Anda di halaman 1dari 17

ISTRI SHALIHAH

PERHIASAN DUNIA
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Rasulullah Saw. bersabda:

‫وعن عبد هللا بن عمرو بن العاص رضي هللا عنهما أن رسول هللا صلى هللا‬
(‫ )رواه مسلم‬.‫ الدنيا متاع وخير متاعهاالمرأة الصالحة‬:‫عليه وسلم قال‬
“Dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.”
[HR. Muslim]

Ketika Umar bin Khaththab r.a. bertanya kepada Rasulullah Saw.,


“Wahai Rasulullah, harta apakah yang sebaiknya kita miliki?”
Beliau Saw. menjawab:

َ ‫سانا ً ذَا ِك ًرا َو َزوْ َجةً ُم ْؤ ِمنَةً ت ُ ِعي ُْن أ َ َحدَ ُك ْم‬
ِ ‫علَى أَمْ ِر‬
‫اآلخ َر ِة‬ َ ‫ِليَت َّ ِخ ْذ أ َ َحدُ ُك ْم قَ ْلبًا شَا ِك ًرا َو ِل‬
“Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur,
lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan
menolongmu dalam perkara akhirat.”
[HR. Ibnu Majah]

‫ع ِلي ِ ب ِْن يَ ِزيدَ ع َْن‬ ُ ‫عثْ َم‬


َ ‫ان ب ُْن أَبِي ْالعَاتِ َك ِة ع َْن‬ ُ ‫صدَقَةُ ب ُْن َخا ِل ٍد َحدَّثَنَا‬
َ ‫َّار َحدَّثَنَا‬ َ ‫َحدَّثَنَا ِهشَا ُم ب ُْن‬
ٍ ‫عم‬
َّ
ِ‫اَّلل‬ ‫ستَفَادَ ْال ُم ْؤ ِم ُن بَ ْعدَ ت َ ْق َو‬
ْ ‫سلَّ َم أَنَّهُ كَانَ يَقُو ُل َما ا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫اَّلل‬ َ ِ ‫س ِم ع َْن أَبِي أ ُ َما َمةع َْن النَّبِي‬
ِ ‫ْالقَا‬
‫اب‬
َ ‫غ‬َ ‫علَ ْي َها أَبَرَّ تْهُ َوإِ ْن‬ َ ‫عتْهُ َوإِ ْن نَ َظ َر إِلَ ْي َها سَرَّ تْهُ َوإِ ْن أ َ ْق‬
َ ‫س َم‬ َ ‫صا ِل َح ٍة إِ ْن أ َ َم َر َها أ َ َطا‬
َ ‫َخي ًْرا لَهُ ِم ْن َزوْ َج ٍة‬
)‫س َها َو َما ِله (رواه ابن مجاه‬ ِ ‫ص َحتْهُ فِي نَ ْف‬ َ َ‫ع ْن َها ن‬ َ
Telah bercerita kepada kami Hisyam bin Amr, telah bercerita kepada kami Shadaqah bin
Khalid, telah bercerita kepada kami Utsman bin Atikah dari Ali bin Yazid dari
Qasim dari Abi Umamah dari Nabi Saw. sesungguhnya beliau bersabda:
‘’Tidak ada keberuntungan bagi seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah
kecuali memiliki seorang istri yang shalihah. Yang bila diperintah, mentaati;
dan bila dipandang menyenangkan; dan bila janji menepati; dan bila ditinggal pergi
bisa menjaga diri dan harta suaminya.”
[HR. Ibnu Majah]

1
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

T idak dapat dipungkiri bahwa keluarga (rumahtangga) adalah pondasi pertama


untuk membangun istana masyarakat muslim dan merupakan madrasah iman dan
akhlakul karimah, yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim yang
mampu meninggikan dan menyebarluaskan “kalimat Allah” di muka bumi. Keluarga
berperan sangat penting dalam pembentukan akhlak, watak dan kejiwaan anak, mencetak
dan menumbuhkan generasi masa depan yang berkualitas dan bertakwa kepada Allah,
pilar penyangga bangunan ummat dan perisai penyelamat bagi negara.

