DISUSUN OLEH :
NAMA : MULANGSARI FADZIA UMARDI
NIM : 011900017
KELOMPOK : -
PROGRAM STUDI : D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR
JURUSAN : TEKNOKIMIA NUKLIR
ACARA : Spektroscopy Gamma dengan Detector
NaI(Tl)
II. TUJUAN
Detektor sintilasi NaI(Tl) terdiri atas sintilator dan tabung pelipat ganda
elektron. Bahan sintialtor dibuat dari kristal tunggal natrium iodida (NaI) yang sudah
sedikit diberi pengotor Talium (Tl) Apabila radiasi gamma memasuki tabung detektor
maka akan terjadi interaksi radiasi gamma dengan bahan detektor.
Interaksi itu dapat menghasilkan efek fotolistrik, hamburan compton dan
produksi pasangan. Karena reaksi ini maka elektron-elektron bahan detektor akan
terpental keluar sehingga atom-atom itu berada dalam keadaan tereksitasi. Atom-atom
yang tereksitasi akan kembali ke keadaan dasarnya sambil memancarkan kerlipan
cahaya seperti ditunjukkan pada Gambar 1,
B. Langkah Kerja
a) PROSEDUR :
1. Siapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Periksa sambungan sistem seperti ditunjukkan pada Gambar.
3. Masukkan kabel power spektrometer dan PC ke jala-jala PLN kemudian
hidupkan.
4. Letakkan sumber radioaktif di depan detektor dengan jarak sesuai
kebutuhan.
5. Atur gain amplfier , ADC ( jumlah saluran, LLD & ULD), waktu cacah
(real time atau live time) sesuai kebutuhan.
6. Jalankan akuisisi dan tunggu hingga selesai.
7. Catat data-data yang diperlukan dan masukkan dalam tabel
Dimana,
∆E adalah lebar setengah puncak maksimum (FWHM)
E adalah nomor saluran puncak foto
3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk puncak-puncak lainnya
4. Buatlah grafik energy vs resolusi
d) PERCOBAAN III. KALIBRASI ENERGI GAMMA
1. Jalankan kalibrasi secara manual dengan memasukkan data energy dan
nomor saluran puncak untuk sumber Ba-133 dan sumber X
V. DATA PENGAMATAN
Sumber Radioaktif 1
Sumber : Co-60
Aktivitas awal (A0) : 100 µCi (22 April 2001)
Waktu Paruh : 5,27 tahun
Tanggal praktikum : 22 April 2021
⁄
=
Sumber Radioaktif 2
Sumber : Cs-137
Aktivitas awal(A0) : 10 µCi (22 April 2005)
Waktu Paruh : 30,04 tahun
Tanggal praktikum : 22 April 2021
⁄
=
Efisiensi ,Ep
( )
√
Cs-137
∑ ∑
=
= 3,27 x 10-3
= 3,27 x 10-3× 100%
= 0,327%
Dengan rumus perhitungan yang sama , diperoleh nilai efisiensi unsur lain :
Co-60 = 0,0356% dan 0,0404%
Na-22 = 0,00862% dan 0,036%
Ba = 0,0068% dan 0,016%
Resolusi , R
Resolusi dari detector yang dipakai pada Energi peak E = 661,8 keV
Untuk Cs-137
=
Perhitungan dengan rumus ini, akan diperoleh nilai Resolusi untuk yang lainnya adalah:
Co-60 = 2,59 % dan 2,65%
Na-22 = 2,14% dan 0,39%
Ba-133 = 5,04% dan 2,33%
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang berjudul “Spektroskopi Gamma dengan Detektor Sintilasi
NaI(Tl)” dengan tujuan agar mahasiswa mampu memahami teknik dasar pengukuran tenaga
sinar gamma menggunakan detektor NaI(Tl) serta mampu melakukan kalibrasi energi, dan
mengidentifikasi sumber radioaktif
. Praktikum ini menggunakan dua sumber radioaktif, yaitu Co-60 dengan aktivitas
awal 100 µCi dan Cs-137 dengan aktivitas awal 10 µCi. Pengukuran aktivitas saat ini (At)
pada tanggal 22 April 2021, untuk Co-60 didapatkan hasil 266690,3 Bq dan untuk Cs-137
didapatkan hasil 256083,3 Bq. Setelah diketahui nilai aktivitas pada kedua sumber
radioaktif yang di gunakan, maka dapat dibuat grafik kalibrasi energinya.
Selanjutnya dari grafik yang telah dibuat, didapatkan persamaan linier untuk
mencari energi sumber, yaitu y = 0,25x + 0,0384 dengan nilai R2 = 1. Dari persamaan
tesebut, dapat ditentukan sumber X1 dan sumber X2 dengan mensubstitusikan hasil cacahan
pada X1 sebesar 2204 dan pada X2 sebesar 1528 ke dalam persamaan linier tersebut.
