Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan terima kasih kepada ibu Nisma, M.kes selaku dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................14
B. Keritik dan Saran ........................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Untuk mengetahui tingkat kesehatan seseorang dilihat dari beberapa aspek,
salah satunya adalah dari kinerja alat pernafasan. Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa
menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O₂) ke dalam tubuh serta
menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO₂) sebagai sisa dari
oksidasi keluar tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut
ekspirasi. Sistem pernafasan tersusun atas saluran pernafasan dan paru-paru sebagai tempat
pertukaran udara pernapasan. Pernafasan merupakan proses untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang diperlukan dalam mengubah sumber energi menjadi energi, serta membuang
CO₂ sebagai sisa metabolisme.
Dalam proses respirasi, paruparu merupakan organ dalam sistem pernafasan yang
berfungsi menukar oksigen dalam sistem karbondioksida dari darah dengan bantuan
haemoglobin (Mulia, 2005). Hobi renang adalah kegiatan renang yang dilakukan pada waktu
luang untuk menenangkan pikiran dan merupakan sebuah kegemaran atau sebuah kebiasaan
untuk melakukan kegiatan berenang yang dilakukan dengan intensitas yang tinggi guna
mendapatkan sebuah kepuasan tertentu. Diketahui renang sebagai salah satu bentuk olahraga
aerobik yang memberikan pengaruh positif terhadap fungsi paru dan efek perlindungan
terhadap paru 2 karena tingginya jumlah kelembaban pada udara yang dihirup pada air,
sehingga terjadi pengurangan kehilangan cairan pada pernafasan dan osmolaritas dari mukosa
saluran pernapasan (Ellis, 2011).
Melakukan olahraga renang secara teratur, secara tidak langsung telah berulang kali
melatih otot-otot pernafasan sehingga akan meningkatkan kemampuan dan daya tahan otot-
otot pernafasan (Rosetya, 2011). Selain itu posisi tubuh horizontal ketika berenang juga
mempunyai peran untuk meluruskan saluran pernafasan sehingga dapat menghasilkan lebih
sedikit resistensi saluran pernafasan dibandingkan dengan olahraga lain (Bernard, 2010).
Pada kegiatan renang, terjadi peningkatan kemampuan konsumsi oksigen melalui
pemanfaatan volume cadangan inspirasi dan ekspirasi serta alveoli yang sebelumnya tidak
terlibat dalam proses respirasi normal diaktifkan kembali. Perubahan pada sistem respirasi
akan terjadi dalam jangka lama sebagai bentuk adaptasi terhadap proses latihan yang
dilakukan secara teratur. Pada pemeriksaan penunjang faal paru, spirometer merupakan
4
pemeriksaan gold standar. Bila spirometer tidak tersedia dapat digunakan peak flow meter
(Maranatha, 2004).
Peak flow meter merupakan alat tes fungsi paru yang umum digunakan serta berguna
untuk mengetahui volume paru, kapasitas paru dan kecepatan ekspirasi maksimal, dinyatakan
dalam liter per menit (L/menit). Cara yang digunakan dalam sistem ini adalah dengan
mengukur kecepatan volume udara pernapasan yang dihembuskan pasien (ekspirasi). Pada
fase ekspirasi, otot-otot mengangkat diafragma dan menarik rongga dada untuk
mengeluarkan udara dari paru. Untuk mengetahui 3 bagaimana volume dan kapasitas vital
paru dalam menerima maupun mengeluarkan udara pernafasan dapat dilihat melalui proses
ventilasi (Muttaqin, 2008).