Dalam suatu rumahtangga yang berkualitas dan bahagia, menurut hadits


Rasulullah Saw. salah satu syaratnya adalah adanya istri (ibu rumahtangga) yang
shalihah.
)340/9( - ‫صحيح ابن حبان‬

‫ذكر اإلخبار عن األشياء التي هي من سعادة المرء في الدنيا‬


:َ‫يز ب ِْن أَبِي َر ْز َمة قَال‬ َ ‫ أ َ ْخبَ َرنَا ُم َح َّمدٌ ب ُْن إِ ْس َحاق ب ِْن إِب َْراهِي ْم َم ْو‬- 4032
َ ‫ َحدَّثَنَا ُم َح َّمدٌ ب ُْن‬:َ‫لى ث َ ِقيْف قَال‬
ِ ‫ع ْب ِد العَ ِز‬
َ ‫س ِع ْي ٍد ب ِْن أَبِي َوقَّاص‬
‫ع ْن‬ َ ‫س ِع ْي ٍد ب ِْن أَبِي ِه ْند‬
َ ‫ع ْن إِ ْس َما ِع ْي ِل ب ِْن ُم َح َّم ٍد ب ِْن‬ َ ‫ع ْن‬
َ ‫ع ْب ِد هللاِ ب ِْن‬ ْ َ‫َحدَّثَنَا الف‬
َ ‫ض ُل ب ُْن َم ْو‬
َ ‫سى‬
َّ ‫ ْال َمرأَة ُ ال‬:ِ‫سعَادَة‬
‫ َوالَ َم ْس َك ُن‬،ُ‫صا ِل َحة‬ َّ ‫ أ َ ْربَ ٌع ِم ْن ال‬:‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ع ْن َج ِدِّ ِه قَا َل‬ َ ‫أَبِ ْي ِه‬
‫ َو ْال َم ْس َك ُن‬،‫سو ُء‬
ُّ ‫ َو ْال َمرأَة ُ ال‬،‫سو ُء‬ُّ ‫ار ال‬ُ ‫ ْال َج‬:‫شقَ َاو ِة‬َّ ‫ َوأ َ ْربَ ٌع ِمنَ ال‬،‫ب ْال َهنِي ُء‬
ُ ‫ َو ْال َم ْر َك‬،‫صا ِل ُح‬ َّ ‫ار ال‬ ُ ‫ َو ْال َج‬،‫ْال َوا ِس ُع‬
:509 / 1 "‫ قال األلباني في "السلسلة الصحيحة‬1.‫سو ُء‬ ُّ ‫ب ال‬ُ ‫ َو ْال َم ْر َك‬،‫ضي ُْق‬
َّ ‫ال‬

“Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim bekas budak keluarga Saqif mengabarkan
kepada kami (Ibnu Hibban), dia berkata, Muhammad bin Abdul ‘Aziz bin Abi Zarmah
menceritakan kepada kami, dia berkata, Al-Fadl bin Musa menceritakan kepada kami, dari
Abdullah bin Sa’id bin Abi Hind, dari Isma’il bin Muhammad bin Sa’id bin Abi Waqqas, dari
ayahnya, dari kakeknya, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Ada empat kebahagiaan
(dalam rumahtangga): istri yang shalihah, rumah yang luas, tetangga yang shalih, dan
kendaraan yang nyaman. Ada empat kesengsaraan: tetangga yang buruk, istri yang buruk
(perangainya), rumah yang sempit (hatinya), dan kendaraan yang buruk (tidak bertakwa).”
[HR. Ibn Hibban, dalam sahihnya. Al-Albani mencantumkan hadits ini dalam bukunya:
Silsilah as-Sahihah].

1 Al-Amir ‘Ala ad-Din ‘Aliy bin Balban al-Faris, Sahih Ibn Hibban bi Tartib Ibn Balban, Jilid 9, Beirut:

Muassasah ar-Risalah, 1414 H/1993 M, hlm. 340-341.

2
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

Hadits di atas memberikan pelajaran bahwa kebahagiaan suatu rumahtangga itu


diantara syaratnya setidaknya ada 4 (empat), yaitu:
1. Istri yang shalihah; memiliki iman, ilmu, dan amal shalih.
2. Rumah yang luas; hati luas atau berjiwa besar.
3. Tetangga yang baik; shalih, tidak jahat.
4. Kendaraan yang nyaman; memiliki kendaraan takwa.

Adapun kesengsaraan dalam suatu rumahtangga diantaranya juga ada 4 (empat), yaitu:
1. Tetangga yang buruk (perangainya)
2. Istri yang buruk (perangainya)
3. Rumah yang sempit (hati/jiwanya), dan
4. Kendaraan yang buruk (tidak bertakwa).

Rumahtangga akan sulit meraih kebahagiaan jika wanita sebagai istri maupun
sebagai seorang ibu tidak mampu menjalankan perannya sebagaimana mestinya. Di zaman
modern saat ini, secara garis besar ada 3 (tiga) peran dan tanggungjawab wanita, yaitu:

1. Wanita Sebagai Ibu; mengandung, melahirkan, menyusui, membesarkan,


membimbing/mendidik anak untuk masa depannya.

2. Wanita Sebagai Istri; mendampingi suami, mengurus rumahtangga yang


harmonis, kesuksesan suami karena peran penting istri dan keluarga.

3. Sebagai Wanita Karir; mengembangkan potensi dirinya, bekerja dan berkarya


guna memberikan manfaat bagi orang lain.

