Istri Shalihah Perhiasan Dunia
Istri Shalihah Perhiasan Dunia
PERHIASAN DUNIA
Dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, Rasulullah Saw. bersabda:
وعن عبد هللا بن عمرو بن العاص رضي هللا عنهما أن رسول هللا صلى هللا
( )رواه مسلم. الدنيا متاع وخير متاعهاالمرأة الصالحة:عليه وسلم قال
“Dunia itu adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.”
[HR. Muslim]
َ سانا ً ذَا ِك ًرا َو َزوْ َجةً ُم ْؤ ِمنَةً ت ُ ِعي ُْن أ َ َحدَ ُك ْم
ِ علَى أَمْ ِر
اآلخ َر ِة َ ِليَت َّ ِخ ْذ أ َ َحدُ ُك ْم قَ ْلبًا شَا ِك ًرا َو ِل
“Hendaklah salah seorang dari kalian memiliki hati yang bersyukur,
lisan yang senantiasa berdzikir dan istri mukminah yang akan
menolongmu dalam perkara akhirat.”
[HR. Ibnu Majah]
1
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
“Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim bekas budak keluarga Saqif mengabarkan
kepada kami (Ibnu Hibban), dia berkata, Muhammad bin Abdul ‘Aziz bin Abi Zarmah
menceritakan kepada kami, dia berkata, Al-Fadl bin Musa menceritakan kepada kami, dari
Abdullah bin Sa’id bin Abi Hind, dari Isma’il bin Muhammad bin Sa’id bin Abi Waqqas, dari
ayahnya, dari kakeknya, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Ada empat kebahagiaan
(dalam rumahtangga): istri yang shalihah, rumah yang luas, tetangga yang shalih, dan
kendaraan yang nyaman. Ada empat kesengsaraan: tetangga yang buruk, istri yang buruk
(perangainya), rumah yang sempit (hatinya), dan kendaraan yang buruk (tidak bertakwa).”
[HR. Ibn Hibban, dalam sahihnya. Al-Albani mencantumkan hadits ini dalam bukunya:
Silsilah as-Sahihah].
1 Al-Amir ‘Ala ad-Din ‘Aliy bin Balban al-Faris, Sahih Ibn Hibban bi Tartib Ibn Balban, Jilid 9, Beirut:
2
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
Adapun kesengsaraan dalam suatu rumahtangga diantaranya juga ada 4 (empat), yaitu:
1. Tetangga yang buruk (perangainya)
2. Istri yang buruk (perangainya)
3. Rumah yang sempit (hati/jiwanya), dan
4. Kendaraan yang buruk (tidak bertakwa).
Rumahtangga akan sulit meraih kebahagiaan jika wanita sebagai istri maupun
sebagai seorang ibu tidak mampu menjalankan perannya sebagaimana mestinya. Di zaman
modern saat ini, secara garis besar ada 3 (tiga) peran dan tanggungjawab wanita, yaitu:
Ketiga peran tersebut harus bersinergi dengan baik, berjalan serasi, selaras dan
seimbang agar kehidupan rumahtangga terjaga keharmonisan, kebahagiaan dan
kualitasnya.
3
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
Peranan kaum wanita sangat signifikan dalam tatanan rumahtangga. Seorang ibu
memiliki jalinan ikatan emosional yang kuat dengan anak-anaknya mulai dari saat
kehamilan, melahirkan dan menyusui. Interaksi anak dengan ibu pun relatif lebih intens
dibandingkan kaum pria.
Ibu lah yang pertama kali melatihnya duduk, berdiri, dan berjalan, ibu lah yang
mendekap dan menggendongnya jika ia jatuh ketika berlatih berjalan, ibu lah yang
melatihnya berbicara, memanggil mama, papa, ibu lah yang menyuapinya sekaligus
melatihnya cara-cara makan, dan seterusnya. Seorang anak banyak mengambil pelajaran
dari ibunya pada masa-masa tersebut. Oleh karena itu, ibu harus mampu menjadi teladan
bagi anak-anaknya, mengingat bahwa perilaku orangtua khususnya ibu akan ditiru yang
kemudian akan dijadikan panduan dalam perilaku anak.
