Anda di halaman 1dari 6

Tarumanagara Medical Journal

Vol. 1, No. 2, 383-388, April 2019

Uji fitokimia dan perbandingan efek antioksidan pada daun


teh hijau, teh hitam, dan teh putih (Camellia sinensis)
dengan metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil)
Prematellie Jaya Leslie1, Shirly Gunawan2,*
1
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
2
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia
*korespondensi email: shirlyg@fk.untar.ac.id

ABSTRAK
Teh merupakan salah satu minuman yang sangat sering dikonsumsi di seluruh dunia. Teh berasal
dari tanaman Camellia sinensis dan dapat dibagi dalam beberapa kelompok, seperti teh hijau, teh
hitam dan the putih. Perbedaan ketiga teh tersebut adalah dari cara pemerosesannya. Salah satu
senyawa pada daun teh yang memiliki efek antioksidan adalah EGCG ( epigallocatechin-3-gallate).
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan efek antioksidan
pada daun teh hijau, hitam dan putih. Penilaian kandungan metabolit sekunder dilakukan dengan
uji fitokimia sedangkan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH
(2,2-Difenil-1- Pikrilhidrazil). Berdasarkan penelitian yang dilakukan senyawa metabolit sekunder
terbanyak pada sampel segar dan ekstrak dengan pelarut metanol adalah golongan steroid dan
fenolik. Aktivitas antioksidan dilihat dari nilai IC 50 (half maximal inhibitory concentration) pada
setiap sampel uji. Berdasarkan hasil penelitian nilai IC 50 pada daun teh hijau sebesar 58,61 μg/ml,
daun teh putih 74,75 μg/ml dan yang terendah adalah daun teh hitam sebesar 137,60 μg/ml,
sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel yang memiliki efek antioksidan terkuat adalah daun teh
hijau.

Kata kunci: Fitokimia, antioksidan, DPPH, daun teh hijau, daun teh hitam, daun teh putih

PENDAHULUAN mengeringkan daun yang masih segar, teh


hitam diperoleh dengan cara
Teh merupakan salah satu minuman yang
memfermentasi daun teh terlebih dahulu
sangat sering dikonsumsi di seluruh
lalu dikeringkan, sedangkan teh putih
dunia. Teh berasal dari tanaman Camellia
diperoleh dengan cara mengambil pucuk
sinensis dan dapat dibagi dalam beberapa
daun teh lalu dikukus dan dikeringkan.3
kelompok, seperti teh hijau, teh hitam dan
Daun teh hijau, hitam dan putih
teh putih, perbedaan ketiga teh tersebut
mempunyai beberapa efek yang baik
adalah bagaimana cara memprosesnya.1
dalam kesehatan, salah satunya sebagai
Teh hijau adalah jenis teh yang tidak
4
difermentasi atau 'non fermentasi' dan anti oksidan.

mengandung lebih banyak catechins Komponen utama pada daun teh hijau,

(salah satu komponen flavonoid) hitam dan putih adalah polyphenol,

dibandingkan teh hitam dan teh putih.2 dimana senyawa utama yang berperan

Teh hijau didapatkan dengan cara sebagai antioksidan adalah Flavonoids.

383
Tarumanagara Med. J. 1, 2, 383-388, April 2019

Flavonoids terbagi menjadi 5 komponen, perkebunan teh di daerah Bogor (Jawa


yaitu catechins, epicatechin (EC), Barat). Uji yang dilakukan adalah
epigallocathechin (EGC), epicatechin pemeriksaan fitokimia dan uji aktivitas
gallate (ECG), dan epigallocatechin-3- antioksidan dengan metode DPPH (2,2-
gallate (EGCG). Bebe-rapa studi Difenil-1- Pikrilhidrazil), dimana
memperlihatkan bahwa EGCG aktivitas antioksidan dapat dilihat dari
melindungi sel dari berbagai kerusakan besarnya nilai IC50 (half maximal
dengan cara menghambat kerusakan inhibitory concentration). Persentase
DNA serta oksidasi LDL (Low Density inhibisi IC50 terhadap radikal DPPH
Lipoprotein). EGCG merupakan dari masing-masing konsentrasi larutan
komponen utama yang sangat aktif serta sampel dapat dihitung dengan rumus:
memiliki sifat antiinflamasi dan % Inhibisi =
absorbansi kontrol−absorbansi sampel
x 100%
absorbansi kontrol
antioksidan.5,6

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan desain PHasil uji fitokimia dan aktivitas

deskriptif, dengan bahan utama adalah antioksidan pada ketiga jenis pengolahan

tanaman daun teh hijau, hitam dan putih daun teh dapat dilihat pada tabel di bawah

(Camellia sinensis) yang berasal dari ini.

