Anda di halaman 1dari 6

MANAGEMENT BY OBJECTIVE

1. Pengertian Management By Objective


Management by Objective didefinisikan oleh John Humble (1970) yaitu suatu
system dinamis untuk mengintergasikan kebutuhan manajer dalam memperjelas dan
mencapai tujuan profit dan pertumbuhannya dengan kebutuhan manajer untuk memberi
kontribusi dan mengembangkan dirinya.
MBO dikenal sebagai suatu metode untuk mengelola organisasi dan sumber daya
manusia yang ada dalam organisasi tersebut dan memperbaiki kinerja manajer.
Management by Objective dalam bahasa Indonesia sering disebut manajemen
berdasarkan objektif atau lebih dikenal manajemen berdasarkan sasaran. Management by
Objective di kemukakan oleh Peter Drucker yang ada di dalam bukunya The Practice of
Management pada tahun 1954. Di dalam buku The Practice of Management, Drucker
menuliskan yaitu manajemen yang efektif harus mengarahkan visi dan usaha-usaha dari
semua manajer pada tujuan umum. Manajemen harus memastikan bahwa masing-masing
bawahan manajer memiliki pemahaman yang lengkap dan jelas apa yang diinginkan oleh
organisasi untuk dicapai. Pihak manajemen harus memotivasi masing-masing manajer
untuk memaksimumkan usaha-usaha dalam arah yang benar. Disamping mendorong
tercapainya keadilan berstandar tinggi,pihak manajemen juga harus membuat manajer
dan karyawan lain mengerti dan memahami cara mencapai hasil kinerja bisnis lebih dari
pada hanya mengerti dan memahami hasil-hasil kinerja bisnis itu sendiri. MBO suatu
metode formal atau semi formal yang dimulai dari penetapan tujuan,pelaksanaan dan
kemudian diteruskan dengan evaluasi.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa MBO itu sistem manajerial yg
komprehensif yg memadukan banyak aktivitas manajerial yg penting secara
sistematis, dengan sadar diarahkan untuk mencapai sasaran organisasi dan individual
secara efektif dan efisien,teknik memberikan motivasi dan sarana perencanaan dan
pengendalian.

2. Tujuan Management by Objective


Tujuan dari MBO yaitu mendorong bawahan untuk bekerjasama dan memperjelas
serta mengkomunikasikan tujuan serta hasil yg diharapkan untuk mencapai tujuan
tersebut. Hakikatnya MBO lebih mementingnya peranan tujuan dalam perencanaan
efektif.

Prosedur yang digunakan dalam melaksanakan MBO berbeda-beda dari


organisasi yang satu ke organisasi yg lain atau dari unit ke unit. Tetapi, unsur pokok dari
penetapan sasaran,dukungan dari karyawan dalam menetapkan sasaran,dan umpan balik
serta evaluasi biasanya merupakan bagian dari setiap program MBO. Dalam pandangan
Drucker, hal yang harus dilakukan yaitu :

1. Pimpinan dan bawahan saling bertemu dan membahas sasaran yang ingin dicapai
akan memberikan kontribusi kepada tujuan menyeluruh.
2. Pimpinan dan bawahan bersama-sama menetapkan sasaran yang akan dapat
dicapai bagi para bawahannya.
3. Pimpinan dan bawahan saling bertemu pada waktu kemudian yang ditentukan
sebelumnya untuk mengevaluasi kemajuan dalam mencapai sasaran.

Dalam pandangan McGregor (1960) memberikan kontribusi pada perkembangan


ilmu manajemen dengan teori X dan Y nya. McGregor menyatakan bahwa : ”inti dari
prinsip yang diturunkan dari teori Y yaitu integrasi penciptaan kondisi yang
memungkinkan anggota organisasi untuk dapat mencapai tujuan mereka sendiri dengan
cara dan hasil yang terbaik melalui pengaruh usaha-usaha mereka pada pencapaian
kesuksesan organisasi. MBO bertujuan memanfaatkan karakteristik Y tersebut secara
optimal dengan memberikan lingkungan yang mendukung.

