Anda di halaman 1dari 30

Nama : Ridwan Eko Puromo

NPM : 14.11.106.701501.1312

Kelas/semester : A1/VI

Mata Kuliah : Keselamtan Tambang

Metode penambangan batubara sangat tergantung kepada:

 Keadaan geologi daerah antara lain : sifat lapisan batuan penutup, batuan lantai
batubara, struktur geologi
 Keadaan lapisan batubara dan bentuk deposit

Pada dasarnya dikenal dua cara penambangan batubara yaitu :

1. Tambang Dalam (Underground)


Dilakukan pertama-tama dengan jalan membuat lubang persiapan baik berupa lubang
sumuran ataupun berupa lubang mendatar atau menurun menuju ke lapisan batubara yang
akan ditambang. Selanjutnya dibuat lubang bukaan pada lapisan batubaranya sendiri. Cara
penambangannya sendiri dapat dilakukan :
a. Secara manual, yaitu menggunakan banyak alat yang memakai kekuatan tenaga manusia
b. Secara mekanis, yaitu mempergunakan alat sederhana sampai menggunakan system
elektronis dengan pengendalian jarak jauh
2. Tambang Terbuka

Dilakukan pertama-tama dengan mengupas lapisan tanah penutup. Pada saat ini metode
penambangan mana yang akan dipilih dan kemungkinan mendapatkan peralatan tidak
mengalami masalah. Peralatan yang ada sekarang dapat dimodifikasi sehingga berfungsi
ganda. Perlu diketahui bahwa berbagai jenis batubara memerlukan jenis dan peralatan yang
berbeda pula. Mesin-mesin tambang modern sudah dapat digunakan untuk kegiatan
penambangan dengan jangkauan kerja yang lebih luas dan mampu melaksanakan berbagai
macam pekerjaan tanpa perlu dilakukan perubahan dan modifikasi besar. Pemilihan metode
panambangan batubara baik yang akan ditambang secara tambang dalam ataupun tambang
terbuka ditentukan oleh factor :

 Biaya penambangan
 Batubara yang dapat diambil (coal recovery)
 Pengotoran hasil produksi oleh batuan ikutan

Dalam memperhitungkan biaya penambangan dengan metode tambang terbuka harus


termasuk juga biaya pembuangan tanah penutup batubara sampai pada kemiringan lereng
yang seaman mungkin (slope angle). Perbandingan antara lapisan batuan tanah penutup
dengan batubara merupakan factor penentu dalam memilih metode penambangan, untuk itu
perlu dihitung terlebih dahulu break even stripping ratio, yaitu perbandingan antara selisih
biaya untuk penambangan satu ton batubara secara tambang dalam dan tambang terbuka
dibagi dengan biaya pembuangan setiap ton tanah penutup lapisan batubara.

Kelebihan tambang terbuka dibandingkan dengan tambang dalam adalah:

 Relative lebih aman


 Relative lebih sederhana
 Mudah pengawasannya

Pada saat ini sebagian besar penambangan batubara dilakukan dengan metode tambang
terbuka, lebih-lebih setelah digunakannya alat-alat besar yang mempunyai kapasitas muat
dan angkut yang besar untuk membuang lapisan tanah penutup batubara. Dengan demikian
pekerjaan pembuangan lapisan tanah penutup batubara menjadi lebih murah dan menekan
biaya ekstraksi batubara. Selain itu prosentase batubara yang diambil jauh lebih besar
dibanding dengan batubara yang dapat diekstraksi dengan cara tambang dalam.
Penambangan batubara dengan metode tambang terbuka saat ini diperoleh 85% dari total
mineable reserve, sedang dengan metode tambang dalam paling besar hanya 50% saja.
Walaupun demikian penambangan secara tambang terbuka mempunyai keterbatasan yaitu :

 Dengan peralatan yang ada pada saat sekarang ini keterbatasan kedalaman lapisan
batubara yang dapat ditambang.
 Pertimbangan ekonomis antara biaya pembuangan batuan penutup dengan biaya
pengambilan batubara

Beberapa tipe penambangan batubara dengan metode tambang terbuka tergantung pada
letak dan kemiringan serta banyaknya lapisan batubara dalam satu cadangan. Disamping itu
metode tambang terbuka dapat dibedakan juga dari cara pemakaian alat dan mesin yang
digunakan dalam penambangan.
Beberapa tipe penambangan batubara dengan metode tambang terbuka adalah :

Contour Mining

Tipe penambangan ini pada umumnya dilakukan pada endapan batubara yang terdapat di
pegunungan atau perbukitan. Penambangan batubara dimulai pada suatu singkapan lapisan
batubara dipermukaan atau cropline dan selanjutnya mengikuti garis contour sekeliling
bukit atau pegunungan tersebut. Lapisan batuan penutup batubara dibuang kearah lereng
bukit dan selanjutnya batuan yang telah tersingkap diambil dan diangkut. Kegiatan
penambangan berikutnya dimulai lagi seperti tersebut diatas pada lapisan batubara yang
lain sampai pada suatu ketebalan lapisan penutup batubara yang menentukan batas limit
ekonominya atau sampai batas maksimum kedalaman dimana peralatan tambang tersebut
dapat bekerja. Batas ekonomis ini ditentukan oleh beberapa variable antara lain :

1. Ketebalan lapisan batubara

2. Kualitas

3. Pemasaran

4. Sifat dan keadaan lapisan batuan penutup

5. Kemampuan peralatan yang digunakan

6. Persyaratan reklamasi

Peralatan yang digunakan untuk cara penambangan ini pada umumnya memakai peralatan
yang mempunyai mobilitas tinggi atau dikenal mobile equipment. Alat-alat besar seperti :

 Alat muat : wheel loader, track loader, face shovel, back hoe

 Alat angkut jarak jauh : off highway dump truck

 Alat angkut jarak dekat : scraper

Alat-alat tersebut dipergunakan untuk pekerjaan pembuangan lapisan penutup batubara,


sedangkan untuk pengambilan batubaranya dapat digunakan dengan alat yang sama atau
yang lebih kecil tergantung tingkat produksinya. Kapasitas alat angkut berupa off highway
dump truck antara 18 ton sampai 170 ton. Di Indonesia, tipe contour mining diterapkan
antara lain di Tambang Batubara Ombilin Sawah Lunto Sumatera Barat.