Ketiga peran tersebut harus bersinergi dengan baik, berjalan serasi, selaras dan
seimbang agar kehidupan rumahtangga terjaga keharmonisan, kebahagiaan dan
kualitasnya.

A. Wanita Sebagai Ibu


Seorang penyair berkata, “Ibu adalah madrasah, jika kamu menyiapkannya maka
dia menyiapkan generasi berkarakter baik.” Penyair lain berkata, “Apabila para ibu tumbuh
dalam ketidaktahuan, maka anak-anak akan menyusu kebodohan dan keterbelakangan.”

3
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

Peranan kaum wanita sangat signifikan dalam tatanan rumahtangga. Seorang ibu
memiliki jalinan ikatan emosional yang kuat dengan anak-anaknya mulai dari saat
kehamilan, melahirkan dan menyusui. Interaksi anak dengan ibu pun relatif lebih intens
dibandingkan kaum pria.

Ibu memainkan peran yang sangat penting didalam mendidik anak-anaknya,


terutama pada masa balita. Ibu adalah pendidik dan sekolah pertama bagi anak-anaknya.
Ibu adalah peletak dasar tumbuh kembangnya jiwa seorang anak, mempersiapkan cikal
bakal generasi muslim masa depan yang bertakwa dan berkualitas.

Ibu lah yang pertama kali melatihnya duduk, berdiri, dan berjalan, ibu lah yang
mendekap dan menggendongnya jika ia jatuh ketika berlatih berjalan, ibu lah yang
melatihnya berbicara, memanggil mama, papa, ibu lah yang menyuapinya sekaligus
melatihnya cara-cara makan, dan seterusnya. Seorang anak banyak mengambil pelajaran
dari ibunya pada masa-masa tersebut. Oleh karena itu, ibu harus mampu menjadi teladan
bagi anak-anaknya, mengingat bahwa perilaku orangtua khususnya ibu akan ditiru yang
kemudian akan dijadikan panduan dalam perilaku anak.

Sejak anak lahir dari rahim seorang ibu, maka ibu lah yang banyak mewarnai dan
mempengaruhi perkembangan jiwa, perilaku dan akhlak anak. Untuk membentuk perilaku
anak yang baik tidak hanya melalui “bil lisan” tetapi juga dengan “bil hal” yaitu mendidik
anak lewat tingkah laku. Sejak anak lahir ia akan selalu melihat dan mengamati gerak-
gerik atau tingkah laku ibunya. Dari tingkah laku ibunya itulah anak akan senantiasa
melihat dan meniru yang kemudian diambil, dimiliki dan diterapkan dalam kehidupannya.

Dalam perkembangan anak, proses identifikasi sudah mulai timbul pada usia 3 – 5
tahun. Pada saat ini anak cenderung menjadikan ibu merupakan orang yang dapat
memenuhi segala kebutuhannya maupun orang yang paling dekat dengan dirinya, sebagai
"model" atau teladan bagi sikap maupun perilakunya. Anak akan mengambil, kemudian
memiliki nilai-nilai, sikap maupun perilaku ibu. Dengan demikian jelaslah bahwa
perkembangan kepribadian anak bermula dari keluarga. Dalam hal ini hendaknya
orangtua harus dapat menjadi contoh yang positif bagi anak-anaknya.

Anak akan mengambil nilai-nilai, sikap maupun perilaku orangtua, tidak hanya apa
yang secara sadar diberikan pada anaknya misal melalui nasehat-nasehat, tetapi juga dari
perilaku orangtua yang tidak disadari. Sering kita lihat banyak orangtua yang menasehati

4
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

anaknya tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Hal ini akan mengakibatkan anak
tidak sepenuhnya mengambil nilai, norma yang ditanamkan. Jadi, untuk melakukan peran
sebagai model, maka ibu sendiri harus sudah memiliki nilai-nilai itu sebagai
kepribadiannya yang tercermin dalam perkataan, sikap dan perilakunya. Hal ini penting
artinya bagi proses belajar anak-anak dalam usaha untuk menyerap apa yang ditanamkan.

Perlu diketahui juga bahwa pada saat kelahiran, pertumbuhan berbagai organ
belum sepenuhnya lengkap. Perkembangan dari organ-organ ini sangat ditentukan oleh
rangsang yang diterima anak dari ibunya. Rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan
memperkaya pengalaman dan mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan
kognitif anak. Bila pada bulan-bulan pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual
maka perhatian terhadap lingkungan sekitar kurang. Stimulasi verbal dari ibu akan sangat
memperkaya kemampuan bahasa anak. Kesediaan ibu untuk berbicara dengan anaknya
akan mengembangkan proses bicara anak. Jadi perkembangan mental anak akan sangat
ditentukan oleh seberapa besar rangsang yang diberikan ibu terhadap anaknya.
Rangsangan dapat berupa cerita-cerita, macam-macam alat permainan yang edukatif
maupun kesempatan untuk rekreasi yang dapat memperkaya pengalamannya.

