Makalah Tasfir Tarbawi Kelompok 2
Makalah Tasfir Tarbawi Kelompok 2
MUFASSIRIN AL-QUR’AN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
“Tafsir Tarbawi”
Dosen pengampu:
Abdul Ghofur S. Ag, M.A.
Disusun oleh:
Salsabila (11200110000117)
Ulya Safira (11200110000120)
Umi Fadhillah (11200110000121)
Zahra Labyba Aly (11200110000123)
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 1
DAFTAR ISI………………………………………………..………….…. 2
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………….……... 3
A. Latar Belakang………..……………………………………….….……. 3
B. Rumusan Masalah………………………………………………..…….. 3
C. Tujuan Makalah………………………………………………….…….. 3
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………….. 4
A. Pendidikan Anak………………………………………………………. 4
B. Menurut QS. Al-Isra : 23-28…………………………………….……... 4
C. Menurut QS. Luqman : 12-19………………………………….……… 14
D. Menurut QS. An-Nisa : 9………………………………………...……. 32
BAB 3 PENUTUP……………………………………………………...… 39
A. Kesimpulan……………………………………………………..…...… 39
B. Saran…………………………………………………………………… 39
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….…. 40
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan untuk anak sangatlah penting. Anak merupakan amanat bagi kedua
orang tuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari
pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja
yang disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh
dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dan akhirat, juga
setiap gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagaimana binatang
ternak, niscayaakan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh guru dan
walinya. Maka hendaklah guru dan walinya memelihara mendidik dan membina serta
mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman-teman jahat, tidak
membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewahan,
sehingga akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa.Untuk
dapat menjaga dan memelihara amanah Allah S.W.T berupa anak ini, maka setiap
orang tua harus mengupayakan agar anak-anaknya tetap dalamfitrahnya sewaktu awal
pertama kali ia diciptakan Allah S.W.T, yaitu menjadi jiwa-jiwa yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya serta tunduk pada segala ketentuan Allah dan Rasul-Nya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Konsep Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an?
C. Tujuan Makalah
Agar kita mengetahui bagaimana Konsep Mendidik Anak dalam Al-Qur’an menurut
para Mufassirin.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PENDIDIKAN ANAK
Menurut Imam Al-Gozali pendidikan anak merupakan sesuatu yang urgen untuk
diperhatikan, karena anak terlahir dengan memiliki potensi yang perlu untuk
ditumbuh kembangkan dan anak merupakan bagian terpenting dari seluruh proses
pertumbuhan manusia. Berkualitas atau tidaknya ia dimasa dewasa sangat dipengaruhi
oleh proses pengasuhan dan pendidikan yang diterima di masa kanak-kanaknya. Oleh
karena itu pendidikan anak berarti perencanaan peradaban dan kemajuan bangsa.
Sehingga tanpa pendidikan anak sesungguhnya tidak akan pernah ada peradaban dan
kemajuan bangsa.
Al-Ghazali memiliki konsep pendidikan anak yang holistik yaitu mencakup aspek
spiritual, moral, sosial, kognitif dan fisik. Tujuan pendidikannya pun tidak terbatas
pada taqorrub ila Allah tapi juga pengembangan potensi jasmani dan rohani.
Hal itu karena Al-Ghazali memandang anak sebagai pribadi yang dilahirkan
dengan potensi-potensinya dan mempunyai kecenderungan fitrah ke arah baik dan
buruk sehingga sangat memerlukan pendidikan. Adapun materi pendidikan anak yang
ditetapkan Al-Ghazali adalah berdasarkan aspek-aspek pendidikan yang
dirumuskannya. Sedangkan metode pendidikan yang ditetapkannya adalah bervariasi
dantentunya hal itu disesuaikan dengan periodisasi anak. Adapun implikasinya
terhadap Pendidikan Agama Islam adalah hendaknya pendidikan selalu disesuaikan
dengan tahap-tahap perkembangan peserta didik seperti perkembangan kognitif dan
moralnya. Karena pendidikan merupakan proses sinergis antara pendidik, peserta
didik, metode dan materi dalam mencapai tujuan pendidikan Islam.
4
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya
atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah
engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang
baik.” (QS. Al-Isra : 23)
5
Ŗ ̧ ˴ ̧͉ϟm ̧ ̧ ˵˸ ̧Ϧ Δ ̧Ի˸ ˯ ˴ḍ ̧ ̧ﭠ䁰 Ϧ˴ḍ ̧ ḍ˴
˸̧ Ϩ̧Ϩ
“Dan jika engkau berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu
yang engkau harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang lemah lembut.”
(QS. Al-Isra : 28)
6
c. QS. Al-Isra Ayat 28
Ayat 28 turun ketika Nabi saw, atau kaum muslimin menhindar dari orang yang
meminta bantuan karena merasa malu tidak dapat memberinya. Allah swt, memberi
tuntunan yang lebih baik, agar tidak melukai hati, dan memutus silaturahmi,
melalui ayat ini yakni menghadapinya dengan menyampaikan kata-kata yang baik
serta harapan memenhi keinginan peminta dimasa datang.
7
yakni kelekatan. Karena kelekatan itulah, maka bakti yang dipersembahkan oleh
anak kepada orang tuanya, pada hakikatnya kelekatan itu bukan untuk ibu dan
bapak, tetapi untuk diri sang anak sendiri untuk mendekatkan diri kepada
kedua orang tuanya. Sedangkan makna ( ͉ ϨԻ ) di peruntukkan dalam dua
hal. Pertama: memberi nikmat kepada orang lain, kedua: perbuatan baik, karena
itu kata “ihsan” lebih luar dari sekedar memberi nikmat atau nafkah. Maknanya
bahkan lebih tinggi dan dalam dari pada kandungan makna adil, karena adil
adalah memperlakukan orang lain sama dengan perlakuannya kepada anda,
sedangkan ihsan, memperlakukannya lebih baik dari perlakuannya terhadap anda.
8
kepada anak dalam menghadapi orang tuanyapercakapan yang pantas
diucapakan kepada korang tua yakni perkataan yang baik, lemah lembut dan
penuh kebaikan serta penghormatan.
