Anda di halaman 1dari 6

PENDUDUK DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian


yang diampu oleh Endang, SE, MM

Oleh:

Nama : Kiki Indah Setiya Ningrum


NIM : 19.60201.1.061

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BOJONEGORO
2021
I. IDENTITAS
Judul Artikel : Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi
Jurnal : Pengaruh Struktur Umur Penduduk terhadap Pertmbuhan Ekonomi di
Indonesia
Download :https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengaruh+struktur+umur+penduduk+terhada
p+pertumbuhan+ekonomi+di+Indonesia&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DuCGuvDL-B-QJ
Volume, No & Hal : 21, 1 Januari 2021 & 41-58.
Tahun : 2021
Nama Penulis : Endah Kurniawati & Catur Sugiyanto
Tujuan Penulis : Mengkaji pengaruh transisi struktur penduduk terhadap pertumbuhan
ekonomi menggunakan data panel dari 33 provinsi di Indonesia dari
tahun 2000 hingga 2015. Indonesia tengah memasuki masa transisi
penduduk yang berakibat pada meningkatnya penduduk usia kerja dan
menurunnya rasio ketergantungan. Kelompok usia kerja utama
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan
kelompok usia paruh baya berpengaruh negatif. Selanjutnya
pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan
ekonomi. Pengaruh kepadatan penduduk terhadap pertumbuhan
ekonomi sangat kecil. Tidak ada perbedaan rata-rata pertumbuhan
ekonomi antar pulau di Indonesia kecuali Pulau Sulawesi yang memiliki
rata-rata pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan dengan Pulau
Jawa. (Kurniawati & Sugiyanto, 2021)

II. ASPEK ONTOLOGIS (Keberadaan Masalah)


Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,
India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan potensi yang
harus dimanfaatkan untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Selama
sepuluh tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,6 persen di saat beberapa
negara mengalami perlambatan akibat adanya krisis fifinansial. Akan tetapi, sejak tahun
2010,pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan. Jumlah penduduk usia kerjadi
Indonesia cenderung mengalami peningkatan, yaitu sebesar 66,45 persen pada tahun 2010
menjadi 67,40 persen pada tahun 2016. Peningkatan penduduk usia kerja tersebut belum
mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi, walaupun distribusi Produk
Domestik Bruto (PDB) menurut pengeluaran di Indonesia didominasi oleh konsumsi rumah
tangga, yaitu antara 63,15 persen di tahun 2001 menjadi 57,66 persen di tahun 2016.
Saat ini Indonesia tengah memasuki masa transisi demografi. Transisi demografi ditandai
dengan penurunan tingkat kelahiran dan kematian. Angka fertilitas total (total fertility
rate/TFR) Indonesia menurun dari 5,61 anak per perempuan menurut Sensus Penduduk (SP)
1971 menjadi 2,28 anak per perempuan menurut Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
2015. Sementara itu, angka kematian bayi menurun dari 47 per 1.000 kelahiran hidup pada
Sensus Penduduk 2000 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada SUPAS 2005, 26 per 1.000
kelahiran hidup pada SP 2000, dan 22 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada SUPAS
2015. Penurunan tingkat kelahiran dan kematian ini menyebabkan adanya perubahan struktur
umur penduduk.
Berdasarkan komposisi penduduknya, penduduk Indonesia pada tahun 2015 berbentuk
konstruktif, yang berarti sebagian besar penduduk berada pada kelompok umur produktif yang
ditandai dengan bentuk piramida penduduk yang cembung di bagian tengah. Dalam kondisi
ini, penduduk usia kerja akan mengalami peningkatan sehingga menurunkan rasio
ketergantungan umur. Menurut hasil SUPAS 2015, rasio ketergantungan umur penduduk usia
tidak produktif dengan penduduk usia produktif adalah sebesar 49,2, yang berarti dari setiap
100 penduduk usia produktif (15–64 tahun) terdapat sekitar 49 penduduk usia tidak produktif
(kurang dari 15 tahun dan 65 tahun ke atas). Angka ini mengalami penurunan dibandingkan
hasil SP 2000 sebesar 53,76 dan hasil SP 2010 sebesar 51,33. Kondisi peningkatan penduduk
usia kerja dan penurunan rasio ketergantungan penduduk disebut sebagai bonus demografifi
atau windows of opportunity. Bonus demografifi di Indonesia ini telah dimulai sejak 1980-an
sebagai dampak dari penurunan tingkat kelahiran dan kematian karena adanya program
Keluarga Berencana (Adioetomo, 2016) dan akan mencapai puncaknya pada tahun 2020.
Berdasarkan banyaknya penelitian terdahulu, penelitian tentang struktur umur demografifi
di Indonesia masih sangat terbatas, khususnya yang membagi struktur umur ke dalam
kelompok. Padahal, perbedaan struktur umur penduduk akan memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan setiap struktur umur
mempunyai perilaku yang berbeda dalam perekonomian. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian
tentang pengaruh struktur umur penduduk di Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi dan
mempelajari kelompok umur mana yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh kelompok umur ini perlu dilihat untuk menetapkan kebijakan yang akan diambil
dalam menghadapi bonus demografifi. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba meneliti
pengaruh struktur umur demografifi yang diklasififikasikan dalam empat kategori, yaitu
penduduk umur dewasa muda, penduduk umur kerja utama, penduduk umur paruh baya, dan
penduduk umur tua terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

