Anda di halaman 1dari 5

Nama : Amanda Pricilla Santoso

NIM : 012011133083

PERTARUNGAN IDEOLOGI RADIKALISME AGAMA DAN


RADIKALISME SEKULER

Beberapa tahun silam, telah terjadi beberapa tragedi yang erat kaitannya dengan radikalisme.
Salah tiganya ialah serangan pada tanggal 9 September 2001 pada Menara Kembar World Trade
Center di New York City, Bom Bali I yang terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002, dan Bom Bali
II yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2005. Sejumlah opini yang beredar di media massa
menuduh pelakunya berasal dari kalangan aktivis beragama Islam. Namun pada kenyataannya,
Islam adalah agama damai yang menolak kekerasan. Sedangkan ekspresi gerakan radikal melalui
kekerasan sangat dekat dengan anarkisme yang merusak sistem sosial dan kehidupan manusia.
Hal ini mencatut kebesaran Sang Pencipta karena sejatinya, islam cinta perdamaian dan penuh
dengan kasih sayang. Hal ini dapat dibuktikan dengan perjuangan dakwah Nabi Muhammad
SAW dan para sahabatnya yang selama 10 tahun lamanya di Mekkah selalu diperlakukan dengan
sangat kejam dengan diembargo, intimidasi, upaya pembunuhan, dan ditimpa kesedihan. Namun,
rasulullah tidak membalas hal-hal tersebut dengan kebencian dan kekesalan, justru dengan
mendoakannya.

Allah adalah sang maha damai, sang pemberi, dan sumber kedamaian. Dari makna salah satu
asmaul husna as-salam, yakni Allah yang Maha Sejahtera dapat dijadikan suatu referensi yang
paling agung untuk merujuk kepada pengertian damai. Empat belas abad yang lalu, Rasulullah
SAW mengajarkan untuk tidak saling bermusuhan, tidak saling membenci melalui salam sapa
assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh yang berarti semoga Allah melimpahkan
keselamatan, rahmat, dan keberkahan untukmu. Hal ini bukan sekadar tegur sapa, tetapi
mengandung filosofi saling mendoakan, tidak saling membenci dan melukai baik dalam
perbuatan, lisan, maupun pikiran, agar mereka mendapat keselamatan baik di dunia maupun di
akhirat.
Kondisi umat Islam saat ini dalam keadaan damai, tidak perang. Terorisme bukanlah buatan
islam karena umat Islam menurut Dr. Ali Syu’aibi Gils Kibil pada tahun 2010 dalam bukunya
uang berjudul Meluruskan Radikalisme Islam, tidak mengimani konsep perang peradaban atau
clash of civilization. Islam justru berperan aktif dalam menghidupkan peradaban, bisa menerima
konsep kemajuan seni dan ilmu pengetahuan, Islam selalu terbuka berdiskusi dan berinteraksi
dengan peradaban barat, demi kebaikan dan kedamaian seluruh umat manusia. Menurut Johan
Galtung pada tahun 2003 dalam bukunya yang berjudul Studi Perdamaian: Perdamaian dan
konflik Pembangunan dan Peradaban, labelisasi radikalisme, stigma terhadap Islam sebagai
gerakan yang mendorong terjadinya berbagai macam kekerasan yang terjadi, melakukan
terorisme didunia adalah kebanyakan pandangan barat tentang islam yang bersifat
menggeneralisasikan.

Ancaman serius NKRI yang berdasarkan Pancasila yang dikemukakan oleh Prof. Dr. KH.
Ma’ruf Amin ialah radikalisme agama yang merupakan merata di semua agama yang memiliki
bukti historis sudah terpapar jika beberapa agama di dunia telah memiliki gerakan-gerakan
radikalisme dan radikalisme sekuler yang terdiri dari tiga, yakni Dischanment of Nature atau
pengosongan alam dari semua makna spiritual dan menjadikan akal manusia sebagai Tuhan
sehingga manusia akan bebas melakukan segala macam kezaliman dan kerusakan di atas muka
bumi, Desacralization of Politics atau dunia politik harus dikosongkan dari pengaruh agama dan
nilai spiritual sehingga akan berimplikasi pada terkikisnya moralitas manusia, dan
Deconsentration of Values atau pemberian makna sementara dan relatif terhadap sistem nilai,
termasuk agama sehingga doktrin tersebut menisbikan kebenaran yang ada di kitab suci.

