Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1

Pendidikan IPS di SD PDGK 4106

NAMA PENYUSUN

DEDY FRANSISKHA

NIM 856579388

UPBJJ POKJAR TANJUNG JABUNG TIMUR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021
Pendidikan IPS di SD

Tugas 1

Kerjakakn Tugas Berikut

1. jelaskan mengapa pendidikan di SD sangat penting di ajarkan ?


2. jelaskan apa yang dimaksud dengan peristiwa,fakta,konseo dan generalisasi dan berikan
contohnya yang berkaitan dengan pendidikan IPS di SD ?
3. jelaskan keterkaitan antara konsep waktu,kotinuitas dan perubahan dalam pembelajaran
IPS untuk materi sejarah ?
4. jelaskan keterkaitan antara nilai dan sikap dalam proses pembelajaran IPS di SD ?

JAWABAN NO 1

1. Pelajaran IPS sangat penting karena didalamnya memuat materi yang mempersiapkan
serta mendidik siswa untuk hidup dan memahami dunianya. Karena kemampuan
bersosialisasi sangat diperlukan sekali.
Menurut A.K. Ellis (1991), bahwa alasan dibalik diajarkannya IPS sebagai mata pelajaran
di sekolah karena hal-hal sebagai berikut:
a. IPS memberikan tempat bagi siswa untuk belajar dan mempraktekan demokrasi.
b. IPS dirancang untuk membantu siswa menjelaskan “dunianya”.
c. IPS adalah sarana untuk pengembangan diri siswa secara positif.
d. IPS membantu siswa memperoleh pemahaman mendasar (fundamental
understanding) tentang sejarah, geograpi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya.
e. IPS meningkatkan kepekaan siswa terhadap masalah-masalah sosial.
f. Barr dan teman-temannya (Nelson, 1987; Chapin dan Messick,1996) merumuskan
tiga perspektif tradisi utama dalam IPS.
g. IPS diajarkan sebagai pewarisan nilai kewarganegaraan (citizenship transmission).
h. IPS diajarkan sebagai ilmu-ilmu sosial.
i. IPS diajarkan sebagai reflektif inquiry (reflective inquiry).
Menurut saya pelajaran IPS penting bagi siswa SD karena siswa usia SD merupakan
calon dari masyarakat. Sehingga mereka memerlukan bekal untuk bersosialisasi di dalam
kehidupan bermasyarakat. Karena adanya bekal untuk berinteraksi dengan masyarakat dan
lingkungan merupakan sesuatu yang penting.

JAWABAN NO 2

A. Fakta

Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan yang sungguh-sungguh
terjadi dan terjamin kebenarannya. atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta sosial
adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai
kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid
diwajibkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru.
Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu
jika dilanggarFakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan
untuk menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan
teori yang sudah ada. Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan bahwa fakta merupakan
pernyataan positif dan rumusannya sederhana.

Fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada
kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta merupakan
titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita dapat
membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam
Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami siswa.

Beberapa contoh fakta ,seperti dibawah ini :

a) Gunung Galunggung meletus tahun 1982.

b) Pada tahun 1997 banyak hutan di Sumatera dan Kalimantan terbakar.

c) Jakarta adalah ibukota Indonesia.


B. Konsep

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588), pengertian konsep adalah gambaran
mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi
untuk memahami hal-hal lain. Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak
yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata

Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Dari pengertian tersebut
dapat ditarik sebuah ke simpulan bahwa konsep mengandung atribut. Atribut adalah ciri yang
membedakan tabel objek atau peristiwa atau proses dari obyek, peristiwa atau proses lainnya.
Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat dibuktikan melalui
laporan seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang
berisi data dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut.

Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang konsep, berikut ini dikemukakan beberapa
sifatnya.

1. Konsep itu bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa,
atau kegiatan. Misalnya, kita mendengat kata “kelompok”, kita bisa membayangkan apa
kelompok itu.
2. Konsep itu merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau
kualitas secara umum.
3. Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep “kelompok” misalnya
mungkin berbeda dengan pemahaman orang lain.
4. Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar.
5. Konsep bukan persoalan arti kata, seperti didalam kamus. Kamus memiliki makna lain
yang lebih luas.
Contoh

1. Pengajaran konsep disekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna konotatif,


karena itu pengajaran konsep harus:
2. Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu,
seperti kita menjelaskan arti dari suatu istilah atau kata.
3. Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang
sesuatu konsep, tentunya dengan bimbingan guru misalnya, guru menyuru mereka
mendeskripsikan sendiri.
4. Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan, dan segera menuliskan
makna konsep segera setelah diperkenalkan.