Ditempat ini penambangan secara besar-besaran telah dimulai sejak tahun 1977 dengan
menggunakan mobile equipment berupa alat muat yang terdiri dari front end loader
berkapasitas 5-6 m3 dan face shovel 7 m3, sedang untuk alat angkut digunakan off highway
dump truck berkapasitas 35 ton dan 50 ton, selain itu dipergunakan scrapper kapasitas 15
m3. Mengingat batuan penutupnya sangat keras maka digunakan peledakan, dengan
menggunakan beberapa unit alat bor drill blasthole machine yang mempunyai kemampuan
bor berdiameter sampai 6 inches, sedangkan bahan peledaknya dipergunakan ammonium
nitrat dan solar (ANFO). Pengekstraksian batubara digunakan excavator berukuran 4 m3
dengan alat angkut berupa coal houler kapasitas 18 ton.

Open Pit Mining

Open pit mining adalah cara penambangan secara terbuka dalam pengertian umum. Apabila
hal ini diterapkan pada endapan batubara dilakukan dengan jalan membuang lapisan batuan
penutup sehingga lapisan batubaranya tersingkap dan selanjutnya siap untuk diekstraksi.
Peralatan yang dipakai pada penambangan secara open pit dapat bermacam-macam
tergantung pada jenis dan keadaan batuan penutup yang akan dibuang. Dalam memilih
peralatan perlu dipertimbangkan :

Kemiringan lapisan batuan


Pada lapisan dengan kemiringan cukup tajam pembuangan lapisan tanah penutup dapat
menggunakan alat muat baik berupa face shovel, front end loader atau alat muat lainnya.

Masa operasi tambang


Penambangan tipe open pit biasanya dilakukan pada endapan batubara yang mempunyai
lapisan tebal atau dalam dan dilakukan dengan menggunakan beberapa bench. Peralatan
yang digunakan untuk pembuangan lapisan tanah penutup batubara dapat dibedakan
sebagai berikut :

 Peralatan yang bersifat mobile antara lain track shovel, front end loader, bulldozer,
scrapper

 Peralatan yang bersifat bekerja secara continue membuang lapisan tanah penutup
tanpa dibantu alat angkut.

 Stripping Mining

Tipe penambangan terbuka yang diterapkan pada endapan batubara yang lapisannya datar
atau dekat dengan permukaan tanah. Alat yang digunakan dapat berupa alat yang sifatnya
mobile atau alat penggalian yang dapat membuang sendiri. Penambangan batubara yang
akan dilakukan diwilayah kontraktor tambang batubara Kalimantan akan dimulai dengan
cara tambang terbuka yang memakai alat kerja bersifat mobile.
Pada penambangan batubara dengan metode tambang dalam yang terpenting adalah
bagaimana mempertahankan lubang bukaan seaman mungkin agar terhindar dari
kemungkinan :

 Keruntuhan atap batuan

 Ambruknya dinding bukaan lubang (rib spalling)

 Penggelembungan lantai lapisan batubara (floor heave)

Kejadian tersebut diatas disebabkan oleh terlepasnya energy yang tersimpan secara alamiah
dalam endapan batubara. Energy yang terpendam tersebut merupakan akibat terjadinya
perubahan atau deformasi bentuk endapan batubara selama berlangsungnya pembentukan
deposit tersebut. Pelepasan energy tersebut disebabkan oleh adanya perubahan
keseimbangan tegangan yang terdapat pada massa batuan akibat dilakukannya kegiatan
pembuatan lubang-lubang bukaan tambang. Disamping itu kegagalan dapat disebabkan
batuan dan batubara itu tidak mempunyai daya penyangga disamping factor-faktor alami
dari keadaan geologi endapan batubara.
Penambangan batubara secara tambang dalam kenyataannya sangat ditentukan oleh cara
mengusahakan agar lubang bukaan dapat dipertahankan selama mungkin pada saat
berlangsungnya penambangan batubara dengan biaya rendah atau seekonomis mungkin.
Untuk mencapai keinginan tersebut maka pada setiap pembuatan lubang bukaan selalu
diusahakan agar:

 Kemampuan penyangga dari atap lapisan

 Kekuatan lantai lapisan batubara

 Kemampuan daya dukung pillar penyangga

Dimanfaatkan semaksimal mungkin. Namun apabila cara manfaat sifat alamiah tersebut
sulit dicapai maka beberapa cara penyanggaan batuan telah diciptakan oleh ahli tambang.
Metode panambangan secara tambang dalam pada garis besarnya dapat dibedakan yaitu: 

 Room and Pillar atau disebut pula Board and Pillar

 Longwall

Kedua metode tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri terutama


pada keadaan endapan batubara yang dihadapi disamping factor lainnya yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan metode penambangan tersebut.
5 Faktor-Faktor dalam Pemilihan System Penambangan.