Dari apa yang dikemukakan di atas jelaslah bahwa kunci keberhasilan seorang anak
di kehidupannya sangat bergantung pada ibu. Sikap ibu yang penuh kasih sayang,
memberi kesempatan pada anak untuk memperkaya pengalaman, menerima, menghargai
dan dapat menjadi teladan yang positif bagi anaknya, akan besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak. Jadi dapat dikatakan bahwa bagaimana gambaran anak akan
dirinya ditentukan oleh interaksi yang dilakukan ibu dengan anak. Konsep diri anak akan
dirinya positif, apabila ibu dapat menerima anak sebagaimana adanya, sehingga anak akan
mengerti kekurangan maupun kelebihannya. Kemampuan seorang anak untuk mengerti
kekurangan maupun kelebihannya akan merupakan dasar bagi keseimbangan mentalnya.

Karena ibu merupakan sekolah pertama, maka seorang ibu dituntut memiliki
kemampuan-kemampuan dasar agar dapat memerankan fungsinya secara positif dan
berarti kepada anaknya. Diantaranya adalah:

1. Kemampuan dasar agama, khususnya yang berkaitan dengan ibadah-ibadah dan


adab-adab praktis sehari-hari.
2. Kemampuan dasar “calistung” (membaca, menulis dan berhitung) disertai
pengetahuan tentang metode pengajarannya kepada anak.

5
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

3. Kemampuan dasar bermain yang edukatif, karena dunia anak adalah dunia bermain
dan tidak semua permainan memiliki nilai positif, disini ibu lah yang memilah.
4. Pengetahuan dasar-dasar akhlak yang baik dan metode penanamannya pada anak.
5. Pengetahuan dasar tumbuh kembang anak dan faktor penunjangnya.
Hal ini untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak sehingga ia menjadi anak yang
sehat karena kesehatan fisik menunjang perkembangan sisi-sisi anak yang lain.

- DIALOG ANAK DENGAN IBUNYA -


Seorang anak bertanya kepada Ibunya: “Ibu, ibunya temanku membiarkan nyamuk
menggigit tangannya sampai kenyang supaya tidak menggigit anaknya. Apakah Ibu juga
akan melakukan hal yang sama?”
Sang Ibu tertawa: “Tidak. Tapi Ibu akan mengejar setiap nyamuk sepanjang malam,
supaya mereka tidak sempat menggigit kamu”.
“Oh iya, aku baca tentang seorang Ibu yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa
makan kenyang. Akankah Ibu lakukan hal yang sama?”, si anak kembali bertanya.
Dengan tegas Ibunya menjawab, “Ibu akan bekerja keras agar kita semua bisa makan
kenyang, dan kamu tidak harus sulit menelan karena melihat ibumu menahan lapar.”
Sang anak tersenyum, dan berkata, “Aku bisa selalu bersandar padamu Ibu.”
Sambil memeluk anaknya, si Ibu berkata: “Tidak Nak!
Tapi aku akan mengajarmu berdiri kokoh di atas kakimu sendiri,
agar kau tidak harus jatuh tersungkur ketika aku harus pergi meninggalkanmu”.

“Seorang Ibu yang bijak bukan hanya menjadikan dirinya tempat bersandar,
tetapi yang bisa membuat sandaran tersebut tidak lagi diperlukan.”

 Renungan Bagi Orangtua.


Peran seorang ayah juga memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan
pribadi anak. Suami istri (sebagai orangtua) adalah pendidik bagi anak-anaknya. Dan
kehidupan berumahtangga yang dilakoni sesungguhnya adalah merupakan “madrasah”
bagi pembentukan akhlak, watak dan kejiwaan mereka. Orangtua harus mampu menjadi
seorang tokoh panutan bagi anak-anaknya, baik dalam ucapan, sikap dan perilaku sehari-
hari.

6
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

Berikut adalah kutipan dari puisi karya Dorothy Lawa Noite2 yang kiranya bisa
menjadi inspirasi bagi pasangan suami istri bagaimana seharusnya mengkondisikan
kehidupan berumahtangga yang harmonis dalam cara mendidik, membesarkan, dan
membina hubungan dengan anak-anaknya.

------------------------------------------------------------
“Anak Belajar dari Kehidupannya”
------------------------------------------------------------

 Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki.


 Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi.
 Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah.
 Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri.
 Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri.
 Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian.
 Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah.
 Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri.
 Jika anak dibesarkan dengan toleran, ia belajar menghormati.
 Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai.
 Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai.
 Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri.
 Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan.
 Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan.
 Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar
kebenaran dan keadilan.
 Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan.
 Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar
menemukan cinta dalam kehidupan.
 Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran.