Doa kepada ibu dan bapak yang diperintahkan disini menggunakan alasan
( Ϩ˴ ϲ͉ Ϩ˸ ) dipahami oleh sementara ulama dalam arti disebabkan karena
mereka telah mendidikku waktu kecil, jika anda berkata sebagaimana, maka
rahmat yang anda mohonkan itu adalah yang kualitas dan kuantitasnya sama
9
dengan apa yang anda peroleh dari kedua orang tua anda, adapun jika anda
berkata disebabkan karena, maka limpahan rahmat yang anda mohonkan itu
anda serahkan kepada kemurahaan Allah swt. dan ini dapat melimpah jauh
lebih banyak dan besar dari pada apa yang mereka limpahkan kepada anda.
Dan sangatlah wajar dan terpuji jika kita bermohon agar keduanya memperoleh
lebih banyak dari yang kita peroleh, serta membalas budi kedua orang tua
yang telah membesarkan kita, memberi lebih banyak dari pada yang harus anda
beri, dan mengambil lebih sedikit dari yang seharusnya anda ambil.
Ayat diatas menuntun agar anak mendoakan orang tuanya. Hanya saja ulama
menegaskan bahwa doa kepada orang tua yang dianjurkan disini adalah bagi yang
muslim, baik orang tuanya masih hidup maupun telah wafat. Namun apabila ayah
dan ibu yang tidak beragama Islam telah wafat, maka terlarang bagi anak untuk
mendoakannya, Al-Quran mengingatkan bahwa ada suri tauladan yang baik bagi
kaum muslimin dari seluruh kehidupan Nabi Ibrahim as. Seperti yang firmankan
Allah dalam surat al-Mumtahanah ayat empat. Artinya: “Kecuali perkataan
Ibrahim kepada bapaknya: ”Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi
kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah”.
Firman Allah dalam surat al-Mumtahanah secara tegas Allah melarang untuk
meneladaninya, yaitu mendoakan ibu dan bapak yang sudah meninggal dalam
keadaankafir, seperti orang tua (ayahangkat) Nabi Ibrahim as. yang meninggal
dalam keadaan musyrik.
10
Kata ( ﭠϨϠ ˴ ) terambil dari kata (R˴䁓Ϡ-R ) yakni kembali. Al-awwabin adalah
orang-orang yang kembali melakukan kebaikan serta memperbaiki diri setelah
sebelumnya ia pergi menjauh dari tuntunan Allah dengan kedurhakaannya.
Sahabat Nabi saw, Ibn ‘Abbas menafsirkan kata ini dalam arti seseorang yang
ketika mengingat kesalahannya dia segera memohon ampun (bertaubat).
Thahir Ibn Asyur menulis bahwa karena tuntunan tentang berbakti kepada
orang tua dalam ayat sebelumnya harus didasari dengan keikhlasan, agar seorang
anak dapat melaksanakan tuntunan-tuntunan tersebut secara sempurna, maka
Allah menekankan bahwa dia mengetahui apa yang terbetik dihati seseorang.
Tuntunan ayat-ayat menyangkut ibu bapak yang dikemukakan sebelumnya,
mencemaskan perbuatan anak yang dilakukan terhadap ibu dan bapaknya didasari
rasa ikhlas atau hanya terpaksa. Oleh karena itu ayat ini menegaskan: Tuhan kamu
lebih mengetahui segala apa yang ada didalam hati kamu termasuk sikap dan upaya
kamu menghormati orang tua kamu.
11
Kata ( 쐨) yang bermakna Pemberian. Pemberian yang dimaksud yaitu bukan
hanya terbatas pada hal-hal materi tetapi juga immateri. Al-Qur’an secara tegas
menggunakan kata tersebut dalam konteks pemberian hikmah, seperti yang
dijelaskan diayat lain QS. al-Baqarah ayat 269. Dari sini tuntunan diatas tidak
hanya terbatas dalam bentuk bantuan materi tetapi mencakup pula immateri.
Dan mayoritas ulama menilai perintah ini sebagai anjuran, bukan
perintah wajib. Hanya Abu Hanifah yang menilai sebagai perintah wajib yang
mampu terhadap keluarga dekat.
̧Ϡḑ̣͉˵ ̧˸͉˵ R˴
Artinya: “...dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan
itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS Al-Isra’ ayat 26, 27).
Kata ( Ϡ͉˵ ) pemborosan dapat dipahami dalam arti pengeluaran yang bukan haq,
karena itu jika seseorang menafkahkan/membelanjakan semua hartanya dalam
kebaikan atau haqnya, maka ia bukanlah seorang pemboros. Seperti dalam kisah
Sayyidina Abu Bakar ra. yang menyerahkan semua hartanya kepada Nabi saw.
dalam rangka berjihad dijalan Allah. dan Sayyidina Utsman ra., membelanjakan
separuh hartanya. Dari semua harta yang diberikan kepada Rasulallah saw.
beliau tidak menilai mereka sebagai para pemboros. Sebaliknya, membasuh
wajah lebih dari tiga kali dalam berwudhu’, dinilai sebagai pemboros, walaupun
ketika itu yang bersangkutan berwudhu’ dari sungai yang mengalir. Jika
12
demikian pemboros lebih banyak berkaitan dengan (tempat) bukan dengan
kuantitas.
Ayat ini turun ketika Nabi saw, atau kaum muslimin menhindar dari orang
yang meminta bantuan karena merasa malu tidak dapat memberinya. Allah swt,
memberi tuntunan yang lebih baik, agar tidak melukai hati, dan memutus
silaturahmi, melalui ayat ini yakni menghadapinya dengan menyampaikan
kata-kata yang baik serta harapan memenhi keinginan peminta dimasa
datang. Kalimat (˵ ﭠΔ Ի˸ ˯ ˴ ) untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu, bisa
juga dipahami berkaitan dengan perintah mengucapkan kata-kata yang
mudah, sehingga ayat ini bagaikan menyatakan, katakanlah kepada mereka
ucapan yang mudah untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu.
13
C. QS. LUQMAN AYAT 12-19
1. QS. Luqman Ayat 12-19
ḍϪḍϨ̧˶ﭠḍ˴ Β̧˸Ϡ ͉ḍϧm ̧ Β̧˸Ϡ ̧Ϧ ˴ ḍm ̧ Β̧Ϝ ḍϥm Δ ̧Βḍϴ̧˴ ϥ ̧ϟ˴ ̧ﭠϨ 쐨 ̧夈ϟ˴˴
夈Ϩḍ Ի ϲḍ ﭠo ϥḍϧm ˶ ̧Ϧ ˴
“Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah
kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka
sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Luqman : 12)
14
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang
engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku
beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Luqman : 15)
15
“Dan sederhanakanlah dalam berjalan (650) dan lunakkanlah suaramu,
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman : 19)
16
tawaf menggendong ibunya untuk membawanya bertawaf. Kemudian dia bertanya
kepada nabi Muhammad Saw. “apakah aku menuanaikan haknya?” Rosulullah
menjawab, “tidak, walaupun satu tarikan nafas.”