1. Sifat keruangan dari endapan bijih

 Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khususnya)


 Bentuk (tanular, lentikular, massif, irregular)
 Posisi (miring, mendatar atau tegak)
 Kedalaman (nilai rata-rata, nisbah pengupasan)

2. Kondisi Geologi dan Hidrologi


 Mineralogy dan petrologi (sulfida atau oksida)
 Komposisi kimia (utama, hasil samping, mineral by product)
 Struktur endapan (lipatan, patahan, intrusi, diskontinuitas)
 Bidang lemah (kekar, fracture, cleavage dalam mineral, cleat dalam Batubara)
 Keseragaman, alterasi, erosi
 Air tanah dan hidrologi

3. Sifat geomekanik
 Sifat elastic (kekuatan, modulus elastic, koefesien poison)
 Perilaku plastis atau viscoelastis (flow, creep)
 Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
 Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
 Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids, porositas, permeabilitas, lengas bebas,
lengas bawaan)

4. Konsiderasi ekonomi
 Cadangan (tonnage dan kadar)
 Produksi
 Umur tambang
 Produktifitas
 Perbandingan ongkos penambangan untuk metode penambangan yang cocok

5. Faktor teknologi
 olehan tambang
 Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan bijih)
 Kefleksibilitas metode dengan perubahan kondisi-kondisi
 Selektifitas metode untuk bijih dan waste
 Konsentrasi/penyebaran pekerjaan. 

Pengertian Tambang Terbuka

Penambangan dengan metoda tambang terbuka adalah suatu kegiatan penggalian bahan
galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di mana para pekerja
berhubungan langsung dengan udara luar.dan iklim. Tambang terbuka (open pit mining)
juga disebut dengan open cut mining; adalah metoda penambangan yang dipakai untuk
menggali mineral deposit yang ada pada suatu batuan yang berada atau dekat dengan
permukaan.

Metoda ini cocok dipakai untuk ore bodies yang berbentuk horizontal yang
memungkinkan produksi tinggi dengan ongkos rendah. Walaupun “stripping” dan
“quarrying” termasuk ke dalam open pit mining, namun strip mining biasanya dipakai
untuk penambangan batubara dan quarry mining yang berhubungan dengan produksi
non-metallic minerals seperti dimension stone, rock aggregates, dll.
Kegiatan penambangan ini terkadang berada di bawah permukaan tanah, bahkan
kedalamannya dapat mencapai ratusan meter seperti pada tambang terbuka tembaga
(copper mine) di Bingham Canyon Utah (USA).

Apabila diyakini keberadaan endapan mineral dekat dengan permukaan, hingga dapat
dipastikan pemilihan metoda penambangannya adalah tambang terbuka (open pit);
hanya perlu dipertanyakan tentang “economic cut off limitnya”, hingga dimungkinkan
adanya perubahan metoda penambangan ke arah underground (tambang bawah tanah)
bila penyebaran endapan mineral dapat menjamin.

Kebanyakan tambang batubara di Indonesia menggunakan metoda tambang terbuka,


oleh karena sebagian besar cadangan batubara terdapat pada dataran rendah atau pada
daerah pegunungan dengan topografi yang landai dengan kemiringan lapisan batubara
yang kecil (<30°). Untuk cebakan yang berada di bawah permukaan tetapi relatif masih
dangkal, maka metoda penambangan terbuka umumnya akan lebih ekonomis
dibandingkan dengan tambang dalam (bawah permukaan). Dan bila cebakan itu berada
jauh di bawah permukaan dengan bentuk yang tidak beraturan, maka mungkin
penambangan dengan cara tambang bawah tanah yang masih dianggap ekonomis.

Ada kriteria yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan pemilihan apakah
suatu cadangan (lapisan batubara) akan ditambang dengan metoda tambang terbuka atau
tambang dalam yaitu dengan membandingkan besarnya nilai tanah penutup (waste) yang
harus digali dengan volume atau tonase batubara yang dapat ditambang. Perbandingan
ini dikenal dengan istilah “stripping ratio”. Apabila nilai perbandingan ini (stripping
ratio) masih dalam batas-batas keuntungan, maka metoda tambang terbuka dianggap
masih ekonomis. Sebaliknya apabila nilainya di luar batas keuntungan, maka metoda
penambangan tambang dalam yang dipilih.

Beberapa keuntungan yang diperroleh bila menggunakan tambang terbuka diantaranya


yaitu:

1. Produksi tinggi

2. Konsentrasi operasi (kegiatan) tinggi

3. Ongkos operasi per ton bijih yang ditambang rendah


4. Kegiatan eksplorasi dan keadaan geologi lebih mudah

5. Leluasa dalam pemilihan alat gali/muat

6. Recovery tinggi

7. Perencanaan lebih sederhana

8. Kondisi kerja lebih baik /karena berhubungan dengan udara luar

9. Relatip lebih aman

10 Pemakaian bahan peledak leluasa dan effisien

Untuk dapat menentukan metoda penambangan apa yang cocok untuk diterapkan maka
perlu untuk membandingkan efisiensi ekonomi dari open mining dan underground
mining , terkecuali keuntungan dari salah satu metode sudah terlihat jelas.

Karakteristik dasar yang digunakan dalam evaluasi ekonomi dari tambang terbuka
adalah “stripping ratio” , yaitu besarnya volume dari over burden yang digali per unit
ore yang diperoleh.

Dalam penambangan open pit , perlu dihitung ongkos untuk pembuangan waste over
burden dan waste dari country rock.

OPEN PIT SECTION

1. overburden cover

2. waste (country rock)

3. ore body

Perbandingan antara waste dan ore oleh karenanya merupakan faktor kontrol dalam
membandingkan ongkos penambangan ore berdasar open pit dengan metode
underground.
Konsep Dan Teknik Metoda Tambang Terbuka

Agar diperoleh hasil yang diharapkan maka sebelum membuka suatu tambang perlu
dipahami terlebih dahulu konsep penambangan beserta prosedur rencana penambangan
yang benar.

Sejumlah kriteria untuk mendesain tambang harus ditentukan melalui data (informasi)
yang diperoleh dari penyelidikan eksplorasi (drill core specimens).

