Anda di halaman 1dari 15

90 Volume XII Nomor 2, Oktober 2017

PEMAHAMAN NILAI-NILAI DASAR PROFESI


DAN BUDAYA KERJA APARATUR SIPIL NEGARA
DI LINGKUNGAN FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Oleh:
Irsyad Dhahri , Andi Kasmawati2, , Bakhtiar3
1

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar


Email : cha4400@yahoo.com (Irsyad Dhahri)
Email : kasmawati.amri@yahoo.com (Andi Kasmawati)
bakhtiar@unm.ac.id (bakhtiar)

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) gambaran mengenai


pemahaman, dan (2) faktor-faktor yang memengaruhi pemahaman pegawai dalam
lingkungan FIS UNM tentang nilai-nilai dasar dan budaya kerja Aparatus Sipil Negara
(ASN). Jenis dan sumber data adalah data primer dan data sekunder. Teknik sampling
adalah sampel total atau penelitian populasi. Teknik pengumpulan datanya adalah
teknik angket, wawancara, dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teknik
analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan variabel penelitian berdasarkan data hasil
penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang memberi penjelasan
dan argumentasi terhadap variabel penelitian. Variabel penelitian yaitu tingkat
pemahaman pegawai tentang nilai-nilai dasar profesi dan budaya kerja aparatur sipil
negara (ASN), sub variabel tingkat pemahaman pegawai mengenai nilai-nilai dasar
profesi, dan budaya kerja ASN. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Pemahaman pegawai
dalam lingkungan Fakultas Ilmu Sosial UNM tentang nilai-nilai dasar profesi dan
budaya kerja Aparatur Sipil Negara cukup baik/tinggi, dimana sebagian besar yang
mengetahuinya, telah mendengar keberadaan undang-undang ASN, mengetahui UU No.
5 Tahun 2014 sebagai undang-undang ASN, mengetahui isi/materi yang dalam UU No.
5 Tahun 2014, dan mengetahui nilai-nilai dasar dan budaya kerja Aparatur Sipil Negara
yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. (2)
Faktor-faktor yang memengaruhi pemahaman pegawai tentang nilai-nilai dasar profesi
dan budaya kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: (1)
Faktor internal, yaitu faktor yang bersumber dari diri pegawai, faktor-faktor yang
dimaksud adalah (a) masa kerja/pangkat/golongan, (b) jabatan yang diemban, (c)
pendidikan, (d) status Aparatur Sipil Negara (PNS dan/atau Kontrak). (2) Faktor
eksternal, yaitu faktor yang bersumber dari luar diri pegawai, faktor-faktor yang
dimaksud adalah (a) pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, (b) model pembinaan
dari pimpinan fakultas/universitas, (c) iklim/suasana kerja dan/atau lingkungan kerja,
dan (d) fasilitas penunjang.

Kata Kunci: Pemahaman Pegawai, Nilai Dasar Profesi, Aparatur Sipil Negara

PENDAHULUAN menyebabkan permasalahan pada


kondisi kinerja instansi pemerintah
Pelaksanaan budaya kerja yakni: (1) Penilaian negatif dari
aparatur negara yang menjadi masyarakat tentang pelayanan publik
permasalahan diungkapkan oleh yang diberikan oleh aparatur pemerintah;
(KepMenPAN, 2008) bahwa pengabaian (2) Kurangnya tingkat kedisiplinan
nilai-nilai moral dan budaya kerja aparatur pemerintah sehingga kinerja
91

aparatur pemerintah terhadap pelayanan dan tak henti-hentinya terus melakukan


kepada masyarakat masih belum penyempurnaan dan perbaikan.
memuaskan; (3) Tidak diterapkannya Kepribadian tersebut menjadi sikap,
nilai-nilai budaya kerja aparatur kemudian menjadi perilaku yang
pemerintah menambah pencitraan yang mengandung unsur semangat. disiplin,
buruk aparaturnya. (4) Kurangnya rajin, jujur, tanggung jawab, hemat,
knowledge, skill, attitude pada diri integritas; sehingga hasil kerja akan
aparatur pemerintah sehingga perlu mencapai kualitas yang tinggi atau
ditingkatkan.Pelaksanaan budaya kerja memuaskan.
aparatur Negara dengan nilai-nilai yang Dalam rangka menyelenggarakan
seharusnya merupakan langkah awal pelayanan publik kepada masyarakat
yang sebaiknya dipilih dalam upaya secara efektif dan efisien, diperlukan
melakukan Reformasi birokrasi secara kinerja andal dari penyelenggara
keseluruhan, sehingga dapat menjadi pelayanan publik. Untuk mencapai
birokrasi yang efisien dan efektif dengan kinerja andal, dibutuhkan adanya
aparatur yang bersih, transparan, dan integritas, profesional, netral dan bebas
professional dalam menjalankan dari tekanan apapun serta bersih dari
tugasnya. Produktivitas Merupakan adanya Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
sebuah alat rangkuman tentang jumlah dalam penyelenggaraan pelayanan
dan kualitas performa pekerjaan, dengan publik. Dengan demikian penyelenggara
mempertimbangkan pemanfaatan pelayanan publik dapat menjalankan
sumber-sumber daya. Filosofi mengenai tugas dan fungsinya sebagai unsur
produktivitas mengandung arti keinginan perekat persatuan dan kesatuan bangsa
dan usaha dari setiap manusia untuk berdasarkan Pancasila dan Undang-
selalu meningkatan mutu kehidupan dan Undang Dasar 1945.
penghidupannya. Pandangan memberi Penyelenggara pelayanan publik,
semangat cukup mendalam dan menurut Undang-Undang Nomor 5
memungkinkan orang yang Tahun 2014 dinamakan Aparatur Sipil
memahaminya memandang kerja, baik Negara (ASN), adalah pelayan
secara individual maupun berkelompok masyarakat/abdi negara yang memiliki
dalam suatu organisasi sebagai suatu tanggung jawab terhadap pelayanan
keutamaan. publik dalam rangka mewujudkan
Kuatnya budaya kerja akan kesejahteraan masyarakat. Terkait
terlihat dari bagaimana pegawai harapan masyarakat terhadap Aparatur
memandang budaya kerja sehingga Sipil Negara adalah kinerja andal yang
berpengaruh terhadap perilaku yang diberikan dalam pelayanan publik.
digambarkan memiliki motivasi, Namun mengingat kenyataan
dedikasi, kreativitas, kemampuan dan yang ada di masyarakat dewasa ini
komitmen yang tinggi. Semakin kuat ditengarai masih adanya oknum
budaya kerja, semakin tinggi Aparatur Sipil Negara yang tidak
produktivitas yang dihasilkan pegawai. melaksanakan tugas dengan baik dan
Dan pada akhirnya akan memberikan bertanggung jawab. Penilaian ini
kepuasan kepada masyarakat terhadap didasarkan persepsi/penilaian
pelayanan yang diberikan para aparatur masyarakat masih adanya Aparatur Sipil
Negara. Budaya kerja dapat diwujudkan Negara yang cenderung menghambur-
setelah melalui prosesyang panjang. Hal hamburkan pengeluaran uang negara,
ini dikarenakan perubahan nilai-nilai rendahnya motivasi dan disiplin dalam
lama menjadi nilai-nilai baru akan bekerja serta kurang produktif dalam
memakanwaktu untuk menjadi kebiasaan melayani masyarakat.

