Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Timbulan sampah yang diproduksi oleh masyarakat di wilayah Kota
Administrasi Jakarta Barat setiap tahunnya menunjukkan angka yang terus
meningkat. Setiap harinya mencapai 1.528.04 Ton.
Prinsip dasar pengolahan sampah yang ramah lingkungan adalah harus
diawali oleh perubahan cara kita memandang dan memprelakukan
sampah.sudah saatnya kita memandang sampah punya nilai guna dan manfaat,
sehingga tidak layak dibuang percuma.
Pelaksanaan Bank Sampah dan gerakan 3R adalah langkah nyata kita
membumikan perubahan paradigma pengelolaan sampah. Pengembangan
Bank Sampah harus menjadi momentum awal membina kesadaran kolektif
masyarakat untuk mulai memilah, mendaur ulang dan memanfaatkan sampah
guna membangun lingkungan yang lebih baik sekaligus membangun ekonomi
kerakyatan.
Dari perspektif ekonomi kerakyatan, simpanan uang dari tabungan
sampah dan pendapatan tambahan dari hasil penjualan kompos dan produk
kreatif dari sampah adalah manfaat nyata Bank Sampah.
Pelaksanaan Bank Sampah sesungguhnya mengandung potensi
ekonomi kerakyatan yang cukup tinggi karena kegiatan Bank Sampah dapat
memberikan hasil yang nyata bagi masayarakat dalam bentuk peuang
kerja,penghasilan tambahan bagi pegawai Bank Sampah dan masyarakat
penabung sampah. Istilah yang tepat menggambarkan manfaat sampah
tersebut adalah “from trash to cash”.
1. Warga mengunjungi kantor Bank Sampah untuk mendaftar menjadi
nasabah.
2. Sampah dari rumah-rumah warga dibawa ke Bank Sampah (diantar
sendiri atau dijemput). Setiap sampah warga yang diberikan oleh warga

1
ke Bank Sampah ditimbang dan mempunyai nilai ekonomis berdasarkan
jenis serta banyaknya sampah yang disetorkan. Sampah akan ditimbang
dan ditaksir nilainya sesuai harga dipasaran atau dipengepul, lalu nilai
uang itu yang akan di masaukkan ke rekening nasabah. Untuk nasabah
yang memiliki nilai jual atau yang tidak dapat didaur ulang di rumah
tangga, dapat disetorkan ke Bank Sampah.
3. Di Bank Sampah sampah diolah. Organik dijadikan pupuk kompos dan
anorganik di daur ulang menjadi bentuk lain seperti: tas, dompet, sandal,
dan lain sebagainya.
4. Di kantor Bank Sampah merencanakan untuk memasarkan produk
sampah daur ulangnya.
5. Tiga bulan kemudian nasabah boleh mencairkan rekeningnya, (bisa juga
dicairkan sewaktu-waktu seperti kenaikan kelas anak sekolah atau hari
raya).
Dengan Melihat fakta yang ada di lapangan sampah menggunung tidak
tertangani dan lain sebagainya. Timbulan sampah yang diproduksi oleh
masyarakat di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat di tahunnya
menunjukan angka yang terus meningkat setiap harinya.
Konsep Pengolahan Persampahan berbasis Masyarakat dengan
Program Bank Sampah di Jakarta Barat sedang digalakkan dengan
memberdayakan masyarakat yang peduli tentang kebersihan.
Kepala Suku Dinas Kebersihan Kota Administrasi Jakarta Barat
mengajak kepada seluruh masyarakat di wilayah ini untuk meminimalisir
jumlah sampah yang dibuang dengan mengelola dan memanfaatkan kembali
sampah melalui kegiatan pemilahan dan daur ulang sampah di sumbernya.
Dengan Program Bank Sampah sangat ditentukan oleh kesadaran dan
partisipasi masyarakat, maka proses pemberdayaan dan pendampingan kepada
masyarakat sangatlah pending. Proses pemberdayaan dilakukan untuk
menyiapkan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan sampah

2
terpadu dengan metode Bank Sampah dengan skala sumber dan kawasan
secara mandiri juga harus melakukan kegiatan pemilahan sampah.
Penulis melaksanakan PBL II di Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat
karena terdapat kesamaan antara cakupan kegiatan pada instansi tersebut
dengan bidang peminatan pada perkuliahan yaitu tentang pelaksanaan Bank
Sampah dan pengelolaan sampah. Dengan latar belakang yang telah penulis
kemukakan diatas, maka penulis hanya mengambil data hasil pemeriksaan
pada wilayah Jakarta Barat.