Untuk dapat menganalisa apakah suatu endapan mineral akan ditambang dengan
metodatambang terbuka atau tambang bawah tanah, maka beberapa faktor berikut yang
dapat mempengaruhinya seperti:

1. Ketebalan dan sifat fisik dari overburden dan country rock.

2. Ketebalan, bentuk, konfigurasi, serta struktur dari mineral deposit.

3. Posisi terhadap ground surface, sudut kemiringan

4. Kondisi hidrologi

5 Kemudahan mendapatkan fasilitas teknik untuk pelbagai pekerjaan tambang (macam


energi dan peralatan) misal drilling, alat muat dan alat transport.

6. Keadaan iklim yang lazim pada daerah penambangan

harus dikaji secara cermat.

Pada waktu ini isu tentang lingkungan perlu diterapkan dipelbagai bentuk usaha
termasuk usaha pertambangan yang cukup dikenal sangat merusak lingkungan. Upaya
untuk menerapkan teknologi penambangan yang berwawasan lingkungan harus
diperhitungkan pada tahap kegiatan “feasibility study” (studi kelayakan) untuk
pembukaan suatu tambang.

Reklamasi tambang (pendayagunaan kembali lahan yang rusak akibat penambangan)


haruslah direncanakan pada awal sebelum kegiatan tambang dimulai.

Endapan mineral yang cocok untuk Tambang Terbuka


Beberapa endapan berikut cocok ditambang dengan menggunakan metoda tambang
terbuka:

a) Endapan-endapan eluvial , yang diendapkan dekat tempat asalnya (<10 km)

Umumnya diketemukan dekat permukaan bumi (cadangan sedikit)

b) Alluvial deposit (lanjutan eluvial). Endapan eluvial yang mengalami pelapukan dan
ditransport jauh dan diendapkan dekat permukaan bumi bersifat lepas (loose) contoh
pasir (cadangan banyak).

c) Endapan yang letaknya horizontal (sedikit miring dengan kemiringan (1-5%) disebut
horizontal deposit (bedded/ tabular) contoh endapan batubara, KCl, NaCl, KNO3.
terbentuk secara sedimenter, luas letaknya kedalamannya tidak tentu.

d) Endapan yang berrbentuk “vein yang tebal” dan tersingkap dengan overburden yang
tipis (1-2m).

Keadaan daerah penambangan, terutama kondisi endapan dan batuan sekitarnya sangat
perlu diketahui secara rinci dan cermat (dengan melalui kajian geologi dan geoteknik)
sebelum membuka suatu tambang.

Desain penambangan yang cermat dan brsifat menyeluruh (yang menyangkut segi
teknik, ekonomi, dan lingkungan) merupakan syarat utama yang harus dipahami dengan
baik dalam merencanakan pembukaan suatu tambang.

Ultimate pit slope design (desain bukaan tambang akhir) yang baik (ekonomis ,
memiliki recovery tinggi, aman) sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi dan geoteknik
daerah penambangan. Kemiringan bukaan tambang (pit slope) hendaklah berdasarkan
analisis kemantapan lereng yang cermat (slope stability analysis).

Data yang perlu diketahui dalam prencanaan (desain) suatu tambang terbuka
diantaranya:

- Dalamnya dan ukuran tambang pada akhir operasi.

- Lamanya tambang akan berapa lama

- Laba yang diinginkan


- Kemiringan tambang (pit slope) yang dibolehkan

- Cut off grade berapa yang boleh diambil

- Harus diteentukan economic stripping ratio

- Mengetahui sifat-sifat batuan (ore, country rock)

- Peta topografi yang tepat (terakhir)

- Keadaan endapan bijih, bentuk, ukuran,kadar, cadangan

- Keadaan lapisan tanah penutup / over burden (sifat fisik, jumlah)

- Harga pasaran produk yang akan ditambang

- Macam-macam alat yang diperlukan.

Semua data tersebut di atas hendaknya dimiliki secara lengkap untuk dapat memulai
pekerjaan pembukaan tambang agar diperoleh maximum recovery.

Juga beberapa hal berikut perlu dicermati dalam perencanaan pembukaan suatutambang
terbuka:

- Ultimate and operational pit slope (tata letak dan rencana bukaan tambang)

- Penentuan target produksi awal dan pekerjaan development

- Jadwal produksi batubara dan jadwal stripping over burden

- Rencana penggalian dan pembuangan waste

- Rincian peralatan dan kebutuhan tenaga kerja

- Perhitungan ongkos

- Rencana dan jadwal penggantian alat-alat utama sepanjang umur tambang.

METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINE)


Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang
dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.

Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng,
nikel, dan timbal.

Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu
dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi beberapa
macam:

• Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah
menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan
atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.

• Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju
cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan
mengangkut orang, alat, atau bijih.

• Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit
atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.

Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang digali
adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan masuk dan
penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.

Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat
bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.

Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang terowongan
yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk mengalirkan udara ke
semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim ventilasi tambang.

Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan agar
semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang ditimbulkan
oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara mengalir ke
terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik
pemasangan.

Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga


terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga keselamatan
semua pekerja.

Berikut adalah daftar beberapa tambang terdalam di dunia:

• TauTona dan Savuka, tambang emas di Afrika Selatan yang merupakan tambang
terdalam di dunia dengan kedalaman lebih dari 3.700 m.

• Xstrata Kidd Mine, tambang tembaga dan seng di Canada merupakan tambang
terdalam di Amerika Utara dengan kedalaman 2.682 m.

• Mount Isa, tambang tembaga, dan seng di Australia dengan kedalaman 1.800m.

I. UNDERGROND GLORYHOLE

Adalah suatu sistem tambang bawah tanah yang penambangannya / penggalian diawali
dari bagian atas raise, lalu diperbesar kesegala arah yang kemudian membentuk atau
menyerupai corong .

