Anda di halaman 1dari 13

FARMAKOLOGI

Disusun Oleh :

Nurul Hosnul Hotimah (841204011)


Dwi Rahmadani (841204007)
Endang Dwi Lestari (841201006)
Siti Nurfatimah (841201005)
Firdya Nur Shina (841201002)
Lingga Puja Agrista (841204024)
Maulidia (841204021)
Patika Pahumaan (841204022)
Muhammad Adrian Abdillah (841204017)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI


PONTIANAK 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan terima kasih kepada ibu Nisma, M.kes selaku dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 16 Maret 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................3

DAFTAR ISI ..........................................................................................4

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................5


B. Rumusan Masalah........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................6

BAB II : ISI

A. Pengertian Sistem Pernafasan Manusia.....................................................7


B. Fungsi Sistem Pernafasan............................................................................7
C. Obat Pada Saluran Pernafasan...................................................................8
D. Obat-obatan ........................................................................................13

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................14
B. Keritik dan Saran ........................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah Untuk mengetahui tingkat kesehatan seseorang dilihat dari beberapa aspek,
salah satunya adalah dari kinerja alat pernafasan. Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O₂) ke dalam tubuh serta
menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO₂) sebagai sisa dari
oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut
ekspirasi. Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat
pertukaran udara pernapasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang diperlukan dalam mengubah sumber energi menjadi energi, serta membuang
CO₂ sebagai sisa metabolisme.
Dalam proses respirasi, paruparu merupakan organ dalam sistem pernafasan yang
berfungsi menukar oksigen dalam sistem karbondioksida dari darah dengan bantuan
haemoglobin (Mulia, 2005). Hobi renang adalah kegiatan renang yang dilakukan pada waktu
luang untuk menenangkan pikiran dan merupakan sebuah kegemaran atau sebuah kebiasaan
untuk melakukan kegiatan berenang yang dilakukan dengan intensitas yang tinggi guna
mendapatkan sebuah kepuasan tertentu. Diketahui renang sebagai salah satu bentuk olahraga
aerobik yang memberikan pengaruh positif terhadap fungsi paru dan efek perlindungan
terhadap paru 2 karena tingginya jumlah kelembaban pada udara yang dihirup pada air,
sehingga terjadi pengurangan kehilangan cairan pada pernafasan dan osmolaritas dari mukosa
saluran pernapasan (Ellis, 2011).
Melakukan olahraga renang secara teratur, secara tidak langsung telah berulang kali
melatih otot-otot pernafasan sehingga akan meningkatkan kemampuan dan daya tahan otot-
otot pernafasan (Rosetya, 2011). Selain itu posisi tubuh horizontal ketika berenang juga
mempunyai peran untuk meluruskan saluran pernafasan sehingga dapat menghasilkan lebih
sedikit resistensi saluran pernafasan dibandingkan dengan olahraga lain (Bernard, 2010).
Pada kegiatan renang, terjadi peningkatan kemampuan konsumsi oksigen melalui
pemanfaatan volume cadangan inspirasi dan ekspirasi serta alveoli yang sebelumnya tidak
terlibat dalam proses respirasi normal diaktifkan kembali. Perubahan pada sistem respirasi
akan terjadi dalam jangka lama sebagai bentuk adaptasi terhadap proses latihan yang
dilakukan secara teratur. Pada pemeriksaan penunjang faal paru, spirometer merupakan

4
pemeriksaan gold standar. Bila spirometer tidak tersedia dapat digunakan peak flow meter
(Maranatha, 2004).
Peak flow meter merupakan alat tes fungsi paru yang umum digunakan serta berguna
untuk mengetahui volume paru, kapasitas paru dan kecepatan ekspirasi maksimal, dinyatakan
dalam liter per menit (L/menit). Cara yang digunakan dalam sistem ini adalah dengan
mengukur kecepatan volume udara pernapasan yang dihembuskan pasien (ekspirasi). Pada
fase ekspirasi, otot-otot mengangkat diafragma dan menarik rongga dada untuk
mengeluarkan udara dari paru. Untuk mengetahui 3 bagaimana volume dan kapasitas vital
paru dalam menerima maupun mengeluarkan udara pernafasan dapat dilihat melalui proses
ventilasi (Muttaqin, 2008).
Di dalam Islam telah diperjelas tentang Ilmu Fisiologi Respirasi yakni, "Segala
sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda
gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya,
melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang” (HR. An-Nasa’i). Renang
merupakan olahraga yang paling menyehatkan, sebab hampir semua otot tubuh bergerak dan
berkembang dengan mengkoordinasikan kekuatan setiap perenang. Dengan demikian penulis
mengajukan judul “Pengaruh Latihan Pernafasan Diafragma Terhadap Arus Puncak Ekspirasi
Pada Anak Yang Mempunyai Hobi Renang Usia 9-15 Tahun.