1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Secara umum pembuatan laporan ini bertujuan untuk melaporkan hasil
kegiatan yang telah dilakukan selama proses Pengalaman Belajar Lapangan
(PBL) II tentang pelaksanaan Bank Sampah dan pengelolaan sampah di
wilayah RW Jakarta Barat dan terbentuknya pemahaman yang utuh dalam diri
mahasiswa tentang berbagai masalah kesehatan masyarakat khusussnya
kesehatan masyarakat di pengelolaan sampah serta alternatif solusinya,
mahasiswa FIKes UHAMKA di Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat tahun
2014.
1.2.2 TUJUAN KHUSUSS
 Diketahui deskripsi permasalahan kesehatan di wilayah RW Jakarta
Barat tahun 2014.
 Diketahui gambaran tentang pelaksanaan Bank Sampah dan
pengelolaan sampah di di wilayah Rw Jakarta Barat tahun 2014.
 Diketahui situasi lingkungan dalam pelaksanaan Bank Sampah dan
pengelolaan sampah berdasarkan data akurat dari survei lapangan di
wilayah RW Jakarta Barat.

3
1.3 MANFAAT
1.3.1 BAGI MAHASISWA
 Terpapar dengan berbagai masalah kesehatan di lapangan dan kesiapan
mahasiswa dalam memasuki dunia kerja.
 Mengaplikasikan berbagai teori yang didapat di bangku kuliah serta
mengembangkan potensi diri dengan menggunakan metode yang
relavan untuk menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, dan
menetapkan alternatif masalah.
 Mendapatkan pengalaman dalam melakukan pengumpulan data teknik
umum, data kesehatan, proses pengolahan data, melakukan analisis dan
manajemen data serta menggunakan metode sederhana untuk
pemecahan masalah.
 Mendapatkan pengalaman bekerja dalam tim untuk memecahkan suatu
permasalahan di bidang kesehatan
1.3.2 BAGI UHAMKA
 Memberikan masukan kepada Fikes Uhamka betapa pentingnya
pelaksanaan bank dan pengelolaan sampah.
 Hasil dapat digunakan sebagai masukan dan informasi dalam rangka
pengembangan proses belajar.
 Menjadi bahan masukan yang penting bagi tersusunnya kurikulum yang
sesuai.
 Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan
tenaga terampil dari lapangan dalam kegiatan proses pembelajaran di
lapangan.
1.3.3 BAGI INSTITUSI
 Dapat di pakai sebagai masukan bagi institusi yang berkaitan untuk
mengenali masalah terkait sanitasi lingkungan kantor.
 Dapat memberikan kontribusi yang lebih baik dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan.
1.4 RUANG LINGKUP PBL

4
Pelaksanaan Bank Sampah dan pengelolaan sampah di wilayah RW
Jakarta Barat terdapat beberapa masalah yang meliputi kurangnya kepedulian
masyarakat tentang sampah rumah tangga. Dalam hal ini peneliti mengarah
kepada masyarakat dalam pelaksanaaan Bank Sampah dan pengelolaan
sampah rumah rumah tangga. Tempat pelaksanaan bertempat di wilayah
Jakarta Barat pengambilan data dengan cara observasi, data sekunder.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah
2.1.1 Pengertian Sampah
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan
manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007). Banyak sampah
organik masih mungkin digunakan kembali atau pendaur ulangan (re-using),
walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan atau material yang tidak
dapat digunakan kembali (Dainur, 1995). Sampah dalam ilmu kesehatan
lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang
dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang,
sedemikian rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup.
Dari segi ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah
sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus
dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia
(termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste
tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas
tidak termasuk didalamnya).

2.1.2 Jenis Sampah


Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat,sampah cair dan
sampah dalam bentuk gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu:

1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya :


a. Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan
plastik
b. Sampah Organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan
sebagainya

6
2. Berdasarkan dapat tidaknya dibakar :
a. Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu
b. Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas
3. Berdasarkan dapat tidaknya membusuk
a. Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging
b. Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca (Dainur, 1995)
2.1.3 Karakteristik Sampah
1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan
atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-
zat yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air
bebas.
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat
terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan,
kantor-kantor, tapi yang tidak termasuk garbage.
3. Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah
terbakar baik dirumah, dikantor, industri.
4. “Street Sweeping” (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan
dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin
yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.
5. “Dead Animal” (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati
karena alam, penyakit atau kecelakaan.
6. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes,
yang berasal dari perumahan.
7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai
mobil, truk, kereta api.
8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-
industri, pengolahan hasil bumi.
9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran
gedung.

