A. PROFIL IDRI
A.1. Pengantar
Ikatan Dosen RI (IDRI) adalah organisasi profesional dosen di Republik
Indonesia yang ditujukan untuk mengakselerasi implementasi Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
A.2. Visi
Dosen sebagai tenaga profesional wajib mewujudkan tujuan
pendidikan nasional sesuai pembukaan UUD 1945, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa serta memperoleh hak yang sama sesuai pembukaan
UUD 1945, yaitu keadilan sosial dengan prinsip kesetaraan dan kesejawatan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
A.3. Misi
1. Mengangkat martabat Dosen.
2. Memperjuangkan hak dan kewajiban Dosen.
3. Mengurangi kesenjangan kesejahteraan Dosen antar Perguruan
Tinggi dan antar Kementrian.
4. Meningkatkan kompetensi Dosen.
5. Meningkatkan produktivitas Dosen.
6. Memajukan profesi serta karier Dosen.
7. Meningkatkan mutu pembelajaran.
8. Meningkatkan mutu pendidikan nasional.
9. Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antar daerah.
10. Memberikan informasi pendidikan yang bermutu.
A.4. Sejarah
Cikal bakal IDRI bermula dari Forum Dosen Muda Indonesia (FDMI)
yang dibentuk pada tanggal 26 Maret 2015 di Bandung. FDMI berkembang
menjadi Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI) guna mengakomodasikan
seluruh dosen Indonesia tanpa batasan usia, berdasarkan kesepakatan
Rapat Badan Pendiri pada hari Senin tanggal 21 September 2015 di Kota
Bandung. IDRI melalui akte pendirian 4 Maret 2017 mendapatkan legalitas
di kementerian Hukum dan HAM dengan nomor SK Nomor AHU-
0005003.AH.01.07.Tahun 2017.
1
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
2
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
A.6. Kegiatan
1. Melaksanakan seminar dan konferensi ilmiah yang dilaksanakan
secara rutin sebagai agenda utama IDRI dengan lokasi bergiliran
sesuai kesiapan Perguruan Tinggi, untuk meningkatkan dan
mengembangkan kompetensi dan profesionalisme Dosen Indonesia
dalam melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi.
2. Membentuk penerbit buku ilmiah untuk menerbitkan buku ajar
Dosen Indonesia untuk berperan aktif dalam meningkatkan mutu
pendidikan dan pembelajaran di Indonesia.
3. Membangun jurnal ilmiah yang terakreditasi dan terindeks untuk
mempublikasikan karya penelitian Dosen Indonesia untuk
meningkatkan produktivitas Dosen Indonesia.
4. Mengadakan pelatihan, kursus, penataran, memberikan konsultasi
tentang penelitian dan pengembangan ilmu, memberikan konsultasi
tentang pengabdian kepada masyarakat.
5. Membangun badan usaha seperti penerbit buku dan lain-lain untuk
menunjang pendanaan organisasi.
6. Menggalang kerjasama, kolaborasi, jaringan informasi, komunikasi,
konsultasi antar Dosen untuk membentuk kelompok ilmiah,
kelompok kepakaran sesuai bidang ilmu yang ditekuni, untuk saling
berbagi ilmu, pengalaman, saling memberi dorongan dan informasi
mengenai studi lanjut, beasiswa luar negeri dan dalam negeri,
3
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
4
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
5
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Website: http://www.idri.or.id
Facebook: https://web.facebook.com/groups/IkatanDosenRI/
Telegram: http://t.me/dosenindonesia
Email: dosenidri@gmail.com; sekretariat@idri.or.id
Kontak pribadi:
Dr. Dian Utami Sutiksno +62 81343005215
Dr. Rian Kurniawan +62 81224706418
Alamat kantor:
Kompleks De Marrakesh Block C2 No. 3, Bandung, Indonesia.
