Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2020/2021


FAKULTAS BISNIS HUKUM DAN ILMU
SOSIAL UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SIDOARJO

FORMAT LEMBAR JAWABAN


Mata Kuliah : Akuntansi Perpajakan
Semester / Kelas : 6 / B1
Dosen Pengampu : Drs. Ec. Akhmad Mulyadi MSA
Hari / Tanggal : Senin, 26 April 2021
Nama mahasiswa : Ibnu Athoillah
NIM : 182010300013
Waktu Ujian : 75 menit

SOAL TEORI
1. Jelaskan karakter masing-masing dari Akuntansi Komersial dan Akuntansi Perpajakan yang dapat
membedakan diantara keduanya !
Jawab :
Perbedaan antara Akuntansi Komersial dan Akuntansi Perpajakan adalah :
Akuntansi Komersial Akuntansi Perpajakan
Dari sisi pengguna laporan keuangan Sementara pengguna laporan keuangan
keduanya berbeda. Pengguna laporan Akuntansi Pajak ialah fiskus.
keuangan komersial atau umum ialah
kreditur, para pemegang saham, karyawan
perusahaan, pemerintah, manajemen, serta
masyarakat pada umumnya.
Informasi pada laporan keuangan umum Sedangkan laporan keuangan pajak sifatnya
bersifat umum dan dapat digunakan untuk rahasia hanya untuk manajemen dan fiskus.
siapa saja.
Pedoman penyusunan dan penyajian Sementara Akuntansi Pajak menggunakan
akuntansi umum menggunakan PSAK. undang-undang perpajakan.
Laporan keuangan komersial boleh disusun Pajak wajib memakai mata uang rupiah atau
berdasar mata uang selain rupiah. mata uang lain sesuai peraturan saja.
Transaksi dalam Akuntansi Komersial dicatat Sebaliknya Akuntansi Pajak, transaksinya
berdasar asas substance over form, yaitu dicatat dan dilaporkan bila telah memenuhi
pencatatan dan pelaporan, yang dilakukan syarat dan ketentuan perpajakan, dengan
mengutamakan substansi ekonomi mengutamakan hakikat formal atau hukum
dibandingkan hakikat formal dan hukum. dibandingkan substansi ekonomi.
Berdasar UU PT, batas waktu penyampaian Sementara laporan keuangan fiskal
laporan keuangan adalah 6 bulan setelah selambatnya diserahkan 4 bulan setelah akhir
tahun buku berakhir. tahun pajak serta bisa diperpanjang
selambatnya 2 bulan dengan aturan
tersendiri.
2. Jelaskan bagaimana hubungan antara Akuntansi Komersial dan Akuntansi Perpajakan sehingga laporan
keuangan tersebut siap digunakan sebagai dasar perhitungan pajak penghasilan !
Jawab :
Akuntansi komersial atau akuntansi keuangan merupakan proses penyusunan laporan keuangan yang
sesuai dengan peraturan standar akuntansi keuangan (SAK). Sedangkan, akuntansi pajak yakni proses
penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan peraturan undang-undang perpajakan. Sehingga
laporan keuangan yang dihasilkan disebut laporan keuangan fiskal.
Jika ada perbedaan antara ketentuan akuntansi komersial dan akuntansi pajak, maka harus mematuhi UU
Perpajakan agar tidak merugikan wajib pajak tersebut. Hal ini disebabkan pajak merupakan sebuah
kewajiban atau tax complience. Rekonsiliasi fiskal sebagai mekanisme penyesuaian Akuntansi Komersial
ke Akuntansi Pajak