Keterangan umum

Underround gloryhole kadang – kadang juga disebut : underground miling karena


bentuknya meyerupai corong (mill hole). Corong tersebut terdiri dari jenjang – jenjang
(benches) yang membentuk lingkaran – lingkaran konsentris (bulat atau ellips)
mengelilingi sebuah raise atau winch. Kadang – kadang sebelum dilakukan
penambangan dibuatkan beberapa blok oleh level atau sublevel untuk menghubungkan
beberapa raise dengan jarak tiap level.
Syarat penerapan

Cara ini cocok untuk endapan – endapan bijih yang :

1. Kekuatan biji, kompak dan kuat

2. Kekuatan batuan samping kompak dan kuat

3. Bentuk endapan bulat atau ellips , besar dan masses

4. Kemiringan endapan : > 800

5. Ukuran endapan : < 10m

6. Kadar bijih sedikit lebih merata, sorting tidak dapat dilakukan

7. Kedalaman kurang lebih 10 – 100 ft

I.c. Cara penambangan

Penambangan underground glory hole mengaplikasikan suatu penggalian terbuka


dimana bijih dipindahkan dari lobong kejalan pengangkutan dengan memanfaatkan
epek gravitasi.

Underground glory hole sering diartikan suatu operasi penambangan dimana bijih
diancurkan oleh peledakan kemudian jatuh kejalan bijih (ore pass), oleh epek gravitasi
open pits modern yang mengaplikasikan suatu sistem pengangkutan bijih melalui shaft
yang dibangun pada bagian luar pit limit,mencirikan suatu kesamaan proses
pengangkutan dengan underground glory hole.

Metode penambangan underground glory hole dapat diterapkan dalam berbagai


cebakan, walaupun bentuk material galian tidak mempunyai kecendrungan untuk bisa
dikumpulkan pada drawpoint.

Pembahasan

Pada umumnya kalu penurunan permukaan tanah (subsidence) tidak diinginkan, maka
pilar harus ditinggalkan (bila mungkin dipilihkan dari bagian bijih yang agak miskin),
atau diadakan pengisian (filling) pada lobang yang telah selesai ditambang .
Jika kemungkinan penurunan permukaan tanah tidak terjadi karena coutry rock yang
sangat kuat dan endapan bijihnya sangat kecil, maka biasanya dilakukan sistem
penambangan retreating tidak perlu memelihara lobong yang telah selesai ditambang.

Bila keadaan mengisinkan, maka mekanisasi akan dapat memperbesar produksi .Cara
penambangan dapat berpariasi berdasarkan keadaan dan bentuk endapan bijihnya.

Keuntungan melakukan penambangan underground glory hole adalah :

 Ongkos penambangan murak karena tak perlu modal besar


 Cara kerja relatif mudah dan sederhana, sehingga tak perlu karyawan terampil
(skilled labours)
 Relatif aman

Kerugianya adalah :

 Produksi kecil ,yaitu 50 – 100 ton / hari, karena banyak pekerjaan di tangani
secara manual ,sehinga pendapatan kecil, berati keuntungan juga kecil .
 Sulit mempertahankan jenjang – jenjangnya karena kesulitan dalam menurunkan
batuan hasil peledakan.

1. Macam – macam alat muat yang digunakan dalam metode underground gloryhole

A. Overshot Loader

Overshot loader bekerja dengan cara mendorong mangkok kedalam tumpukan


material sehingga penuh, kemudian mangkok diangkat kebelakang dengan melewati
mesin dan body dan menumpahkan muatanya kealat angkut yang berada dibelakang
overshot loader tanpa memutar alat muat itu sendiri.

Pada umumnya overshot loader digerakan oleh udara bertekanan tinggi (conprressed
air) antara 170 cfm (0,08 m3/s sampai 423 cmf (0,193/s).

Beberapa tipe overshot loader ynag sangat terkenal sekarang ini yaitu :
 Rail – Mounted Loder , yaitu overshot loader ysng mrngunsksn rel untuk
mobilitasnya . Aplikasi alat ini untuk kondisi jalan datar atau dengan
keminringan jalan maksimal 2% .
 Crawler Loader , yaitu overshot loader yang mengunakan track 9ban rantai )
untuk mobilitasnya . Aplikasi alat ini untuk kemiringan jaln maksimu 20%
 Rubber Tire loader , yaitu overshot loader yang mengunakan ban karet untuk
mobilitasnya . Aplikasi alat ini dengan kemiringan jalan maksimal 10 %

Kelebihan dan kekurangan Overshot loader adalah :

 Dalam operasinya, antara posisi memuat dan membongkar overshot loader


biasanya memerlukan jarak untuk mengolah gerak (monouever), jika jarak
tersebut terbatas, akan menimbulkan persoalan .
 Dibandingkan dengan alat muat lain overshot loader mempunyai kelebihan
untuk memuat material yang lebih banyak dari hasil peledakan .
 Dibandingkan dengan track loader maka overshot loader lebih lincah dan gesit
dan dapat melakukan olah gerak dengan lebih baik dengan kondisi lapangan
yang sama .

Alasan memilih alat muat tipe jenis overshot loader pada metode penambangan bawah
tanah khususya UNDERGROUND GLORYHOLE adalah sebagai berikut :

 Mengigat metode ynag digunakan pada penambangan ini dengan posisi biji yang
sangat kompak maka dilakukan peledakan dari hasil peledakan ini dapat dimuat
lebih banyak dibandingkan dengan alat yang lain
 Alat ini relatif lebih murah dan dalam pengunaanya lebih simpel serta modelnya
agak lebih ramping
 Alat ini relatif lebih mudah berpindah – pindah dari tempat yang satu ketempat
yang lain untuk melakukan pembongkaran dan pemuatan .

2. Macam – macam alat angkut yang digunakan pada tambang bawah tanah,
khususnya pada metode penambangan UNDERGROUND GLORYHOLE

A. Mine Truck
Pada perinsipnya mine truck hampir sama dengan truck yang dipakai pad tambang
terbuka. Disini mine truck khusus dirancang untuk tambang bawah tanah yang
mempunyai kondisi kerja yang spesifik . Dilihat dari cara dumpingnya , mine truck
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

1. Tip dumper

2. Teleskoping dumper

3. Push palte dumper

Bila dilihat dari jumlah tenaga penggeraknya, maka dapat dibedakan menjadi dua yaitu
two – wheel drive dan foul wheel drive. Umumnya tenaga penggeraknya berasal dari
tenaga diesel, dengan kekuatan antara 52 HP sampai 270HP Sedangkan kapasitasnya
bervariasi 4,5 ton sampai 36 ton.