III. EPISTEMOLOGI (Metodologi)


Penelitian tentang pengaruh struktur umur penduduk dan perubahan struktur demografi
sudahbanyak dilakukan, baik di dalam maupun luar negeri.Penelitian yang telah dilakukan
sebagian besar menggunakan data panel, tetapi ada juga yang menggunakan data time series
dan cross section. Teknik analisis yang digunakan juga hampir sama,yaitu regresi data panel
dan regresi variabel instrumental. Lindh & Malmberg (1999,2009) menemukan bahwa
perubahan struktur umur berpengaruh terhadap pola pertumbuhan PDB per pekerja
(produktivitas per tenaga kerja) di negara-negara Organisation for Economic Co-operation and
Development (OECD). Penduduk kelompok umur 50–64 tahun berpengaruh positif dan
penduduk kelompok umur di atas 65 tahun berkontribusi negatif, sedangkan kelompok usia
muda memiliki pengaruh yang ambigu. Penelitian ini dilakukan menggunakan kerangka model
pertumbuhan neoklasik Solow-Swan dengan metode analisis regresi data panel. Negara-negara
OECD dan lima belas negara Uni Eropa periode 1950–1990 digunakan sebagai subjek dalam
penelitian ini.

Desain penelitian

Struktur umur yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada penelitian Lindh &
Malmberg (1999) yang mengasumsikan bahwa setiap kelompok umur mempunyai perilaku
yang berbeda dalam memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kelompok struktur umur dibedakan
menjadi empat fase penting dalam siklus kehidupan orang dewasa sesuai teori hipotesis siklus
kehidupan oleh Modigliani (1986), yaitu umur dewasa muda, umur kerja utama, umur paruh
baya, dan umur tua. Kelompok umur penduduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah
15–29 tahun, 30–49 tahun, 50–64 tahun, dan 65 tahun ke atas.
Kelompok usia muda (0–14 tahun) tidak dimasukkan dalam penelitian ini untuk menghindari
tingkat kolinieritas yang tinggi di antara variabel kelompok umur.
Selain melihat hubungan variabel utama, yaitu kelompok struktur umur, penelitian ini juga
menggunakan variabel kontrol yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Variabel kontrol
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan penduduk, rasio investasi terhadap
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), kepadatan penduduk, keterbukaan perdagangan,
harapan hidup saat lahir, dan lama sekolah rata-rata.Variabel kontrol tersebut mengacu pada
penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan, seperti Bloom &Williamson (1998), Bloom &
Finlay. (2009), Wei & Hao (2010), dan Liu & Hu (2013).
Pertumbuhan penduduk yang digunakan dalampenelitian ini adalah pertumbuhan penduduk
selama lima tahun dari setiap periodenya dengan menggunakan rumus pertumbuhan penduduk
geometrik. Pertumbuhan penduduk dihitung setiap lima tahun sekali. Penghitungan
pertumbuhan dilakukan menggunakan rumus laju pertumbuhan penduduk geometrik.
Kepadatan penduduk yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepadatan penduduk kasar
(crude population density), yaitu menunjukkan banyaknya jumlah penduduk untuk setiap
kilometer persegi luas wilayah.
Penelitian ini juga menggunakan variabel dummy geografi, yaitu pulau besar di Indonesia,
yaitu Sumatra, Bali-Nusa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Papua, sedangkan Pulau Jawa
dijadikan sebagai dasar. Untuk melihat perbedaan antarperiode, penelitian ini menggunakan
variabel dummy waktu antarperiode yang diinteraksikan dengan kelompok umur kerja utama.
Tujuannya adalah untuk mempelajari perbedaan pengaruh perubahan kelompok umur tersebut
dalam memengaruhi pertumbuhan ekonomi pada setiap periode.
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan
Koordinasi Penananam Modal (BKPM), baik dari publikasi yang diterbitkan maupun dari
laman situs resminya. Data PDRB per kapita setiap provinsi diperoleh dari laman situs resmi
BPS, sedangkan data penduduk menurut kelompok umur dihimpun dari berbagai publikasi
penduduk seperti publikasi Proyeksi Penduduk tahun 2000–2010, 2005–2015, dan 2010–2035.
Data-data yang digunakan adalah data investasi menurut provinsi dihimpun dari laman situs
resmi BKPM; data kepadatan penduduk diambil dari publikasi Statistik Indonesia; data ekspor
dan impor dihimpun dari publikasi Statistik Perdagangan Luar Negeri dan data angka harapan
hidup dan rata-rata lama sekolah dihitung dari laman situs IPM dan publikasi Indikator
Kesejahteraan Rakyat.