Dalam perkembangannya, MBO memiliki program-program yang sangat


bervariasi,metode dan pendekatan yang digunakan para manajer dalam program MBO
berbeda-beda. Proses MBO ditandai dari tujuan dan rencana organisasi secara
keseluruhan,kemudian dari tujuan dan rencana tersebut manajer bertemu dengan bawahan
untuk mendiskusikan tujuan dan rencana untuk bawahan yang ditujukan untuk mencapai
tujuan dan rencana organisasi tersebut.
Management by Objective bukan merupakan satu-satunya cara yg paling tepat
untuk melakukan perencanaan,motivasi dan pengawasan pada organisasi. Kesulitan-
kesulitan yang dihadapi dalam mengimplementasikan MBO membuat cara ini sedikit
sulit dan memerlukan proses yang lama. Akan tetapi, masih banyak organisasi yang
mempergunakan pendekatan MBO karena memberikan kegunaan yaitu memberikan
mekanisme penetapan tujuan dan evaluasi manajerial,serta integrasi tujuan-tujuan pribadi
dalam organisasi. Manfaat terpenting dari MBO yaitu memberikan dorongan motivasi
karyawan.

3. Langkah- langkah pelaksanaan Management by Objective

Agar pelaksanaan MBO berhasil dengan baik dan efektif,maka perlu diperhatikan
beberapa hal yaitu :

1. Penetapan tujuan puncak


Program MBO yang efektif dimulai dari manajemen puncak. Tujuan yang ingin
dicapai harus dinyatakan dengan jelas dan dapat diukur sehingga bawahan dapat
mengerti tujuan tersebut dan dapat mengerti apa yang diharapkan darinya. Manager
dan karyawan harus bekerja sama mensikronkan rencana karyawan dengan rencana
serta tujuan manajemen puncak. Organisasi dalam hal ini harus melatih para
manajer dengan keterampilan-keterampilan penetapan tujuan yang berguna dan
terukur,serta mengkomunikasikan secara efektif.
2. Komitmen manajemen puncak
Suksesnya MBO memerlukan komitmen manajemen yang tinggi khususnya
komitmen dari manajemen puncak. Para manajer sering dihadapkan pada
kurangnya kepercayaan dari para karyawan. Kondisi ini memungkinkan manajer
puncak tidak mampu menjaga sistem organisasi agar tetap hidup dan berfungsi
sepenuhnya.
3. Partisipasi
Kesadaran manajer akan dukungan karyawan dalam menetapkan tujuan bersama
dapat mengandung implikasi pengalokasian kembali kekuasaan. Manajer tidak lagi
bertindak otokratris dalam proses penetapan tujuan,akan tetapi mendorong
sepenuhnya keterlibatan dari karyawan. Dalam hal ini, manajer harus bersedia
melepaskan berbagai pengawasan langsung terhadap karyawan dan mendorong
karyawan utuk mengambil peranan lebih efektif dalam perumusan dan pencapaian
tujuan mereka sendiri.
4. Review prestasi
Hasil-hasil yang telah dicapai harus ditinjau kembali sehingga dapat memberikan
umpan balik untuk memberikan input perbaikan.
5. Komunikasi
Manajer dan karyawan melakukan komunikasi yang insentif dalam proses
penentuan tujuan. Manajer biasanya mengkomunikasikan tujuan manajemen
puncak,dan bawahan mendiskusikan apa yang perlu disumbangkan untuk
mendukung tujuan tersebut.

4. Kekuatan Management by Objective

Walaupun MBO tampaknya cukup baik,tetapi dalam pelaksanaannya MBO tidak


selalu berjalan efektif. Tosi dan Carroll telah melakukan pengamatan terhadap para
manajer dan mengemukakan kebaikan-kebaikan berbagai program MBO. Beberapa
keunggulan atau kekuatan dari program MBO,yaitu :

1. Proses evaluasi lebih dapat disamakan melalui pemusatan pada pencapaian tujuan
tertentu. Hal ini memungkinkan para karyawan mengetahui kualitas pekerjaan
mereka dalam hubungannya dengan tujuan organisasi.
2. Menciptakan komunikasi yang lebih baik antar manajer dan karyawan
3. Individu akan lebih terkonsentrasi perhatiannya pada tujuan organisasi
4. Memperjelas para individu tentang kegiatan apa yang harus mereka lakukan
5. Membantu dalam perencanaan dengan membuat para manajer menetapkan tujuan
dan sasaran.