Diriwayatkan bahwa ayat 15 ini di turunkan berhubungan dengan Sa’ad bin Abi
Waqqas, ia berkata, “Tatkala aku masuk Islam ibuku bersumpah bahwa beliau tidak
akan makan dan minum sebelum aku meninggalkan agama Islam itu. Untuk itu pada
hari pertama aku mohon agar beliau mau makan dan minum, tetapi beliau
menolaknya dan tetap dengan pendiriannya. Pada hari kedua, aku aku juga memohon
agar beliau mau makan dan minum, tetapi beliau masih tetap pada pendiriannya. Pada
hari ketiga, aku mohon kepada beliau agar mau makan dan minum, tetapi tetap
menolaknya. Oleh karena itu, aku berkata kepadanya, “Demi Allah, seandainya ibu
mempunyai seratus jiwa dan keluar satu persatu di hadapan saya sampai mati, aku
tidak akan meninggalkan agama yang aku peluk ini.” Setelah ibuku melihat keyakinan
dan kekuatan pendirianku, maka beliau pun mau makan.”
3. Biografi Luqman
Nama Luqman disebut dalam al-Qur’an hanya sekali sekaligus terabadikan dalam
al-Qur’an karena menjadi nama surat yang menjelaskan tentang pendidikan yang ia
lakukan kepada anaknya. Luqman adalah seorang penjahit baju dan ada yang
mengatakan Luqman adalah hamba sahaya dari negri habsi dan sebagai tukang kayu.
Sifat yang dimiliki Luqman adalah seorang hamba habsyi bibirnya tebal, tebal
telapak kakinya, hakim dimasa Bani Israil, suatu riwayat lain menyatakan bahwa
Luqman berkulit hitam dari negri Naubi.
Luqman adalah seorang nabi, namun ada juga yang mengatakan bahwa Luqman
seorang hakim bukanlah nabi, namun Luqman kebih tinggi dari derajat radiyaAllahu
‘anhu dan bukan seorang nabi. Masa hidup Luqman menurut ulama sekitar masa nabi
Isa dan nabi Muhammad SAW.
Menurut sejarah tentang umat-umat dan agamanya, maka bani Israil mengakui
bahwa Luqman termasuk dari golongannya. Ia hidup di masa Nabi Daud AS dan
memilih diberi hikmah dari pada kenabian. Sedangkan orang Yunani mengaku ia dari
golongannya dan memanggilnya Isyub dari desa Amartum yang dilahirkan sesudah
berdirinya kota Roma selang 200 tahun.
17
1. QS. Luqman Ayat 12
- Tafsir Ibnu Katsir
Menjelaskan ayat ini di dalam tafsirnya, bahwasannya para ulama’ ahli tafsir
berbeda pendapat tentang siapakah Luqman yang termaksud dalam ayat ini?
Apakah ia seorang nabi atau hanya seorang yang saleh tanpa di beri kenabian?
Dan pendapat yang ke dua inilah, kebanyakan di anut oleh para ulama’, bahkan
para ulama’ megatakan bahwasannya Luqman adalah seseorang yang berkulit
hitam dari Afrika, seorang haba sahaya dari Sudan.
Dikisahkan suatu ketika ia diperintah oleh majikannya menyembelih seekor
kambing, kemudian setelah di sembelihnya ia disuruh mengeluarkan dua potong
yang paling enak dimakan dari anggota kambing itu, maka diberikanlah kepada
sang majikan hati dan lidah kambing yang di sembelih iti.
Selang beberapa waktu kemudian, Luqman di suruh lagi menyembelih seekor
kambing oleh majikannya dan mengeluarkan dari kambing yang di sembelihnya
itu dua potong yang paling busuk, maka dikeluarkanlah oleh Luqman hati dan
lidah itu pula. Kemudian sang majikan menegur kepada Luqman: “aku
perintahkan kepadamu tempo hari untuk mengeluarkan yang paling baik, maka
engkau berikan kepadaku hati dan lidah, dan sekarang engkau berikan kepadaku
hati dan lidah juga, padahal aku meminta dua potong yang busuk”. Luqman
menjawab: “memang tidak ada yang lebih baik dari kedua anggota itu jika sudah
menjadi baik dan tidak ada anggota yang lebih busuk dari keduanya jika sudah
menjadi busuk.
- Tafsir Al-Maroghi
Menjelaskan ayat ini di dalam tafsirnya, bahwa setelah Allah menjelaskan
kerusakan aqidah orang-orang musyrik karena mereka telah mempersekutukan
allah dengan sesuatu hal yang tidak bisa menciptakan sesuatu yang ada di dunia
ini. Setelah dia menjelaskan orang musyrik itu orang yang dholim lagi tersesat,
kemudian dia mengiringi hal tersebut dengan penjelasan, bahwa semua
nikmat-nikmatnya yang nampak jelas di langit dan di bumi dan semua nikmatnya
yang tidak nampak seperti ilmu dan hikmah semuanya menunjukkan kepada
keesaanya. Dan sesungguhnya Allah telah memberikan hal tersebut kepada
sebagian hamba-hambanya seperti Luqman yang mana hal-hal itu telah tertanam
18
secara fitroh di dalam dirinya tanpa ada seorang nabi yang membimbingnya dan
pula tanpa ada seorang rosul yang di utus kepadanya.
Dan sesungguhnya Allah telah memberikan hikmah kepada Luqman yaitu ia
selalu bersyukur dan memuji kepadanya atas apa yang telah diberikan
kepadanya dari karunianya karena sesungguhnya hanya kepada Allah lah yang
patut untuk mendapatkan puji dan syukur itu. Di samping itu Luqman selalu
mencintai kebaikan untuk manusia serta mengarahkan semua anggota tubuhnya
sesuai dengan bakat yang diciptakkan untuknya.
Dan barang siapa bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya manfaat dari
syukur itu kembali kepada dirinya sendiri. Karena sesungguhnya Allah akan
melimpahkan kepadanya pahala yang berlimpah sebagai balasan darinya atas rasa
syukurnya dan kelak akan menyelamatkan dirinya dari adzab sebagaimana telah
di ungkapkan didalam ayat.
