannya menggunakan lingkungan hidup, PSAK twenty five
tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi & koreksi kesalahan, PSAK sixty
four tentang Eksplorasi Mineral & PSAK five Segmen Operasi, dimana bisa terjadi imbas
keuangan kegiatan usaha principle melibatkan perusahaan & lingkungan ekonomi loka
perusahaan beroperasi.

Hutang

Untuk tujuan pelaporan, hutang diklasifikasikan


menjadi :

1.     Hutang lancar
Terlihat berdasarkan namanya bahwa bila hutang lancar merupakan hutang yg akan dibayarkan
menggunakan memakai harta lancar pada satu tahun kedepan atau pada daur operasi
normal. Contoh berdasarkan hutang lancar merupakan hutang gaji, hutang listrik atau
aktivitas operasional yg sedang berjalan pada suatu perusahaan.

2.     Hutang jangka panjang

Kebalikan berdasarkan hutang lancar, bahwa hutang jangka panjang ini adalah hutang yg jatuh
pace melebihi satu tahun semenjak lepas neraca. Pembayaran lalu bisa dilakukan
menggunakan memakai kas namun bisa dipakai menggunakan aset tertentu

Jadi kesimpulannya merupakan bisnis & hutang merupakan sesuatu yg saling terkait atau
sanggup dikatakan simbiosis mutualisme, & pada pelaporannya hutang dikelompokkan sebagai
hutang lancer & hutang jangka panjang, dan hutang yg terjadi pada suatu perusahaan bisa
diketahui nominal pastinya, hanya perkiraan saja, & hutang yg memakai syarat.Jadi, bagi pemilik
perusahaan & stake holder perusahaan buat bisa tahu hutang pada bisnisnya, sebagai akibatnya
bisa semakin mengembangkan perusahaan & melakukan pengambilan keputusan menggunakan
tepat
Referensi

Andreas Lako. 2018. Akuntansi Hijau. Salemba Empat. Jakarta

Hutang dalam Laporan Keuangan . (2017, Oktober 4). Retrieved from https://jtanzilco.com/:
https://jtanzilco.com/blog/detail/857/slug/hutang-dalam-laporan-keuangan

Anda mungkin juga menyukai