6
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
B. METODE KAJIAN
B.1. Prinsip
IDRI berusaha menghasilkan kajian pendidikan tinggi yang obyektif dan
menghindari subyektivitas. Cara yang ditempuh IDRI agar obyektif adalah
menggunakan penelitian berbasis kuesioner guna menggali data dari dosen
se-Indonesia sebagai data empiris. Hal ini dimaksudkan agar kajian
pendidikan tinggi yang disampaikan IDRI adalah hasil kajian pemikiran
kolektif dosen se-Indonesia.
Penelitian
Pemikiran kuesioner
think
thank
Studi
pustaka
7
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
B.2. Sinergi
Kajian pendidikan tinggi Indonesia juga melibatkan pemikiran
beberapa dosen tim wadah pemikir (think thank) IDRI. Untuk memperkaya
kajian secara ilmiah, dilakukan studi pustaka sesuai bidang terkait. Kajian
pustaka mempertimbangkan paparan komisi X DPR RI pada 19 Maret 2018
mengenai misi Ristek Dikti RI untuk peningkatan mutu, relevansi dan akses
pendidikan tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas. Sehingga
terjadi sintesa pemikiran antara pendapat kolektif dosen dari kuesioner,
pemikiran wadah pemikir dan kajian referensi seperti pada Gambar B.1
Metode Kajian.
8
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
9
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Gambar C.1. Setuju Kebijakan Pemerintah untuk Merger dan Akuisisi PTS
10
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
11
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
12
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
13
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
14
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
15
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
16
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
17
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
D.1. Tantangan
Bagaimana untuk lebih membuat dosen tetap lebih betah dan
bergairah dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dengan
cara membangun kesadaran kolektif mengenai peran penting kinerja
dalam pendidikan/pengajaran, riset/publikasi, dan pengabdian
masyarakat/pengembangan komunitas. Khusus untuk penyediaan
insentif riset dan publikasi, hendaknya capaian kinerja tidak dimaknai
secara terbatas, bahwa publikasi yang dianggap bernilai/bereputasi
adalah yang terindeks pada pangkalan data tertentu.
18
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
D.2. Peluang
Peluang bagi perguruan tinggi yang sehat manajemen
pengelolaan keuangan lembaganya. Dosen tetap yang menjadi
akademisi di lembaga pendidikan yang sehat manajemen pengelolaan
keuangannya akan merasakan kelebihan dan manfaat yang lebih besar
jika pengelolaan keuangan dapat lebih transparan dan proporsional
dalam mengelola keuangan di lembaga pendidikan tinggi.
D.3. Akuntabilitas
Pelaksanaan anggara yang berbasis kinerja lebih menekankan
pada penerapan sistem terencana dan terprogram, yakni lebih
memprioritaskan arah anggaran yang disusun oleh lembaga berbasis
pelaksanaan. Sistem penyusunan anggaran yang menekankan pada
hubungan antara berbagai hasil dari program lembaga pendidikan tinggi
diperlukan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat langsung bagi
kelangsungan Tri Dharma secara berkelanjutan.
D.4. Profesionalitas
Dalam menyusun rencana anggaran lembaga, pengelola dan
pengelolaannya haruslah dilakukan secara profesional, yaitu merupakan
kolaborasi antara kemampuan, kesepadanan serta keterampiln
mengambil kebijakan dan memfokuskan diri kearah kinerja lembaga
yang efektif, baik dari perspektif kinerja, perspektif hasil, perspektif
dampak serta manfaat.
D.5. Proporsional
Tuntutan dari pemerataan penganggaran sebuah lembaga yaitu
proporsional. Perancanaan sebuah anggaran lembaga pendidikan tinggi
19
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
D.6. Keterbukaan
Salah satu cara untuk mewujudkan cita-cita reformasi adalah
pelaksanaan transparanasi yang akuntabel dari pengelolaan keuangan
sebuah lembaga. Hal ini berarti setiap saat siapapun dan kapanpun
apabila ingi melalukan verifikasi atau audit tentang pengelolaan keunagn
lembaga pendidikan tinggi maka telah disiapkan sistem dan instrumen
termasuk penyampaian laporan keuangan termasuk penyampaian
laporan pertanggung jawaban yang disusun mengikuti standar Dikti yang
telah diterima secara umum.