19
cinta kepada-Nya serta dorongan untuk memuji-Nya dengan ucapan sambil
melaksanakan apa yang di kehendaki-Nya dari penganugrahan itu.
- Tafsir Al-Maroghi
Menjelaskan di dalam tafsirnya, bahwa sesudah Allah menjelaskan bahwa
Luqman telah di beri hikmah, karena itu Luqman bersyukur kepada Allah atas
semua ni’mat yang di berikan kepadanya. Dan dia sendiri meihat pengaruhya dari
ni’mat-ni’mat itu berada di seluruh cakrawala di dalam dirinya setiap siang dan
malam hari. Selanjutnya Allah mengiringi hal itu dengan penjelasan, bahwa
Luqman menasehati anaknya untuk melakukan hal-hal tersebut. Kemudian di
tengah-tengah nasihat ini Allah Swt menyebutkan wasiat yang bersifat umum di
tunjukkan kepada semua anak. Allah Swt mewasiatkan kepada mereka supaya
memperlakukan orang-orang tua mereka dengan cara yang baik dan selalu
menjaga hak-haknya sebagai orang tua.
Ingatlah, hai Rosul yang mulia kepada nasihat Luqman terhadap anaknya,
karena ia adalah orang yang paling belas kasihan kepada anaknya dan paling
mencintainya, karenanya Luqman memerintah kepada anaknya supaya
menyembah allah semata dan melarang berbuat syirik (menyekutukan allah
dengan lainnya).
Luqman menjelaskan kepada anaknya bahwa perbuatan syirik itu merupakan
kedzaliman yang besar. Syirik itu merupakan perbuatan yang dzalim, karena
perbuatan syirik itu berarti meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Dan ia
dikatakan dosa besar, karena perbuatan itu berarti menyamakan kedudukan Allah
yang hanya Dia-lah segala ni’mat, yaitu Allah Swt. Dengan yang tidak memiliki
nikmat apa pun, yaitu berhala-berhala. Kemudian Luqman juga menjelaskan
20
kepada anaknya bahwa syirik adalah perbuatan yang paling buruk. Setelah itu
Allah Swt juga mengiringi ayat agar semua anak-anak agar berbuat baik kepada
kedua orang tuanya.
21
jangan mempersekutukan Allah untuk menekankan perlunya meninggalkan
sesuatu yang buruk sebelum melakukan yang baik.
- Tafsir Al-Maroghi
Menjelaskan ayat ini di dalam tafsirnya, bahwa kami perintahkan kepada
manusia supaya berbakti dan taat kepada kedua orang tuanya, serta memenuhi
hak-hak keduanya. Di dalam Al-Qur’an sering sekali di jelaskan taat kepada
Allah diikuti dengan bakti kepada orang tua, Selanjutnya Allah juga menyebutkan
jasa ibu secara khusus terhadap anaknya, karena sesungguhnya di dalam hal ini
terkandung masyaqqot yang sangat berat bagi pihak ibu.
Ibu telah mengandungnya, sedangkan ibu dalam keadaan lemah yang
bertambah di sebabkan makin membesarnya kandungan sehingga ia melahirkan,
kemudian sampai dengan selesai dari masa nifasnya. Dan juga Allah telah
menyebutkan lagi jasa ibu yang lain, yaitu bahwa ibu telah memperlakukannya
dengan penuh kasih sayang dan telah merawatnya dengan sebaik-baiknya
sewaktu ia tidak mampu berbuat sesuatu apapun bagi dirinya.
Dan juga menyapihnya dari persusuan sesudah ia di lahirkan dalam langka
waktu dua tahun. Selama masa itu ibu mengalami berbagai masa kerepotan dan
masyaqot dalam mengurus anak. Allah swt telah memerintahkan supaya berbuat
baik kepada kedua orang tuanya akan tetapi allah hanya menyebutkan penyebab
dari pihak ibu saja, karena ibu mengalami lebih besar; ibu telah mengandung
22
anaknya dengan susah payah, kemudian melahirkannya dan merawatnya di
malam dan siang hari.
23
kepada Allah dan kembali taat dan bertobat kepada-Nya. Jadi apabila kedua
orang tuamu menyuruhmu atau memaksamu untuk keluar dari agama islam
janganlah engkau mengikutinya sehingga kamu tetap pada agama Islam. Akan
tetapi jangan sampai kamu membenci keduanya.
- Tafsir Al-Maroghi
Menjelaskan di dalam tafsirnya menjelaskan, dan apabila kedua orang tua
memaksamu serta menekanmu untuk menyekutukan Aku dengan yang lain dalam
hal ibadah yaitu dengan hal-hal yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentang hal itu maka janganlah kamu taati apa yang diinginkan oleh keduanya.
Sekalipun keduanya menggunakan kekerasan supaya kamu mengikuti
kehendaknya, maka lawanlah keduanya dengan kekerasan juga jika keduanya
benar-benar memaksamu.
Dan pergaulilah keduanya di dalam urusan dunia dengan pergaulan yaang di
ridhai oleh agama, dan sesuai dengan watak yang mulia serta harga diri, yaitu
dengan memberi pangan dan sandang kepada keduanya, tidak boleh
memperlakukan keduanya dengan perlakuan kasar, menjenguknya apabila sakit,
serta menguburnya apabila mati.
Firman Allah fid dunya, mengisyaratkan bahwa mereka mempergauli
keduanya adalah suatu hal yang mudah. Karena sesungguhnya hal itu terjadinya
tidaklah terus menerus, sehingga tidak menjadi beban berat bagi orang yang
bersangkutan. Kemudia Allah kembali menyebutkan kelanjutan wasiat Luqman
melarang anaknya yang pembukaannya Luqman melarang anaknya berbuat
syirik.
24
kebatilan mempersekutukan Allah, dan setelah engkau mengetahui bila
menggunakan nalarmu, maka janganlah engkau mematuhi keduanya. Namun
demikian, janganlah kamu memutuskan hubungan dengannya atau tidak
menghormatinya. Tetapi, tetaplah berbakti kepada keduanya selama tidak
bertentangan dengan ajaran agamamu dan pergaulilah keduanya di dunia,yaitu
selama ia masih hidup dan dalam urusan keduniaan-bukan akidah?dengan car
pergaulan yang baik, tetapi jangan sampai hal ini mengorbankan prinsip
agamamu.