7
10. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa
pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.
11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat
organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan
air buangan.
12. Sampah khususs yaitu sampah yang memerlukan penanganan khususs
misalnya kaleng-kaleng cat, zat radiokatif. (Mukono, 2006)
2.1.4 Sumber-Sumber Sampah
Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa
sumber berikut :
1. Pemukiman penduduk
Sampah di suatu pemukiman bisaanya dihasilkan oleh satu atau
beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama
yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan
bisaanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan
atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbsih), perabotan
rumah tangga, abu atau sisa tumbuhan kebun. (Dainur, 1995).
2. Tempat umum dan tempat perdagangan
Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang
berkumpul dan melakukan kegiatan termasuk juga tempat
perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan dari tempat semacam itu
dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering, abu, sisa
bangunan, sampah khususs, dan terkadang sampah berbahaya.
3. Sarana layanan masyarakat milik pemerintah
Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat
hiburan dan umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan
kesehatan (misalnya rumah sakit dan puskesmas), kompleks militer,
gedung pertemuan, pantai empat berlibur, dan sarana pemerintah lain.
Tempat tersebut bisaanya menghasilkan sampah khususs dan sampah
kering.

8
4. Industri berat dan ringan
Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman,
industri kayu, industri kimia, industri logam dan tempat pengolahan
air kotor dan air minum,dan kegiatan industri lainnya, baik yang
sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja. Sampah yang
dihasilkan dari tempat ini bisaanya sampah basah, sampah kering,
sisa-sisa bangunan, sampah khususs dan sampah berbahaya.
5. Pertanian
Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian
seperti kebun, ladang ataupun sawah menghasilkan sampah berupa
bahan-bahan makanan yang telah membusuk, sampah pertanian,
pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman (Chandra, 2007)
2.1.5 Dasar Hukum
1. Undang-undang nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah.
2. Undang-undang nomor 37 tahun 2009 tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
3. Permen nomor 81 tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah
tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga.
4. Peraturan menteri negara lingkungan hidup republik indonesia nomor
13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, rause, dan
recycle melalui Bank Sampah.
5. Perda no 03 tahun 2013 tentang pengelolaan sampah instruksi Bank
Sampah dan rumah kompos.
2.2 Bank Sampah
2.2.1 Pengertian Sistem Bank Sampah

Merupakan managemen/alur pengelolaan sampah, khusussnya


anorganik, sejak dari sumberya (rumah tangga), dikelola secara kolektif dan
sistematis, hingga manfaat kembali pada sumbernya dan bisa tercatat hasilnya
(Kg dan Rp).

9
2.1 Gambaran sistem Bank Sampah

Penilaian Administrasi
sampah sesuai Pengurus
(Pencatatan)
jenis

Pemanfaatan Hasil Dalam Sistem Bank


Bank Smpah Sampah, terdapat Nasabah

Penjualan

Sisi Bank Sampah memberi manfaat dari

Sisi Lingkungan Sisi Ekonomis Program yang berkelanjutan

2.2.2 Standarisasi Sistem Bank Sampah

1. Pemilahan sampah sesuai jenis, wajib dilakukan sejak dari sumbernya


(rumah tangga), karena :
 Merupakan tanggung jawab nasabah atas sampah yag
dihasilkannya. Terlebih hasil penjualan sampah akan dikembalikan
akan pada nasabah.
 Sebagai pembelajaran, bahwa sampah bisa diolah jika dipilah
terlebih dahulu.
 Efisiensi waktu saat nasabah tiba di Bank Sampah dan
menjalankan Sistem Bank Sampah.

10
 Sampah akan ditimbang menurut jenisnya, karena masing-masing
harganya berbeda.
 Agar bisa diketahui volume tipe jenis sampah.
2. Tiap rumah memiliki sarana untuk mengumpulkan sampah kering terpilah,
Misal : glangsing atau plastik
3. Terbentuk pengurus Bank Sampah, Minimal yang harus ada adalah :
 Manager Bank Sampah
 Bendahara
 Divisi Administrasi
 Divisi Penimbangan
 Divisi Pencatatan
 Divisi Pengepakan
4. Ada kesepakatan jadwal penjualan :
 Penting disepakati, agar memudahkan nasabah mengetahui jadwal
penyetoran dan sampah tidak sampai menumpuk.
 Pengurus juga bisa menentukan jadwal pengambilan sampah
dengan pengepul.
 Terbentuknya pola waktu dalam sistem Bank Sampah
5. Ada sistem administrasi untuk mencatat detil :
 Jenis Sampah
 Berat sampah tiap jenis (Kg)
 Nominal hasil penjualan sampah (Rp)
 Data nasabah
 Omzet Bank Sampah
6. Memiliki pengepul dengan jadwal pengambilan rutin :
 Pengepul berperan sangat vital dalam menjaga alur Sistem Bank
Sampah. Bahkan, sebelum memulai Sistem Bank Sampah, akan
lebih baik, pengurus sudah memiliki pengepul.