2 Diterjemahkan oleh Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed, 2003.

7
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

B. Wanita Sebagai Istri

              

          

            

     


“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan
sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka
(laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
Sebab itu maka wanita yang shalih, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri3
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) 4.
Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya5, maka nasehatilah mereka
dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya6. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
(QS. an-Nisa’ [4]: 34)

Istri adalah pendamping suami, sebagai teman/partner hidup, motivator,


penasehat yang bijaksana, serta pengurus rumahtangga suaminya. Suami istri harus
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing sesuai dengan peran dan
fungsinya dalam kehidupan berumahtangga.

“HAWA diciptakan dari RUSUK ADAM, bukan dari kepalanya untuk


dijunjung di atasnya, bukan dari kakinya untuk dijadikan alasnya.
Melainkan dari SISINYA (RUSUK) untuk dijadikan TEMAN HIDUPNYA,
dekat pada LENGANNYA untuk DILINDUNGI, dan dekat
pada HATINYA untuk DICINTAI.”

3 Maksudnya: tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.
4 Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli istrinya dengan baik.
5 Nusyuz, yaitu meninggalkan kewajiban bersuami istri. Nusyuz dari pihak istri seperti

meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.


6 Maksudnya: untuk memberi pelajaran kepada istri yang dikhawatirkan pembangkangannya

haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur
mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak
meninggalkan bekas. Bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan
seterusnya.

8
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

Suami istri harus saling bekerjasama secara harmonis, saling melengkapi dan
menjaga satu sama lain, saling percaya, saling menghargai dalam rangka menciptakan
rumahtangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah dalam bingkai keridhaan Allah Swt.

 Menjadi Istri yang Shalihah.


Rasulullah Saw. bersabda,

ْ ‫ظ ْت فَرْ َج َها َوأ َ َطاع‬


‫َت َزوْ َج َها ِقي َل‬ َ ‫ش ْه َر َها َو َح ِف‬
َ ‫صا َم ْت‬ َ ‫س َها َو‬ َ ْ‫ت ْال َمرْ أَةُ َخم‬
ِ َّ‫صل‬
َ ‫ِإذَا‬
ِ ْ ‫شئ‬
‫ت‬ ِ ‫لَ َها ا ْد ُخ ِلى ْال َجنَّ َة ِم ْن أ َ ِ أَب َْوا‬
ِ ‫ب ْال َجنَّ ِة‬
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan
(di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina), dan
taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita tersebut, “Masuklah ke surga
melalui pintu manapun yang engkau suka.”
[HR. Ahmad]

Peran, Fungsi, Tanggung Jawab Istri :


1. Menyenangkan suami.
2. Taat kepada suami.
3. Memelihara diri dan harta suami saat ditinggal pergi.
4. Puasa sunnah saat mendapat izin suami.
5. Tidak meninggalkan tempat tidur suami.
6. Tidak mengizinkan tamu masuk tanpa seizin suami.
7. Tidak membelanjakan harta suami tanpa seizinnya.
8. Tidak menggambarkan wanita lain di hadapan suami.
9. Syukur kepada suami.
10. Berdiam di rumah.
11. Tidak minta thalaq (cerai).
12. Tidak menanggalkan pakaian kecuali di rumah suami.
13. Tidak mengeraskan suara di hadapan suami.
14. Memiliki wala (loyalitas) terhadap suami.
15. Mencintai keluarga suami.
16. Sabar ketika susah dan senang.

9
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

17. Membesarkan dan mendidik anak-anaknya dengan penuh keikhlasan, sabar dan
penuh cinta kasih agar kelak menjadi anak yang shalih/shalihah, berakhlak mulia,
dan berkualitas.

Nasihat Bagi Wanita :


1. Tunduklah pada suami dengan penuh kerelaan, dengarkanlah dan taatilah dia.
2. Cermatilah arah pandangan matanya dan berwangi-wangianlah.
3. Cermatilah waktu tidur dan makannya.
4. Jagalah hartanya, pelihara kehormatan dan wibawa keluarga.
5. Jangan langgar perintahnya dan jangan sebarkan rahasianya.
6. Jangan bergembira disaat suami bersedih dan jangan pula bersedih ketika dia
sedang bergembira.7

Membangun Komunikasi yang Baik dan Beradab (Pasangan Suami Istri) :