Kata ( m˴ ) mencakup segala hal yang di nilai masyarakat baik selama tidak
bertentangan dengan akidah islamiyah. Dalam konteks ini di riwayatkan bahwa
Asma’, putri Sayyidina Abu Bakar ra., pernah di datangi oleh ibunya yang ketika
itu masih musyrikah. Asma’ bertanya kepada Nabi bagaimana seharusnya ia
bersikap. Maka Rosulullah Saw, memerintahkannya untuk tetap menjalin
hubungan baik, menerima dan memberinya hadiah serta mengunjungi dan
menyambut kedatangannya.
Kewajiban menghormati dan menjalin hubungan baik dengan ibu bapak
menjadikan para ulama’ berpendapat bahwa seorang anak boleh saja membelikan
buat ibu bapaknya yang kafir dan fakir minuman keras kalau mereka terbiasa dan
senang meminumnya karena meminum-minuman keras untuk orang kafir
bukanlah sesuatu yang munkar.
- Tafsir Al-Maroghi
Menjelaskan bahwa Luqman memberikan nasehat kepada anaknya. adapun
nasehat tersebut seperti halnya berikut “Hai anakku, sesungguhnya perbuatan
baik dan perbuatan buruk itu sekalipun beratnya hanya sebiji sawi, lalu ia berada
25
di temapt yang paling tersembunyi dan paling tidak kelihatan, seperti di dalam
batu besar atau di tempat yang paling tinggi seperti di langit, atau tempat yang
paling bawah seperti di dalam bumi, niscaya hal itu akan di kemukakan oleh
Allah Swt kelak di hari kiamat. Yaitu ada hari pembalasan ketika Allah
meletakkan timbangan amal perbuatannya, apabila amalnya baik, maka
balasannya pun juga baik, dan apabila amalnya buruk, maka balasannya pun juga
buruk.
26
rukun-rukunnya, lakukanlah amar ma’ruf nahi munkar sekuat tenagamu dan
bersabarlah atas gangguan dan rintangan yang engkau hadapi selagi engkau
meaksanakan tugas amar ma’ruf nahi munkar itu.
- Tafsir Al-Maroghi
Menjelaskan bahwasannya Luqman memberikan nasehat kepada anaknya
diantaranya yaitu:
Hai anakkku, dirikanlah sholat yaikni kerjakanlah shalat dengan sempurna
sesuai dengan cara yang diridhai, karena di dalam salat itu terkandung ridha Allah,
sebab orang yang mengerjakannya berarti menghadap dan tunduk kepada-Nya.
Dan di dalam shalat juga terkandung banyak hikmah di dalamnya, yaitu dapat
mencegah orang yang bersangkutan dari perbuatan keji dan munkar. Maka
apabila sesorang menunaikan hal itu dengan sempurna, niscaya bersihlah jiwanya
dan berserah diri kepada Allah Swt, baik dalam keadaan suka maupun duka.
Sesudah Luqman memerintahkan kepada anaknya untuk menyempurnakan
dirinya demi memenuhi hak Allah yang di bebankan kepada dirinya, lalu Luqman
memerintahkan kepada anaknya supaya menyempurnakan pula terhadap orang
lain yaitu:
Dan perintahkanlah kepada orang lain supaya membersihkan dirinya sebatas
kemampuan. Masudnya supaya jiwanya menjadi suci dan demi untuk mencapai
keberuntungan.
Kemudian dan cegahlah manusia dari semua perbuatan durhaka terhadap
Allah, dan dari mengerjakan larangan-larangan-Nya yang membinasakan
pelukannya serta menjerumuskannya ke dalam adzab neraka yang apinya
menyala-nyala, yaitu neraka jahanam dan seburuk-buruk tempat kembali adalah
neraka jahanam.
Dan bersabarlah terhadapa apa yang telah menimpa kamu dari orang lain
karena kamu membela jalan Allah, yaitu ketika kamu beramar ma’ruf atau
bernahi munkar kepada mereka. Wasiat ini di mulai dengan perintah mendirikan
shalat, kemudian di akhiri dengan perintah untuk bersabar, karena sesungguhnya
kedua perkara itu sarana pokok untuk dapat meraih ridho Allah.
27
Menjelaskan Kemudian Luqman melanjutkan nasehat kepada anaknya
nasehat yang dapat mejamin kesinambungan tauhid serta kehadiran Allah Swt
dalam qolbu sang anak. Beliau berkata sambil tetap memanggil dengan panggilan
mesra. Wahai anakku sayang laksanakanlah shalat dengan sempurna syarat,
rukun, dan sunah-sunahnya. Dan di samping itu engkau memperhatikan dirimu
dan membentenginya dari kekejian dan kemungkaran, anjurakan pula orang lain
berlaku serupa. Karena itu perintahkanlah secara baik-baik siapapun yang mampu
engkau ajak mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah mereka dari kemungkaran.
Memang engkau akan mengalami banyak tantangan dan rintangan dalam
melaksanakan tuntunan allah karena itu tabah dan bersabarlah terhadap apayang
menimpamu dalam melaksanakan aneka tugasmu. Karena sesungguhnya yang
demikian itu yang sangat tinggi kedudukannya dan jauh tingkatnya dalam
kebaikan yakni shalat, amar ma’ruf dan nahi munkar, atau kesabaran termasuk
hal-hal yang di perintah Allah agar di utamakan sehingga tidak ada alasan untuk
meninggalkannya.
Nasehat Luqman di atas meyangkut hal-hal yang berkaitan dengan
amal-amal saleh yang puncaknya adalah shalat serta amal-amal kebajikan yang
tercerin dalam amar ma’ruf dan nahi munkar juga nasehat berupa perisai yang
membentengi seseorang dari kegagalan, yaitu sabar dan tabah.
Menyuruh mengerjakan ma’ruf, mengandung pesan untuk mengerjakannya
karena tidaklah wajar menyuruh sebelum diri sendiri mengerjakannya. Demikian
juga melarang kemungkaran menuntut agar yang melarang terlebih dahulu
mencegah dirinya. Hal itu yang menjadi sebab mengapa Luqman tidak
memerintahkan anaknya melaksanakan ma’ruf dan menjauhi munkar, tetapi
memerintahkan, menyuruh, dan mencegah. Di sisi lain, membiasakan anak
melaksanakan tuntunan ini menimbulkan dalam dirinya jiwa kepemimpinan serta
kepedulian sosial.