11
 Pengurus wajib memiliki kesepakatan dengan pengepul terkait
jadwal pengambilan (hari dan jam)
 Pengurus harus cermat memilih pengepul dengan harga yang stabil
(murah/mahal itu relative, yang penting stabil). Hal ini akan
memudahkan pengurus menginformasikan harga pada nasabah.
 Adanya sistem Bank Sampah, memberikan nilai tambah bagi
pengepul, antara lain :
a. Memudahkan (menyederhanakan) pekerjaan pengepul, karena
sampah sudah terpilah sesuai jenis dan sudah terkumpul (di-
packing) di Bank Smpah
b. Sampah hasil pemilian warga relative kondisinya lebih bersih
c. Sampah terpilah bisa didapatkan pengepul secara rutin dalam
skala besar pula

2.2.3 Perbedaan pemilahan sampah cara lama dengan sistem Bank


Sampah.

Tabel 2.2.3 Perbedaan pemilahan sampah cara lama dengan sistem Bank
Sampah.

N PERBEDAAN

O URAIAN PEMILAHAN SAMPAH SISTEM BANK SAMPAH


Antara sampah kering dan
basah tetap dipilih. Namun,
1. Cara Memilah Hanya dipilih antara jenis sampah
sampah kering dipilih lagi
Sampah kering dan basah saja
menrut jenisnya (sejak dari
rumah)
Hanya tercatat secara global, tidak
Data Berat (Kg) dan Tercatat secara detil, besaran
2. diketahui besaran (Kg dan Rp)
Nilai (Rp) (Kg) dan (Rp) tiap jenisnya.
tiap jenisnya

12
Nilai (Rp) dicatat secara
Pencatatan Hasil Administrasi penjualan dilakukan perorangan, sesuai banyaknya
3.
(Rp) Penjualan secara kolektif sampah yang di setorkan ke
Bank Sampah.
Tenaga yang dikeluarkan
Pengurus mengeluarkan banyak pengurus relafik lebih sedikit,
4. Efisiensi Tenaga tenaga untuk memilah seluruh karena sampah sudah terpilah
sampah yang disetor oleh warga sesuai jenis oleh nasabah
sejak dari rumah.
Waktu yang dibutuhkan
5. Efisiensi Waktu Membutuhkan waktu lama
elative lebih cepat.
Manfaat ekonomis bisa
dirasakan oleh nasabah,
Manfaat Ekonomis Nasabah tidak merasakan manfaat karena nilai (Rp) yang
6.
Perorangan ekonomis secara langsung dihasilkan oleh nasabah,
dikembalikan ke nasabah
berupa tanggungan.
Omset Bank Sampah
Manfaat Umumnya, hanya dimanfaatkan
potensial untuk
7. Pengembangan Bank untuk kegiatan tertentu dan tidak
pengembangan unit Bank
Sampah dapat dikembangkan
Sampah

2.2.4 Inovasi Sistem Bank Sampah

Adanya inivasi ini tergantung (dikembalikan) pada kesepakatan nasabah.


Pada tahap awal, umumnya ada tiga macam inovasi yang bisa dilakukan:

1. Sistem Bank Sampah Semi Koperasi


 Penerapan sistem Bank Sampah mengadopsi sistem pada
koperasi, yaitu tiap nasabahnya diwajibkan membayar
Simpanan Pokok (SP) dan Simpanan Wajib (SW).

13
 Simpanan Pokok : Dana yang wajib dibayarkan tiap bulan oleh
nasabah umumnya, nialinya lebih kecil dibandingkan
Simpanan Pokok.
 SP dan SW bisa dibayar menggunakan uang hasil penjualan
sampah
2. Pengembangan Unit Usaha Simpanan Pinjam
 Merupakan fasilitas yang diberikan khusus hanya pada
nasabah.
 Berupa dana berasal dari omset Bank Sampah yang bisa
dipinjamkan, pengembaliannya dengan cara bisa dicicil serta
dikenakkan biaya.
 Besaran bunga, harusnya tidak memberatkan nasabah namun
bisa menambah omset Bank Sampah (sesuai kesepakatan).
 Besarnya pinjaman dan jangka waktu pengembalian (umunya
tiga kali) tergantung pada persetujuan manager Bank Sampah.
 Pengurus menyediakan formulir pengajuan pinjaman
(TERLAMPIR).
3. Pengembangan Unit Usaha Sembako
 Merupakan fasilitas yang diberikan khususs hanya pada
nasabah.
 Prosesnya adalah ketika nasabah setor sampah, ia akan
menyampaikan permintaan sembako kepada pengurus.
 Permintaannya akan dicatat dan dibelanjakkan oleh pengurus.
 Sembako itu, akan diberikkan ke nasabah saat periode
penjualan sampah berikutnya.
 Pembayaran bisa menggunakan uang tabungan yang ada di
Bank Sampah.
 Bisa dibayarkan dengan cara mencicil dan dikanakkan.