1. Mendengar dengan baik dan menatap wajah lawan bicara, jika berhadapan.
2. Memberi tanggapan dalam pembicaraan itu, tidak hanya diam.
3. Serius dialognya dan memahami apa yang disampaikan dan mengomentarinya.
Tunjukkan rasa gembira, rasa prihatin, rasa sedih, sesuai apa yang sedang jadi topik
pembicaraan, sehingga dialog mengalir seperti air, tidak semrawut dialognya.
4. Ketika bicara, tidak melakukan aktivitas lain, seperti sambil ber-sms, lihat kesana-
kemari, bisa tidak nyambung.
5. Bagi suami/istri membiasakan bicara dengan saling memberi perhatian, saling
tanya, dan indah jika dirangkai dengan kata-kata romantis untuk membangkitkan
rasa sayang dan cinta, seperti rindu, ingat selalu, cinta, dan lain sebagainya.
6. Akhiri pembicaraan dengan kalimat-kalimat yang indah, yang terkenang selalu,
menjadi pengikat rindu.
7. Hindari pertengkaran, konflik dan debat. Jika terlanjur berlangsung sebaiknya salah
satu pasangan harus mengalah (bersabar) untuk meredakan situasi yang “panas”,
dan bangunlah kembali perdamaian setelah konflik reda (saling memaafkan).

7 Kutipan dari Umamah binti Haris.

10
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

Dan sebagai Wanita Shalihah, Hindarilah diri dari Akhlak tercela di bawah ini :
1. Annanah : banyak mengeluh dan mengkritik suami.
2. Mannaanah : banyak mengungkit jasa dan pengorbanannya terhadap suami.
3. Hannanah : cinta dan sayang kepada pria lain.
4. Barraqah : suka berhias untuk pria lain dan tidak untuk suaminya.
5. Haddaqah : tidak dapat melihat orang lain menikmati sesuatu, dia memaksa
suaminya untuk menikmatinya juga.
6. Syaddaqah : banyak cakap dan gosip.
7. Mukhtaliah : mudah minta khulu’ atau cerai.
8. Mubariyah : bangga diri dan sombong.
9. ‘Ahirah : tidak mau mengerjakan perintah Allah dan tidak mau mendengar nasehat.
10. Nasyiz : suka membantah serta menentang perkataan dan nasehat suaminya.

C. Sebagai Wanita Karir


Kecenderungan peran wanita bertambah dalam konteks kekinian. Sebagai manusia,
wanita pun memiliki potensi yang dapat dieksplorasi secara optimal, sehingga berguna
bagi kepentingan masyarakat. Berbagai peran dan tugas ditawarkan bagi wanita, namun ia
harus tetap selektif, jangan sampai terkecoh sehingga melupakan kodratnya sebagai
wanita sejati.

Adanya peran ganda ini membuat wanita harus terus belajar, bekerja dan berkarya
di satu sisi, juga harus mampu berperan sebagai pendamping suami, serta di sisi lainnya ia
juga harus mampu menjadi tiang-tiang negara yang dapat mengantarkan anak-anaknya
menjadi generasi emas di masa mendatang. Dan sebagai konsekuensi logisnya maka
wanita karir harus lebih mampu mengelola pikiran, tenaga, waktu, dan segenap
perhatiannya agar perannya sebagai istri maupun ibu tetap berfungsi optimal.

Peran wanita yang wajib adalah sebagai istri dari suami dan ibu bagi anak-anaknya.
Sedangkan peran wanita sebagai anggota masyarakat dalam urusan muamalah
mendapatkan profesi (pekerjaan) dihukumi dengan rukhshah darurat. Meskipun
diperbolehkan namun harus selalu mementingkan segi kemaslahatan baik bagi
rumahtangga maupun masyarakat. Apabila lebih banyak kemudharatannya bagi keluarga,
maka profesi tersebut harus ditinggalkan mengingat sesuatu yang darurat tidak boleh
meninggalkan hal yang wajib.

11
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

Berkaitan dengan peran wanita di ruang publik, Islam telah menggariskan


serangkaian hukum yang bertujuan untuk menjaga dan melindungi kemuliaan perempuan.
Hukum jilbab, safar dan larangan khalwat hakikatnya adalah hukum-hukum untuk
melindungi perempuan dari berbagai fitnah saat beraktivitas di luar rumah, menjauhkan
mereka dari para pengganggu dan memastikan ta’awun yang terjadi antara laki-laki dan
perempuan dalam ruang publik adalah ta’awun yang positif dan produktif.

 Dampak Negatif dan Positif Wanita Karir.


Terjunnya wanita dalam berbagai bidang pekerjaan banyak membawa dampak
negatif maupun positif terhadap segala aspek kehidupan, baik kehidupan pribadi dan
keluarga, maupun kehidupan masyarakat sekitarnya.

Dampak negatif yang timbul dengan adanya wanita karir antara lain:

1. Terhadap anak. Wanita yang hanya mengutamakan karirnya akan berpengaruh


pada pembinaan dan pendidikan anak-anak maka tidak aneh kalau banyak terjadi
hal-hal yang tidak diharapkan. Hal ini harus diakui sekalipun tidak bersifat
menyeluruh bagi setiap wanita yang berkarir.

2. Terhadap suami. Dibalik kebanggaan suami yang mempunyai istri wanita karir
yang sukses, aktif dan kreatif, pandai dan dibutuhkan masyarakat tidak mustahil
menemui persolan-persoalan dengan istrinya.