B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh latihan pernapasan diafragma terhadap arus puncak ekspirasi
pada anak yang mempunyai hobi renang usia 9-15 tahun.

C. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui pengaruh latihan pernapasan diafragma terhadap arus puncak
ekspirasi pada anak yang mempunyai hobi renang usia 9-15 tahun.

5
BAB II
ISI

Anatomi Fisiologi Sistem Respirasi Manusia


A. Pengertian Sistem Pernapasan Manusia
Respirasi atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida(CO2)
antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil Oksigen yang akandigunakan
dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria seluntuk
menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, pernapasan juga
dapat di artikan sebagai proses untuk menghasilkan energi. Pernapasandibagi menjadi 2
macam, yaitu:
1. Pernapasan Eksternal (luar) yaitu proses bernapas atau pengambilan Oksigendan
pengeluaran Karbondioksida serta uap air antara organisme danlingkungannya.
2. Pernapasan Internal (dalam) atau respirasi sel terjadi di dalam sel yaitusitoplasma dan
mitokondria.Sistem pernapasan terdiri atas saluran atau organ yang berhubungan
dengan pernapasan. Oksigen dari udara diambil dan dimasukan ke darah, kemudian di 
angkutke jaringan. Karbondioksida (CO2) di angkut oleh darah dari jaringan tubuh ke
paru- paru dan dihembuskan ke luar udara.

B. Fungsi Sistem Pernapasan


Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk memungkinkan pengambilan oksigendari
udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari darah keudara
bebas.Meskipun fungsi utama sistem pernapasan adalah pertukaran oksigen dankarbon
dioksida, masih ada fungsi-fungsi tambahan lain yaitu:
 
1. Tempat menghasilkan suara.
2. Untuk meniup (balon, kopi/the panas, tangan, alat musik dan lain sebagainya)
3. Tertawa..
4. Menangis.
5. Bersin.
6. Batuk.
7. Homeostatis (pH darah)

6
C. Obat pada saluran pernafasan

• Nasal Decongestan

– Systemic, direct & indirect adrenergic agonist

• pseudoephedrine

– Topical, alfa-agonist

• Oxymetazoline, naphazoline, phenilephrine

• Antihistamins : CTM (Chlor Tyramin Maleat)

• Antitusive

– Central

• Opiate : codein, noscapine, dextromethorphan

• Nonopiate : carbetapentane, caramiphen

– Peripher : benzonatate

• Expectorant : gliseril guaiacolate

• Mucolytic :

a) Dekongestan sistemik Pseudoefedrin

• Vasokonstriksi pembuluh darah mukosa menurunkan kongesti hidung

• KI : hipertensi, pasca infark miokard, hipertiroid

b) Dekongestan topikal

Oksimetazolin, nafazoline, fenilefrin

• Vasokonstriksi pembuluh darah mukosa menurunkan peradangan dan sumbatan pada


hidung

• Efek samping

– Rebound congestion

– Irregular heartbeat

– Headeache

7
– Dizzines

– Tremor

c) Antihistamin

CTM

• Mencegah histamin bekerja pada reseptor H-1

• Mencegah stimulasi refleks bersin

• Efek antimuskarinik menurunkan sekresi lendir dan meningkatkan dilatasi bronkus

• Efek samping:

– Paralisis gerakan cilia

– Efek antikolinergik

– Sedasi

1. Antitusif
a) Kodein

• Menekan batuk, analgesik

• Kelemahan:

– Rasa pahit

– Mual & muntah

– Menurunkan peristalsis Îkonstipasi

– Adiktif, euforia

– Sebabkan pelepasan histamin

– Overdosis: depresi nafas

b) Noskapin, dekstrometorfan

• Menekan batuk, tidak adiktif, kurang menurunkan peristalsis

8
• Kelemahan:

– Tidak seefektif kodein

– Sebabkan pelepasan histamin

– Overdosis: efek halusinasi

c) Carbetapentane, caramiphen, chlorphedianol

• Dosis kecil pada pediatrik yang dikontraindikasikan menggunakan opiat

• Kelemahan:

– Efek antikolinergik

d) Benzonatate

• Menurunkan sensitivitas reseptor batuk perifer

• Kelemahan:

– Confusion

– Reaksi hipersensitifitas

– Konvulsi

e) Ekspektoran

Gliseril Guaiacolate

• Merangsang iritan-reseptor di lambung, sebabkan stimulasi parasimpatik pada saluran cerna


dan saluran nafas

• Sebabkan sekresi mukus yang encer

• Meningkatkan gerak cilia

• Kelemahan : gangguan gastrointestinal penggunaan pada anak

• Obat lain:

– Saponin (radix polygalae, radix primulae)

– Obat Emetik (radix ipekak, emetin)

– Amonium klorida, Kalium iodida

9
– Minyak atsiri (menthol, eukaliptus, thymi,

f) Mukolitik

Bromheksin & metabolitnya (ambroksol)

• Menguraikan mukus: meningkatkan hidrolisis lisosoma & stimulasi kelenjar mukus

• Ambroksol merangsang produksi surfaktan, menurunkan tegangan permukaan sehingga


adesi mukus pada bronkus menurun

• Asetil sistein :

– Menguraikan mukus: memutus ikatan disulfida protein

• Karbosistein:

– Bekerja intrasel : pembentukan lendir encer

2. Obat-obat penyebab kelainan saluran nafas

• Batuk : ACEi (kaptopril dll)

• Serangan asma:

– Reaksi anafilaksis obat

– Beta antagonis / simpatolitik

– Kolinomimetik (pilokarpin, piridostigmin)

– Salisilat

– Pentamidine nebulized

– Propafenone

– Prostaglandine f-2a

– Tartrazine

• Acute pulmonary oedema / adult respiratory distress syndrome

– Beta agonis iv

– Cytosine arabinoside

– HCT

10
– Nalokson

– Analgesik narkotik

– Salisilat

– Trombolitik

• Emboli pulmonal

– Kontrasepsi oral

• Lupus like syndrome

– Hidralazine

– Fenitoin

– Prokainamide

• Interstitial pneumonia & fibrosis

– Amiodarone

– Obat sitotoksik / imunosupresif

• Depresi nafas

– Alkolhol

– Antidepresan

– Antihistamin

– Analgesik narkotik

– Hipnotik sedatif (barbiturat & benzodiazepine)

• Efusi pleura & fibrosis

– Bromokriptin

– Dantrolene

– Methotrexate

– Metisergid

11
• Infiltrasi akut & eosinofilia

– Nitrofurantoin

• Infiltrasi eosinofil kronik

– Aspirin - Naproksen

– Bleomisin - Penicillamine

– Carbamazepine - Penisilin

– Chlorpromazine (CPZ) - Fenitoin

– Garam emas - Procarbazine

– Imipramine - Sulfasalazine

– Methotrexate - Sulfonamide

– Asam Nalidiksat – Tetrasikli.

D. Obat-obatan

Obat yang biasanya digunakan untuk meredakan gejala PPOK adalah obat hirup (inhaler)
berupa:

 Bronkodilator, seperti salbutamol, salmeterol dan terbutaline


 Kortikosteroid, seperti fluticasone dan budesonide

Tergantung pada kondisi pasien, dokter dapat meresepkan obat-obatan di atas sebagai
obat tunggal atau obat kombinasi. Jika obat hirup belum dapat meredakan gejala PPOK,
dokter akan meresepkan obat minum berupa kapsul atau tablet. Obat yang dapat diberikan
antara lain:

 Teofilin, untuk mengurangi pembengkakan di saluran napas


 Mukolitik, untuk mengencerkan dahak atau lendir
 Penghambat enzim fosfodiesterase-4, untuk melegakan saluran napas
 Kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan saluran pernapasan
 Antibiotik, jika terjadi tanda-tanda infeksi paru

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi yang sudah disampaikan pembaca dapat memahami tentang Respirasi
atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida(CO2)
antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk
memungkinkan pengambilan oksigendari udara kedalam darah dan memungkinkan
karbon dioksida terlepas dari darah keudara bebas. Dan pembaca juga dapat
memahami nama dan jenis-jenis obat respirasi

B. Saran
Setelah kita belajar tentang obat yang berkerja pada system pernafasan semoga ilmu
yang kita dapatkan bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang sekitar.

Daftar Pustaka
https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-pernapasan-pada-manusia
https://www.alodokter.com/penyakit-paru-obstruktif-kronis

13

Anda mungkin juga menyukai