Jurnal Supremasi ISSN 1412-517X


92 Volume XII Nomor 2, Oktober 2017

Bertitik tolak dari uraian latar dengan ANEKA (Akuntabilitas,


belakang di atas, betapa pentingnya Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen
faktor pemahaman nilai-nilai dasar dan Mutu, dan Anti Korupsi).
budaya kerja terhadap kinerja dan Nilai-nilai dasar profesi dan
produktivitas kerja pegawai, sehingga budaya kerja Aparatur Sipil Negara
mendorong penulis untuk malakukan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 UU
penelitian mengenai “Pemahaman Nilai- No. 5 Tahun 2014 Aparatur Sipil Negara
nilai Dasar Profesi dan Budaya Kerja meliputi: (1) Memegang teguh ideologi
Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pancasila; (2) Setia dan
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri mempertahankan Undang-Undang Dasar
Makassar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Berdasarkan uraian latar serta pemerintahan yang sah; (3)
belakang, maka dirumuskan masalah Mengabdi kepada negara dan rakyat
penelitian sebagai berikut: (1) Indonesia; (4) Menjalankan tugas secara
Bagaimana tingkat pemahaman pegawai profesional dan tidak berpihak; (5)
tentang nilai-nilai dasar profesi dan Membuat keputusan berdasarkan prinsip
budaya kerja Aparatur Sipil Negara keahlian; (6) Menciptakan lingkungan
dalam lingkungan Fakultas Ilmu Sosial kerja yang nondiskriminatif; (7)
UNM? (2) Faktor-faktor apa yang Memelihara dan menjunjung tinggi
mempengaruhi pemahaman pegawai standar etika yang luhur; (8)
tentang nilai-nilai dasar profesi dan Mempertanggungjawabkan tindakan dan
budaya kerja Aparatur Sipil Negara kinerjanya kepada publik; (9) Memiliki
dalam lingkungan Fakultas Ilmu Sosial kemampuan dalam melaksanakan
UNM? kebijakan dan program pemerintah; (10)
Memberikan layanan kepada publik
TINJAUAN PUSTAKA secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
Nilai-nilai Dasar Profesi dan Budaya santun; (11) Mengutamakan
Kerja Aparatur Sipil Negara kepemimpinan berkualitas tinggi; (12)
Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
Dalam Undang-Undang Republik kerja sama; (13) Mengutamakan
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 yang pencapaian hasil dan mendorong kinerja
dimaksud Aparatur Sipil Negara (ASN) pegawai; (14) Mendorong kesetaraan
adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dalam pekerjaan; dan (15) Meningkatkan
dan pegawai pemerintah dengan efektivitas sistem pemerintahan yang
perjanjian kerja yang bekerja pada demokratis sebagai perangkat sistem
instansi pemerintah. Fungsi ASN yaitu karier.
melaksanakan kebijakan publik yang Akuntabilitas sering disamakan
dibuat oleh Pejabat Pembina dengan responsibilitas atau tanggung
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan jawab. Namun pada dasarnya, kedua
peraturan perundang-undangan; konsep itu memiliki makna yang
memberikan pelayanan publik yang berbeda. Responsibilitas adalah
profesional dan berkualitas; dan kewajiban untuk bertanggung jawab.
mempererat persatuan dan kesatuan Akuntabilitas adalah suatu kewajiban
Bangsa. pertanggungjawaban yang harus dicapai
Untuk menjadi seorang pelayan sedangkan akuntabilitas adalah
publik yang profesional diperlukan kewajiban pertanggungjawaban yang
pembekalan kepada PNS dengan nilai- harus dicapai.
nilai dasar profesi ASN yang dikenal
93

Akuntabilitas merujuk pada kebenaran ideal secara moral mengenai


kewajiban setiap individu, kelompok sesuatu hal, baik menyangkut benda atau
atau institusi untuk memenuhi tanggung orang. (6) Kepercayaan, rasa keadilan
jawab yang menjadi amanahnya. akan membawa pada sebuah
Akuntabilitas publik memiliki tiga kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
fungsi utama ( Bovens, 2007), yaitu melahirkan akuntabilitas.
untuk menyediakan kontrol demokratis ( (7) Keseimbangan, untuk mencapai
peran demokratis ); untuk mencegah akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan maka diperlukan keseimbangan antara
(peran konstitusional ); dan untuk akuntabilitas dan kewenangan, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas. harapan dan kapasitas. (8) Kejelasan,
Akuntabilitas publik terdiri dari pelaksanaan wewenang dan
dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal tanggungjawab harus memiliki
(pertanggungjawaban kepada otoritas gambaran yang jelas tentang apa yang
yang lebih tinggi) dan akuntabilitas menjadi tujuan dan hasil yang
horisontal (pertanggungjawaban pada diharapkan. (9) Konsistensi, sebuah
masyarakat luas). Untuk memenuhi usaha untuk terus melakukan sesuatu
terwujudnya organisasi sektor publik sampai pada tercapai tujuan akhir.
yang akuntabel, maka mekanisme Nasionalisme sangat penting
akuntabilitas harus mengandung dimensi dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
akuntabilitas kejujuran dan hukum, Bahkan tidak hanya sekedar wawasan
akuntabilitas proses, akuntabilitas saja tetapi kemampuan
program, dan akuntabilitas kebijakan. mengaktualisasikan nasionalisme dalam
Akuntabilitas tidak akan terwujud menjalankan fungsi dan tugasnya
apabila tidak ada alat akuntabilitas merupakan hal yang lebih penting.
berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Diharapkan dengan nasionalisme yang
Kinerja, dan Laporan Kinerja. kuat, maka setiap pegawai ASN
Dalam menciptakan lingkungan memiliki orientasi berpikir
kerja yang akuntabel, ada beberapa mementingkan kepentingan publik,
indikator dari nilai-nilai dasar bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang
akuntabilitas yang harus diperhatikan, berorientasi pada kepentingan publik
yaitu: menjadi nilai dasar yang harus dimiliki
(1) Kepemimpinan, lingkungan yang oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN
akuntabel tercipta dari atas ke bawah dapat mempelajari bagaimana aktualisasi
dimana pimpinan memainkan peranan sila demi sila dalam Pancasila agar
yang penting dalam menciptakan memiliki karakter yang kuat dengan
lingkungannya. (2) Transparansi, nasionalisme dan wawasan
keterbukaan atas semua tindakan dan kebangsaannya.
kebijakan yang dilakukan oleh individu Nasionalisme dalam arti sempit
maupun kelompok/instansi. (3) merupakan sikap yang meninggikan
Integritas; konsistensi dan keteguhan bangsanya sendiri, sekaligus tidak
yang tak tergoyahkan dalam menjunjung menghargai bangsa lain sebagaimana
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme
(4) Tanggung Jawab, kesadaran manusia berarti pandangan tentang rasa cinta
akan tingkah laku atau perbuatannya yang wajar terhadap bangsa dan negara,
yang disengaja maupun yang tidak sekaligus menghormati bangsa lain.
disengaja. Tanggung jawab juga berarti Nasionalisme Pancasila merupakan
berbuat sebagai perwujudan kesadaran pandangan atau paham kecintaan
akan kewajiban. (5) Keadilan, kondisi manusia Indonesia terhadap bangsa dan