SOAL KASUS
Berikut adalah data-data terkait dengan pelaporan SPT Masa PPN untuk periode Maret 2019 :
1. Total Omset bulan Maret Rp 750.000.000,- terdiri dari 20% dari omset tersebut dilakukan pada
pemungutan pajak
2. Selama bulan Maret terjadi penerimaan BKP senilai Rp 150.000.000,- (DPP)
3. Sampai dengan tanggal 5 April saat bagian pajak membuat SPT Masa terkondisi :
Faktur pajak yang diterima untuk masa yang sama (Maret) Rp 7.000.000,-
Faktur pajak yang diterima untuk masa sebelumnya senilai Rp 9.000.000,- namun diantara itu
terdapat faktur pajak tertanggal 28 November 2019
Diterima SSP penyetoran PPN atas transaksi dengan pemungutan pajak Rp 3.000.000,-
Di bulan Februari terjadi lebih bayar PPN Rp 250.000,-
4. Diminta :
a. Tentukan pajak kurang setor / nihil / lebih bayar !
b. Buat jurnal semua transaksi diatas !

Jawaban Soal Kasus


Diketahui :
Omset Penjualan Bulan Maret Rp 750.000.000,-
Pemungutan Pajak = 20% x Rp 750.000.000,- = Rp 150.000.000,-
Persediaan BKP Rp 150.000.000,-
Piutang Pemungut Pajak BKP Rp 15.000.000,-
Faktur Pajak Maret Rp 7.000.000,-
Faktur Pajak Kadaluarsa Rp 9.000.000,-
SSP Penyetoran PPN Rp 3.000.000,-
Bulan Februari lebih bayar PPN Rp 250.000,-
Diminta :
a. Tentukan pajak kurang setor / nihil / lebih bayar !
Pajak Keluaran dari Transaksi tersebut yaitu :
= Omset Penjualan - Pemungutan Pajak dari Omset sebesar 20%
= Rp 750.000.000 - Rp 150.000.000
= Rp 600.000.000
DPP = Rp 600.000.000
Pajak Keluaran (PK) = DPP x Tarif Pajak PPN
= Rp 600.000.000 x 10%
= Rp 60.000.000
Jadi, PPN yang harus dibayar perusahaan adalah sebesar Rp 60.000.000,-

Total Pajak Masukan (PM) = Faktur Pajak + SSP + Lebih Bayar


= Rp 7.000.000 + Rp 3.000.000 + Rp 250.000
= Rp 10.250.000
Jadi, PPN yang telah dibayar oleh Perusahaan adalah sebesar Rp 10.250.000

PPN Kurang / Lebih Bayar = PK - PM


= Rp 60.000.000 - Rp 10.250.000
= Rp 49.750.000
Jadi, Jumlah PPN pada SPT Masa PPN adalah Kurang Bayar sebesar Rp 49.750.000,-

b. Buat jurnal semua transaksi diatas !


Jurnal pada saat penjualan
Kas Rp 810.000.000,-
Piutang Pemungut Pajak Rp 15.000.000,-
Penjualan Rp 750.000.000,-
PPN Keluaran Rp 75.000.000,-
(Untuk Mencatat Penjualan)

Jurnal pada saat pembelian Barang Dagang


Persediaan Barang Dagang Rp 150.000.000,-
Pajak Masukan belum difakturkan Rp 15.000.000,-
Kas / Hutang Rp 165.000.000,-
(Untuk Mencatat Pembelian Barang Dagang)
Pelaporan SPT Masa PPN : PK - PM
Pajak Masukan Difakturkan Rp 7.000.000,-
Pajak Masukan Belum Difakturkan Rp 7.000.000,-
(Untuk Mencatat Pajak Masukan yang difakturkan)

Adjusment Faktur Pajak Kadaluarsa


Biaya Pajak Rp 9.000.000,-
Pajak Masukan Difakturkan Rp 9.000.000,-
(Untuk Mencatat Faktur Pajak Kadaluarsa)

Kredit PPN Masukan


PPN Keluaran Rp 75.000.000,-
Pajak Masukan Difakturkan Rp 8.000.000,-
PPN Belum Setor Rp 67.000.000,-
(Untuk Mencatat PPN)

Adjusment :
PPN Belum Setor Rp 15.250.000,-
PPN Lebih Bayar Rp 250.000,-
Piutang Pemungut Pajak Rp 15.000.000,-
(Untuk Mencatat Adjusment)

Anda mungkin juga menyukai