14
BAB III

METODE/ LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PBL II

3.1 Tempat PBL II

15
Tempat atau lokasi Pengalaman Belajar Lapangan II dilakukan di Suku
Dinas Kebersihan Jakarta Barat Seksi Pengembangan Peran dan Serta
Masyarakat (PPSM). Jalan Perdana No. 2 Jelambar, Jakarta Barat.
3.2 Waktu PBL II
Pelaksanaan Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan II dilaksanakan
selama 28 hari kerja, pada hari senin sampai kamis. Dimulai dari
tanggal 8 September sampai 23 Oktober 2014. Pada tanggal 27
Oktober, 3,7,9 November 2014 penambahan waktu PBL II
dikarenakan penggantian waktu ijin dan sakit saat pelaksanaan PBL II.
3.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Kegiatan PBL II
1. Tingkat Fakultas
a. Pembahasan rencana PBL II oleh koordinator PBL dan ketua
Program S1 Kesehatan Masyarakat dengan pimpinan FIKes
UHAMKA.
b. Mengidentifikasi berbagai institusi yang memenuhi kriteria
sebagai intitusi tempat PBL II.
c. Penerbitan surat-surat keputusan dekan yang berkaitan dengan
penetapan institusi tempat PBL II, buku panduan, pembimbing
akademik, pembimbing lapangan dan lain sebagainya.
2. Tingkat Program
a. Identifikasi institusi tempat kerja yang layak untuk dijadikan
tempat PBL II.
b. Perkiraan jenis dan jumlah institusi tempat PBL II yang akan
disiapkan.
c. Penyusunan proposal PBL II Ilmu Kesehatan Masyarakat.
3. Tingkat Mahasiswa dan Pembimbing Akademik
a. Konsultasi institusi tempat PBL II Ilmu Kesehatan Masyarakat
b. Kesepakatan antara mahasiswa dan pembimbing akademik
mengenai laporan kegiatan PBL II Ilmu Kesehatan Masyarakat.

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN KEGIATAN PBL II

4.1 Hasil Kegiatan

17
4.1.1 Hasil Laporan Kegiatan Pembinaan Partisipasi Masyarakat dalam
Kegiatan Bank Sampah Tahun 2013
Grafik 4.1.1 Presentasi Aktifnya Bank Sampah Tahun 2013

DIAGRAM HASIL PEMBINAAN BANK SAMPAH


SUDIN KEBERSIHAN TAHUN 2013

10

Aktif
Mati Suri

16

Berdasarkan sumber dari Panpel dan SUDIN Jakarta Barat Tahun


2013. Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat mengadakan inspeksi ke Bank
Sampah yang sudah teregistrasi di SUDIN Kebersihan Jakrta Barat dan
dengan hasil 16 Bank Sampah (93%) yang masih aktif (produktif).
Hasil Kegiatan Pembinaan Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan
Bank Sampah Mahasiswa Uhamka Dalam Pelaksanaan PBL II Tahun
2014
Tabel 4.1.1 Daftar Kunjungan Mahasiswa UHAMKA di Bank Sampah
Tahun 2014

Tanggal
Bank Sampah Oleh Pembimbing
Kunjungan

18
- Dani - Bapak Obang
RW 09 Kel.
10 September Setiawan
Cengkareng Timur
2014 - Fany Rizki
A.P
- Nurhanifa.
Ltc
- Alfian
Rizkiansah
- Zulfani
Arigayo

- Dani - Bapak Obang


RT 08 RW 06
Setiawan
Komplek
22 Oktober - Fany Rizki
2014 Keuangan, Kel. A.P
Joglo - Nurhanifa.
Ltc
- Alfian
Rizkiansah
- Zulfani
Arigayo

 Kegiatan yang dilakukan


Ikut serta dalam pembinaan partisipasi masyarakat dalam kegiatan Bank
Sampah dengan melakukan kegiatan yang akan kelompok paparkan
dibawah ini, diantaranya :