Kemudian diketahui besar energi sumber, maka praktikan dapat mengetahui jika
sumber X1 adalah Br-22 dan sumber X2 adalah Sr-87. Dari kedua sumber radiasi tersebut,
kita buat grafik kalibrasi energi dan grafik kalibrasi efisiensinya. Terlihat pengaruh energi
terhadap kedua grafik yang mana pada grafik kalibrasi energi, hubungan antara besarnya
energi dengan nomor channel adalah linier. Pada grafik kalibrasi efisiensi hubungan
antara besarnya energi dengan banyak cacahan adalah jika semakin kecil hasil cacah maka
semakin besar energi suatu sumber yang di dapatkan. Kemudian dengan memasukkan
hasil praktikum yang telah dilakukan ke dalam rumus untuk mencari nilai resolusinya
didapatkan hasil resolusi Cs-137 sebesar 4,71%.
VIII. KESIMPULAN
1. Prinsip kerja sebuah detektor sintilator adalah terjadinya kelipan cahaya pada
bahan sintilator apabila dikenai partikel radiasi ataupun foton radiasi. Sintilator
NaI diberi aktivator Tl. Detektor Sintilasi NaI(Tl) terdiri dari kristal NaI(Tl) yang
berfungsi mengubah foton radiasi menjadi kelipan cahaya, photokatode yang
berfungsi mengubah kelipan cahaya menjadi fotoelektron, tabung pengganda
elektron (PMT) berfungsi melipatgandakan electron yang terbentuk, dan pada
akhirnya terbentuk pulsa.
2. Praktikan sudah mampu melakukan kalibrasi energi dan mengidentifikasi sumber
radioaktif.
3. Diketahui sumber radiasi X1 dan X2, untuk sumber X1 adalah Br-22 dan untuk
sumber X2 adalah Sr-87.
4. Besar nilai resolusi yang didapatkan setelah praktikum dilakukan adalah 4,71%.
Trikasjono, Toto, dkk. 2021. Model Praktikum Alat Deteksi dan Proteksi Radiasi.
Yogyakarta: STTN-BATAN.
DISUSUN OLEH :
NAMA : MULANGSARI FADZIA UMARDI
NIM : 011900017
KELOMPOK : -
PROGRAM STUDI : D-IV TEKNOKIMIA NUKLIR
JURUSAN : TEKNOKIMIA NUKLIR
ACARA : Spektroscopy Gamma dengan Detector
CdTe
II. TUJUAN
Detektor CdTe merupakan detektor yang dibuat dari bahan Cadmium dan
Tellurium. Seperti halnya detektor semikonduktor lainnya, detektor ini bekerja
berdasarkan interaksi sinar-X atau sinar- dengan atom-atom CdTe yang kemudian
menghasilkan sebuah pasangan elektron-hole untuk setiap energi sebesar 4,43 eV.
Medan listrik dari luar digunakan untuk memisahkan pasangan elektron-hole sebelum
mereka bergabung kembali, selain itu menyebabkan elektron bergerak menuju anoda
dan hole menuju katoda, sehingga terkumpul muatan pada elektroda dan
menghasilkan isyarat. Melalui proses pengolahan dan analisa tinggi pulsa akhirnya
isyarat tersebut dapat dicacah dan ditampilkan bentuk spektrumnya. Sruktur detektor
CdTe seperti ditunjukkan pada gambar 1.
ANODA (+)
ARUS ELEKTRON
FOTON
ARUS HOLE
KATODA (-)
Detektor semikonduktor terdiri atas bahan tipe–n dan tipe–p seperti ditunjukkan
pada Gambar 1a. Semikonduktor tipe–n dihubungkan dengan kutub positif tegangan
listrik, sedangkan semikonduktor tipe–p dihubungkan dengan kutub negatif tegangan
listrik. Hal ini menyebabkan pembawa muatan positif akan tertarik ke kutub negatif
(atas), dan pembawa muatan negatif akan tertarik ke kutub positif (bawah). Hal ini
menyebabkan timbulnya lapisan kosong muatan (depletion layer) seperti ditunjukkan
pada Gambar 1b. Lapisan kosong muatan ini sama dengan halnya volume sensitif pada
ruangan dalam kamar ionisasi
Bila ada radiasi pengion memasuki daerah ini, akan terbentuk pasangan “ion-
ion” baru, yaitu elektron dan hole yang masing-masing akan bergerak ke kutub positif
dan kutub negatif. Tambahan elektron dan hole inilah yang akan menyebabkan
terbentuknya pulsa atau arus listrik. Jadi pada detektor ini, energi radiasi diubah
menjadi energi listrik. Dalam detektor CdTe akan dihasilkan sepasang elektron dan
hole untuk tiap energi 4,43 eV. Pada Gambar 2a dan Gambar 2b ditunjukkan spektrum
Cs-137 dan spektrum Ba-133 yang dicacah dengan detektor CdTe.
tipe-n tipe-p
power supply
B. Bahan
1. Sumber radiasi
C. Cara Kerja
1. Disiapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Diperiksa sambungan sistem seperti ditunjukkan pada Blok Diagram
3. Diletakkan sumber Ba-133 sedekat mungkin dengan detektor
4. Diatur gain amplfier, preset dan waktu cacah (real time atau live time)
sesuai kebutuhan.