Jurnal Supremasi ISSN 1412-517X


94 Volume XII Nomor 2, Oktober 2017

tanah airnya yang didasarkan pada nilai- royong. Dengan kegotong royongan
nilai Pancasila. itulah, Indonesia harus mampu
Ada lima indikator dari nilai-nilai melindungi segenap bangsa dan tumpah
dasar nasionalisme yang harus darah Indonesia, bukan membela atau
diperhatikan, yaitu: (1) Sila pertama, mendiamkan suatu unsur masyarakat
Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadikan atau bagian tertentu dari teritorial
Indonesia bukan sebagai negara sekuler Indonesia.
yang membatasi agama dalam ruang Tujuan nasionalisme yang mau
privat. Pancasila justru mendorong nilai- didasari dari semangat gotong royong
nilai ketuhanan mendasari kehidupan yaitu ke dalam dan ke luar. Kedalam
masyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai berarti kemajemukan dan
ketuhanan yang dikehendaki Pancasila keanekaragaman budaya, suku, etnis,
adalah nilai-nilai ketuhanan yang positif, agama yang mewarnai kebangsaan
yang digali dari nilai-nilai keagamaan Indonesia, tidak boleh dipandang sebagai
yang terbuka (inklusif), membebaskan hal negatif dan menjadi ancaman yang
dan menjunjung tinggi keadilan dan bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal
persaudaraan. Dengan berpegang teguh itu perlu disikapi secara positif sebagai
pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan limpahan karunia yang bisa saling
bisa memperkuat pembentukan karakter memperkaya khazanah budaya dan
dan kepribadian, melahirkan etos kerja pengetahuan melalui proses penyerbukan
yang positif, dan memiliki kepercayaan budaya. Keluar berarti memuliakan
diri untuk mengembangkan potensi diri kemanusiaan universal, dengan
dan kekayaan alam yang diberikan menjunjung tinggi persaudaraan,
Tuhan untuk kemakmuran masyarakat. perdamaian dan keadilan antar umat
(2) Sila kedua, Kemanusiaan manusia.
yang Adil dan Beradab, memiliki (4) Sila keempat, Kerakyatan
konsekuensi ke dalam dan ke luar. yang Dipimpin oleh Hikmat
Kedalam berarti menjadi pedoman Kebijaksanaan dalam
negara dalam memuliakan nilai-nilai Permusyawaratan/Perwakilan.
kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini Demokrasi permusyawaratan
berarti negara menjalankan fungsi mempunyai dua fungsi. Fungsi pertama,
“melindungi segenap bangsa Indonesia badan permusyawaratan/perwakilan bisa
dan seluruh tumpah darah Indonesia, menjadi ajang memperjuangkan asprasi
memajukan kesejahteraan umum dan beragam golongan yang ada di
mencerdaskan kehidupan bangsa. masyarakat. Fungsi kedua, semangat
(3) Sila ketiga, Persatuan permusyawaratan bisa menguatkan
Indonesia, semangat kebangsaan adalah negara persatuan, bukan negara untuk
mengakui manusia dalam keragaman satu golongan atau perorangan.
dan terbagi dalam golongan-golongan. Permusyawaratan dengan landasan
Keberadaan bangsa Indonesia terjadi kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan
karena memiliki satu nyawa, satu asal diharapkan bisa mencapai kesepakatan
akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat yang membawa kebaikan bagi semua
sebelumnya, yang menjalani satu pihak. Abraham Lincoln mendefinisikan
kesatuan riwayat, yang membangkitkan demokrasi sebagai “pemerintahan dari
persatuan karakter dan kehendak untuk rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.
hidup bersama dalam suatu wilayah Ada tiga prasyarat dalam pemerintahan
geopolitik nyata. Selain kehendak hidup yang demokratis, yaitu: (1) Kekuasaan
bersama, keberasaan bangsa Indonesia pemerintah berasal dari rakyat yang
juga didukung oleh semangat gotong diperintah; (2) kekuasaan itu harus
95

dibatasi; dan (3) pemerintah harus keduanya. Etika lebih dipahami sebagai
berdaulat, artinya harus cukup kuat refleksi yang baik atau benar. Sedangkan
untuk dapat menjalankan pemerintahan moral mengacu pada kewajiban untuk
secara efektif dan efisien. Secara garis melakukan yang baik atau apa yang
besar, terdapat dua model demokrasi, seharusnya dilakukan. Etika juga
yaitu: majoritarian democracy dipandang sebagai karakter atau etos
(demokrasi yang lebih mengutamakan individu/kelompokberdasarkan nilai-
suara mayoritas) dan consensus nilai dan norma-norma luhur.
democracy ( demokrasi yang Kode etik adalah aturan-aturan
mengutamakan konsensus atau yang mengatur tingkah laku dalam suatu
musyawarah). Oleh karena itu, pilihan kelompok khusus, sudut pandangnya
demokrasi konsensus berupa demokrasi hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
permusyawaratan merupakan pilihan dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode
yang bisa membawa kemaslahatan bagi etik profesi dimaksudkan untuk
bangsa Indonesia. mengatur tingkah laku/etika suatu
(5) Sila kelima, Keadilan Sosial kelompok khusus dalam masyarakat
Bagi Seluruh rakyat Indonesia melalui ketentuan-ketentuan tertulis
Dalam rangka mewujudkan keadilan yang diharapkan dapat dipegang teguh
sosial, para pendiri bangsa menyatakan oleh sekelompok profesional tertentu.
bahwa Negara merupakan organisasi Berdasarkan UU ASN, kode etik
masyarakat yang bertujuan dan kode perilaku ASN adalah: (1)
menyelenggarakan keadilan. Keadilan Melaksanakan tugasnya dengan jujur,
sosial juga merupakan perwujudan bertanggung jawab dan berintegritas. (2)
imperative etics dari amanat Pancasila Melaksanakan tugasnya dengan cermat
dan UUD NRI Tahun 1945. dan disiplin. (3) Melayani dengan sikap
Peran negara dalam mewujudkan rasa hormat, sopan dan tanpa tekanan. (4)
keadilan sosial, antara lain : (a) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan
perwujudan relasi yang adil di semua peraturan perundangan yang berlaku. (5)
tingkat sistem kemasyarakatan; (b) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan
pengembangan struktur yang perintah atasan atau pejabat yang
menyediakan kesetaraan kesempatan; (c) berwenang sejauh tidak bertentangan
proses fasilitasi akses atas informasi, dengan ketentuan peraturan perundang-
layanan dan sumber daya yang undangan dan etika pemerintahan. (6)
diperlukan; dan (d) dukungan atas Menjaga kerahasiaan yang menyangkut
partisipasi bermakna atas pengambilan kebijakan negara. (7) Menggunakan
keputusan bagi semua orang. kekayaan dan barang milik negara secara
Etika dapat dipahami sebagai bertanggung jawab, efektif dan efisien.
sistem penilaian perilaku serta keyakinan (8) Menjaga agar tidak terjadi konflik
untuk menentukan perbuatan yang kepentingan dalam melaksanakan
pantas guna menjamin adanya tugasnya. (9) Memberikan informasi
perlindungan hak-hak individu, secara benar dan tidak menyesatkan
mencakup cara-cara pengambilan kepada pihak lain yang memerlukan
keputusan untuk membantu informasi terkait kepentingan kedinasan.
membedakan hal-hal yang baik dan (10) Tidak menyalahgunakan informasi
buruk serta mengarahkan apa yang intern negara, tugas, status, kekuasaan
seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai dan jabtannya untuk mendapat atau
yang dianut (Catalano, 1991). mencari keuntungan atau manfaat bagi
Konsep etika sering disamakan dengan diri sendiri atau untuk orang lain. (11)
moral. Padahal ada perbedaan antara Memegang teguh nilai dasar ASN dan

