PENDAHULUAN
Menurut data dari BPS Kota Bekasi tahun 2016 teracatat memiliki sekitar
2,733,240 penduduk pada tahun 2016. Berdasarkan data yang dihimpun dari BPS
kota Bekasi Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di kota
Bekasi seperti pada tabel 1.1 dibawah ini :
1
Gambar 1.1 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Kota Bekasi
2
1.2.Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang mengandung potensi ekonomi besar, potensi yang
tidak luput dari bagian komunitas global. Ekonomi Indonesia merupakan salah satu
yang terbesar di Asia Tenggara, dengan mengandung sejumlah karakteristik yang
menempatkan negara pada posisi yang bagus untuk pembangunan ekonomi yang baru
maju. Beberapa tahun terakhir ada dukungan kuat dari pemerintah pusat untuk
melepaskan ketergantungan tradisional Indonesia pada ekspor komoditas (mentah),
salah satunya dengan meningkatkan peran industri manufaktur dalam perekonomian.
Pembangunan infrastruktur juga merupakan tujuan utama pemerintah, dan merupakan
salah satu penyebab efek berganda dalam perekonomian (www.indonesia-
investments.com diakses pada 8 Oktober 2018).
3
realisasi pertumbuhan ekonomi yang tertinggi (www.bi.go.id diakses pada 8 Oktober
2018). Berdasarkan laporan, Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi
Indonesia di akhir 2017 mencapai 5,07%. Angka ini lebih tinggi dari pencapaian
2016 yang sebesar 5,03%. Demikian pula realisasi pertumbuhan ini juga lebih tinggi
dibandingkan 2015 yang dikoreksi sebesar 4,88%, meski masih lebih rendah dari
2013 yang di posisi 5,56% (https://nasional.kontan.co.id diakses pada 13 Oktober
2018). Seiring dengan pertumbuhan PDB Indonesia, jumlah uang beredar pun juga
semakin meningkat yang menandakan semakin bertambahnya transaksi keuangan
masyarakat baik untuk kebutuhan pribadi maupun usaha. Melihat hal tersebut,
pengetahuan masyarakat mengenai perencanaan keuangan perlu ditingkatkan guna
mengimbangi bertambahnya transaksi keuangan tersebut. (www.ojk.go.id diakses
pada 8 Oktober 2018).
4
Gambar 1.3 Indeks financial literacy
5
tertarik pada tawaran – tawaran investasi lain yang berpotensi merugikan mereka
(www.ojk.go.id diakses pada 8 Oktober 2018).
6
dan sering kali tidak terasa, sehingga financial literacy pun menjadi penting untuk
diperkenalkan sejak dini demi menghindarkan dari terjadinya kondisi financial
distress. Terkait memahami tentang keuangan, remaja bisa memulai dengan
memahami dan memikirkan slot - slot pembagian keuangan mereka, bukan hanya
sekedar memenuhi keinginan saat ini saja tetapi harus melihat kebutuhan yang akan
ada di masa depan. Demikian pula dengan pola pikir tersebut remaja akan menyadari
bahwa diperlukannya menyisihkan uang untuk menabung dan bukan menunggu sisa
dari uang yang digunakan untuk ditabung, sehingga dapat menghindarkannya dari
mengalami kondisi financial distress (https://www.republika.co.id diakses pada 18
Oktober 2018).
Maka financial literacy dan financial distress dapat memiliki hubungan yang
erat disebabkan adanya saling keterhubungan diantara keduanya. Studi awal
menemukan bahwa hubungan antara financial literacy dan financial distress adalah
karena masalah keuangan yang dihadapi oleh individu yang tidak memiliki financial
literacy (Research Works,2009; Joo dan Garman,1998). Temuan penelitian ini
didukung oleh Chen dan Volpe (1998) yang mengungkapkan bahwa mahasiswa tidak
memiliki pengetahuan tentang keuangan pribadi.
Berdasarkan pembahasan diatas maka peneliti dalam hal ini akan mengalisis
sejauh mana pengaruh financial literacy dan financial distress pada masyarakat usia
muda khusus di kota Bekasi sebagai objek penelitian, dengan melakukan penelitian
berjudul “ANALISIS HUBUNGAN FINANCIAL LITERACY & FINANCIAL
DISTRESS TERHADAP MASYARAKAT USIA MUDA DI KOTA BEKASI”.