Keuntungan adalah :

1. Jarak angkut relatif jauh, bisa mencapai 2km

2. Fleksibel dalam hal menambah atau menguragi alat tanpa menghentikan produksi
secara keseluruhan

3. Kecepatan angkut relatif tinggi ( biasa mencapai 30 km/ jam )

Kerugiannya adalah :

1. Kondisi jalan harus baik dan tidak licin

2. Jumlah operator banyak

3. Ventilasi harus baik

4. Jalan harus lebar dan tidak boleh menyudut .

2. 2.Winding

Winding merupakan sistem pengangkutan tambang bawah tanah yang bentuknya


pertikal atau mendekati pertikal . Bila dilihat dari kategorinya ,makawinding termasuk
main houlage .

Peralatan yang dijumpai dalam rangkaian winding meliputi :

1. Cage dan kelengkapanya


2. Wire rope

3. Sheave

4. Drum hoist

5. Frame (kerangka)

Bila dilihat dari bentuk drum-nya, maka winding dapat dikelompokanmenjadi:


cylindrical or parallel drum, Bi-cylindro conikal drum, dan conikal drum. Selain itu
dikenal pula tipe friction hoist atau koepe sytem .

Sepanjang perjalanan dari dasar shaft kepermukaan, terjadi perubahan kecepatan. Titik
– titik dimana terjadi perubahan kecepatan winding dinamakan cardinal point .

Pada parallel – drum winder, cardinal poin terjadi pada :

1. Akhir decking time, awal winding dan periode percepatan

2. Akhir periode percepatan, yang juga awal periode kecepatan maksimu

3. Akhir periode kecepatan maksimum, yang juga awal periode perlambatan

4. Akhir winding dan awal decking time.

Pada bi-cylindro drum winder, cardinai point terjadi pada :

1. Akhir decking time, awal winding dan periode percepetan

2. Akhir periode percepeten, awal periode naik konis, yaitu saat rope yang membawa
kereta bermuatan naik pada bagian konis drum

3. Akhir naik konis, yang juga awal periode kecepatan maksimum, yaitu saat rope
yang membawa muatan bergerak pada diameter terbesar konis dan rope kosong
meninggalkan diameter terbesar konis

4. Akhir periode kecepatan maksimum, yang juga awal turun konis, yaitu pada saat
rope kosong bergerak turun menuju konis drum

5. Akhir turun konis, yang juga awal periode perlambatan

6. Akhir winding dan awal decking time .

Alasan memilih alat angkut jenis mine truck dan winding sistem
1. karena daya angkutnya relatif lebih jauh daripada alat angkut lainya

2. biaya relatip lebih murah baik dalam pengadaanya maupun dalam pemeliharanya

3. dapat mengangkut material secara maksimal dan kapasitasnya bervariasi

Dalam melakukan suatu kegiatan penambangan,perlu adanya sebuah methode yang


diterapkan didalamnya yang dalam hal ini, proses pengambilan bijih. Yang perlu
dijelaskan disini adalah methode penambangan yang disangga (Supported stope
Methods) dan methode ambrukan (Caving Methods).

Uraian:

Methode penambangan yang disangga diterapkan untuk endapan yang batuan samping
dan bijinya lunak. Maka perlu adanya methode penambangan yang disangga secara
sistimatis. Yang dibagi atas:

1. Penyangga alam (Natural Suport) :

– Bijih sendiri.

– Bijih berkadar rendah (lou grade ore).

– Waste atau barren rock.

1. Penyangga buatan/tiruan (artificial support):

– Kayu (timber)

– Beton (Concrete)

– Dinding atau/tembok (mansory)

– Material pengisi yang bias berupa pasir,tanah,tailing atau waste

– Rock bolting terutama untuk batuan samping

– Rock bolting yang berlapis-lapis

– Cable bolt

– Split set, swellex

– Baja (still)

– Anyaman kawat(wire mesh)


– Jangkar pra tegan (pre-stres anchor)

– Suntikan kimia (Chemical grouting)

– Cement grouting

– Resin grouting

Yang termasuk methode ini adalah :

1. Cut and Fill

Methode ini menggunakan material pengisi (filling material) yang membutuhkan biaya
yang tinggi, oleh sebab itu methode ini menjadi mahal dan hanya endapan bijih yang
bernilai ekonomis tinggi yang cocok untuk diterapkan.

Syarat penerapan antara lain :

Methode ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki sifat-sifat seperti berikut :

 Kekuatan bijih: kuat dan keras.


 Kekuatan batuan samping agak lemah atau kurang kompak.
 Bentuk endapan bijih tabular.
 Kemiringan endapan¬¬¬¬¬¬¬¬ 350 – 900 untuk yang berbentuk Vein
 Ukuran endapan 4 – 40 m, tetapi yang imum adalah 10 -12 m
 Nilai kadar yang tinggi dan mining recoverinya diusahakan tinggi
 Kedalaman dangkal atau dalam

2. Cara penambangan.

Kemajuan penambangan dilakukan naik sepanjang badan bijih miring. Kemajuan


penambangan dilakukan dalam suatu siklus yang meliputi tahapan aktifitas sbb:

 Pemboran dan peldakan


 Scalling dan penyanggaan
 Pemuatan dan pengangkutan bijih
 Pengisian kembali (backfill)

3.Segi positif Cut and Fill

 Termasuk methode yang luwes, karena bias menambang endapan yang teratur
bentuknya dan tidak sulit untuk merubah ke methode yang lain.
 Sifat mode ini dapat diusahakan mining recoveri mendekati 100%.
 Dari lombong dapat dilakukan prospecting dan eksplorasi.
 Ventilasi dapat dikurangi, karena bagian yang kosong ditutup dengan material
pengisi
 Penambangan dapat dilakukan di beberapa lombong sekaligus.

a. Segi Negatif Cut and Fill

 Disamping menambang bijihnya, juga harus mengurus material pengisi


sehingga memerlukan banyak karyawan.
 Untuk endapan yang tak teratur, maka batuan samping harus sering digali.
 Ongkos penambangan mahal, sehingga hanya untuk endapan bijih yang bernilai
ekonomis tinggi.