Jurnal Supremasi ISSN 1412-517X


96 Volume XII Nomor 2, Oktober 2017

selalu menjaga reputasi dan integritas Ada empat indikator dari nilai-
ASN. (12) Melaksanakan ketentuan nilai dasar komitmen mutu yang harus
peraturan perundang-undangan diperhatikan, yaitu: (1) Efektif, berhasil
mengenai disiplin pegawai ASN. guna, dapat mencapai hasil sesuai
Nilai-nilai dasar etika publik dengan target. Sedangkan efektivitas
sebagaimana tercantum dalam undang- menunjukkan tingkat ketercapaian target
undang ASN, memiliki indikator sebagai yang telah direncanakan, baik
berikut: (1) Memegang teguh nilai-nilai menyangkut jumlah maupun mutu hasil
dalam ideologi Negara Pancasila. (2) kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya
Setia dan mempertahankan Undang- diukur dari performans untuk mencapai
Undang Dasar Negara Kesatuan target (rencana) mutu, kuantitas,
Republik Indonesia 1945. (3) ketepatan waktu dan alokasi sumber
Menjalankan tugas secara profesional daya, melainkan juga diukur dari
dan tidak berpihak. (4) Membuat kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
keputusan berdasarkan prinsip keahlian. pelanggan. (2) Efisien, berdaya guna,
(5) Menciptakan lingkungan kerja yang dapat menjalankan tugas dan mencapai
non diskriminatif. (6) Memelihara dan hasil tanpa menimbulkan keborosan.
menjunjung tinggi standar etika luhur. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
(7) Mempertanggungjawabkan tindakan ketepatan realiasi penggunaan
dan kinerjanya kepada publik. (8) sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
Memiliki kemampuan dalam dilaksanakan sehingga dapat diketahui
melaksanakan kebijakan dan program ada tidaknya pemborosan sumber daya,
pemerintah. (9) Memberikan layanan penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
kepada publik secara jujur, tanggap, prosedur dan mekanisme yang ke luar
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, alur. (3) Inovasi,
berhasil guna, dan santun. (10) Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil
Mengutamakan kepemimpinan pemikiran baru yang konstruktif,
berkualitas tinggi. (11) Menghargai sehingga akan memotivasi setiap
komunikasi, konsultasi, dan kerjasama. individu untuk membangun karakter
(12) Mengutamakan pencapaian hasil sebagai aparatur yang diwujudkan dalam
dan mendorong kinerja pegawai. (13) bentuk profesionalisme layanan publik
Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan. yang berbeda dari sebelumnya, bukan
(14) Meningkatkan efektivitas sistem sekedar menjalankan atau
pemerintahan yang demokratis sebagai menggugurkan tugas rutin. (4) Mutu,
perangkat sistem karir. kondisi dinamis berkaitan dengan
Komitmen mutu adalah janji produk, jasa, manusia, proses dan
pada diri kita sendiri atau pada orang lingkungan yang sesuai atau bahkan
lain yang tercermin dalam tindakan kita melebihi harapan konsumen. Mutu
untuk menjaga mutu kinerja pegawai. mencerminkan nilai keunggulan
Bidang apapun yang menjadi tanggung produk/jasa yang diberikan kepada
jawab pegawai negeri sipil semua mesti pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
dilaksanakan secara optimal agar dapat keinginannya, bahkan melampaui
memberi kepuasan kepada stakeholder. harapannya. Mutu merupakan salah satu
Komitmen mutu merupakan tindakan standar yang menjadi dasar untuk
untuk menghargai efektivitas, efisiensi, mengukur capaian hasil kerja. Mutu
inovasi dan kinerja yang berorientasi menjadi salah satu alat vital untuk
mutu dalam penyelenggaraan mempertahankan keberlanjutan
pemerintahan dan pelayanan publik. organisasi dan menjaga kredibilitas
institusi.
97

Kata korupsi berasal dari bahasa kunci keberhasilan semua orang.