Hal ini mustahil diterapkan didalam kehidupan sehari-hari karena beberapa alasan. Pertama,
alam merupakan simbol dari keberadaan Tuhan yang mustahil dipisahkan, apabila dipisahkan,
hal ini akan mengakibatkan manusia mengeksploitasi alam dengan alasan kajian saintifik.
Kedua, keterlibatan agama dalam politik merupakan sebagai pembimbing kepada kebaikan dan
penghalang dari kesesatan karena agama tidak akan meridhai segala hal kezaliman. Pembimbing
nilai-nilai kemanusiaan yang bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam dan sifat-sifat sosial
manusia secara horizontal, yang dianggap penring sebagai pondasi kehidupan Bangsa Indonesia
untuk membangun relasi antar sesama. Ketiga, radikalisme sekuler melakukan pembangkangan
terhadap nilai-nilai karena nilai-nilai dianggap relatif sehingga manusia akan menolak konsep-
konsep wahyu yang tetap.

Indonesia memanglah bukan negara agama, tetapi juga bukan ingin mengeliminasi agama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika agama diperlakukan demikian, hal ini akan
membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Dasar Negara Pancasila yang sila
pertamanya berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Hal ini menunjukkan bahwa radikalisme
sekuler juga bertentangan dengan ideologi negara, yakni Pancasila. Upaya memisahkan agama
dari kehidupan bangsa Indonesia, menggambarkan sikap yang ahistoris juga merusak jati diri
bangsa Indonesia. Tanpa pertolongan Allah SWT tidak mungkin bangsa Indonesia bisa merebut
kemerdekaan. Oleh karena itu, kita perlu menghargai pluralitas dan meningkatkan toleransi agar
mencegah paham radikalisme sekuler dan radikalisme agama.

Tugas :
1. Buatlah mapping gerakan-gerakan radikalisme agama di dunia (historis)!
2. Apa saja yang harus dikritisi berkaitan dengan radikalisme agama?

Berikut adalah jawaban untuk tugas nomor 2.


Radikalisme adalah suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian, dan
penjebolan terhadap suatu sistem di masyarakat sampai ke akarnya dengan cara kekerasan
apabila diperlukan. Radikalisme menginginkan adanya perubahan secara total terhadap suatu
kondisi atau semua aspek kehidupan masyarakat. Para radikal menganggap bahwa rencana
mereka ialah rencana yang paling ideal. Namun, pada kenyataannya perubahan yang bersifat
revolusioner seringkali memakan korban yang banyak, sementara keberhasilannya tidak
sebanding. Oleh karena itu, radikalisme bukanlah solusi yang terbaik dalam membuat suatu
perubahan.

Indonesia adalah negara dengan seribu satu macam varietas dalam segala aspek. Baik itu budaya,
bahasa, ras, suku, etnik, agama, dan lain-lain. Karena keberagaman ini, rasanya tidak lazim
menginginkan dan bahkan mencoba untuk mengubah Indonesia menjadi negara Islam, terlebih
dengan cara yang tidak etis melalui radikalisme yang dapat berujung dengan terorisme.
Indonesia tidak hanya terdiri dari orang yang beragama Islam, tetapi Indonesia terdiri dari
banyak agama, seperti kristen protestan, kristen katolik, buddha, hindu, konghucu, dan agama
lain yang bahkan belum diresmikan di Indonesia. Akan jauh lebih menyenangkan apabila kita
semua hidup rukun dalam negara yang kita cintai ini tanpa adanya ego berlebih yang
menyuarakan golongan tertentu lebih baik dari yang lain, saling menghormati satu sama lain
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga kita semua dapat melaksanakan apa yang
seharusnya kita laksanakan dengan damai, seperti contohnya beribadah. Seperti apa yang
Rasulullah ajarkan kepada umatnya, bahwasannya Islam adalah agama yang damai, agama yang
menolak kekerasan, dan agama yang tidak hanya mementingkan hubungan hamba dengan
Tuhannya, tetapi juga hubungan hamba dengan hambanya yang lain atau sesama manusia.

Berikut adalah jawaban untuk tugas nomor 1

Anda mungkin juga menyukai