Menyajikan definisi dan contoh-contoh. Guru harus menyajikan definisi contoh-contoh. Sebab
konsep akan mudah dipahami apabila:

1. Aspek yang relevan dengan stimulus jelas dan aspek yang tidak relevan dengan stimulus
kurang jelas atau kurang tajam.
2. Jumlah aspek yang tidak relevan dengan stimulus dikurangi
3. Banyak menggunakan contoh-contoh yang positif
4. Memberikan definisi dan contoh atas obyek yang dipelajari
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk merespon dan memberikan

C. Generalisasi

Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan sangat


terikat konsep. Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa sehingga
terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna dan menggambarkan hal yang lebih luas.
Artinya, dalam pikiran kita terbentuk pola-pola hubungan bermakna yang lebih luas (Djodjo
Suradisastra 1991/1992:39). Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah
hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan
deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS.

Rochiati dalam Jarotimec (1986:29)mengungkapkan adanya empat jenis generalisasi


yang diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS, yaitu:
1. Generalisasi deskriptif. Contoh: Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi
sungai.
2. Generalisasi sebab akibat. Contoh: Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil
merebut kekuasaan maka akan berlangsung pementahan teror.
3. Generalisasi acuan nilai. Contoh: Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.
4. Generalisasi prinsip universal. Contoh: Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan
diri tergantung pada potensi sumber daya alamnya, kualitas manusianya dan orientasi
nilai para pelaku sejarahnya.

Generalisasi sejarah dalam konteks IPS bukan untuk dihafalkan melainkan untuk
dipahami dan diaplikasikan kepada situasi baru yang dihadapi. Untuk meningkatkan kemampuan
uitu diperkenalkan gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan kemampuan
berpikir siswa sehingga mereka dapat menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan sejarah.

Tugas guru di kelas untuk mengembangkannya dalam kegiatan belajar mengajar


disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan serta kemampuannya. Guru-guru dituntut
kreativitasnya dalam mencari dan mengolah sumber belajar agar kegiatan belajar mengajar yang
dikelolanya berjalan lancar.

JAWABAN NO 3

A. Konsep waktu

Konsep waktu penting bagi sejarah karena tanpa di ketahui dimensi waktu lampau, kini
dan masa depan maka sejarah akan mengalami kekacauan karena tidak berpangkal dan berujung.

Pembicaraan waktu dalam sejarah terdiri dari ;

(1) perkembangan;

(2) kesinambungan;

(3) pengulangan; dan

(4) perubahan.
Peristiwa sejarah lokal dijadikan peristiwa-peristiwa sejarah nasional:

(1) Bandung Lautan Api;

(2) Kerajaan Mataram;

(3) peristiwa 10 November 1945 di Surabaya; dll

Konsep waktu dalam sejarah

Apabila dilihat dan hakikatnya sejarah itu ialah suatu konsep tentang waktu atau tempo
(time) yang proses kelangsungan atau perjalanan waktu berkesinambungan (continuity) dan
satuan berlangsungnya waktu (duration) dengan yang perubahan mengarungi ruang geografis
yang berisi berbagai peristiwa mengenai segala aktivitas dan hasil karya manusia dalam
perjalanan waktu yang berkesinambungan, maka kurun waktu akan berdimensi tiga, yaitu :

a. waktu yang lalu (the past)

b. waktu sekarang (the present), menyusul

c. waktu yang akan datang (the future) dan berlanjut

Dengan demikian jalannya waktu sebagai proses bergerak menurut garis lurus yang
bergerak terus dan awal menuju masa depan, jadi penggambaran proses jalur waktu itu selalu
Lurus (linear). Dalam pengertian secara umum babakan waktu atau periodisasi adalah salah satu
proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan pembagian atas beberapa babak, zaman atau
periode.

B. Kontinuitas

Konsep Waktu dalam Memelajari Sejarah

Waktu (dimensi temporal) memiliki dua makna, yaitu makna denotati dan
konotatif. Makna waktu secara denotatif merupakan satu-kesatuan, Yaitu detik, menit, jam, hari,
minggu, bulan, tahun, abad, dan seterusnya.

Pada umumnya, berikut konsep waktu dalam memelajari sejarah.


a. Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati.Tetapi, masa
lampau bukan merupakan suatu masa yang final, berhenti.
b. Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Apa yang terjadi di masa
lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak di masa sekarang, dan untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
c. Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini menjadi acuan untuk
perencanaan masa yang akan datang.