Sejak anak lahir dari rahim seorang ibu, maka ibu lah yang banyak mewarnai dan
mempengaruhi perkembangan jiwa, perilaku dan akhlak anak. Untuk membentuk perilaku
anak yang baik tidak hanya melalui “bil lisan” tetapi juga dengan “bil hal” yaitu mendidik
anak lewat tingkah laku. Sejak anak lahir ia akan selalu melihat dan mengamati gerak-
gerik atau tingkah laku ibunya. Dari tingkah laku ibunya itulah anak akan senantiasa
melihat dan meniru yang kemudian diambil, dimiliki dan diterapkan dalam kehidupannya.
Dalam perkembangan anak, proses identifikasi sudah mulai timbul pada usia 3 – 5
tahun. Pada saat ini anak cenderung menjadikan ibu merupakan orang yang dapat
memenuhi segala kebutuhannya maupun orang yang paling dekat dengan dirinya, sebagai
"model" atau teladan bagi sikap maupun perilakunya. Anak akan mengambil, kemudian
memiliki nilai-nilai, sikap maupun perilaku ibu. Dengan demikian jelaslah bahwa
perkembangan kepribadian anak bermula dari keluarga. Dalam hal ini hendaknya
orangtua harus dapat menjadi contoh yang positif bagi anak-anaknya.
Anak akan mengambil nilai-nilai, sikap maupun perilaku orangtua, tidak hanya apa
yang secara sadar diberikan pada anaknya misal melalui nasehat-nasehat, tetapi juga dari
perilaku orangtua yang tidak disadari. Sering kita lihat banyak orangtua yang menasehati
4
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
anaknya tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Hal ini akan mengakibatkan anak
tidak sepenuhnya mengambil nilai, norma yang ditanamkan. Jadi, untuk melakukan peran
sebagai model, maka ibu sendiri harus sudah memiliki nilai-nilai itu sebagai
kepribadiannya yang tercermin dalam perkataan, sikap dan perilakunya. Hal ini penting
artinya bagi proses belajar anak-anak dalam usaha untuk menyerap apa yang ditanamkan.
Perlu diketahui juga bahwa pada saat kelahiran, pertumbuhan berbagai organ
belum sepenuhnya lengkap. Perkembangan dari organ-organ ini sangat ditentukan oleh
rangsang yang diterima anak dari ibunya. Rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan
memperkaya pengalaman dan mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan
kognitif anak. Bila pada bulan-bulan pertama anak kurang mendapatkan stimulasi visual
maka perhatian terhadap lingkungan sekitar kurang. Stimulasi verbal dari ibu akan sangat
memperkaya kemampuan bahasa anak. Kesediaan ibu untuk berbicara dengan anaknya
akan mengembangkan proses bicara anak. Jadi perkembangan mental anak akan sangat
ditentukan oleh seberapa besar rangsang yang diberikan ibu terhadap anaknya.
Rangsangan dapat berupa cerita-cerita, macam-macam alat permainan yang edukatif
maupun kesempatan untuk rekreasi yang dapat memperkaya pengalamannya.
Dari apa yang dikemukakan di atas jelaslah bahwa kunci keberhasilan seorang anak
di kehidupannya sangat bergantung pada ibu. Sikap ibu yang penuh kasih sayang,
memberi kesempatan pada anak untuk memperkaya pengalaman, menerima, menghargai
dan dapat menjadi teladan yang positif bagi anaknya, akan besar pengaruhnya terhadap
perkembangan pribadi anak. Jadi dapat dikatakan bahwa bagaimana gambaran anak akan
dirinya ditentukan oleh interaksi yang dilakukan ibu dengan anak. Konsep diri anak akan
dirinya positif, apabila ibu dapat menerima anak sebagaimana adanya, sehingga anak akan
mengerti kekurangan maupun kelebihannya. Kemampuan seorang anak untuk mengerti
kekurangan maupun kelebihannya akan merupakan dasar bagi keseimbangan mentalnya.