 Dapat mengerti sistem pengolahan sampah rumah tangga yang


diantaranyadengan menggunakan:
1. Komposter rumah tangga

19
2. Bank Sampah
3. Lubang resapan biopori (LRB)
4. Daur ulang
 Dapat mengerti dari pengertian sistem Bank Sampah
 Dapat mengerti standarisasi sistem Bank Sampah, yang
diantaranya:
1. Pemilahan sampah sesuai jenis
2. Tiap rumah memiliki sarana untuk mengumpulkan sampah
kering terpilih, contohnya: plastik dan kaleng.
3. Terbentuk pengurus Bank Sampah
4. Adanya kesepakatan jadwal penjualan
5. Ada sistem administrasi untuk mencatat detil
6. Memiliki pengepul dengan jadwal pemngambilan rutin
 Memberikan simulasi sistem Bank Sampah yaitu, dengan proses
tiga langkah:
1. Nasabah mengisi absen dan pengurus mencatat jenis sampah
yang dibawa
2. Menimbang sampah sesuai jenis, petugas mencatat berat
sampah (kg)
3. Nasabah membawa buku tabungan ke meja administrasi
untuk di data berat sampah dan tabungan di rekap di buku
besar.
 Hasil dari kegiatan
 Dapat melakukan pemebuatan komposting yang diantaranya pupuk
padat dan cair.
 Dapat melakukan pembuatan Bioaktivator
 Dapat melakukan simulasi Bank Sampah
 Mengetahui cara pembuatan biogas metan dari kompos
 Mengetahui manfaat dari pupuk kompos

20
 Menetahui manfaat dari lubang resapan biopori (LRB)
 Mengetahui cara daur ulang sampah anorganik yaitu, plastik, kertas
dan sterofom.
 Mengetahui manfaat dari Bank Sampah
 Mengetahui cara pemebuatan adminitrasi Bank Sampah
4.1.2 Hasil Kegiatan Mahasiswa Uhamka Dalam Pelaksanaan PBL II
Tahun 2014 di Kantor Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat (Seksi
bidang PPSM)
Tabel 4.1.2 Daftar Kegiatan Mahasiswa Uhamka di Suku Dinas Kebersihan
Jakarta Barat Tahun 2014

Tanggal Kegiatan Oleh

Apel pagi yang di  Dani Setiawan


laksanakan pada setiap  Fany Rizki A.P
15, 22, 29 September & hari senin pagi.  Nurhanifa. Ltc
20, 27 Oktober 2014  Alfian Rizkiansah
 Zulfani Arigayo

Senam pagi yang di  Dani Setiawan


laksanakan pada setiap  Fany Rizki A.P
7 November 2014
hari jum’at pagi.  Nurhanifa. Ltc
 Alfian Rizkiansah
 Zulfani Arigayo

21
4.1.3 Hasil Kegiatan Mahasiswa Uhamka Dalam Pelaksanaan PBL II
Tahun 2014 di Luar Kantor Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat
Tabel 4.1.3 Daftar Kegiatan Mahasiswa UHAMKA di Luar Suku Dinas
Kebersihan Jakarta Barat Tahun 2014

Kegiatan Tempat Oleh

Ikut serta penyuluhan sadar  Kantor Kecamatan  Dani Setiawan


kebersihan (sebagai dokumentasi Grogol Pertabungan  Fany Rizki A.P
dan audiens)  Nurhanifa. Ltc
 Alfian Rizkiansah
*ini kayanya harus di ganti
 Zulfani Arigayo
perkataanya !!

Mengunjungi Bank Sampah  Komplek Merpati  Dani Setiawan


yang mati suri  Komplek  Nurhanifa. Ltc
 Alfian Rizkiansah
 Zulfani Arigayo

Ikut serta mengunjungi Bank  RW 03 Kel. Duri  Dani Setiawan


Sampah yang masih aktif Kosambi  Fany Rizki A.P
(pernah menjuarai perlombaan  SMAN 78 Jakarta  Nurhanifa. Ltc
tingkat nasional )  Alfian Rizkiansah
 Zulfani Arigayo

Ikut serta dalam pengelolaan


sampah di zero waste
Pegadungan, diantaranya :
 Pengelolaan sampah  Zero waste  Dani Setiawan

22
organik Pegadungan  Fany Rizki A.P
 Pemilahan sampah  Zero waste  Nurhanifa. Ltc
anorganik Pegadungan  Alfian Rizkiansah
 Zulfani Arigayo
 Pengangkutan sampah  Perumahan kebun
jeruk, RW 06
Kelurahan duri kepa
 Perumahan kembangan
 Rumah Sakit Jiwa Dr.
Soeharto Heerdjan,
Grogol

 Pembuangan sampah ke 
 Bantar Gebang Dani Setiawan
TPA
 Zulfani Arigayo

Ikut serta dalam pembinaan  RW 09  Dani Setiawan


Lingkungan Bersih dan Sehat Cengkareng Timur  Fany Rizki A.P
(LBS). (sebagai dokumentasi, untuk persiapan  Nurhanifa. Ltc
moderator dan audiens)  Sekolah MAN 12  Alfian Rizkiansah
Jakarta  Zulfani Arigayo
 TK Strada Dewi
Sartika II
 RW 12 Kel. Duri
Kosambi
 RW 3 Kel. Kedoya
Utara
 RW 2 Kel. Kelapa
Dua
 RW 7 Kel.