latin yaitu Corruptio yang artinya Ketekunan dan konsistensi untuk terus
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. mengembangkan potensi diri membuat
Korupsi sering dikatakan sebagai seseorang akan selalu mampu
kejahatan luar biasa, karena dampaknya memberdayakan dirinya dalam
yang luar biasa, menyebabkan kerusakan menjalani tugasnya. Kepatuhan pada
baik dalam ruang lingkup pribadi, prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
keluarga, masyarakat dan kehidupan pegangan utama dalam bekerja.
yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya Seseorang yang mempunyai pegangan
terjadi dalam kurun waktu yang pendek, kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
namun dapat berdampak secara jangka akan terjerumus dalam kemalasan yang
panjang. Ada 9 (sembilan) indikator dari mendambakan kekayaan dengan cara
nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus yang mudah. (5) Jawab Pribadi yang
diperhatikan, yaitu: (1) utuh dan mengenal diri dengan baik akan
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menyadari bahwa keberadaan dirinya di
menjadi landasan utama bagi penegakan muka bumi adalah untuk melakukan
integritas diri seseorang. Tanpa adanya perbuatan baik demi kemaslahatan
kejujuran mustahil seseorang bisa sesama manusia. Segala tindak tanduk
menjadi pribadi yang berintegritas. dan kegiatan yang dilakukannya akan
Seseorang dituntut untuk bisa berkata dipertanggungjawabkan sepenuhnya
jujur dan transparan serta tidak berdusta kepada Tuhan Yang Maha Esa,
baik terhadap diri sendiri maupun orang masyarakat, negara, dan bangsanya.
lain, sehingga dapat membentengi diri Dengan kesadaran seperti ini maka
terhadap godaan untuk berbuat curang. seseorang tidak akan tergelincir dalam
(2) Peduli, kepedulian sosial kepada perbuatan tercela dan nista. (6) Kerja
sesama menjadikan seseorang memiliki Keras, individu beretos kerja akan selalu
sifat kasih sayang. Individu yang berupaya meningkatkan kualitas hasil
memiliki jiwa sosial tinggi akan kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan
memperhatikan lingkungan publik yang sebesar-besarnya. Ia
sekelilingnya di mana masih terdapat mencurahkan daya pikir dan
banyak orang yang tidak mampu, kemampuannya untuk melaksanakan
menderita, dan membutuhkan uluran tugas dan berkarya dengan sebaik-
tangan. Pribadi dengan jiwa sosial tidak baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
akan tergoda untuk memperkaya diri sesuatu tanpa mengeluarkan keringat. (7)
sendiri dengan cara yang tidak benar Sederhana, pribadi yang berintegritas
tetapi ia malah berupaya untuk tinggi adalah seseorang yang menyadari
menyisihkan sebagian penghasilannya kebutuhannya dan berupaya memenuhi
untuk membantu sesama. (3) kebutuhannya dengan semestinya tanpa
Kemandirian membentuk karakter yang berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk
kuat pada diri seseorang menjadi tidak hidup dalam gelimang kemewahan.
bergantung terlalu banyak pada orang Kekayaan utama yang menjadi modal
lain. Mentalitas kemandirian yang kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.
dimiliki seseorang memungkinkannya Ia sadar bahwa mengejar harta tidak
untuk mengoptimalkan daya pikirnya akan pernah ada habisnya karena hawa
guna bekerja secara efektif. Pribadi yang nafsu keserakahan akan selalu memacu
mandiri tidak akan menjalin hubungan untuk mencari harta sebanyak-
dengan pihak-pihak yang tidak banyaknya. (8) Berani, seseorang yang
bertanggungjawab demi mencapai memiliki karakter kuat akan memiliki
keuntungan sesaat. (4) Disiplin adalah keberanian untuk menyatakan kebenaran

Jurnal Supremasi ISSN 1412-517X


98 Volume XII Nomor 2, Oktober 2017

dan menolak kebathilan. Ia tidak akan oleh karyawan yang biasanya dipakai
mentolerir adanya penyimpangan dan sebagai dasar penilaian terhadap
berani menyatakan penyangkalan secara karyawan atau organisasi. Kinerja yang
tegas. Ia juga berani berdiri sendirian baik merupakan suatu syarat untuk
dalam kebenaran walaupun semua tercapainya tujuan organisasi sehingga
kolega dan teman-teman sejawatnya perlu diupayakan agar kinerja karyawan
melakukan perbuatan yang menyimpang dapat ditingkatkan.
dari hal yang semestinya. Ia tidak takut Namun dalam hal ini,
dimusuhi dan tidak memiliki teman peningkatan kinerja bukanlah hal yang
kalau ternyata mereka mengajak kepada mudah karena banyak faktor yang
hal-hal yang menyimpang. (9) Adil, mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja
pribadi dengan karakter yang baik akan seseorang. Kinerja sumber daya manusia
menyadari bahwa apa yang dia terima adalah prestasi kerja atau hasil kerja
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak (output) baik kualitas maupun kuantitas
akan menuntut untukmendapatkan lebih yang dicapai SDM tiap satuan periode
dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia dalam melaksanakan tugas kerjanya
seorang pimpinan maka ia akan memberi sesuai dengan tanggung jawab yang
kompensasi yang adil kepada diberikan kepadanya (Mangkunegara,
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. 2006). Kinerja karyawan merupakan
Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan salah satu hal yang sangat penting dalam
kemakmuran bagi masyarakat dan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan
bangsanya. sehingga berbagai usaha harus dilakukan
perusahaan untuk meningkatkannya.
Kinerja Aparatur Sipil Negara Kinerja dapat diartikan sebagai hasil
pencapaian dari tujuan yang telah
Kinerja merupakan hasil kerja direncanakan.
dari seorang karyawan atau pegawai Tika (2006) mendefinisikan
dalam menjalankan tugas. Kinerja kinerja sebagai hasil fungsi
sumber daya manusia adalah prestasi pekerjaan/kegiatan seseorang atau
kerja atau hasil kerja yang dicapai kelompok dalam suatu organisasi yang
sumber daya manusia per satuan periode dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
waktu dalam melaksanakan tugas sesuai mencapai tujuan organisasi dalam
dengan tanggung jawabnya dalam periode waktu tertentu. Manullang
organisasi. Hasil kerja yang dimaksud (2001) bahwa kinerja merupakan hasil
dapat berupa hasil kerja baik secara kerja yang dihasilkan oleh karyawan
kualitatif maupun kuantitatif yang sesuai dengan perannya di organisasi.
dicapai seorang pegawai dalam Kinerja karyawan merupakan salah satu
melaksanakan tugas sesuai dengan hal yang sangat penting dalam suatu
tanggung jawab yang diberikan. perusahaan untuk mencapai tujuan
Tohardi (2002) juga berpendapat sehingga berbagai usaha harus dilakukan
bahwa kinerja merupakan hasil kerja perusahaan untuk meningkatkannya.
seorang pekerja di dalam sebuah proses Kinerja dapat diartikan sebagai hasil
manajemen atau suatu perusahaan secara pencapaian dari tujuan yang telah
keseluruhan dimana hasil kerja tersebut direncanakan.
dapat ditunjukkan buktinya secara Tohardi (2000), kinerja
kongkrit dan dapat diukur (dibandingkan merupakan hasil kerja seorang pekerja di
secara standar yang telah ditentukan). dalam sebuah proses manajemen atau
Kinerja (Performance) suatu perusahaan secara keseluruhan
merupakan unjuk kerja yang dilakukan dimana hasil kerja tersebut ditunjukkan
99