5. Dijalankan akuisisi dan tunggu hingga selesai. Dicatat nomor saluran
untuk puncakpuncak yang muncul
6. Dilakukan kalibrasi energi spektrum Ba-133 dengan setting ROI pada dua
puncak spektrum energi 356 keV dan 80 keV
7. Diamati kanal puncak pada energi 356 keV dan 80 keV kemudian
dimasukkan pada kolom kanal
8. Diamati kanal puncak energi masukan puncak energi yang di ROI yaitu
356 keV dan 80 keV
9. Dipilih unit kalibrasi dalam keV, karena hanya 2 titik puncak kalibrasi,
maka dipilih rumus kalibrasi yang dua variable kemudian di klik OK
sehingga hubungan kanal dan energi terkalibrasi
10. Dijalankan akuisisi ulang, dicatat spektrum X-ray dan gamma yang
muncul
11. Dilakukan analisis bentuk spektrum x-ray dan tentukan FWHM atau
resolusi detektor CdTe.
V. DATA PENGAMATAN
1. Jari jari detektor (r) = 3mm = 0,3 cm
2. Jarak detektor dengan sumber = 1 cm = 10 mm
3. t = 300s
Rumus :
( )
Keterangan :
At = Aktivitas sebenarnya saat pengukuran (Bq)
Ao = aktivitas mula-mula
t = selang waktu antara tanggal acuan dan tanggal pengukuran (tahun)
T1/2 = waktu paruh sumber (tahun)
1. Am-241
Aktivitas
Ao = 10,16 μCi = 375,9 kBq = 375900 Bq
t = 1 Nov 2010 = 10,25 tahun
T1/2 = 432,2 tahun
f = 0,359
( )
( )
2. Ba-133
Aktivitas
Ao = 10,37 μCi = 383,7 kBq = 383700 Bq
t = 1 Jul 2006 = 14,67 tahun
T1/2 = 10,51 tahun
f = 0,36
( )
( )
3. Cs-137
Aktivitas
Ao = 0,25 μCi = 9250 Bq
t = Sept 2017 = 3,5tahun
T1/2 = 30,1 tahun
f = 0,85
( )
( )
b. Menentukan Efisiensi
- Am-241
- Ba-133
- Cs-137
c. Menentukan resolusi
f (fraksi
Energi FWHM Cacah
Sumber Jarak peluruhan efisiensi % resolusi %
(keV) (keV) nett
gamma)
Am-241 1 cm 59,5 0,923 78178,33 0,359 2,53 1,55
Ba-133 1 cm 81 1,193 9690,67 0,36 0,21 1,47
Cs-137 1 cm 662 2,346 8672,45 0,85 14,10 0,35
10 y = 0.0214x - 0.107
8 R² = 0.9651
6
4
2
0
0 100 200 300 400 500 600 700
Energi (keV)
Dari grafik diatas didapat persamaan linier y = 0,0214x – 0,107 dengan nilai
regresi sebesar 0,9651.
VI. PEMBAHASAN
Diperoleh nilai aktivitas setelah dihitung yaitu Am-241 = 187950 Bq, Ba-133 =
191850 Bq, Cs-137 = 4625 Bq.
Selanjutnya sumber radioaktif diletakan 1 cm dibawah detector yang
memiliki jari-jari 0,3cm. Gain amplifier, preset dan waktu cacah diatur sesuai
kebutuhan setelah itu program di start. Setelah nampak, nomor saluran dicatat
untuk puncak-puncak energi yang muncul dan dikalibrasi dengan setting ROI
pada puncak spektrum 356 keV dan 80 keV. Kemudian rumus kalibrasi
dimasukkan hingga didapat hubungan kanal dengan energi terkalibrasi. Dari
hasil kalibrasi spektrum yang terbaca di layar monitor maka praktikan bisa
mengetahui energi, fraksi peluruhan, nomor saluran, FWHM, dan Nett Peak
Area. Dari parameter-parameter tersebut, maka praktikan bisa menentukan
resolusi.
( )
√
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa :
Detektor CdTe merupakan detektor yang dapat membedakan puncak-puncak
energi gamma. Prinsip kerja dari detektor ini sama dengan detektor
semikonduktor, yaitu mengubah energi radiasi menjadi pulsa listrik.
Nilai kalibrasi energi untuk Am-241, Ba-133 dan Cs-137 berturut-turut
sebesar 59,5; 81; dan 662.
Nilai efisiensi untuk Am-241, Ba-133 dan Cs-137 berturut-turut sebesar
2,53%; 0,21% dan 14,1%.
Resolusi untuk Am-241, Ba-133 dan Cs-137 berturut-turut sebesar 1,55;
1,473; dan 0,35.