3. Terhadap rumahtangga. Kadang-kadang rumahtangga berantakan disebabkan oleh


kesibukan ibu rumahtangga sebagai wanita karir yang waktunya banyak tersita
oleh pekerjaannya.

4. Terhadap kaum laki-laki. Laki-laki banyak yang menganggur akibat adanya wanita
karir, kaum laki-laki tidak memperoleh kesempatan untuk bekerja, karena jatahnya
telah direnggut atau dirampas oleh kaum wanita.

5. Terhadap masyarakat. Wanita karir yang kurang memperdulikan segi-segi normatif


dalam pergaulan dengan lawan jenis dalam lingkungan pekerjaan atau dalam
kehidupan sehari-hari akan menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan
suatu masyarakat.

12
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

6. Wanita lajang yang mementingkan karirnya kadang bisa menimbulkan budaya


“nyeleneh” nyaris meninggalkan kodratnya sebagai kaum hawa, yang pada
akhirnya mencuat budaya “lesbi atau kumpul kebo”. 8

Adapun dampak positif yang timbul dengan adanya wanita karir antara lain sebagai
berikut:

1. Dengan berkarir, wanita dapat membantu meringankan beban keluarga yang


tadinya hanya dipikul oleh suami yang mungkin kurang memenuhi kebutuhan,
tetapi dengan adanya wanita ikut berkiprah dalam mencari nafkah, maka
krisis ekonomi dalam keluarga dapat ditanggulangi.

2. Dengan berkarir, wanita dapat memberikan pengertian dan penjelasan kepada


keluarganya, utamanya kepada anak-anaknya tentang kegiatan-kegiatan yang
diikutinya, sehingga kalau ia sukses dan berhasil dalam karirnya, buah hatinya akan
gembira dan bangga, bahkan menjadikan ibunya sebagai panutan dan suri teladan
bagi masa depannya.

3. Dengan berkarir, wanita dalam mendidik anak-anaknya pada umumnya


lebih mandiri dan bijaksana, sebab dengan karirnya itu ia bisa memiliki pola pikir
yang moderat. Dengan catatan bahwa pekerjaan wanita karir tersebut tidak
melanggar syariat-syariat Islam, maka kebaikan pula yang akan diperolehnya,
termasuk sifat kemandirian dan kebijaksanaan anaknya.

4. Dengan berkarir, wanita yang menghadapi kemelut dalam rumahtangganya atau


sedang mendapat goncangan kejiwaan, akan terhibur dan jiwanya akan menjadi
sehat, sebagaimana disebutkan oleh Zakiah Darajat dalam bukunya Islam dan Peran
Wanita, sebagai berikut: “Untuk kepentingan kesehatan jiwanya, wanita itu harus
gesit bekerja, jika seorang tidak bekerja atau diam saja, maka ia melamun,
berkhayal memikirkan atau mengenangkan hal-hal yang dalam kenyataan tidak
dialami atau dirasakannya. Apabila orang terbiasa berkhayal, maka khayalan itu
akan lebih mengasyikkannya daripada bekerja dan berpikir secara obyektif. Orang-

8 Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA, Fiqih Perempuan Kontemporer, Jakarta: al-Mawardi Prima,

2001, hlm 98.

13
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

orang yang suka menghabiskan waktunya untuk berkhayal itu akan mudah
diserang oleh gangguan dan penyakit”.9

 Syarat-Syarat yang Harus Dipenuhi Sebagai Wanita Karir.


Wanita karir memiliki peran rangkap, yaitu peran yang melekat pada kodrat
dirinya yang berkaitan dengan rumahtangga dan hakikat keibuan serta di bidang
pekerjaan yang ditekuninya. Untuk ini, ia diikat dengan beberapa syarat yaitu:

1. Mendapatkan izin dari suami, atau orangtua jika wanita tersebut belum menikah.

2. Jenis pekerjaan maupun aktivitas-aktivitas yang terkait didalamnya tidak


melanggar batasan syariat Islam. Artinya, pekerjaan itu tidak haram atau bisa
mendatangkan sesuatu yang haram.

3. Memenuhi adab wanita muslimah ketika keluar rumah, dalam berpakaian, berjalan,
berbicara, dan melakukan gerak-gerik. (QS. an-Nuur [24]: 31, QS. al-Ahzab [33]: 59,
32).

4. Wanita karir dituntut memiliki kesiapan fisik dan mental yang kokoh. Karena peran
ganda yang dilakoninya membutuhkan ketangguhan fisik dan ruhani yang luarbiasa
agar ia dapat berperan secara optimal baik itu di bidang pekerjaannya maupun
didalam urusan rumahtangganya.