28
- Tafsir Al-Maroghi
Menjelaskan di dalam tafsirnya, Dan sesudah Luqman memberikan wasiat
kepada anaknya dengan berbagai macam hal, kemudian ia mengingatkan kepada
anaknya akan hal-hal lain di antaranya yaitu:
Janganlah kamu memalingkan muka kamu terhadap orang-orang yang kamu
berbicara dengannya, karena sombong dan meremehkannya. Akan tetapi
hadapilah mereka dengan muka yang berseri-seri dan gembira, tanpa rasa
sombong dan tinggi diri.
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan angkuh dan
menyombongkan diri, karena sesungguhnya hal itu adalah cara jalan orang?orang
yang angkara murka dan sombong, yaitu mereka yang gemar melakukan
kekejaman di muka bumi dan suka berbuat dhalim terhadap orang lain. Akan
tetapi berjalanlah dengan sikap sederhana karena sesungguhnya cara jalan yang
demikian mencerminkan rasa rendah diri, sehingga pelakunya akan sampai pada
kebaikan.
Ada suatu riwayat yang menyatakan hal tersebut. Di riwayatkan Yahya ibnu
Jabir At-Tai’y di dalam sebuah asar melalui Ghudaif ibnu Haris yang telah
menceritakan, “pada suatu hari aku duduk di majlis Abdullah ibnu Amr ibnu Ash,
kemudian aku mendengar aia mengatakan, ‘sesungguhnya kuburan itu berkata
kepada seseorang hamba apabila ia di kubur di dalamnya, ‘hai anak adam, apakah
gerangan yang membuatmu lalai kepadaku? Dan tidakkah kamu mengetahui
bahwa aku adalah rumahmu yang haq (pasti)? Hai anak Adam, apakah gerangan
yang membuatmu lalai kepada ku? Sesungguhnya kamu dahulu berjalan di
sekitar ku dengan sikap yang angkuh dan sombong!”
Kemudian Luqman menjelaskan ‘illat dari larangan itu, sebagaimana yang
disebut dalam firma-Nya.
˸ ήm Σ ή ͉ ϴϠ Σ Rϐ ϥ
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh yang merasa kagum
terhadap dirinya sendiri yang bersikap sombong terhadap orang lain”.
Adapun tafsiran ayat 18 di dalam terjemah tafsir M. Quraisy shihab di
jadikan satu dengan ayat 19 yang di paparkan oleh peneliti di ayat 19.
29
18. QS. Luqman Ayat 19
- Tafsir Ibnu Katsir
Menurut Ibnu Katsir Menjelaskan, dan hendaklah engkau berlaku sederhana
kalau berjalan, jangan terlampau cepat dan buru-buru dan jangan pula terlampau
lamban bermalas-malasan. Demikian pula bila engkau berbicara lunakkanlah
suaramu dan janganlah berteriak-teriak tanpa ada perlunya. Karena
seburuk-buruknya suara adalah suara keledai.
- Tafsir Al-Maroghi
Menjelaskan, dan berjalanlah dengan langkah yang sederhana, yakni tidak
terlalu lambat dan juga tidak terlalu cepat, akan tetapi berjalanlah dengan wajar
tanpa di buat-buat dan juga tanpa pamer menonjolkan sikap rendah diri atau sikap
tawadu’.
Sayyidah ‘Aisyah ra. Telah meriwayatkan, bahwa ia melihat seorang
laki-laki yang hampir mati karena terlau merendahkan diri. Lalu ia berkata,
“Apakah gerangan yang telah terjadi pada dirinya?” maka ada yang menjawab,
bahwa ia adalah termasuk ahli qura’ (ahli fiqih yang alim tentang kitabullah).
Maka siti ‘Aisyah ra. Menjawab, “Umar adalah pemimpin ahli qura’, dan apabila
ia berjalan langkahnya cepat dan apabila berbicara suaranya keras dan
berpengaruh, dan apabila memukul, maka sakit sekali.
Pada suatu hari Umar ra melihat seorang seakan-akan mati, lalu Umar
berkata, “Janganlah kamu membuat agama kita mati, lebih baik kamulah yang
mati. Dan suatu hari yang lainnya ia melihat seseorang yang kerjanya hanya
mengangguk-anggukkan kepalanya, maka ia berkata, “angkatlah kepalamu,
karena sesungguhnya Islam tidaklah sakit.
Kurangilah tingkat kekerasan suaramu bilamana tidak di perlukan sekali.
Karena sesunggunya sikap yang demikian itu lebih berwibawa bagi yang
melakukannya, dan lebih mudah di terima oleh jiwa pendengarannya serta
gampang untuk dimengerti.
30
didik tidak jenuh dengan satu materi, tetapi juga untuk mengisyaratkan bahwa
ajaran akidah dan akhlak merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan
.Beliau menasehati anaknya dengan berkata; dan wahai anakku, di samping
butir-butir nasihat yang lalu, janganlah juga engkau berkeras memalingkan
pipimu, yakni mukamu, dari manusia, siapapun dia di dorong oleh penghinaan
dan kesombongan. Tetapi tampilah kepada setiap orang dengan wajah berseri
penuh rendah hati. Dan apabila engkau melangkah janganlah berjalan di muka
bumi ini dengan angkuh, tetapai berjalanlah dengan lemah lembut penuh wibawa.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai, yakni tidak melimpahkan anugrah kasih
sayang-Nya kepada orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan
bersikap sederhanalah dalam berjalanmu, yaitu jangan membusungkan dada dan
jangan juga menundukkan kepala seperti halnya orang sakit. Jangan belari-lari
tergesa-gesa dan juga jangan melambat sehinggmenghabiskan waktumu. Dan
lunakkanlah suaramu sehingga tidak terdengar kasar bagaikan teriakan keledai.
Demikianlah Luqman al-Hakim mengakhiri nasehat yang mencakup
pokok-pokok tuntuan agama. Di sana ada aqidah, syari’ah, dan akhlaq, tiga unsur
ajaran agama. Di dalam tafsir tersebut juga ada akhalq terhadap Allah, terhadap
pihak lain, dan terhadap diri sendiri. Ada juga perintah moderasi yang merupakan
ciri dari segala macam kebajikan serta perintah bersabar, yang merupakan syarat
mutlaq meraih kesuksesan, duniawi, dan ukhrawi.