20
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
D.8. Pencabutan/penangguhan
Hendaknya harus memperlihatkan azas kebermanfaatan, azas
berkeadilan dan azas kehati – hatian terhadap pendanaan lembaga
pendidikan tinggi swasta. Hal ini diperlukan karena jika adanya
pencabutan atau penangguhan pendanaan pada lembaga pendidikan
tinggi dapat menimbulkan kegaduhan nasional. Sehingga pada akhirnya
kegaduhan nasional inilah yang perlu dihindari untuk dapak negatif yang
lebih luas dan lebih besar.
D.9. Sinkronisasi
Dalam penganggaran pendanaan lembaga pendidikan tinggi
harus terus dilakukan secara berkelanjutan, karena sinkronisasi atau
penyesuaian penganggaran mutlak dan wajib adanya. Sinkronisasi
diperlukan untuk melihat sejauh mana perencanaan, pengorganisasian
pengelola, implementasi pelaksana anggaran, serta evaluasi atau
pengendalian anggaran pada pos pos atau peruntukan sesuai dengan.
21
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
yang KECIL mendapat sample secara acak untuk dikunjungi untuk audit
internal dan eksternal dari lembaga Audit yang ditunjuk pemerintah
(BPK/BPKP/Inspektorat), seolah olah PTS kecil seperti diburu pertangung
jawaban keuangan yang tidak seberapa besarnya dibanding dengan
dana hibah milyaran yang digelontorkan kepeda perguruan tinggi besar
berlevel internasional.
D.11. Proporsi
Proporsi anggaran pendidikan masih jauh dari kata ideal, apalagi
dana penelitan dan pengabdian kepada masyarakat. Dana pendidikan
nasional antara lembaga milik pemerintah (PTN) dimana mana pasti jauh
lebih tinggi daripada lembaga swasta (PTS). Proporsinya pun biasanya
jauh lebih banyak PTN daripada PTS. Namun, bila dilihat secara kasat
mata, mutu dan kualitas yang dihasilkan oleh lembaga swasta dalam hal
Tri Dharma tidak kalah dengan lembaga swasta. Ditengah kepincangan
proporsi tersebut, seyogyanya pemerintah memberi perhatian lebih
kepada lebaga swasta yang masih banyak membutuhkan perhatian
daripada lembaga milik pemerintah (PTN), bisa dibayangkan, bila ribuan
PTS tiada lagi yang beroperasi di Indonesia terkait dengan tidak
proporsionalnya anggaran pendidikan yang tidak merata tersebar, hanya
dikarenakan perbedaan lembaga swasta dan pemerintah. Apalagi
persoalan anggaran yang selalu berbasis serapan anggaran sekian
persen, dan lain-lain, sehingga patut menjadi perhatian bersama.
D.13. Kelebihan
Kelebihan anggaran pendidikan nasional pada fase sekarang ini
cenderung dinikmati oleh perguruan tinggi besar dengan sumber daya
(SDM fasilitas, sarana, pengelola dan pengelolaan Tri Dharma) yang
22
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
23
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
24
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
25
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
26
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Gambar E.1 Setuju Revisi UU No. 14 Tahun 2005 memisahkan dosen dan
guru
Hasil penelitian IDRI menunjukkan 95,2 % responden dosen setuju
untuk dilakukan revisi UU No.14 Tahun 2005 berupa pemisahan regulasi
antara guru dan dosen seperti pada Gambar E.1. Beberapa alasan mengapa
setuju untuk untuk dilakukan revisi UU No.14 Tahun 2005 berupa pemisahan
regulasi antara guru dan dosen berturut-turut dari alasan terkuat seperti
Gambar E.2 yakni:
a) Kewajiban: Dosen Tridarma Perguruan Tinggi Vs Guru ekadarma;
b) Demi meningkatkan kesejahteraan dosen yang lebih layak dan
profesional;
c) Lebih jelas batasan dan kriteria antara dosen dengan guru;
d) Jenjang pendidikan formal minimal: Dosen S2 Vs Guru S1;
e) Banyak konten dan ayat kurang relevan dengan dinamika dunia dosen;
dan isi terlalu formatif.