buktinya secara kongkrit dan dapat didasarkan pada sistem prestasi dan
diukur (dibandingkan secara standar sistem karier. Selain itu digunakan juga
yang telah ditentukan). sistem merit dalam manajemen Pegawai
Berdasarkan beberapa pendapat ASN yang didasarkan pada kualifikasi,
di atas dapat dikatakan bahwa kinerja kompetensi, dan kinerja secara adil dan
adalah hasil-hasil fungsi dari pekerjaan wajar dengan tidak membeda-bedakan
seseorang atau kelompok dalam suatu latar belakang politik, ras, warna kulit,
organisasi pada periode waktu tertentu agama, asal-usul, jenis kelamin, status
yang merefleksikan seberapa baik pernikahan, umur, atau kondisi
seseorang atau kelompok tersebut kecacatan.
memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan
dalam usaha pencapaian tujuan TUJUAN DAN MANFAAT
organisasi. Fungsi pekerjaan yang PENELITIAN
dimaksud adalah pelaksanaan hasil
pekerjaan atau kegiatan seseorang atau Penelitian ini bertujuan untuk:
kelompok yang menjadi wewenang dan (1) Mengetahui pemahaman pegawai
tanggung jawabnya dalam suatu tentang nilai-nilai dasar profesi dan
organisasi. budaya kerja Aparatur Sipil Negara
Tujuan pegawai Aparatur Sipil (ASN) di lingkungan Fakultas Ilmu
Negara adalah sebagai pelaksana Sosial Universitas Negeri Makassar. (2)
kebijakan publik, pelayan publik, serta Mengetahui faktor-faktor yang
perekat dan pemersatu bangsa (Pasal 10 mempengaruhi pemahaman pegawai
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014). tentang nilai-nilai dasar profesi dan
Penilaian Kinerja bagi Pegawai Aparatur budaya kerja Aparatur Sipil Negara
Sipil Negara menurut Undang-Undang (ASN) di lingkungan Fakultas Ilmu
Nomor 5 Tahun 2014 merupakan Sosial Universitas Negeri Makassar.
kegiatan yang dilakukan oleh Secara spesifik, penelitian ini
atasan/pimpinan instansi baik secara diharapkan dapat memberikan manfaat
langsung maupun dengan menggunakan kepada: (i) Para pegawai dalam rangka
bantuan lembaga-lembaga penyelia memahami nilai-nilai dasar profesi dan
untuk menilai kinerja pegawainya. budaya kerja Aparatur Sipil Negara
Tujuan dan fungsi dari penilaian tersebut (ASN) sesuai ketentaun UU No. 5 Tahun
adalah untuk mengetahui dan mengukur 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
sejauh mana kinerja pegawai pada suatu dalam kaitannya dalam melaksanakan
lembaga dalam rangka mencapai tujuan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya,
dari pegawai Aparatur Sipil Negara. (ii) bagi pengambil kebijakan dalam hal
Dalam undang-undang tersebut ini instansi pemerintah terkait, dapat
juga dijelaskan bahwa Pegawai Aparatur memberikan gambaran mengenai
Sipil Negara terdiri atas Pegawai Negeri pemahaman para pegawai tentang nilai-
Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah nilai dasar profesi dan budaya kerja
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Dalam ASN.
penilaian kinerja ini difokuskan terhadap
penilaian kinerja PNS di dalam METODE PENELITIAN
kepegawaian Aparatur Sipil Negara.
Penilaian kinerja PNS terdiri atas Penelitian ini merupakan jenis
unsur sasaran kerja pegawai (SKP) dan penelitian deskriptif yang mencoba
perilaku kerja. Tujuan dilakukannya memberi penjelasan dan argumentasi
penilaian kinerja PNS agar objektivitas terhadap variabel penelitian. Variabel
pembinaan PNS dapat terjamin yang penelitian yaitu tingkat pemahaman

Jurnal Supremasi ISSN 1412-517X


100 Volume XII Nomor 2, Oktober 2017

pegawai tentang nilai-nilai dasar profesi prasasti, notulen rapat, agenda, dan
dan budaya kerja Aparatur Sipil Negara sebagainya.
(ASN), sub variabel tingkat pemahaman Teknik analisis data yang
pegawai mengenai nilai-nilai dasar digunakan adalah terkait dengan
profesi dan budaya kerja Aparatur Sipil rumusan masalah penelitian, analisis
Negara dan faktor-faktor yang data menggunakan teknik analisis
mempengaruhi pemahaman Aparatur deskriptif yaitu mendeskripsikan
Sipil Negara tentang tentang nilai-nilai variabel penelitian berdasarkan data
dasar profesi dan budaya kerja Aparatur hasil penelitian.
Sipil Negara di lingkungan Fakultas
Ilmu Sosial UNM. HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi penelitian merupakan
suatu tempat atau wilayah dimana Berdasarkan data hasil penelitian
seorang peneliti beraktivitas untuk menunjukkan bahwa nilai-nilai dasar
menangkap, memahami keadaan atau profesi dan budaya kerja yang dipahami
fenomena yang sebenarnya. Dengan pegawai, yaitu (1) 13 atau 56,52 persen
demikian yang menjadi lokasi dalam responden menjawab akuntabilitas, (2)
penelitian ini adalah lingkungan Fakultas 17 atau 73,91 persen responden
Ilmu Sosial Universitas Negeri menjawab nasionalisme, (3) 19 atau
Makassar. 82,61 persen responden menjawab etika
Oleh karena itu yang menjadi publik, (4) 20 atau 86,96 persen
fokus dalam penelitian ini adalah: (1) responden pegawai menjawab komitmen
Pemahaman PNS tentang nilai-nilai mutu, dan 23 atau 100 persen responden
dasar profesi dan budaya kerja ASN, (2) menjawab anti korupsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Berdasarkan data hasil penelitian,
pemahaman PNS tentang nilai-nilai menunjukkan bahwa nilai-nilai
dasar profesi dan budaya kerja ASN. akuntabilitas pegawai, yaitu (1) 13 atau
Jenis dan sumber data dalam 56,52 persen responden menjawab
penelitian ini adalah data primer dan Kepemimpinan, (2) 17 atau 73,91 persen
data sekunder. Data Primer, yaitu data responden menjawab transparansi, (3)
yang diperoleh secara langsung dari 19 atau 82,61 persen responden
narasumber/responden, yakni pegawai menjawab integritas, (4) 20 atau 86,96
Fakultas Ilmu Sosial UNM. Data persen responden pegawai menjawab
sekunder yaitu, data yang diperoleh dari tanggung jawab, (5) 23 atau 100 persen
dokumen/publikasi/laporan penelitian responden menjawab keadilan, (6) 13
maupun sumber data lainnya yang atau 56, 52 persen respoden yang
menunjang. menjawab kepercayaan, (7) 17 atau
Teknik sampling yang digunakan 73,91 persen responden yang menjawab
dalam penelitian ini, adalah sampel total keseimbangan, (8) 19 atau 82,61 persen
atau penelitian populasi yang berjumlah responden yang menjawab kejelesan, (9)
23 orang ASN di lingkungan Fakultas 20 atau 86,96 persen responden yang
Ilmu Sosial UNM. menjawab konsistensi.
Teknik pengumpulan data yang Penjelasan data hasil penelitian
digunakan adalah teknik yaitu teknik menunjukkan bahwa secara agregasi,
angket, wawancara, dan dokumentasi. pegawai Fakultas Ilmu Sosial UNM
Dokumentasi adalah mengenai memiliki pemahaman yang cuku baik
hal-hal atau variabel yang berupa tentang nilai-nilai dasar profesi yang
catatan, buku, surat kabar, majalah, terkait nilai akuntabilitas yang
mencakup; epemimpinan, transparansi,
101