Tabel 1. Uji fitokimia daun teh hijau, hitam dan putih dalam bentuk segar maupun ekstrak

Uji fitokimia Teh hijau Teh hitam Teh putih


Hasil segar Hasil ekstrak Hasil segar Hasil ekstrak Hasil segar Hasil ekstrak
Terpenoid merah muda merah tua merah muda merah muda merah muda merah tua
(+1) (+3) (+1) (+1) (+1) (+3)
Steroid hijau tua hijau biru (+1) hijau biru (+1) hijau
(+4) kehitaman kehitaman kehitaman
(+4) (+4) (+4)
Alkaloid
• Mayer tidak ada terdapat terdapat terdapat terdapat terdapat
endapan (-) endapan (+1) endapan (+1) endapan (+2) endapan (+1) endapan (+3)
• Dragendorf tidak ada terdapat terdapat terdapat terdapat terdapat
endapan (-) endapan (+1) endapan (+1) endapan (+3) endapan (+1) endapan (+2)
Fenolik merah (+3) merah tua merah (+3) merah tua merah tua merah tua
(+4) (+4) (+4) (+4)
Flavonoid merah muda merah (+2) warna tidak merah (+2) warna tidak merah muda
(+1) berubah (-) berubah (-) (+1)
Saponin berbusa (+4) tidak berbusa (+2) tidak berbusa (+1) tidak
dikerjakan dikerjakan dikerjakan
Keterangan tabel:
(-): tidak terdapat kandungan, (+1): kandungan lemah, (+2): kandungan sedang, (+3): kandungan kuat, (+4): kandungan sangat
kuat

384
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 1, No. 2, 383-388, April 2019

Tabel 2. Uji aktivitas antioksidan dibandingkan dengan larutan standar vitamin C

Konsentrasi (μg/ml) Absorbansi % Inhibisi IC50 (μg/ml)


Vitamin C 2 0,37 19,91 4,31
3 0,28 39,39
4 0,25 45,88
5 0,20 56,70
6 0,14 69,69
Teh Hijau 10 0,373 19,26 58,61
30 0.319 30,95
50 0.259 43,93
70 0.183 60,38
90 0.147 68,18
Teh Hitam 10 0,397 14,06 137,60
30 0.376 18,61
50 0,345 25,32
70 0,315 31,18
90 0,296 35,93
Teh Putih 10 0,396 14,28 74,75
30 0,352 23,80
50 0,281 39,17
70 0,242 47,61
90 0,197 57,35

PEMBAHASAN Selanjutnya golongan flavonoid pada

Uji Fitokimia setiap uji sampel juga terlihat mengalami


kenaikan kadarnya. Hal ini dikarenakan
Dalam penelitian ini diketahui senyawa
pada saat proses maserasi menggunakan
metabolit sekunder terbanyak pada ketiga
pelarut metanol yang memiliki sifat polar.
uji sampel adalah golongan steroid dan
Sifat polar ini cenderung untuk menarik
fenolik dimana didapatkan kadar yang
lebih banyak senyawa metabolit sekunder
sama yaitu sangat kuat (+4). Golongan
yangjuga memiliki sifat polar, seperti
fenolik memiliki beberapa turunan salah
fenolik dan flavonoid.
satunya adalah flavonoid. Flavonoid
Golongan saponin terdiri dari dua
terbagi menjadi beberapa komponen,
senyawa yaitu Tea Saponin (TS-1 dan TS-
salah satunya adalah catechins yang
2) dimana menurut penelitian D.K
bermanfaat sebagai antioksidan yang
Ganguly, kedua senyawa tersebut
sangat kuat dan berkontribusi dalam
menghasilkan efek antioksidan dan
menurunkan resiko penyakit kardio-
antiinflamasi. Penelitian lain oleh S.E.
vaskular, hiperkolestrolemia, parkinson,
Denman menyebutkan bahwa saponin
Alzheimer, memiliki efek anti-hipertensi
memiliki efek sebagai antimikroba.8,9
2,7
dan mengontrol berat badan.