Hasil penelitian IDRI juga menunjukkan ada minoritas dosen yakni 4,8 %
responden dosen yang tidak setuju untuk dilakukan revisi UU No.14 Tahun
2005 berupa pemisahan regulasi antara guru dan dosen seperti pada
Gambar E.1. Beberapa alasan mengapa tidak setuju untuk untuk dilakukan
revisi UU No.14 Tahun 2005 berupa pemisahan regulasi antara guru dan
dosen berturut-turut dari alasan terkuat seperti Gambar E.3 yakni:
a) Revisi regulasi tak menjamin pelaksanaan peningkatan hak dan
kesejahteraan dosen;
b) Cukup penegasan dan implementasi ayat-ayatnya;
27
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Gambar E.2 Alasan Setuju Revis UU No. 14 Tahun 2005 memisahkah guru
dan dosen
Gambar E.3 Alasan Tidak Setuju Revis UU No. 14 Tahun 2005 memisahkan
guru dan dosen
28
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
29
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
prasarana pendukung yang lengkap maka hal ini akan menyulitkan para
pengajar dan pembelajarnya untuk dapat menerapkan materi pembelajaran
secara realistis (Sugeng, 2017:15).
Oleh karena itu, penting sekali bagi para pengelola perguruan tinggi
untuk memahami pentingnya keberadaan fasilitas belajar mengajar yang
memadai untuk dapat mendukung proses belajar para mahasiswanya,
disamping juga memastikan bahwa fasilitas itu tetap terjaga kualitasnya.
30
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Dalam kajian ini, IDRI mengutip pendapat dua ahli yang menyuratkan
adanya perbedaan tersebut, namun masih dalam paradigma yang sama
yaitu pemanfaatan fasiltas untuk memperlancar proses belajar dan
mengajar (Brinton, 2001; Tomlinson, 2016), dan hal tersebut dapat mengacu
pada fasilitas yang secara umum dapat ditemui baik di dalam kelas ataupun
di luar kelas, seperti: realia, kerajinan tangan, internet, komputer, LCD, dan
sebagainya.
31
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
32
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
33
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
34
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Sebagai salah satu sarana yang IDRI anggap sangat penting, maka
sudah seharusnya pemerintah mulai memberikan dorongan agar para
pengelola perguruan tinggi mulai memberikan perhatian pada
pemanfaatan teknologi internet mengingat teknologi ini tidak hanya dapat
memberikan kemudahan dalam proses belajar tetapi dapat juga
mendorong para mahasiswa untuk dapat belajar lebih mandiri.
“Home to nearly half the world’s students, the demand for higher
education in Asia is rising in proportion to living standards. According
to IDP Education Australia, this number is predicted to rise from 17
million in 1995 to 87 million by 2020 especially in China and India.
The modern university cannot cope. China will be unable to supply
the 20 million university places required to meet the needs of its
growing economy, and by 2015 India will struggle to supply 9 million
places that will be needed. Therefore e-learning solutions are
gaining popularity (Rowe 2003)”.