integritas, tanggung jawab, keadilan, atau 65,22 persen yang menjawab


kepercayaan, keseimbangan, kejelasan, memutuskan berdasarkan prinsip
dan konsistensi. keahlian, 15 atau 65,22 persen yang
Berdasarkan data hasil penelitian, menjawab menjunjung tinggi standar
menunjukkan bahwa nilai-nilai etika luhur, 17 atau 73,91 persen yang
Nasionalisme yang dipahami pegawai, menjawab bertanggung jawab kepada
yaitu (1) 13 atau 56,52 persen responden publik, 18 78,26 persen yang menjawab
menjawab ketuhanan yang maha esa, (2) memberikan layanan secara jujur,
17 atau 73,91 persen responden tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
menjawab kemanusiaan yang adil dan guna, berhasil guna, dan santun, 15 atau
beradab, (3) 19 atau 82,61 persen 65,22 persen yang menjawab
responden menjawab kemanusiaan yang Mengutamakan kepemimpinan
adil dan beradab, (4) 20 atau 86,96 berkualitas tinggi menghargai
persen responden pegawai menjawab komunikasi, konsultasi, dan kerjasama,
kerakyatan yang dipimpun oleh hikmat 20 atau 86,96 persen yang menjawab
kebijaksanaan dalam mengutamakan pencapaian hasil dan
permusyawaratan/perwakilann, dan 23 mendorong kinerja pegawai, 20 atau
atau 100 persen responden menjawab 86,96 persen yang menjawab mendorong
keadilan sosial bagi seluruh rakyat kesetaraan dalam pekerjaan, 15 atau
indonesia. 65,22 persen yang menjawab
Data hasil penelitian, meningkatkan efektivitas sistem
menunjukkan bahwa nilai-nilai pemerintahan yang demokratis sebagai
Nasionalisme yang dipahami pegawai perangkat sistem karir.
cukup baik, dimana sebagian besar Data hasil penelitian tentang
responden memahami bahwa nilai-nilai tanggapan responden mengenai
dasar profesi dan budaya kerja Aparatur pengetahuannya tentang indikator nilai
Sipil Negara pada unsur nilai Komitmen Mutu di lingkungan Fakultas
nasionalisme, bahwa responden Ilmu Sosial Universitas Negeri
pengamalan sila-sila Pancasila Makassar, terdapat 21 atau 91,30 persen
merupakan indikator nilai-nilai responden yang menjawab efektif (tepat
nasionalisme sebagai dasar nilai dalam sasaran), 20 atau 86,96 persen yang
mengembangkan semangat nasionalisme menjawab efisien (tepat guna), 15 atau
dan patriotisme setiap pegawai dalam 65,22 persen yang menjawab inovatif,
melaksakan fungsi, tugas, dan tanggung dan 17 atau 73,91 persen responden yang
jawabnya sebagai pelayan masyarakat menjawab berorientasi mutu.
dan abdi negara. Dalam melaksanakan Komitmen mutu sebagai janji
setiap tugas pengabdiannya didasari oleh pada diri kita sendiri atau pada orang
nilai-nilai dan semangat Pancasila lain yang tercermin dalam tindakan kita
sebagai dasar dan ideologi bangsa dan untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
negara. Bidang apapun yang menjadi tanggung
Data hasil penelitian mengenai jawab pegawai negeri sipil semua mesti
pengetahuannya tentang nilai-etika dilaksanakan secara optimal agar dapat
publik pegawai Fakultas Ilmu Sosial memberi kepuasan kepada stakeholder.
Universitas Negeri Makassar, Komitmen mutu merupakan tindakan
menunjukkan bahwa terdapat 23 atau untuk menghargai efektivitas, efisiensi,
100 persen yang menjawab memegang inovasi dan kinerja yang berorientasi
teguh Pancasila dan UUD 1945, 20 atau mutu dalam penyelenggaraan
86,96 persen yang menjawab pemerintahan dan pelayanan publik.
Profesional dan non diskriminatif, 15

Jurnal Supremasi ISSN 1412-517X


102 Volume XII Nomor 2, Oktober 2017

Indikator dari nilai-nilai dasar atau 100 persen responden yang


komitmen mutu sebagai ditunjukkan menjawab Kedisiplinan, 17 atau 73,91
pada tabel 10 yaitu: (1) Efektif; Efektif persen responden yang menjawab
adalah berhasil guna, dapat mencapai Tanggung Jawab, 17 atau 73,91 persen
hasil sesuai dengan target. (2) Efisien; responden yang menjawab Kerja keras,
Efisien adalah berdaya guna, dapat 20 atau 86,96 persen responden yang
menjalankan tugas dan mencapai hasil menjawab Kesederhanaan, 18 atau 78,26
tanpa menimbulkan keborosan. persen responden yang menjawab
Sedangkan efisiensi merupakan tingkat Keberanian, 23 atau 100 persen
ketepatan realiasi penggunaan responden yang menjawab Keadilan.
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan Berdasarkan pemaparan data
dilaksanakan sehingga dapat diketahui hasil penelitian menggambarkan bahwa
ada tidaknya pemborosan sumber daya, tingkat pemahaman pegawai di
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan lingkungan Fakultas Ilmu Sosial UNM
prosedur dan mekanisme yang ke luar tentang nilai-nilai dasar profesi dan
alur. (3) Inovasi; Inovasi Pelayanan budaya kerja Aparatur Sipil Negara
Publik adalah hasil pemikiran baru yang adalah cukup cukup tinggi, beradasarkan
konstruktif, sehingga akan memotivasi pada kategori tinggi, cukup tinggi,
setiap individu untuk membangun kurang tinggi, dan tinggi.
karakter sebagai aparatur yang Faktor-faktor yang
diwujudkan dalam bentuk mempengaruhi pemahaman pegawai
profesionalisme layanan publik yang mengenai nilai-nilai dasar profesi dan
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar budaya kerja dalam lingkungan Fakultas
menjalankan atau menggugurkan tugas Ilmu Sosial UNM, berdasarkan data
rutin; dan (4) Mutu; Mutu merupakan hasil penelitian, secara garis besar dapat
suatu kondisi dinamis berkaitan dengan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: (1)
produk, jasa, manusia, proses dan Faktor internal, yaitu faktor yang
lingkungan yang sesuai atau bahkan bersumber dari diri pegawai, faktor-
melebihi harapan konsumen. Mutu faktor yang dimaksud adalah (a) masa
mencerminkan nilai keunggulan kerja/pangkat/golongan, (b) jabatan yang
produk/jasa yang diberikan kepada diemban, (c) pendidikan, (d) status
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan Aparatur Sipil Negara (PNS dan/atau
keinginannya, bahkan melampaui Kontrak). (2) Faktor eksternal, yaitu
harapannya. Mutu merupakan salah satu faktor yang bersumber dari luar diri
standar yang menjadi dasar untuk pegawai, faktor-faktor yang dimaksud
mengukur capaian hasil kerja. Mutu adalah (a) pendidikan dan pelatihan
menjadi salah satu alat vital untuk kepemimpinan, (b) model pembinaan
mempertahankan keberlanjutan dari pimpinan fakultas/universitas, (c)
organisasi dan menjaga kredibilitas iklim/suasana kerja dan/atau lingkungan
institusi. kerja, dan (d) fasilitas penunjang.
Data hasil penelitian mengenai Faktor masa kerja/pang-
pengetahuannya tentang indikator nilai kat/golongan, hasil penelitian
Etika Publik di lingkungan Fakultas Ilmu menunjukkan bahwa semakin lama masa
Sosial Universitas Negeri Makassar, kerja dan semakin tinggi
menunjukkan bahwa terdapat 23 atau pangkat/golongan semakin tinggi tingkat
100 persen responden yang menjawab pemahamannya tentang nilai-nilai dasar
kejujuran, 19 atau 82,61 persen yang profesi ASN. Faktor jabatan yang
menjawab kepedulian, 15 atau 65,22 diemban oleh respoden mempengaruhi
persen yang menjawab Kemandirian, 23 pemahaman mereka tentang nilai-nilai
103