385
Tarumanagara Med. J. 1, 2, 383-388, April 2019

Golongan terpenoid juga mengalami keduanya merupakan senyawa yang


kenaikan kadar di setiap uji sampel. Pada memiliki efek antioksidan, antikanker,
penelitian yang dilakukan oleh antialergi dan berkontribusi dalam
Thangaiyan Rabi dan Sanjay Gupta menurunkan stres oksidatif yang memicu
didapatkan bahwa terpenoid memiliki terjadinya penyakit-penyakit neuro-
kemampuan untuk mencegah terjadinya degeneratif.13-15
kanker, selain itu terpenoid juga
bermanfaat sebagai antioksidan dan Uji Antioksidan metode DPPH
antiinflamasi.10 Metode yang digunakan dalam pengujian
Berdasarkan hasil yang didapat, diketahui aktivitas antioksidan adalah metode
pada semua daun teh memiliki senyawa serapan radikal DPPH dimana aktivitas
EGCG (epigallocatechin gallate). Daun antioksidan dapat dilihat dari perubahan
teh hijau lebih baik dibanding daun teh warna pada larutan DPPH dalam metanol
hitam dan teh putih karena pada daun teh yang semula berwarna ungu pekat
hijau mengandung senyawa EGCG menjadi kuning, sesaat setelah larutan
(epigallocatechin gallate) yang lebih sampel dan standar disimpan dalam
banyak. Dalam proses pembentukan teh ruangan gelap selama 30 menit. Aktivitas
hitam dengan cara memfermentasi daun antioksidan dari daun teh masing-masing
teh terlebih dahulu lalu dikeringkan, sampel diukur menggunakan spektro-
terjadi perubahan oksidasi senyawa fotometri Uv-Vis pada panjang
catechins menjadi theaflavin yang dapat gelombang maksimum 515 nm sehingga
dibagi menjadi theaflavin (TF1), didapatkan absorbansi larutan masing-
theaflavin-3-gallate (TF2A), theaflavin- masing sampel dan larutan standar
3′-gallate (TF2B) and theaflavin-3,3′- (vitamin C). Untuk mengetahui seberapa
digallate (TF3). Beberapa penelitian besar aktivitas antioksidan pada masing-
sebelumnya menunjukkan bahwa masing sampel, dilakukan perhitungan
theaflavin, khususnya theaflavin-3,3′- persentase inhibisi serapan DPPH
digallate (TF3) pada teh hitam memiliki dilanjutkan dengan perhitungan nilai IC
potensi yang sama dengan EGCG 50 untuk mengetahui konsentrasi larutan
(epigallocatechin gallate) pada teh sampel yang dibutuhkan untuk meng-
hijau.11,12 Pada teh putih diketahui hambat 50% radikal bebas DPPH.
senyawa terbanyak adalah catechins, Pada penelitian yang dilakukan
yang terbagi menjadi epicatechin (EC), didapatkan hasil IC 50 pada vitamin C
dan epigallocatechin (EGC), dimana memiliki hasil terkecil yaitu 4,24 μg/ml,

386
Tarumanagara Medical Journal
Vol. 1, No. 2, 383-388, April 2019

dibanding dengan sampel teh hijau hewan coba untuk menilai aktivitas
sebesar 58,56 μg/ml, teh putih sebesar antioksidan yang berpengaruh ter-
71,18μg/ml, dan teh hitam sebesar 137,60 hadap penyakit-penyakit dimana
μg/ml. Hasil dari larutan sampel senyawa ROS berkontribusi.
tergolong lemah dibanding larutan • Disarankan pula untuk dilakukan uji
vitamin C yang digunakan sebagai fitokimia dengan pelarut yang berbeda
standar. Berdasarkan hasil penelitian pada daun teh hijau, hitam dan putih,
dapat diketahui bahwa semakin rendah serta uji kuantitatif kandungan
nilai IC 50 suatu zat, maka aktivitas senyawa metabolit sekunder.
antioksidan yang dimiliki semakin kuat.

DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
1. Boehm K, Borrelli F, Ernst E, Habacher G,
• Senyawa metabolit sekunder yang Hung SK, Milazzo S, et al. Green tea
(Camellia sinensis) for the prevention of
terdapat pada daun teh hijau, teh hitam, cancer. MEDLINE. 2009 January1;(3).
2. Cabrera C, Artacho R, Glimenez R.
dan teh putih adalah steroid, terpenoid, Benefical Effects of Green Tea – A Review.
Journal of the American Colegge of
alkaloid, fenolik, flavonoid dan
Nutrition. 2013 June13;25(2).
saponin. 3. Chatterjee P, Chandra S, Dev P,
Bhattacharya S. Evaluation of anti-
• Daun teh hijau, hitam dan putih inflammatory effects of green tea and black
tea: A comparative in vitrostudy. Journal of
mempunyai kapasitas antioksidan yang Advanced Pharmaceutical Technology &
Research.2012;3(2):136-8.
kuat
4. Niu K, Hozawa A, Kuriyama S, Ebihara S,
• Senyawa metabolit terbanyak adalah Guo H, Nakaya N, et al. Green tea
consumption is associated with depressive
golongan fenolik dan steroid. symptoms in the elderly. The American
Journal of Clinical Nutrition. 2009
• Pada uji antioksidan, daun teh hijau October14;90(6):1615-22.
5. Wheeler DS, Catravas JD, Odoms K,
mempunyai nilai IC 50 58,61 μg/ml, Deneberg A, Malhotra V, Wong HR.
maka disimpulkan yang lebih kuat Epigallocatechin-3-gallate, a green tea-
derived polyphenol, inhibits IL-1 beta-
adalah daun teh hijau dibandingkan dependent proinflammatory signal
transduction in cultured respiratory epithelial
dengan daun teh putih dengan nilai IC cells. PubMed. 2004May;134(5):1039-44.
6. Sinija VR, Mishra HN. Green tea: Health
50 sebesar 74,75 μg/ml dan teh hitam benefits. Journal of Nutritional &
sebesar 137,60 μg/ml. Environmental Medicine. 2009
July13;17(4):232-42.
7. Zaveri NT. Green tea and its polyphenolic
SARAN catechins : medicinal uses in cancer and
noncancer applications. Life Sciences. 2006
• Untuk penelitian selanjutnya dapat March:78(1)

dilakukan uji secara in vivo pada

387
Tarumanagara Med. J. 1, 2, 383-388, April 2019

8. Gangluy DK, Gomes A, Vedasiromoni JR, 12. Lee KW, Lee HJ. Antioxidant of black tea vs.
Chaudhuri T, Sur P. Antiinflamatory and Green tea. The American Society for
antioxidant property of saponins of tea Nutritional Seinces. 2002 April 1:132(4):785
(Camellia sinensis (L) O. Kuntze) root 13. Dias TR, Toma G, Teixeira NF, Alves MG,
extract. British Journal of clinical Oliveira PF, Silva BM. White tea (Camellia
pharmacology. March 2001:15(2):174-6 sinensis (L.)):Antioxidant properties and
9. Denman SE, McSweeney CS, Zhu WY, Lu beneficial health effects. International
Y, Liu JX, Guo YQ. Effect of tea saponin on Journal of Food Science, Nutrition and
methanogenesis, microbial community Dietetics. 2013 February 26:2(2):19-26
structure and expression of mcrA gene, in 14. Almajano MP, Vila I, Gines S.
cultures of rumen micro-organisms. Letters Neuroprotective effects of white tea against
in Applied Microbiology. N2008 oxidative stress-Induced Toxixity in Striatal
November:47(5):421-6 Cells. Neurotoxicity research. 2011
10. Rabi T, Gupta S. Dietary Terpenoids and November:20(4):372-8
Prostate Cancer Chemoprevention. National 15. Chen YL, Duan J, Jiang YM, Shi J, Peng L,
Institute of Health. May 14 Xue S, et all. Production, Quality, and
11. Leung LK, Su Yalun, Chen Ruoyun, Zhang Biological Effects of oolong tea (Camellia
Zesheng, Huang Yu, Chen ZY. Theaflavins sinensis). Journal Food reviews international.
in black tea and catechins in green tea are 2010:27(1)
equally effective antioxidants. The American
society for Nutritional sciences. 2001
september 1:131(9):2248-51

388

Anda mungkin juga menyukai