31
kesabran akan mengajarkan anak agar tahu bagaimana ia mengambil sikap ketika
harus mengantri dalam berbagai hal pembelajaran.
4. Pendidikan amar ma’ruf nahi munkar
Mengajarkan anak tentang perbuatan amar ma’ruf sangat dianjurkan sebab di
dalam perbuatan tersebut anak tahu perbuatan mana yang harus ia kerjakkan dan
perbuatan mana yang harus ia tinggalkan.
32
bidang tafsir al-Qur’an di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir pada tahun 1969. Pada
tahun 1982 meraih gelar doktor dibidang ilmu-ilmu al-Qur’an, ia merupakan lulusan
terbaik dan mendapat penghargaaan tingkat pertama di universitas yang sama.
Pada tahun 1992-1998, ia menjabat sebagai rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (semasa ia menjabat, masih berstatus IAIN). Kiprahnya tak terbatas dibidang
akademis, beliau juga pernah menjabat sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia
pusat (1985-1998); anggota MPR-RI (1982-1987 dan 1987-2002); dan pada tahun
1998, dipercaya menjadi Menteri Agama RI. Beliau juga dikenal sebagai penulis yang
legendaris, salah satu karya yang paling melegenda adalah kitab tafsir al-Misbah yang
digunakan penulis dalam karya ilmiah ini.
Di dalam tafsir Al-Misbah karangan M. Quraish Shihab menjelaskan tentang
QS. An-Nisa, ayat 9. Dalam tafsir Al-Misbah karangan M. QuraishShihab dijelaskan
penafsiran surat An-nisa ayat 9: ( ϦϠ ḍ͉˴ ˴̧ήϨ̧˴ ˴) Dan hendaklah orang-orang yang
memberi aneka nasihat kepada pemilik harta, agar membagikan hartanya kepada
orang lain sehingga anak-anaknya terbengkalai, hendaklah mereka membayangkan
( ̧ ˴) seandainyamerekaakan (̧ ḍ ḍ˶̧ϐϔ ̧Ϧḍ ) meninggalkan di belakang mereka, yakni
setelah kematian mereka ( ˶ ḍ˴ ΔϠ˸o) anak-anak yang lemah, karena masih kecil atau
tidak memiliki harta, ( m ϔ) yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan atau
penganiayaan atas (̧ ḍ ̧Ϩϐ䁰) mereka, yakni anak-anak yang lemah itu.Apakah jika
keadaan serupa mereka alami, mereka akan menerima nasihat-nasihat seperti yang
mereka berikan itu? Tentu saja tidak! Karena itu (̧ ḍ ̧Ϩϐ䁰 ̧ m ϔ) hendaklah mereka takut
kepada Allah, atau keadaan anak-anak mereka di masa depan. (o ϟ Ϩ̧ϐm) Oleh sebab
itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dengan mengindahkan sekuat
kemampuan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya ( 夈̧Ϡḍ夈 Ŗ ̧ ˴̧ ϟϨ̧˴˴) dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar lagi tepat.
Seperti terbaca di atas, ayat ini ditujukan kepada yang berada di sekeliling
seorang yang sakit dan diduga segera akan meninggal. Pendapat ini adalah pilihan
banyak pakar tafsir, seperti ath-Thabari, Fakhruddin Ar-Razi dan lain-lain.Ada juga
yang memahaminya sebagai ditujukan kepada mereka yang menjadi wali anak-anak
yatim, agar memperlakukan anak-anak yatim itu, seperti perlakuan yang mereka
harapkan kepada anak-anaknya yang lemah bila kelak para wali itu meninggal
dunia.Pendapat ini menurut ibn Katsir didukung pula oleh ayat berikut yang
mengandung ancaman kepada mereka yang menggunakan harta anak yatim secara
aniaya.
33
- Tafsir Sayid Qutub
Asy-Syahid Sayyid Quthb merupakan seorang ulama yang dilahirkan pada tahun
1906 di Negara Mesir. Ia berasal dari keluarga yang menitik-beratkan ajaran Islam
dan mencintai al-Qur’an dan ia telah bergelar hafizh sebelum berumur sepuluhtahun
dan memperoleh kesempatan masuk Tajhiziah Darul ‘Ulum. Tahun 1929 ia kuliah di
Darul ‘Ulum (nama lama Universitas Kairo) dan memproleh gelar sarjana muda pada
tahun 1933.
Pada tahun 1951, ia mendapat tugas belajar ke Amerika Serikat ketika ia
bekerja sebagai pengawas di sekolah Departemen Pendidikan untuk memperdalam
pengetahuannya di bidang pendidikan. Ia membagi waktu studinya antara
Wilson’sTeacher’sCollege di Washington, GreeleyCollege di Colorado, dan
StanfordUniversity di California. Hasil studi ini meluaskan wawasan pemikirannya
mengenai problem sosial yang ditimbulkan oleh paham materialisme yang gersang
akan paham ketuhanan. Ketika kembali ke Mesir, ia bergabung dengan Ikhwanul
Muslimin dan menjadi salah satu orang yang berpengaruh. Ia juga pernah memimpin
redaksi harian Ikhwanul Muslimin, akan tetapi ketika dua bulan umur
kepemimpinannya, harian itu ditutup atas perintah presiden Mesir Kolonel Gamal
Abdul Nasser karena mengancam perjanjian Mesir-Inggris 7 Juli 1954.
Sayyid Quthb merupakan seorang ulama yang keluar masuk penjara kerena
dituduh berkomplot untuk menjatuhkan pemerintah. Bahkan kitab tafsir
FiZhilalilQur’an yang digunakan penulis dalam memahami kandungan QS. asy-Syam
ini, diselesaikan di dalam penjara. Pada hari senin, 13 Jumadil Awwal 1386 H/29
Agustus 1966 M, ia dan dua orang temannya (Abdul Fatah Ismail dan Muhammad
Yusuf Hawwasy) menyambut panggilan Rabb-Nya dan syahid di tali tiang gantungan.
Dalam tafsir FiZhilalilQur’an mengatakan bahwa maksud dari surat An-Nisa ayat
9. Demikianlah sentuhan pertama menyentuh lubuk hati, hati orang-orang tua yang
amat sensitif terhadap anak-anaknya yang masih kecil-kecil. Digambarkannya anak
keturunan mereka patah sayapnya, dengan tidak ada orang yang menaruh kasih
sayang dan melindunginya. Dilukiskan demikian kepada mereka tentang anak-anak
yatim yang urusannya diserahkan kepada mereka setelah anak-anak itu kehilangan
(ditinggal) orang tuanya. Mereka sendiri tidak mengetahui kepada siapa anak-anak
mereka akan diserahkan sepeninggal mereka nanti, sebagaimana dulu urusan
anak-anak yatim itu diserahkan kepada mereka.