Karena ibu merupakan sekolah pertama, maka seorang ibu dituntut memiliki
kemampuan-kemampuan dasar agar dapat memerankan fungsinya secara positif dan
berarti kepada anaknya. Diantaranya adalah:
5
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
3. Kemampuan dasar bermain yang edukatif, karena dunia anak adalah dunia bermain
dan tidak semua permainan memiliki nilai positif, disini ibu lah yang memilah.
4. Pengetahuan dasar-dasar akhlak yang baik dan metode penanamannya pada anak.
5. Pengetahuan dasar tumbuh kembang anak dan faktor penunjangnya.
Hal ini untuk mengoptimalkan pertumbuhan anak sehingga ia menjadi anak yang
sehat karena kesehatan fisik menunjang perkembangan sisi-sisi anak yang lain.
“Seorang Ibu yang bijak bukan hanya menjadikan dirinya tempat bersandar,
tetapi yang bisa membuat sandaran tersebut tidak lagi diperlukan.”
6
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
Berikut adalah kutipan dari puisi karya Dorothy Lawa Noite2 yang kiranya bisa
menjadi inspirasi bagi pasangan suami istri bagaimana seharusnya mengkondisikan
kehidupan berumahtangga yang harmonis dalam cara mendidik, membesarkan, dan
membina hubungan dengan anak-anaknya.
------------------------------------------------------------
“Anak Belajar dari Kehidupannya”
------------------------------------------------------------
7
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
3 Maksudnya: tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.
4 Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli istrinya dengan baik.
5 Nusyuz, yaitu meninggalkan kewajiban bersuami istri. Nusyuz dari pihak istri seperti
haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur
mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak
meninggalkan bekas. Bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan
seterusnya.
8
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
Suami istri harus saling bekerjasama secara harmonis, saling melengkapi dan
menjaga satu sama lain, saling percaya, saling menghargai dalam rangka menciptakan
rumahtangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah dalam bingkai keridhaan Allah Swt.
9
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
17. Membesarkan dan mendidik anak-anaknya dengan penuh keikhlasan, sabar dan
penuh cinta kasih agar kelak menjadi anak yang shalih/shalihah, berakhlak mulia,
dan berkualitas.
10
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
Dan sebagai Wanita Shalihah, Hindarilah diri dari Akhlak tercela di bawah ini :
1. Annanah : banyak mengeluh dan mengkritik suami.
2. Mannaanah : banyak mengungkit jasa dan pengorbanannya terhadap suami.
3. Hannanah : cinta dan sayang kepada pria lain.
4. Barraqah : suka berhias untuk pria lain dan tidak untuk suaminya.
5. Haddaqah : tidak dapat melihat orang lain menikmati sesuatu, dia memaksa
suaminya untuk menikmatinya juga.
6. Syaddaqah : banyak cakap dan gosip.
7. Mukhtaliah : mudah minta khulu’ atau cerai.
8. Mubariyah : bangga diri dan sombong.
9. ‘Ahirah : tidak mau mengerjakan perintah Allah dan tidak mau mendengar nasehat.
10. Nasyiz : suka membantah serta menentang perkataan dan nasehat suaminya.
Adanya peran ganda ini membuat wanita harus terus belajar, bekerja dan berkarya
di satu sisi, juga harus mampu berperan sebagai pendamping suami, serta di sisi lainnya ia
juga harus mampu menjadi tiang-tiang negara yang dapat mengantarkan anak-anaknya
menjadi generasi emas di masa mendatang. Dan sebagai konsekuensi logisnya maka
wanita karir harus lebih mampu mengelola pikiran, tenaga, waktu, dan segenap
perhatiannya agar perannya sebagai istri maupun ibu tetap berfungsi optimal.
Peran wanita yang wajib adalah sebagai istri dari suami dan ibu bagi anak-anaknya.