35
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
36
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
37
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
F.4. Rekomendasi
a. Dalam konteks penggunaan sarana/media pembelajaran IDRI
mendorong pemerintah untuk selalu mengawasi, dan mengarahkan
para pengelola/manajemen perguruan tinggi untuk selalu
memberikan media pembelajaran yang layak pada para mahasiswa,
dan dosennya sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik.
b. Bila diperlukan, pemerintah harus memberikan stimulus dan
pengurangan beban pajak, insentif, ataupun bantuan lainnya sehingga
memungkinkan perguruan tinggi untuk memiliki fasilitas ICT yang
memadai.
c. Hasil observasi menunjukkan bahwa para pengelola lembaga
pendidikan sering mengeluhkan anggaran yang cukup besar (perlu
penelitian lanjutan) yang dikeluarkan dalam memfasilitasi para
mahasiswa agar bisa mengakses wifi, dan materi pembelajaran on-line
(termasuk jurnal ilmiah on-line). Padahal, bila pemerintah bisa
memfasilitasi proses pembelajaran on-line, maka para mahasiswa
tersebut akan dapat belajar secara lebih mandiri yang tentu saja akan
meningkatkan mutu dan krediblitas lembaga-lembaga tersebut.
d. Apalagi dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu cepat,
dan adanya keharusan untuk membuat penerbitan di lingkungan
akademis internasional, pemanfaatan internet sebagai wadah
komunikasi, berbagi, dan mendiskusikan pengetahuannya akan
sangatlah penting.
Untuk itu, pemerintah dapat memulai dengan membuat fasilitas
internet/web yang dapat membagi informasi, karya ilmiah (baik dalam
dan manca negara), serta interaksi dengan para pembelajar/dosen
tentang hal yang dianggap baru di dunia sains, pengetahuan, dan
teknologi.
Dengan adanya fasilitas ini bukan tak mungkin di kemudian hari,
kesenjangan antara PT yang baik dan yang kurang baik akan
berkurang karena, semua perguruan tinggi dapat mengakses
informasi terbarukan/terkini tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pembelajaran, penelitian dan mungkin pengabdian masyarakat yang
juga menjadi tanggungjawab dari para dosen.
e. Pemanfaatan media internet ke depan, tidak hanya difokuskan pada
aspek micro saja (hanya dimanfaatkan untuk media pengajaran saja),
tetapi harus terus dikembangkan menjadi sarana macro (prasarana
38
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
pendukung kegiatan belajar dalam skala yang lebih besar) agar daya
saing PT dapat terus meningkat, karena mudahnya mengakses
informasi yang berkaitan dengan perkembangan keilmuan, dan
teknologi yang dibutuhkan oleh perguruan tinggi tersebut.
39
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
40
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
yang perlu untuk mencapai World Class, ketujuh kriteria tersebut?' Tidak
cukup dengan kapital/modal ataupun infrastruktur, namun perlu suasana
yang akan me-mix itu semua.” Kriteria subjektif ini IDRI adopsi dari
perumpamaan (boleh dilihat juga sebagai rumusan) yang dikemukakan Prof.
Dr. Satrio SoemantriBrojonegoro (dalam Putra, 2015), Mantan Dirjen Dikti,
yakni: “Kampus tidak boleh kaku dan kampus tidak boleh diatur. Kalaupun
ada aturan, aturan dan SOP kampus tidak boleh seragam. Jadi, ibarat buah-
buahan, ada durian, nenas, dan apel. Tidak mungkin kita membandingkan
buah-buahan tersebut karena memang satu sama lain berbeda. Yang harus
kita lakukan adalah bagaimana menghasilkan durian, nenas, atau apel yang
paling baik.
41
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
42
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
mengkritik praktik dari Robert Sternberg, seorang psikolog dan editor jurnal
Perspectives on Psychological Science, 13(2), Maret 2018, yang
menyalahgunakan posisinya dalam proses rekrutmen penulis dan sitasi. Kita
dapat membayangkan bahwa perjuangan ilmiah, baik pada tingkat
individual maupun sosial-struktural sangat perlu diusahakan waktu demi
waktu.