IV. AKSIOLOGI (Kegunaan)


Penelitian ini menyimpulkan bahwa dampak dari penuaan populasi pada potensi
pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan dengan baik melalui efek tenaga kerja dan perubahan
perilaku tabungan nasional. Dalam hal ini, diperkirakan bahwa peningkatan proporsi
penduduk tua dalam dua dekade ke depan akan menghambat potensi pertumbuhan ekonomi,
dengan potensi kerugian sekitar 0,5–0,7 persen per tahun.Berdasarkan hasil dari temuan
penelitian ini, dinyatakan bahwa tantangan demografi di Indonesia jugatidak dapat dipisahkan
dari masalah peningkatan kualitas hidup yang lebih tinggi dan mendorongkeseimbangan
antara populasi dinamika, sumber daya alam, dan pembangunan sosio-ekonomi.
Untuk Indonesia, penelitian mengenai struktur umur dan pertumbuhan ekonomi telah
dilakukan oleh Goeltom & Juhro (2013) dan E_endi (2016). E_endi (2016) meneliti tentang
hubungan rasio ketergantungan penduduk dengan pendapatan perkapita dan mendekomposisi
pendapatan per kapita menjadi tiga komponen, yaitu produktivitas tenaga kerja, tingkat
partisipasi angkatan kerja, dan rasio penduduk usia kerja. Penelitian ini menggunakan data
panel dari 33 provinsi periode 2010–2014 yang diestimasi dengan metode analisis Least
Square Dummy Variable. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan
signifikan antara rasio ketergantungan penduduk dengan pendapatan per kapita. Selain itu,
hasil penelitian tersebut secara empiris menunjukkan terdapat perbedaan kondisi awal pada
setiap provinsi. Dekomposisi pendapat per kapita menunjukkan bahwa produktivitas tenaga
kerja berpengaruh dominan terhadap pendapatan per kapita.

V KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa struktur umur
penduduk memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini dilihat dari pengaruh
persentase kelompok umur terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu 2 dari 4 kelompok umur
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Persentase kelompok umur
dewasa muda (15–29 tahun) belum berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi yang
dikarenakan usia tersebut lebih didominasi oleh penduduk yang masih menempuh pendidikan
sehingga secara ekonomi belum produktif. Persentase kelompok umur yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi adalah kelompok umur kerja utama (30–49 tahun) dan
mempunyai tanda positif. Hal ini sejalan dengan hasil analisis deskriptif yang menunjukkan
bahwa kelompok umur kerja utama merupakan kelompok umur dengan rasio penduduk yang
besar dan cenderung meningkat dari masa ke masa. Kelompok umur kerja utama merupakan
kelompok penduduk dengan umur yang produktif.

VI KEKURANGAN PADA JURNAL


Penelitian ini masih memiliki keterbatasan, terutama pada periode data yang digunakan.
Periode data dalam penelitian ini tidak terlalu panjang, yaitu hanya dari tahun 2000 hingga
2015. Hal ini dikarenakan data ini merupakan data panel dari 33 provinsi sehingga data yang
cukup lengkap baru tersedia mulai dari tahun 2000. Oleh karena itu, untuk penelitian
selanjutnya yang ingin menambah rentang waktu mulai dari tahun sebelumnya dapat
menggunakan metode analisis Feasible Generalized Least Square (FGLS). Metode ini dapat
digunakan untuk mengakomodasi kondisi data panel yang tidak seimbang dan tidak lengkap.

VII SARAN
Dari kesimpulan di atas, dibuat saran-saran sebagai berikut :
1. Penduduk umur produktif perlu ditingkatkan lagi. Semakin banyak penduduk umur
produktif sangat memberi pengaruh besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2. Upaya peningkatan kualitas sumber daya penduduk umur produktif harus terus dilakukan
baik melalui jalur formal maupun non formal sehingga tercipta kualitas sumber daya manusia
yang tinggi.
3. Dengan lancarnya investasi swasta diharapkan seluruh penduduk umur produktif ikut
terlibat dalam pembangunan sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat. Penduduk
umur produktif adalah pendorong utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia
yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Kurniawati, E., & Sugiyanto, C. (2021). Pengaruh Struktur Umur Penduduk terhadap Pertumbuhan
Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Pembangunan Indonesia, 21(1), 41–58.

Lampirkan Artikel Jurnal

Anda mungkin juga menyukai