C. Pengertian perubahan sosial-budaya

Perubahan merupakan gejala yang umum terjadi pada masyarakat manusia. Dalam
konteks kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dikenal dua macam perubahan yaitu
perubahan sosial (social change) dan perubahan kebudayaan (cultural change).

Perbedaan pengertian antara perubahan sosial dan perubahan budaya terletak pada
pengertian masyarakat dan budaya yang diberikan, tetapi pada umumnya perubahan budaya
menekankan pada sistem nilai, sedangkan perubahan sosial pada sistem pelembagaan yang
mengatur tingkah laku anggota masyarakat. Beberapa pendapat tentang definisi perubahan sosial
budaya berikut ini.

Menurut Kingsley Davis, perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan


kebudayaan. Perubahan kebudayaan mencakup semua unsur kebudayaan, misalnya kesenian,
ilmu pengetahuan, teknologi, dan lain-lain termasuk perubahan-perubahan dalam bentuk serta
aturan-aturan organisasi social.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial budaya terjadi
secara terus-menerus dari dahulu, sekarang, dan di masa yang akan datang. Perubahan sosial
budaya tidak dapat dipisahkan, karena kebudayaan berasal dari masyarakat dan masyarakat tidak
mungkin tanpa adanya kebudayaan.
JAWABAN NO 4

Pentingnya Nilai dan Sikap dalam Pengajaran IPS.

Pengertian Nilai dan Sikap

Menurut Purwodarminto dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai adalah harga, hal-
hal penting atau berguna bagi manusia. Nilai atau sistem nilai adalah keyakinan, kepercayaan,
norma atau kepatuhan-kepatuhan yang dianut oleh seseorang ataupun kelompok masyarakat.
(Kosasih Djahiri. 1980:5). Sedangkan menurut Fraenkel dalam (Husein Achmad. 1981:87),
menyatakan bahwa nilai menggambarkan suatu penghargaan atau semangat yang diberikan
seseorang atas pengalaman-pengalamannya. Selanjutnya ia mengatakan nilai itu merupakan
standar tingkah laku, keindahan, efisiensi,atau penghargaan yang telah disetujui seseorang,
dimana seseorang berusaha hidup dengan nilai tersebut serta bersedia mempertahankannya.

Adapun menurut Sandin, bahwa sistem nilai seseorang terdiri dari seperangkat asumsi-
asumsi, pengertian-pengertian, keyakinan dan komitmen kita untuk mengarahkan pilihan
perilaku. Secara teoritis Sandin mengkalsifikasikan nilai menjadi:

a. nilai-nilai hedonik, yaitu nilai-nilai yang mementingkan kenikmatan,


b. nilai-nilai estetika, yaitu nilai-nilai yang berkenaan dengan keindahan,
c. nilai-nilai etika
d. nilai-nilai religius, dan
e. nilai-nilai logika atau science, dan
f. nilai utility.

Dengan demikian kita dapat menarik suatu kesimpulan bahwa nilai secara umum
merupakan ukuran tentang baik-buruk, tentang tata-laku yang telah mendalam dalam kehidupan
masyarakat. Nilai merupakan pencerminan budaya suatu kelompok masyarakat. Nilai apabila
ditinjau sebagai sistem nilai, merupakan pedoman kehidupan bermasyarakat yang lebih tinggi
tingkatnya dari pada norma sosial, karena norma sosial itu juga bersumber dan berpedoman
kepada sistem nilai. Sistem nilai tidak hanya mempengaruhi tingkah laku dan tindakan
seseorang, melainkan lebih jauh dari itu yaitu menjadi dasar untuk mencapai tujuan hidupnya.
istem nilai yang menjadi landasan dan pedoman hidup bangsa Indonesia yang paling utama
adalah Pancasila. Bagi dunia pendidikan, Pancasila menjadi dasar pendidikan nasional. Dengan
demikian nila-nilai yang terkandung pada sila-sila Pancasila harus ditanamkan dalam pengajaran
IPS.

Dengan demikian, dapat disimpulkan secara sederhana bahwa penilaian sikap dalam
proses pembelajaran di sekolah dapat diartikan upaya sistematis dan sistemik untuk mengukur
dan menilai perkembangan siswa, sebagai hasil dari proses pembelajaran yang telah dijalaninya

Anda mungkin juga menyukai