43
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Dari sisi dosen: Dosen yang tidak mau menerima fakta bahwa dirinya
memiliki kebebasan akademik, tidak bersedia menyadari eksistensi
kebebasan akademiknya, malahan tidak mau melaksanakan kebebasan itu,
patut dipertanyakan sejak dini motivasinya untuk menjadi dosen. Memang
agak mengherankan dan terdengar “kontra-intuitif” bahwa ada
kemungkinan (calon) dosen menolak fakta kebebasan akademisnya.
Seorang psikoanalis sosial, Erich Fromm, sudah meramalkannya dan pernah
menulis buku berjudul Escape from Freedom (1941), atau “Lari dari
Kebebasan”. Kebebasan memang berisiko tinggi; banyak manusia (jadi:
termasuk dosen) yang tidak sanggup menanggung kebebasan dan hal ihwal
yang termasuk di dalamnya, sehingga menyerahkan diri pada
44
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
45
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
46
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
47
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
48
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
49
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
50
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
51
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Kita ingin menjadi Universitas Berkelas Dunia. Oleh karena itu, kita
harus melaksanakan kebebasan akademik kita dengan cara ikut dalam
perjuangan ilmiah. Kita perlu mewaspadai argumen maupun praktik yang
kurang suportif, atau malah kontra-produktif, terhadap kebebasan
akademik menuju Universitas Berkelas Dunia. Sebaliknya, kita perlu
melipatgandakan habitus (tendensi, disposisi berpikir-merasa-berselera-
berucap-bertindak-dan berposisi) yang berkelas dunia dengan
memanfaatkan psikologi secara inovatif sebagaimana dipaparkan
sepanjang tulisan ini.
52
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
H. SIMLITABMAS
53
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
54
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
55
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
56
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
57
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
dosen yang lain bisa saja terbiasa menyampaikan teori. Evaluasi kinerja
dosen dalam hal pengajaran sangat perlu dilakukan karena saat ini mungkin
mahasiswa hanya menerima materi dari dosen. Ini akan sangat berkaitan
dengan SPM pada suatu PT.
Terkait dengan SKS, beban belajar yang terkait dengan luaran belajar,
ada juga yang masih belum sesuai dengan SKS. Ada yang terlalu berat atau
terlalu ringan. Hal ini memerlukan evaluasi saat akreditasi program studi.
58
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
59
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Gambar F.4 Skema jejaring sitasi menggunakan prinsip sitiran data (data citation)
(Irawan, et al., 2017)
60
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Gambar F.5 Data sebagai obyek hidup yang memiliki siklus (Florida State Univ Lib,
2017)
61
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
62
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Gambar F.7 Beberapa mitos dan miskonsepsi tentang jurnal OA (Dogra, 2015)
63
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
64
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
65
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
66
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
67
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
68
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
J. PENUTUP
69
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
REFERENSI
70
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
Dean, K. L., & Forray, J. M. (2017). The long goodbye: Can academic
citizenship sustain academic scholarship?. Journal of Management
Inquiry, 00(0), 1-5.
Direktorat Penjaminan Mutu. (2016). Pedoman Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi. Retrieved April 8, 2018, from
spmi.ristekdikti.go.id/klinikspmi/downloadtutorial/2
Direktorat Penjaminan Mutu-Layanan Informasi. (2017). Mutu Perguruan
Tinggi Menentukan Kompetensi Lulusan. Retrieved from
https://ristekdikti.go.id/mutu-perguruan-tinggi-menentukan-
kompetensi-lulusan/
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat. (2018). Panduan Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2018 (XII). Jakarta:
RistekDikti RI. Retrieved from
http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/unduh_berkas/Buku Panduan
Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi
XII.pdf
Dubrovskiy, D. (2017). Escape from freedom: The Russian academic
community and the problem of academic rights and freedoms.
Interdisciplinary Political Studies, 3(1), 171-199.
