Anda di halaman 1dari 2

KONTRIBUSI ISLAM DALAM PENGEMBANGAN PERADABAN DUNIA

Perkembangan Ilmu pengetahuan bermula dari Yunani, India, dan Persia. Era filsafat klasik
Yunani menjadi titik fondasi filsafat dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada era ini, konsep
awal sebuah negara dibuat, hukum-hukum logika, deduksi, induksi, silogisme digagas. Pada era
ini pula klasifikasi ilmu yang kita ketahui pada zaman ini dirangkai, seperti matematika,
astronomi, biologi, politik, hukum, dan lain lain. India dan Persia, telah membuat perhitungan
hingga 1012 yang ditulis pada Kitab Yajurveda, konsep dasar teorema Phytagoras, perhitungan
kalender dalam kitab Vedanga Jyotisa, pengukuran astronomis, dan penertapan aturan-aturan
observasi benda langit.

Zaman keemasan Islam atau Islamic Golden Age adalah sebuah periode ketika Arab secara
politis bersatu di bawah kekhalifahan. Pada era ini, khususnya di bawah pemerintahan Harun Al-
Rasyid dan Al-Ma’mun, dunia Islam mengalami kemajuan ilmu pengetahuan, sains, dan budaya
yang sangat pesat. Hal ini dipicu oleh banyak hal. Pertama, ketika khalifah pertama Dinasti
Umayyah yaitu Mu’awiyah ibn Abu Sufyan melakukan invasi ke daerah Transjordania dan
Syiria sampai menemukan banyak manuskrip kuno di kota Damaskus yang diwariskan dari
perkembangan ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi. Kedua, pada saat yang bersamaan
kekhalifahan Ummayyah sedang mengadopsi teknologi penulisan naskah di atas kertas yang
awalnya berkembang di Tiongkok. Ketiga, ketika dinasti Ummayah beralih ke dinasti Abbasiyah
yang ditandai perpindahan pusat pemerintahan dari Damaskus ke Baghdad di Mesopotamia yang
dengan itu mendapat pengaruh dari kebudayaan Persia dan India. Keempat, karena pengaruh dua
khalifah besar yakni Harun Al-Rasyid dan anaknya Al-Ma’mun yang memiliki cita-cita mulai
untuk membangun peradaban islam yang menjunjung tinggi perkembangan sains, logika,
rasionalitas, serta menjadi kemajuan ilmu pengetahuan serta meneruskan perkembangan ilmu
yang telah diraih oleh Bangsa India, Persia, dan Byzantium.

Islamic Golden Age telah melahirkan banyak intelektual Muslim di berbagai bidang seperti
astronomi, matematika, fisika, kimia, ilmu kedokteran, filsafat, sastra, geografi, sejarah,
sosiologi, ilmu politik, arsitektur, seni rupa, dan musik. Dalam bidang astronomi atau ilmu falak
ini terdapat beberapa ahli yang tersohor, seperti Al-Biruni, Al-Battani, Abul Wafa, Hasan Ibn
Haitam, dan sebagainya. Dalam bidang matematika ada Al-Khawarizmi yang menuliskan buku
mengenai aljabar. Dalam bidang fisika ada Hasan Ibn Haitam yang menjadi dasar bagi Bacon
dan Kepler dalam penemuan teropong, teleskop, dan mikroskop. Dalam bidang kimia ada Abu
Musa Jakfar Al-Kufi. Dalam bidang kedokteran ada Abu Ali Al-Hussein bin Abdallah ibn Sina
yang lebih dikenal sebagai Ibnu Sina atau Avicenna, Ibnu Zohr, dan Ibn Nafis. Dalam bidang
filsafat juga ada Ibnu Sina dan masih banyak bidang dan tokoh yang ikut turut berkontribusi
didalamnya.

Ada dua hal signifikan yang menjadi penyebab hancurnya masa peradaban emas Islam. Pertama,
kritik dari Al-Ghazali yang menentang pengaruh dari filsafat Yunani yang menjunjung tinggi
logika dalam penalaran ilmu dalam peradaban dunia Islam. Kedua, serbuan dari bangsa Mongol
yang akhirnya meluluhlantahkan Baghdad bersama dengan perpustakaan sekaligus pusat ilmu
pengetahuan paling lengkap saat itu, Bayt Al-Hikmah. Penghancuran ini sering dianggap sebagai
titik balik penurunan dunia Islam di bidang pengetahuan. Untungnya, ratusan ribu manuskrip
dari Bayt Al-Hikmah sempat diselamatkan oleh Al-Tusi ke Observatorium Maragheh, Azebaijan
yang kemudian menjadi sumber referensi dan inspirasi para ilmuwan Eropa pada zaman
Renaissance dan Enlightment.

Hikmah yang dapat dipetik dari mengetahui Islamic Golden Age ialah untuk mengetahui dan
memahami bahwa peradaban Islam pernah begitu maju karena peradaban Islam saat itu memiliki
paradigma Qurani yang kuat dan sangat menjunjung tinggi akses ilmu pengetahuan yang terbuka
dari berbagai macam sumber dan menghargai perbedaan serta terbuka dengan kelompok lain
seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster atau Majusi untuk ikut bersama-sama
membangun dunia ini dan berkontribusi mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia ini lebih
baik.

Anda mungkin juga menyukai