23
Tomang

Ikut serta dalam kegiatan  RW 03 Kecamatan  Dani Setiawan


Jakarta Bersih. Palmerah  Fany Rizki A.P
(sebagai dokumentasi dan  Nurhanifa. Ltc
menulis daftar hadir)  Alfian Rizkiansah
 Zulfani Arigayo

4.2 Gambaran Umum Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat


4.2.1 Luas dan batas wilayah
Jakarta Barat adalah salah satu dari 5 kota administrasi di Daerah
Khususs Ibukota Jakarta. Jakarta Barat secara administratif terbagi menjadi
8 kecamatan dan 56 kelurahan. Wilayah Jakarta Barat terletak sekitar 7
meter di atas permukaan laut, dengan luas wilayah 129,19〖km〗^2. Letak
geografis berada diantara 106° 22' 42'' Bujur Timur sampai dengan 106° 58’
18” Bujjur Timur dan 50° 19' 12'' Lintang Selatan sampai dengan 60°.23’
54” Lintang Selatan dengan batas wilayah :

Sebelah Utara :Batas DKI Jakarta dengan Tangerang pantai laut


jawa

Sebelah Timur :Meliputi, muara alur – kali muara angke jl. Angke
Rel KA dari barat ke timur Rel KA, dari utara ke
selatan jl Ketapang sampai Kanal jl Jati
Petamburan, Pal merah

Sebelah Selatan :Batas DKI Jakarta dengan Tangerang – Kali


Pesanggrahan – Batas Kecamatan Kebon Jeruk
sampai Kali Grogol

Sebelah Barat :Batas DKI Jakarta dengan Tangerang

24
Tabel 4.2 Luas Wilayah Kecamatan di Jakrta Barat Tahun 2012

Luas Jumlah
Wilayah
No Wilayah
Kecamatan Jumlah
(Km2) RW RT
Kelurahan
1 Grogol Petamburan 9.99 7 73 863

2 Palmerah 7.51 6 60 690

3 Taman Sari 7.73 8 60 688

4 Tambora 5.40 11 96 1082

5 Cengkareng 26.54 6 84 999

6 Kalideres 30.23 5 74 742

7 Kebon Jeruk 17.98 7 70 714

8 Kembangan 24.16 6 62 610

Total 129.54 56 580 6411

4.2.2 Pembangunan Kebersihan


Visi Suku Dinas Kebersihan Jakarta Barat:
“Menjadikan Kota Jakarta bersih, sebersih Ibu Kota Negara yang telah
maju”
Misi Suku Dinas Kebersihan Jakrta Barat:
1. Menyadarkan masyarakat bahwa kebersihan
merupakan kebutuhan hidup
2. Memanfaatkan sampah sebagai bahan yang
berguna
3. Meningkatkan pelayanan kebersihan yang prima
kepada masyarakat

25
4.3 Pembahasan Kegiatan
4.3.1 Kegiatan Pembinaan Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Bank
Sampah
Jakarta Barat terdiri dari 8 Kecamatan dan 56 Kelurahan
menghasilkan timbunan sampah 6.500 m3 perhari, sehingga perlu
pengurangan sampah dengan melibatkan partisipasi masyarakat dengan
kegiatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Berdasarkan Perda No. 03 Tahun
2013 Tentang “Pengelolaan Sampah” pada Instruksi, Bank Sampah dan
Rumah Kompos dan Instruksi Walikota No. 34 Tahun 2014 “Tentang
Pembentukan Bank Sampah, maka dari itulah dibawa seksi bidang PPSM
membuat program pembinaan partisipasi masyarakat dalam kegiatan Bank
Sampah yang pelaksanaannya di empat lokasi di wilayah Jakarta Barat.
Di Jakarta Barat jumlah Bank Sampah yang aktif di wilayah Kota
Administrasi 26 Bank Sampah yang tersebar di 8 kecamatan, dengan
demikian jumlah Bank Sampah di wilayah Kota Administrasi Jakarta
Barat masih perlu di tambah minimal satu kelurahan satu Bank Sampah,
dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam membentuk Bank
Sampah.
Untuk mendirikan satu Bank Sampah di perlukan beberapa langkah
persiapan, antara lain :
1. Komitmen warga untuk melakukan pemilahan sampah sejak dari
sumbernya
2. Kesediaan warga untuk menjadi pengurus Bank Sampah
3. Adanya ruang atau lokasi
Maksud dan tujuannya Bank Sampah antara lain:
 Membiarkan masyarakat melakukan pemilahan sampah sejak dari sumber
dengan konsep 3R