34
Di samping itu, dipesankan kepada mereka supaya bertakwa kepada Allah di
dalam mengurusi anak-anak kecil yang diserahkan pengurusnya oleh Allah kepada
mereka. Dengan harapan, mudah-mudahan Allah menyediakan orang yang mau
mengurusi anak-anak mereka dengan penuh ketakwaan, perhatian, dan kasih
sayang.Dipesankan juga kepada mereka supaya mengucapkan perkataan yang baik
kepada anak-anak yang mereka didik dan mereka pelihara itu, sebagaimana mereka
memelihara harta mereka.
35
Tafsir Ibn Kasir ini diterbitkan bersama (digabung) dengan Ma’alimut Tanzil,
karya Al-Bagawi juga diterbitkan secara terpisah dalam empat jilid berukuran besar.
Syaikh Ahmad Syakir menangani pula pernebitannya, sesaat menjelang wafat,
sesudah sanad-sanadnya (yang lemah) dibuang.
Menurut Ibnu Kasir di dalam kitabnya tentang surat An-Nisa ayat 9, “Dan
hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang
mereka.” Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Ayat ini
mengenai seorang laki-laki yang meninggal, kemudian seseorang mendengar bahwa
ia memberikan wasiat yang membahayakan ahli warisnya. Maka Allah
memerintahkan orang yang mendengarkan hal itu untuk bertakwa kepada Allah
dengan membimbing dan mengarahkan yang bersangkutan pada kebenaran. Maka
hendaklah ia berusaha memperhatikan ahli waris orangtersebut, sebagaimana ia
senang melakukannya kepada ahli warisnya sendiri tatkala ia takut mereka
disia-siakan. Demikianlah pendapat Mujahid dan yang lainnya.
Dalam Ash-Shahiihain ditegaskan bahwa ketika Rasulullah saw, menjenguk Sa’d
bin Abi Waqqash, ia bertanya kepada beliau ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku
memiliki banyak harta dan tidak memiliki ahli waris kecuali seorang puteri, bolehkan
aku mensedekahkan dua pertiga hartaku?” Beliau menjawab, “Tidak.” Ia bertanya,
setengah? “Beliau menjawab, “Tidak.” Dia bertanya lagi, “Bagaimana kalau
sepertiga?” Beliau pun menjawab, “Ya, sepertiga boleh. Dan sepertiga itu banyak.”
36
dan juga uskup. Ia banyakmendapat kesempatan mempelajari berbagai terjemahan
kitab suci mereka, bahkan ada beberapa yang mampu dihafalnya.
Menurut Abdullah Yusuf Ali didalam The Holly Quran tentang surat Ann-nisa
ayat 9 “ Biarlah mereka (yang membuang harta benda) memiliki ketakutan yang sama
dalam pikiran mereka seperti yang akan mereka alami sendiri jika mereka telah
meninggalkan keluarga yang tidak berdaya: Biarlah mereka takut kepada Allah, dan
mengucapkan kata-kata yang pantas (penghiburan)”.(QS. An-Nisa : 9)
37
anak-anak yatim, karena mereka sangat perasa tidak boleh tersinggung oleh perkataan
yang bernada menghina, terlebih lagi jika ibu bapaknya (yang telah tiada) disebutkan
secara jelek. Kenyataanya banyak sekali anak yatim yang terbentur dengan perlakuan
jelek dalam hal perkaataan.
Dari pemaparan di atas Allah memberi petunjuk kepada orang tua dan
orang-orang yang diwasiati (dititipi) anak-anak yatim, agar memiliki kekhawatiran
apabila di kemudian hari mereka menelantarkan anak dan tidak berdaya, sebagaimana
ia khawatir apabila hal itu terjadi kepada anak kandung mereka sendiri.
Ketidakberdayaan itu bukan hanya menyangkut soal ekonomi semata, tetapi kepada
seluruh aspek kehidupan anak. Banyak juga anak yang memiliki kedua orang tua,
tetapi mereka tidak mendapatkan kesejehteraan dari kedua orang tuanya, sehingga
anak mengalami penderitaan yang sama seperti anak yatim. Oleh karena itu setiap
orang tua bertanggung jawab terhadap mendidik anak, dan perkembangan masa depan
anak, jangan sampai termaginalisasi karena tidak memiliki pengetahuan, kemampuan
keterampilan, kesempatan, dan semua hal yang diperlakukan untuk kemajuan,
berkembang secara sehat, dan bermartabat serta diridhai Allah.
38
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan untuk anak sangatlah penting. Anak merupakan amanat bagi kedua
orang tuanya. Hatinya yang masih suci merupakan permata alami yang bersih dari
pahatan dan bentukan, dia siap diberi pahatan apapun dan condong kepada apa saja
yang disodorkan kepadanya. Jika dibiasakan dan diajarkan kebaikan dia akan tumbuh
dalam kebaikan dan berbahagialah kedua orang tuanya di dunia dan akhirat, juga
setiap gurunya. Tapi jika dibiasakan kejelekan dan dibiarkan sebagaimana binatang
ternak, niscayaakan menjadi jahat dan binasa. Dosanya pun ditanggung oleh guru dan
walinya. Maka hendaklah guru dan walinya memelihara mendidik dan membina serta
mengajarinya akhlak yang baik, menjaganya dari teman-teman jahat, tidak
membiasakannya bersenang-senang dan tidak pula menjadikannya suka kemewahan,
sehingga akan menghabiskan umurnya untuk mencari hal tersebut bila dewasa.Untuk
dapat menjaga dan memelihara amanah Allah S.W.T berupa anak ini, maka setiap
orang tua harus mengupayakan agar anak-anaknya tetap dalamfitrahnya sewaktu awal
pertama kali ia diciptakan Allah S.W.T, yaitu menjadi jiwa-jiwa yang beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya serta tunduk pada segala ketentuan Allah dan Rasul-Nya.
B. Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan. Untuk itu diperlukan kritik dan saran guna membuat makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Dan diharapkan pembaca dapat memahami materi yang kami
paparkan dalam makalah ini.
39
DAFTAR PUSTAKA
40