MBO memberikan manfaat tidak hanya bagi organisasi secara keseluruhan,tetapi


juga memberikan manfaat pada individu rasa keterlibatan dan pemahaman terhadap
tujuan-tujuan organisasi,disamping pemahaman bahwa mereka akan dievaluasi,tidak
dalam hal sifat-sifat pribadi atau atas dasar prasangka pimpinan,tetapi bagaimana mereka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan mereka sendiri. MBO lebih menuntun karyawan
untuk lebih cenderung melakukan tanggung jawab dengan bersemangat dan sukses
dibandingkan yg lainnya.

5. Kelemahan Management by Objective

Disamping memberikan kekuatan-kekuatan, MBO juga memiliki kelemahan.


Kelemahan tersebut disebabkan oleh dua hal yakni :

a. Kelemahan inheren dari Management by Objective


Kelemahan ini meliputi penggunaan waktu dan tenaga yang cukup banyak
diperlukan dalam proses management by objective, pekerjaan administratif yang
banyak,dan kemampuan mempelajari management by objective agar dapat menjadi
teknik yang efektif.
b. Kelemahan berasal dari luar organisasi yang secara teoritis dapat
dihilangkan,meliputi:
1. Perubahan dalam organisasi
Kelemahan ini disebabkan karna adanya struktur yang tidak mendukung, jika
struktur tersebut masih ada,maka untuk mencapai MBO yang efektif akan
terhalang. Manajer harus juga mendukung proses perubahan tersebut.
Ketidakmampuan manajer untuk melakukan perubahan akan membuat
management by objektif tidak akan efektif.
2. Gaya manajemen
Pendekatan yang otoriter dari seorang manajer tidak akan mendukung
terlaksananya MBO yang efektif. Manajer yang memiliki gaya seperti itu perlu
dilatih kembali agar gaya kepemimpinan lebih sesuai dengan MBO.
3. Dukungan manajemen puncak

Kelemahan ini terlihat ketika karyawan tidak memperoleh dukungan penuh dari
manajer dalam pelaksanaan MBO,otonomi yang kurang dan sumberdaya yang
kurang dari manajer.
4. Koordinasi dan tujuan yang sulit
Permasalahan akan muncul dalam penetapan tujuan yang dapat diukur.
Kesulitan lain yaitu menyeimbangkan antara tujuan individu dan tujuan
organisasi. Keulitan ini menyebabkan MBO berjalan tidak efektif.
5. Kompensasi yang tidak memadai
Setiap prestasi yang diperoleh oleh karyawan harus diberi kompensasi yang
memadai. Manajer sering kali menetapkan tujuan yang rendah atau mudah
dicapai dan tidak menantang dengan maksud agar target yang ditetapkan dan
dicapai dengan mudah.
6. Keterampilan hubungan manusiawi
Proses penetapan dan peninjauan kembali manajer dan karyawan memerlukan
suatu tingkat keterampilan tinggi dalam hubungan-hubungan antar pribadi.
Banyak manajer tidak memiliki pengalaman maupun kemampuan dasar dalam
hubungan manusiawi. Oleh karena itu latihan dalam pembimbingan dan
wawancara mungkin diperlukan.
7. Kurangnya kerjasama antar bagian
Bagian-bagian dalam organisasi memiliki satu kesatuan yang mengikat,dimana
satu bagian akan bisa berhasil jika di dukung bagian lainnya. Sebaliknya
prestasi satu bagian akan terhambat jika bagian lain tidak memberi dukungan
yang kuat seperti yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Priyono.2007. Pengantar Manajemen. Sidoarjo: Zifatama Publisher

Kusuma Chandra,ririn.2017. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia,Yogyakarta: Gosyen


Publishing

Anda mungkin juga menyukai