26
 Sarana masyarakat untuk menabung sampah, dimana tiap nasabah
menyetorkan sampah kemudian ditimbang dan dinilai dengan nominal
uang, dan selanjutnya dicatat dalam buku tabungan
 Merubah prilaku sosial budaya dalam pembuangan sampah tercampur
menjadi pemilahan sesuai dengan komposisi jenisnya
 Merubah pradigma sampah yang tidak bermanfaat menjadi aset ekonomi.
Hasil yang diharpakan dari Bank Sampah ini yaitu,
 Pengurangan sampah dari sumber oleh masyarakat
 Merubah perilaku sosial budaya masyarakat
 Meningkatkan kapasitas pranata sosial di masyarakat dalam pengolahan
Bank Sampah
Adapun kegiatan kelompok dalam pelaksanaan Pengalaman
Belajar Lapangan II (PBL II) pada kegiatan pembinaan partisipasi
masyarakat dalam kegiatan Bank Sampah di Suku Dinas Kebersihan
Jakarta Barat, dari 4 Bank Sampah yang terdaftar yang dapat kelompok
kunjungi hanya 2 Bank Sampah . ini karena minimnya waktu pelaksanaan
Pengalaman Belajar Lapangan II (PBL II). Kelompok melihat gambaran
pelaksanaan pembinaan partisipasi masyarakat dalam kegiatan Bank
Sampah secara global bahwa hampir semua Bank Sampah sudah baik dan
memenuhi pesyaratan sistem Bank Sampah, tetapi ada 1 puskesmas yang
menurut kelompok masih belum memenuhi persyaratan
kesehatanlingkungan karena kondisi gedung puskesmas tidak layak huni,
tetapi puskesmas tersebut akan pindah lokasi dan digusur.
Dan dari kegiatan kunjungan di Bank Sampah, kelompok dapat
mengetahui bagaimana mengisi form lembar penilaian pemeriksaan
kesehatan lingkungan (Kunjungan Bank Sampah) dan dapat melakukan
penginputan data hasil kunjungan sanitasi puskesmas.
4.3.2 Kegiatan Pembinaan Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS)

27
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil Pengalaman Belajar Lapangan II yang dilakukan di
Suku Dinas Kebersihan Kota Administrasi Jakarta Barat, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
 Di Jakarta Barat jumlah Bank Sampah yang aktif di wilayah Kota
Administrasi sebanyak 26 Bank Sampah yang tersebar di 8
kecamatan, dengan demikian jumlah Bank Sampah di wilayah Kota
Administrasi Jakarta Barat masih perlu di tambah minimal satu
kelurahan satu Bank Sampah, dengan melibatkan partisipasi
masyarakat dalam membentuk Bank Sampah. Mengingat di wilayah
Jakarta barat ini dari 8 Kecamatan dan 56 Kelurahan menghasilkan
timbunan sampah 6.500 m3 perhari, sehingga perlu pengurangan
sampah dengan melibatkan partisipasi masyarakat dengan kegiatan 3R
(Reduce, Reuse, Recycle) dan juga adanya Perda No. 03 Tahun 2013
Tentang “Pengelolaan Sampah” pada Instruksi, Bank Sampah dan
Rumah Kompos dan Instruksi Walikota No. 34 Tahun 2014 “Tentang
Pembentukan Bank Sampah.
 Bank Sampah ini selain sangat bermanfaat bagi lingkungan sekitar
juga sangat bermanfaat bagi manusia karena dengan adanya Bank
Sampah dapat mengubah paradigma masyarakat tentang sampah yang
tidak bermanfaat menjadi tambahan aset ekonomi manusia untuk
kebutuhan sehari hari, dan juga menjadikan tempat untuk
bersilaturahmi antar sesama manusia.

28
5.2 Saran
1. Mengingat kurangnya kesadaran dan partisipasi masyarakat maka
perlu ditingkatkan kembali kesadaran dan partisipasi masyarakat
dalam pengolahan sampah dari sumbernya agar terciptanya
kerjasama yang baik.
2. Untuk Dinas Kebersihan agar lebih ditingkatkan lagi program
penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat tentang sampah, sehingga
masyarakat bisa lebih memahami betapa sangat berharganya sampah
bagi manusia.
3. Untuk Dinas Kebersihan agar diadakan atau ditambah lagi program –
program yang dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi
sampah di wilayah Jakarta Barat.
4. Karena masih banyak masyarakat yang tidak perduli terhadap sampah
perlu dibentuk suatu lembaga untuk menangani dalam pembinaan
dan pengarahan yang mendampingi masyarakat secara berlanjut.
5. Untuk Pemerintah daerah maupun Pemerintah Pusat perlu diberikan
penghargaan kepada daerah atau wilayah yang sudah sadar akan
kebersihan lingkungan, sehingga daerah lain akan termotifasi untuk
lebih bisa membuat lingkungannya menjadi lebih bersih dan asri.

29

Anda mungkin juga menyukai