5. Wanita karir dituntut harus cerdas mengelola waktu, tenaga, pikiran dan segenap
perhatiannya antara karir dan urusan rumahtangga. Tentunya ini tidaklah mudah.
Ia harus mampu mengembangkan keharmonisan hubungan antara karir dan
keluarganya. Janganlah pekerjaan atau tugasnya itu mengabaikan kewajiban-
kewajiban lain yang tidak boleh diabaikan, seperti kewajiban terhadap suaminya
atau anak-anaknya yang merupakan kewajiban pertama dan tugas utamanya.

6. Mampu menumbuhkan saling pengertian diantara anggota keluarga (suami dan


anak-anak), sehingga tidak muncul permasalahan ataupun konflik yang bisa
berakibat fatal.

7. Mendapatkan dukungan penuh dari suami dan anak-anaknya.

9 Ibid., hlm 96.

14
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

8. Memiliki pergaulan yang luas tetapi dapat mampu menjaga martabat dirinya
sehingga terhindar dari fitnah dan gosip.

9. Terus-menerus berada dalam kesadaran diri terkait kodratnya sebagai wanita,


bahwa tugas dan peran utamanya adalah sebagai istri dari suaminya dan ibu dari
anak-anaknya. Walau bagaimanapun suksesnya ia pada karirnya, jangan merasa
superior, jangan kebablasan, ia adalah tetap seorang wanita yang wajib taat pada
suaminya dan menjadi ibu yang baik bagi tumbuh kembang anak-anaknya.

“Wanita yang bijaksana merupakan jaminan kehidupan yang berbahagia.


Wanita yang sukses adalah wanita yang didoakan, dipuji suaminya,
disenangi tetangganya dan dihormati teman-temannya.
Sebaik-baik harta suami adalah istri yang shalihah dan amanah, sehingga suami
merasakan bahwa di rumahnya terdapat mutiara yang sangat berharga
melebihi mutiara manapun di dunia.”

15
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

Renungan

 Ketika Seorang Ibu Menangis 


"Seorang anak bertanya pada Tuhannya: Kenapa bundaku suka menangis?”
Allah menjawab: "Karena ibumu seorang WANITA".
AKU ciptakan ia sebagai makhluk yang sangat istimewa,
AKU kuatkan bahunya untuk menjaga putra-putrinya, AKU lembutkan hatinya
untuk memberi rasa aman, AKU kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia,
AKU teguhkan pribadinya untuk terus berjuang saat orang lain menyerah.
AKU beri dia rasa sensitif agar tetap dapat mencintai putra-putrinya dalam keadaan
apapun. AKU kuatkan batinnya agar tetap dapat menyayangi meski disakiti
oleh putra-putrinya atau oleh suaminya sekalipun. AKU beri dia kekuatan
untuk dapat mendorong suami dan putra-putrinya agar dapat belajar dari kesalahan-
kesalahan. AKU beri dia keindahan untuk dapat melindungi batin suami dan putra-putrinya.
Ibumu adalah mahkluk yang sangat kuat.
Jika suatu saat kau melihatnya menangis, itu karena AKU beri dia airmata
yang bisa dia gunakan untuk membasuh luka batinnya
sekaligus untuk memberinya KEKUATAN baru".


“Seorang ibu mampu memelihara 10 anak


tapi 10 anak belum tentu mampu memelihara seorang ibu.”

“Pengorbanan orangtua kepada anaknya ibarat lilin,


walau dirinya hangus terbakar tapi tetap bersyukur karena sudah memberi
yang terbaik untuk yang dicintainya.”

16
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
 Prof. Dr. H. Muzakkir, MA 

Suatu hari seorang anak berkata pada ibunya:


“Ibu, engkau selalu tampak cantik dan menawan, aku ingin seperti ibu,
beritahulah aku rahasianya Bu…!”

Dengan tatapan dan senyum penuh kasih sayang, Ibu pun menjawab:
“Untuk BIBIR YANG MENARIK, ucapkanlah selalu perkataan yang baik…”
“Untuk PIPI YANG LESUNG, tebarkanlah senyum ikhlasmu kepada
setiap orang yang kamu jumpai…”
“Untuk MATA YANG INDAH MENAWAN, lihatlah selalu kebaikan orang lain…”
“Untuk TUBUH YANG LANGSING, sisihkan makanmu bagi fakir miskin..”
“Untuk JEMARI TANGAN YANG LENTIK MENAWAN, hitunglah dosa
dan amal shalihmu untuk-Nya…”
“Untuk WAJAH PUTIH BERCAHAYA, basuhlah muka dengan air bersih
untuk berwudhu’..
Anakku… “Kecantikan fisik akan pudar bersama waktu,
tapi kecantikan hati dan perilaku tak akan pudar meski oleh kematian…”
Itulah “RAHASIA KECANTIKAN” yang sesungguhnya.

17

Anda mungkin juga menyukai