Diharapkan dengan penelitian ini akan membawa pengaruh yang lebih baik lagi
kepada masyarakat usia muda di kota Bekasi agar lebih menaruh perhatian yang lebih
khusus tentang keuangan agar tidak mengalami kesulitan dalam keuangan.
7
1.3.Perumusan Masalah
Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi besar dan
merupakan bagian dari komunitas global, membuat posisi perekonomian
Indonesia sebagai negara yang bagus pada pembangunan ekonomi yang baru
maju. Dukungan dari pemerintah pun turut memberikan sumbangsih pada
pembangunan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan Indonesia juga menunjukan
kinerja yang terus membaik, ini dibuktikan pada dalam jangka waktu empat tahun
terakhir sejak 2014 realisasi pertumbuhan Indonesia pada tahun 2017 merupakan
yang tertinggi dibandingkan tahun - tahun sebelumnya. Mengikuti pertumbuhan
ekonomi Indonesia, jumlah uang yang beredar pun semakin meningkat yang
ditandai oleh makin banyaknya jumlah transaksi keuangan masyarakat baik untuk
keperluan usaha maupun kepentingan pribadi. Banyaknya jumlah transaksi ini
maka diperlukan pula pengetahuan dan perencanaan tentang keuangan bagi
masyarakat, sebagai bentuk untuk mengimbangi pengeluaran masyarakat akan
transaksi keuangan tersebut. Terkait pengetahuan dan perencanaan keuangan
untuk masyarakat ini diperlukan terlebih dahulu pemahaman akan financial
literacy, yang mana financial literacy merupakan merupakan tingkat pengetahuan
dan kesadaran masyarakat mengenai lembaga keuangan formal, produk dan jasa
keuangan.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan OJK pada tahun 2016 (Otoritas Jasa
Keuangan) menunjukkan bahwasanya tingkat pemahaman financial literacy di
masyarakat Indonesia angkanya masih lebih kecil dibandingkan dengan negara -
negara Asia Tenggara lainnya. Kondisi tersebut menunjukkan belum sepenuhnya
masyarakat Indonesia memiliki kecakapan dalam pemahaman financial literacy,
selain itu masyarakat juga belum memahami dengan baik terkait produk dan jasa
keuangan. Maka dalam hal ini kurangnya pemahaman akan financial literacy
akan membuat masyarakat mengalami situasi financial distress dimana bersifat
sementara yang tidak akan terjadi secara terus – menerus, namun semua
8
bergantung pada kemampuan dalam mengatur dan mengelola keuangan sehingga
tidak mengalami kondisi kesulitan dalam keuangannya. Financial distress tidak
hanya terjadi pada masyarakat yang sudah berpenghasilan atau berkeluarga,
melainkan ini bisa terjadi juga pada remaja yang dapat diketahui saat ini dengan
berbagai kemudahan aksesnya membuat mereka dapat mengeluarkan uang
dengan mudahnya dan sering kali tanpa disadari. Peran financial literacy pun
disini sangat penting dan menentukkan, semakin dini memperkenalkannya maka
semakin cepat pula dapat menghindarkan dari terjadinya financial distress.
9
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat usia muda di kota bekasi
agar lebih memberikan perhatian khusus pada pengetahuan seputar keuangan untuk
meminimalisir terjadinya financial distress di waktu yang tertentu. Mengerti dan
paham tentang keuangan sejak masih usia muda juga akan membawa pengaruh yang
lebih baik ketika sudah dalam kondisi yang dewasa, sehingga dapat mengatur daan
menyusun perihal keuangannya.
10
1.7. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengenai Analisis Hubungan Financial Literacy dan Financial
Distress Pada Masyarakat Usia Muda di Kota Bekasi. Sub bab ini menjelaskan ruang
lingkup terkait batasan penelitian ini dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Kota
Bekasi, dengan melibatkan Masyarakat Usia Muda berdomisili di Kota Bekasi
sebagai objek penelitian yang memiliki rentang usia 20 sampai dengan 29 Tahun.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA : Bab ini berisi tentang teori – teori terkait
penelitian dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, ruang
lingkup penelitian dan penelitian terdahulu.
BAB III METODE PENELITIAN : Bab ini berisi karakteristik penelitian, alat
pengumpulan data, tahapan penelitian, populasi dan sampel, validitas dan Reliabilitas
serta teknik analisis data dan pengujian hipotesis.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN : Bab ini berisi tentang kesimpulan dan
saran atas penelitian yang dilakukan agar dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.
11