Di dalam Islam telah diperjelas tentang Ilmu Fisiologi Respirasi yakni, "Segala
sesuatu yang di dalamnya tidak mengandung dzikrullah merupakan perbuatan sia-sia, senda
gurau, dan permainan, kecuali empat (perkara), yaitu senda gurau suami dengan istrinya,
melatih kuda, berlatih memanah, dan mengajarkan renang” (HR. An-Nasa’i). Renang
merupakan olahraga yang paling menyehatkan, sebab hampir semua otot tubuh bergerak dan
berkembang dengan mengkoordinasikan kekuatan setiap perenang. Dengan demikian penulis
mengajukan judul “Pengaruh Latihan Pernafasan Diafragma Terhadap Arus Puncak Ekspirasi
Pada Anak Yang Mempunyai Hobi Renang Usia 9-15 Tahun.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh latihan pernapasan diafragma terhadap arus puncak ekspirasi
pada anak yang mempunyai hobi renang usia 9-15 tahun.
C. Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui pengaruh latihan pernapasan diafragma terhadap arus puncak
ekspirasi pada anak yang mempunyai hobi renang usia 9-15 tahun.
5
BAB II
ISI
6
C. Obat pada saluran pernafasan
• Nasal Decongestan
• pseudoephedrine
– Topical, alfa-agonist
• Antitusive
– Central
– Peripher : benzonatate
• Mucolytic :
b) Dekongestan topikal
• Efek samping
– Rebound congestion
– Irregular heartbeat
– Headeache
7
– Dizzines
– Tremor
c) Antihistamin
CTM
• Efek samping:
– Efek antikolinergik
– Sedasi
1. Antitusif
a) Kodein
• Kelemahan:
– Rasa pahit
– Adiktif, euforia
b) Noskapin, dekstrometorfan
8
• Kelemahan:
• Kelemahan:
– Efek antikolinergik
d) Benzonatate
• Kelemahan:
– Confusion
– Reaksi hipersensitifitas
– Konvulsi
e) Ekspektoran
Gliseril Guaiacolate
• Obat lain:
9
– Minyak atsiri (menthol, eukaliptus, thymi,
f) Mukolitik
• Asetil sistein :
• Karbosistein:
• Serangan asma:
– Salisilat
– Pentamidine nebulized
– Propafenone
– Prostaglandine f-2a
– Tartrazine
– Beta agonis iv
– Cytosine arabinoside
– HCT
10
– Nalokson
– Analgesik narkotik
– Salisilat
– Trombolitik
• Emboli pulmonal
– Kontrasepsi oral
– Hidralazine
– Fenitoin
– Prokainamide
– Amiodarone
• Depresi nafas
– Alkolhol
– Antidepresan
– Antihistamin
– Analgesik narkotik
– Bromokriptin
– Dantrolene
– Methotrexate
– Metisergid
11
• Infiltrasi akut & eosinofilia
– Nitrofurantoin
– Aspirin - Naproksen
– Bleomisin - Penicillamine
– Carbamazepine - Penisilin
– Imipramine - Sulfasalazine
– Methotrexate - Sulfonamide
D. Obat-obatan
Obat yang biasanya digunakan untuk meredakan gejala PPOK adalah obat hirup (inhaler)
berupa:
Tergantung pada kondisi pasien, dokter dapat meresepkan obat-obatan di atas sebagai
obat tunggal atau obat kombinasi. Jika obat hirup belum dapat meredakan gejala PPOK,
dokter akan meresepkan obat minum berupa kapsul atau tablet. Obat yang dapat diberikan
antara lain:
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari materi yang sudah disampaikan pembaca dapat memahami tentang Respirasi
atau pernapasan merupakan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida(CO2)
antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk
memungkinkan pengambilan oksigendari udara kedalam darah dan memungkinkan
karbon dioksida terlepas dari darah keudara bebas. Dan pembaca juga dapat
memahami nama dan jenis-jenis obat respirasi
B. Saran
Setelah kita belajar tentang obat yang berkerja pada system pernafasan semoga ilmu
yang kita dapatkan bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan orang sekitar.
Daftar Pustaka
https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-pernapasan-pada-manusia
https://www.alodokter.com/penyakit-paru-obstruktif-kronis
13