2. Stul Stoping

Stul stoping merupakan methode penambangan yang menggunakan penyanggan kayu


(timber), yang dipasang langsung dari hanging wall ke foot wall.

a. Syarat penerapan

Methode ini cocok untuk endapan bijih yang bersifat sbb:

 Kekuatan bijh agak kuat.


 Kekuatan batuan samping mudah pecah menjadin bongkahan sehingga perlu
penyanggaan.
 Ukuran antara 1-3 m
 Memilki nilai kadar bijih yang tinggi dan mining recoveri harus tingi karena
ongkos penambangan yang tinggi.

b. Cara penambangan
 Upenerapan dibatasi oleh panjang stull.
 Untuk menghindari amblesan maka harus diisi degan material pengisi sehingga
dapat berubah manjadi cut and fill
 Kalau penurunan permukaanbumi maka lubang bekas lombong dapat dibiarkan
kosong dan runtuh sendiri maka bias saja berubah menjadi metode ambrukan.

c. Segi positif stull stoping


 Cara penambangan sgt sederhana karena cara penyanggan yang tidaka sulit
sehingga tidan memerlukan banyak karyawan.
 Bisa meninggalkan pillars yang terbuat dari barent rock.
 Kareana luwes dapat dilakukan selective mining, maka perolehan tambangnya
yang tinggi.
 Meiliki jaminan keamanan yang cukup baik.

d. Segi negatif Stull Stoping


 Karena memakai penyangga kayu dapat menyebabkan pembusukan serta
kebakaran.
 Pada umumnya sukar untuk menghindari terjadinya pengotoran.
 Dapat menyebabkan amblesankecuali diikuti dengan pengisianbekas-bekas
lombong.

3. Squar Set Stoping

Squqrset stoping merupakan system panambangan dengan penyanggaan secara sitematis


yang saling tegak lurus kesegala arah(tiga dimensi). Penyangga ini memilki kerangka
berupa kubus maupun empat persegi panjang.
a. Syarat penerapan

Cara ini cocok untuk endapan yang bersifat :

 Kekuatan bijih lemah serta mudah runtuh.


 Kekuatan batuan samping lemah serta mudah runtuh
 Bentuk endapan tak perlu memiliki batas-batas yang baik atau jelas dilihat,
misalnya mempunyai off shoot, pocket, dll.
 Kemiringan endapan > 450 yg berbentuk urat bijih.
 Ukuran endapan minimum 3,5 m.
 Memiliki kadar bijih yg sangat tinggi.

b. Cara penambangan

 Umumnya cara ini cocok untuk endapan dengan batuan yang lunak, oleh karena
itu cara penambangan ini sulit untuk diubah kecara penambangan yang lain.
 Memakai system penggalian yang menyerupai pyramid atau rail stoping untuk
memanfaatkan batuan yang bergaya berat.
 Memakai ukuran kayu penyangga yang standar, agar cara pemasangannya dpt
lebih mudah dan cepat.

c. Segi positif Square Set Stoping

 Dapat dgunakan utk menambang segala macam ukuran dan bentuk endapan
bijih, asal kemiringan >450.
 Dapat dipakai untuk endapan dan batuan samping yang keadaannya sangat lunak
dan mudah runtuh.
 Memungkinkan dilakukannya penambangan dengan minig recovery yg tinggi >
90%.
 Ventilasi lebih mudah diatur.
 Memiliki jaminan terhadap keamanan yang tinggi.

d. Segi negatif Squar Set Stoping


 Memakai banyak penyangga kayu sehingga menyebabkan ongkos penambangan
manjadi mahal, kemungkinan bahaya kebakaran lebih besar, dan dapat terjadi
pembusukan sehingga akan terbentuk gas-gas beracun.
 Waktu untuk penyiapan dan penyediaan kayu penyangga lebih kurang dari 30%,
sedangkan volume kayu yang dibutuhkan sekitar 6-15%.
 Sukar diubah kesistim penambangan yang lain.

Reklamasi Pada Lahan Tambang

Jika berbicara reklamasi di daerah tambang, umumnya orang berpikir bahwa itu adalah
tahap paling akhir dari aktivitas penambangan, artinya bahan ataupun cadangannya telah
habis dikeruk dan tidak ekonomis lagi dan mulai masuk ke fase penutupan. Asumsi ini
tidaklah salah, wajar saja bia banyak orang berpikir seperti itu. Namun disini ada sedikit
kekeliruan, reklamasi tidak seluruhnya dikerjakan pada saat tambang telah berakhir,
melainkan saat tambang masih beroperasi hanya dikerjakan pada lahan yang dianggap
selesai dieksploitasi. Mudahnya begini, jika perusahaan tambang A memiliki 6 lokasi
kerja yaitu A1, A2, A3 … A6, dan lokasi A2 telah selesai dieksplotasi, maka lokasi ini
yang di reklamasi, sementara mereka masih dapat menambang di lahan lainnya. Jadi
reklamasi selalu dapat dilakukan pada saat masih beroperasi.