Dogra, V. (2015). Myths about Publishing in an Open Access Journal. Journal
of Clinical Imaging Science, 5, 26. Url: http://doi.org/10.4103/2156-
7514.156140.
Fatah, N. (2012). Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karaya.
Florida State Univ Lib, 2017. (2017). Research data management guidelines.
Florida State University Library.
Fromm, E. (1941). Escape from freedom. US: Farrar & Rinehart.
Galih, B. (2016, 8 Agustus). Daoed Joesoef, Kontroversi NKK/BKK, dan Beda
Pendapatnya dengan Soeharto. Retrieved from
https://nasional.kompas.com/read/2016/08/08/15330701/daoed.joeso
ef.kontroversi.nkk.bkk.dan.beda.pendapatnya.dengan.soeharto.
Greene, M. (2018). The demise of the lone author. Retrieved from
https://www.nature.com/nature/history/full/nature06243.html
Gunawan, J. (2017). Penggabungan dan Penyatuan Untuk Meningkatkan
Mutu dan Kesehatan PTS. Retrieved April 8, 2018, from
http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/index.php/2017/10/11/penggabu
ngan-dan-penyatuan-untuk-meningkatkan-mutu-dan-kesehatan-pts/
Hofstede Insights. (n.d.). Country comparison: What about Indonesia?
Retrieved from https://www.hofstede-insights.com/country-
comparison/indonesia/
Irawan, DE, 2017, Pengelolaan jurnal ilmiah: Konvensional vs open access,
url: http://dasaptaerwin.net/wp/2017/02/pengelolaan-jurnal-ilmiah-
konvensional-vs-open-access-bagian-1.html, diakses 09 April 2018.
Irawan, D. E., Sulistyawati, E., & Rosada, K. (2017). Eco-hydrology
71
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
72
Kajian Pendidikan Tinggi IDRI untuk DPR RI dan Ristek Dikti 2018
http://riauposting.com/berita/pendidikan/3616/dosen-wajib-absensi-
bukan-dosen-namanya-tapi-karyawan-perusahaan/
Robbins, S. P. (2008). The Truth about Managing People. Jakarta: Esensi : 231
hal.
Sabdono, E. (2016). Kehendak bebas manusia. Jakarta, Indonesia: Rehobot
Literature.
Salkin, G. (2014, 14 February). 5 issues that threaten academic freedom.
Retrieved from https://www.educationdive.com/news/5-issues-that-
threaten-academic-freedom/227738/
Seniati, A. N. L. (2009, 28 Oktober). Peran psikologi dalam mengembangkan
universitas kelas dunia. Retrieved from
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/liche/publication/pidatopenguk
uhangb-liche-28okt2009.pdf
Suber, P. (2017). How to make your work OA. translasi oleh Irawan, DE. url:
http://cyber.harvard.edu/hoap/How_to_make_your_own_work_open_a
ccess_(Indonesian_translation).
Tierney, W., & Postiglione, G. A. (2015, 5 Juli). The vital role of academic
freedom in creating a world-class university. Retrieved from
http://www.scmp.com/comment/insight-
opinion/article/1832071/vital-role-academic-freedom-creating-world-
class-university
Unmas Denpasar. (2016). Sekilas tentang sejarah singkat Universitas
Mahasaraswati (Unmas) Denpasar. Katalog Universitas Mahasaraswati
(Unmas) Denpasar. Denpasar
White, K. D., Dalgleish, L., & Arnold, G. (1982). Authorship patterns in
psychology: National and international trends. Bulletin of the
Psychonomic Society, 20(4), 190-192.
World Health Organization. (2014). Mental health: A state of well-being.
Retrieved from
http://www.who.int/features/factfiles/mental_health/en/.
Wijayanti, W. (2013). Eksistensi Undang-Undang Sebagai Produk Hukum
dalam Pemenuhan Keadilan Bagi Rakyat (Analisis Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor 50/PUU-X/2012). Jurnal Konstitusi, 10(1), 179–204.
73