Sedangkan peran wanita sebagai anggota masyarakat dalam urusan muamalah
mendapatkan profesi (pekerjaan) dihukumi dengan rukhshah darurat. Meskipun
diperbolehkan namun harus selalu mementingkan segi kemaslahatan baik bagi
rumahtangga maupun masyarakat. Apabila lebih banyak kemudharatannya bagi keluarga,
maka profesi tersebut harus ditinggalkan mengingat sesuatu yang darurat tidak boleh
meninggalkan hal yang wajib.
11
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
Dampak negatif yang timbul dengan adanya wanita karir antara lain:
2. Terhadap suami. Dibalik kebanggaan suami yang mempunyai istri wanita karir
yang sukses, aktif dan kreatif, pandai dan dibutuhkan masyarakat tidak mustahil
menemui persolan-persoalan dengan istrinya.
4. Terhadap kaum laki-laki. Laki-laki banyak yang menganggur akibat adanya wanita
karir, kaum laki-laki tidak memperoleh kesempatan untuk bekerja, karena jatahnya
telah direnggut atau dirampas oleh kaum wanita.
12
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
Adapun dampak positif yang timbul dengan adanya wanita karir antara lain sebagai
berikut:
8 Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA, Fiqih Perempuan Kontemporer, Jakarta: al-Mawardi Prima,
13
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
orang yang suka menghabiskan waktunya untuk berkhayal itu akan mudah
diserang oleh gangguan dan penyakit”.9
1. Mendapatkan izin dari suami, atau orangtua jika wanita tersebut belum menikah.
3. Memenuhi adab wanita muslimah ketika keluar rumah, dalam berpakaian, berjalan,
berbicara, dan melakukan gerak-gerik. (QS. an-Nuur [24]: 31, QS. al-Ahzab [33]: 59,
32).
4. Wanita karir dituntut memiliki kesiapan fisik dan mental yang kokoh. Karena peran
ganda yang dilakoninya membutuhkan ketangguhan fisik dan ruhani yang luarbiasa
agar ia dapat berperan secara optimal baik itu di bidang pekerjaannya maupun
didalam urusan rumahtangganya.
5. Wanita karir dituntut harus cerdas mengelola waktu, tenaga, pikiran dan segenap
perhatiannya antara karir dan urusan rumahtangga. Tentunya ini tidaklah mudah.
Ia harus mampu mengembangkan keharmonisan hubungan antara karir dan
keluarganya. Janganlah pekerjaan atau tugasnya itu mengabaikan kewajiban-
kewajiban lain yang tidak boleh diabaikan, seperti kewajiban terhadap suaminya
atau anak-anaknya yang merupakan kewajiban pertama dan tugas utamanya.
14
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
8. Memiliki pergaulan yang luas tetapi dapat mampu menjaga martabat dirinya
sehingga terhindar dari fitnah dan gosip.
15
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
Renungan
16
ISTRI SHALIHAH PERHIASAN DUNIA
Prof. Dr. H. Muzakkir, MA
Dengan tatapan dan senyum penuh kasih sayang, Ibu pun menjawab:
“Untuk BIBIR YANG MENARIK, ucapkanlah selalu perkataan yang baik…”
“Untuk PIPI YANG LESUNG, tebarkanlah senyum ikhlasmu kepada
setiap orang yang kamu jumpai…”
“Untuk MATA YANG INDAH MENAWAN, lihatlah selalu kebaikan orang lain…”
“Untuk TUBUH YANG LANGSING, sisihkan makanmu bagi fakir miskin..”
“Untuk JEMARI TANGAN YANG LENTIK MENAWAN, hitunglah dosa
dan amal shalihmu untuk-Nya…”
“Untuk WAJAH PUTIH BERCAHAYA, basuhlah muka dengan air bersih
untuk berwudhu’..
Anakku… “Kecantikan fisik akan pudar bersama waktu,
tapi kecantikan hati dan perilaku tak akan pudar meski oleh kematian…”
Itulah “RAHASIA KECANTIKAN” yang sesungguhnya.
17