Menurut pengertiannya secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa
Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara spesifik dalam
Kamus Bahasa Inggris-Indonesia terbitan PT. Gramedia disebutkan arti reclaim sebagai
menjadikan tanah (from the sea). Masih dalam kamus yang sama, arti kata reclamation
diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah. Pengertian lain dari reklamasi yang
dihubungkan dengan kegiatan pertambangan yaitu suatu usaha memperbaiki atau
memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat
kegiatan usaha pertambangan dan energi agar dapat berfungsi secara optimal sesuai
dengan peruntukannya.

Istilah lain yang berkaitan dengan reklamasi yaitu rehabilitasi lahan dan revegetasi.
Rehabilitasi lahan adalah usaha memperbaiki, memulihkan kembali dan meningkatkan
kondisi lahan yang rusak (kritis), agar dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai
unsur produksi, media pengatur tata air maupun sebagai unsur perlindungan alam
lingkungan. Revegetasi merupakan suatu usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan
bekas tambang.

Berdasarkan keputusan menteri kehutanan dan perkebunan tentang pedoman reklamasi


bekas tambang dalam kawasan hutan pada BAB 2 PASAL 3 berisi tentang tujuan
reklamasi yaitu untuk memulihkan kondisi kawasan hutan yang rusak sebagai akibat
kegiatan usaha pertambangan dan energi sehingga kawasan hutan yang dimaksud dapat
berfungsi kembali sesuai dengan peruntukannya.

Reklamasi ini menjadi kewajiban bagi perusahaan tambang baik operasional tambang
terbuka (open pit), tambang bawah tanah (underground), tambang placer maupun
tambang bawah laut (kalo yang ini masih perlu penelusuran bagaimana cara
reklamasinya ya..). Pada tambang terbuka umumnya aktivitas operasional dilakukan
dengan membuat jenjang (bench) kemudian menggaruk dan menempatkan top soil dan
overburden ke lokasi stock mengingat top soil ini suatu saat akan dikembalikan lagi.
Tahapan pembuatan jenjang terus dilanjutkan hingga membentuk cekungan atau kubah
terbalik.

Nah jika cadangan dianggap tidak ekonomis lagi, maka mulailah lahan eks tambang ini
masuk tahap reklamasi untuk mengembalikan fungsi fisik sesuai peruntukannya.
Beberapa tahapan umum teknis yang dilakukan jika suatu institusi akan melakukan
reklamasi yaitu:

Melakukan penimbunan lahan kemudian menempelkan lapisan tanah yg subur (top soil)
di lahan yang akan direklamasi. Ini bertujuan untuk memberikan lapisan penyubur
sehingga memudahkan tanaman untuk tumbuh dan memberikan kekuatan menyangga
tanah karena lahan eks tambang umumnya miskin unsur hara, memiliki porositas tinggi
dan penyerapan air rendah.

Kemudian lanjut ke tahap persiapan lahan yaitu dengan perataan lahan (contour
leveling). Tahapan ini adalah meratakan sehingga nantinya memudahkan penimbunan
top soil, menguatkan porositas da menyerap air. Reklamasi memang dapat dilakukan di
lahan miring atau lereng meskipun akan ditemui banyak kesulitan. Lahan yang
kemiringannya sudah diratakan akan memudahkan proses lanjut reklamasi. Pemadatan
lapisan tanah untuk menstabilkan lereng ini dilakukan dengan tractor, grader atau
bulldozer (sheep foot roller). Di beberapa lokasi lahan yang curam, maka pemadatan ini
ditarik dengan bulldozer. Setelah tanah dipadatratakan, maka selanjutnya perlu dibuat
saluran drainase untuk mengatur penyaliran.

Tahapan selanjutnya setelah penyiapan lahan adalah proses hydroseeding. Hydroseeding


adalah aktivitas penyebaran atau penyemaian lahan reklamasi dengan bibit tanaman
perintis (umumnya yang digunakan adalah centrocema) yang sebelumnya telah
dicampurkan dengan fertilizer dan aditif lainnya. Penyebaran dilakukan dengan truck
hydro seeder. Hydro seeding ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah sehingga
tanaman akan mendapatkan lingkungan yang baik.

Setelah penyiraman hydro seeding maka tanah akan ditumbuhi oleh tanaman cover
crops seperti centrocema pubescence atau centrocema mole. Tanaman ini akan mengikat
nitrogen dan beberapa mineral aktif lainnya sehingga meningkatkan kesuburan tanah.
Juga untuk mengendalikan erosi, habitat awal fauna , melembakan kondisi tanah serta
tempat tumbuh tanaman lain yang bijinya terbawa oleh binatang atau terbang oleh angin.

Untuk penanaman pohon, maka disusun pembuatan lubang tanam untuk anakan dengan
dimensi disesuaikan dengan kebutuhan. Media tanam yang diperlukan umumnya adalah
tanah top soil, pupuk (kompos) dan fertilizer lainnya. Jarak tanam juga disesuaikan.
Untuk memperkuat lahan maka biasanya ditambahkan jarring (mesh) di selanjang lokasi
juga untuk mencegah longsor.

Pemilihan pohon cepat tumbuh (sengon, angsana/Pterocarpus Indicus atau akasia/Acacia


Mangium) adalah alternative awal untuk merevegatasi lahan eks tambang. Tanaman ini
adalah dua dari beberapa jenis tanaman reklamasi yang cepat tumbuh. Dalam beberapa
tahun dengan maintenance yang baik, hampir dapat dipastikan reklamasi akan berjalan
bagus.

Selain penanaman pohon cepat tumbuh akasia dan sengon, dapat pula dilakukan
penanaman lahan dengan pohon asli daerah edemik. Lahan eks tambang juga dapat
direklamasi untuk keperluan usaha pertanian seperti pertanian jagung, padi atau
perladangan. Namun untuk reklamasi lahan tambang menjadi usaha pertanian, ada
beberapa syarat yang cukup ketat harus dipenuhi mengingat ada potensi bahaya nutrisi
dari lahan eks tambang.

Anda mungkin juga menyukai