dasar profesi Aparatur Sipil Negara. di tengah-tengah aktivitas menjalankan


Selain itu faktor pendidikan formal tugas pegawai dalam lingkungan
menujunjukkan pengaruhnya terhadap Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
pemahaman pegawai. Data hasil Makassar.
penelitian terhadap pegawai yang
berstatus magister dan doktor, PENUTUP
memperlihatkan pengetahuan dan
pemahamannya yang cukup tinggi Berdasarkan hasil penelitian dan
terhadap nilai-nilai dasar profesi dan pembahasan, dapat dikemukakan
budaya kerja Aparatur Sipil Negara. kesimpulan penelitian sebagai berikut:
Status Aparatur Sipil Negara, pegawai (1) Pemahaman pegawai dalam
yang berstatus pegawai negeri sipil lingkungan Fakultas Ilmu Sosial UNM
(PNS) mempunyai pemahaman yang tentang nilai-nilai dasar profesi dan
lebih baik dibandingkan pegawai yang budaya kerja Aparatur Sipil Negara
berstatus kontrak. Alasan pegawai cukup baik/tinggi, dimana sebagian
berstatus kontrak kurang memahami besar yang mengetahuinya, telah
nilai-nilai dasar profesi dan budaya kerja mendengar keberadaan undang-undang
Aparatur Sipil Negara karena mereka ASN, mengetahui UU No. 5 Tahun 2014
belum mendapatkan informasi yang sebagai undang-undang ASN,
dilaksanakan secara khusus mengenai mengetahui isi/materi yang dalam UU
nilai-nilai dasar profesi dan budaya kerja No. 5 Tahun 2014, dan mengetahui nilai-
Aparatur Sipil Negara, seperti yang nilai dasar dan budaya kerja Aparatur
pernah dialami oleh PNS melalui Sipil Negara yaitu akuntabilitas,
prajabatan dan diklat-diklat kepegawaian nasionalisme, etika publik, komitmen
yang terkait. mutu, dan anti korupsi. (2) Faktor-faktor
Faktor Diklat Kepegawaian yang memengaruhi pemahaman pegawai
memberikan pengaruh terhadap tentang nilai-nilai dasar profesi dan
pemahaman pegawai tentang nilai-nilai budaya kerja Aparatur Sipil Negara
dasar profesi dan budaya kerja Aparatur (ASN) dibagi menjadi 2 (dua) bagian,
Sipil Negara, terutama pegawai yang yaitu: (1) Faktor internal, yaitu faktor
menduduki jabatan struktural. Faktor yang bersumber dari diri pegawai,
pembinaan pimpinan fakultas dan faktor-faktor yang dimaksud adalah (a)
universitas terhadap pegawai juga masa kerja/pangkat/golongan, (b)
memberikan pengaruh terhadap tingkat jabatan yang diemban, (c) pendidikan,
pemahaman nilai-nilai dasar profesi dan (d) status Aparatur Sipil Negara (PNS
budaya kerja Aparatur Sipil Negara. dan/atau Kontrak). (2) Faktor eksternal,
Faktor fasilitas kerja; dengan fasilitas yaitu faktor yang bersumber dari luar
yang memadai memungkinkan pegawai diri pegawai, faktor-faktor yang
mendapatkan informasi yang cukup dimaksud adalah (a) pendidikan dan
mengenai nilai-nilai dasar profesi dan pelatihan kepemimpinan, (b) model
budaya kerja Aparatur Sipil Negara. pembinaan dari pimpinan
Faktor iklim/suasana kerja yang fakultas/universitas, (c) iklim/suasana
kondusif, dimana terwujudnya hubungan kerja dan/atau lingkungan kerja, dan (d)
yang harmonis dalam kebersamaan dan fasilitas penunjang.
kekeluargaan, baik antara pimpinan Mengacu pada simpulan
fakultas dengan pegawai maupun antara penelitian, maka dapat dikemukakan
pegawai dengan pegawai memungkinkan saran-saran sebagai berikut: (1) Pegawai
tersosialisasinya nilai-nilai dasar profesi hendaknya meningkatkan
dan budaya kerja Aparatur Sipil Negara pemahamannya mengenai nilai-nilai

Jurnal Supremasi ISSN 1412-517X


104 Volume XII Nomor 2, Oktober 2017

dasar profesi dan budaya kerja Aparatur Training. Jurnal pendidikan


Sipil Negara dan Undang-Undang RI Panabur No. 18 tahun ke 11
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sule, Ernie Tisnawati and Saefullah,
Sipil Negara. (2) Pimpinan Universitas 2009. Pengantar Manajemen.
dan Fakultas hendaknya menyiapkan Jakarta: Kencana Prenada
sarana dan prasarana yang menunjang Media Group.
peningkatan pengetahuan dan Notoatmodjo, Soekido, 2003.
pemahaman pegawai tentang nilai-nilai Pengembangan Sumber
dasar profesi dan budaya kerja Aparatur Daya Manusia. Jakarta: PT.
Sipil Negara sebagai ditegaskan dalam Mahasatya.
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen
Sipil Negara. (3) Pihak-pihak Sumber Daya Manusia.
terkait, Kementerian Pemberdayaan Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Aparatur Sipil Negara, hendaknya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
melaksanakan sosialisasi dengan sasaran tentang Aparatur Sipil
para pegawai tentang UU No. 5 Tahun Negara.
2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
terutama menekankan aspek yang terkait
nilai-nilai dasar profesi dan budaya kerja
Aparatur Sipil Negara.

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Malayu S.P., 2007.


Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi Revisi.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mathis, Robert, John Jackson, 2002.
Manajemen Sumber Daya
Manusia, Buku 2. Jakarta:
PT. Salemba Emban Patria.
Rivai, Veithzal, Ella Jauvani Sagala.
2009. Manajemen Sumber
Daya Manusia Dari Teori ke
Praktik. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Schuler, Randall S, Susan E Jakson.
1997. Manajemen Sumber
Daya Manusia: Menghadapi
Abad Ke 21. Jakarta:
Erlangga.
Thoha, Miftah, 2005. Manajemen
Kepegawaian Sipil di
Indonesia. Jakarta: Prenada
Media.
Sujoko, Alfaris. 2012. Peningkatan
Kemampuan Guru Mata
Pelajaran melalui In House

Anda mungkin juga menyukai